Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH BIOLOGI DASAR

SISTEM PERSARAFAN

Disusun Oleh Kelompok 1 :

Ayu Khoirunnisa P3.73.24.2.15.008


Dealla Nurmala P3.73.24.2.15.012
Devita Candra Sari P3.73.24.2.15.016
Nurma Amalia Ulfah P3.73.24.2.15.031
Risma Rusmalia P3.73.24.2.15.037
Yoka Varenza P3.73.24.2.15.040

Kelas I A

Pembimbing :

Mardeyanti, S.SiT, M.Kes


Nip : 197303241993022003

PRODI D-III KEBIDANAN


POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III
Jl. Arteri Jorr Jati Warna, Kec. Pondok Melati, Bekasi
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah swt atas taufik dan hidayah-Nya,

sehingga kami dapat menyelesaikan makalah biologi dasar tentang sistem persarafan.

Makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas biologi dasar.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga

makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna,

oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi

sempurnanya makalah ini.

Semoga makalah ini memberikan informasi bagi pembaca dan bermanfaat untuk

pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Bekasi, 26 September 2015

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KataPengantar ................................................................................................. i
Daftar Isi .......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 1
1.3 Tujuan .................................................................................................. 1

BAB II ISI
2.1 Anatomi dan Fisiologi Sistem Saraf .................................................... 2
2.2 Organisasi Sistem Saraf ...................................................................... 6
2.3 Mekanisme Gerak Tubuh .................................................................... 19
2.4 Sistem Persarafan Berkaitan dengan Perempuan dan Anak ................ 20
2.5 Neurotransmitter .................................................................................. 25

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ........................................................................................... 27

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 28

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem Saraf adalah suatu jaringan-jaringan yang saling terhubung satu sama lain
dengan sangat kompleks. Sistem saraf mengkoordinasi interaksi yang dilakukan antara
individu dengan lingkungan sekitar. Sistem tubuh ini sangat penting karena kebanyakan
mengatur aktivitas sistem tubuh lainnya. Berkat pengaturan saraf tersebut terjalinlah
komunikasi antara sistem tubuh sehingga tubuh dapat berfungsi dengan semestinya.
Jadi kemampuan untuk dapat memahami, belajar, dan memberi respon terhadap suatu
rangsangan merupakan hasil kerja dari sistem saraf.
Sistem saraf sangat berperan bagi manusia karena memungkinkan manusia untuk
dapat menyesuikan diri dan menanggapi perubahan-perubahan yang terjadi di
lingkungan sekitarnya.
Tubuh manusia terdiri atas organ-organ tubuh yang masing-masing memiliki
fungsi tertentu. Agar organ-organ tubuh dapat bekerja dengan baik, diperlukan sistem
yang mengatur organ tersebut. Pada manusia, pengaturan atau koordinasi tersebut salah
satunya dilakukan oleh sistem saraf. Oleh karena itu dalam makalah ini akan dibahas
tentang sistem saraf.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu anatomi dan fisiologi sistem saraf?
2. Apa saja organisasi pada sistem saraf?
3. Bagaimana mekanisme gerak tubuh?
4. Apa itu neurotransmitter?
5. Apa saja sistem persarafan yang saling berkaitan dengan perempuan dan anak?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi sistem saraf
2. Untuk mengetahui organisasi pada sistem saraf
3. Untuk mengetahui mekanisme gerak tubuh
4. Untuk mengetahui apa itu neurotransmitter
5. Untuk mengetahui sistem persarafan yang saling berkaitan dengan perempuan dan
anak
1
BAB II

ISI

2.1 Anatomi dan Fisiologi Sistem Saraf


2.1.1 Pengertian Sistem Saraf
Sistem saraf adalah serangkaian organ yang kompleks dan bersambungan
serta terdiri terutama dari jaringan saraf. Sistem saraf mengkoordinasi,
menafsirkan dan mengontrol interaksi antara individu dengan lingkungan lainnya.
Sistem tubuh yang pentng ini juga mengatur kebanyakan aktivitas system-system
tubuh lainnya, karena pengaturan saraf tersebut maka terjalin komunikasi antara
berbagai system tubuh hingga menyebabkan tubuh berfungsi sebagai unit yang
harmonis.
2.1.2 Fungsi Sistem Saraf
Sebagai alat pengatur dan pengendali alat-alat tubuh, maka sistem saraf
mempunyai 3 fungsi utama yaitu :
1. Sebagai Alat Komunikasi
Sebagai alat komunikasi antara tubuh dengan dunia luar, hal ini dilakukan oleh
alat indera, yang meliputi : mata, hidung, telinga, kulit dan lidah. Dengan
adanya alat-alat ini, maka kita akan dengan mudah mengetahui adanya
perubahan yang terjadi disekitar tubuh kita.
2. Sebagai Alat Pengendali
Sebagai pengendali atau pengatur kerja alat-alat tubuh, sehingga dapat bekerja
serasi sesuai dengan fungsinya. Dengan pengaturan oleh saraf, semua organ
tubuh akan bekerja dengan kecepatan dan ritme kerja yang akurat.
3. Sebagai Pusat Pengendali Tanggapan
Saraf merupakan pusat pengendali atau reaksi tubuh terhadap perubahan atau
reaksi tubuh terhadap perubahan keadaan sekitar. Karena saraf sebagai
pengendali atau pengatur kerja seluruh alat tubuh, maka jaringan saraf terdapat
pada seluruh pada seluruh alat-alat tubuh kita.

2
2.1.3 Struktur dan Fungsi Sel Saraf

Gambar 1 Stuktur Neuron


Source : http://belajarbiologi.com/2015/04/sel-saraf-bagian-bagian-sel-saraf.html

Neuron adalah unit fungsional sel saraf dalam sistem saraf yang terdiri dari badan
sel dan perpanjangan sitoplasma.

a) Badan sel atau perikarion


Suatu neuron yang mengendalikan metabolisme keseluruhan neuron. Badan
sel tersusun atas :
 Nukleus
Tidak memiliki sentriol dan tidak dapat bereplikasi
 Badan Nissl
Terdiri atas retikulum endoplasma kasar dan halus yang berfungsi untuk
tempat sintesis
 Neurofibril
Merupakan neurofilamen dan neurotubulus yang dapat dilihat melalui
mikroskop cahaya jika diberi pewarnaan dengan perak
b) Dendrit
Perpanjangan sitoplasma yang biasanya berganda dan pendek, serta berfungsi
untuk menghantarkan impuls ke sel tubuh.
c) Akson
Suatu prosesus tunggal, yang lebih tipis dan lebih panjang dari dendrit.
Bagian ini menghantar impuls menjauhi badan sel ke neuron lain, ke sel lain
(sel otot/kelenjar), atau ke badan sel neuron yang menjadi asal akson. Akson
terletak di salah satu ujung neuron atau saraf sel disebut akson terminal. Ini

3
adalah bagian akhir dari neuron untuk menerima impuls listrik dan juga
daerah di mana impuls diubah menjadi sinyal kimia menggunakan
neurotransmitter. Akson memiliki selubung sebagai pembungkus oleh sel
schwann. Sel schwann atau neurilema adalah salah satu sel glia utama pada
sistem saraf perifer yang berfungsi untuk membentuk selubung meylin
(selubung bagian dalam sel schwann yang langsung melapisi akson). Ada
dua jenis sel schwann yaitu yang termielinasi dan yang belum termielinasi.
Sel schwann termielinasi membungkus akson dan kemudian membentuk
selubung mielin. Selubung meylin merupakan suatu kompleks protein lemak
yang dibentuk oleh membran plasma sel-sel schwan. Serabut saraf yang
mempunyai selubung myelin dinamakan serabut myelin dan dalam sistem
saraf pusat dinamakan massa putih (substansia Alba). Serabut-serabut yang
tak bermielin terdapat pada massa kelabu (subtansia Grisea). Fungsi dari
selubung meylin adalah sebagai insulator listrik, melindungi akson dan
memberi nutrisi. Selubung meylin tidak membungkus akson secara
keseluruhan. Bagian atau titik pada akson yang tidak terbungkus selubung
meylin disebut Nodus Ranvier yang berfungsi untuk mempercepat impuls
saraf.
2.1.4 Klasifikasi Neuron
a) Berdasarkan Fungsi dan Arah transmisi Impulsnya, neuron diklasifikasi
menjadi :

Gambar 2 Klasifikasi Neuron berdasarkan fungsinya


Source : http://nabila-riyantidclovers.blogspot.co.id/2014/01/bab-3-sistem-
koordinasi-dan-alat-indera.html

4
1. Neuron sensorik(afferent) berfungsi untuk mengahantarkan impuls dari
reseptor pada kulit organ indra atau suatu organ internal ke SSP
2. Neuron motorik berfungsi menyampaikan impuls dari SSP ke Efektor
3. Inter neuron(neuron yang berhubungan) berfungsi menghubungkan
neuron sensorik dan neuron motorik atau menyampaikan informasi ke
inter neuron lainnya
b) Berdasarkan bentuknya, neuron dapat diklasifikasikan menjadi :
1. Neuron unipolar hanya mempunyai satu serabut yang dibagi menjadi
satu cabang sentral yang berfungsi sebagai satu akson dan satu cabang
perifer yang berguna sebagai satu dendrite. Jenis neuron ini merupakan
neuron-neuron sensorik saraf perifer (misalnya sel-sel ganglion
cerebrospinalis).
2. Neuron bipolar mempunya dua serabut, satu dendrite dan satu akson.
Jenis ini banyak dijumpai pada epithel olfaktorius dalam retina mata
dan dalam telinga dalam.
3. Neuron multipolar mempunyai banyak dendrite dan satu akson. Jenis
neuron ini merupakan yang paling sering dijumpai pada sistem saraf
sentral (sel saraf motoris pada cornu anterior dan lateralis medulla
spinalis, sel-sel ganglion otonom).

Gambar 3 Klasifikasi Neuron berdasarkan bentuknya


Source : http://belajarbiologi.com/2015/04/sel-saraf-bagian-bagian-sel-saraf.html

5
2.2 Organisasi Sistem Saraf
2.2.1 Sistem Saraf Pusat
Sistem saraf pusat merupakan pusat dari seluruh kendali dan regulasi pada tubuh,
baik gerakan sadar atau gerakan otonom. Dua organ utama yang menjadi
penggerak sistem saraf pusat adalah otak dan medula spinalis.

a) Otak
Otak sebagai pusat pengontrol tubuh adalah salah satu organ tubuh orang
dewasa yang terbesar, terdiri dari sekitar 100 milyar neuron. Otak manusia
mencapai 2% dari keseluruhan berat tubuh, mengonsumsi 25% oksigen, dan
menerima 1,5% curah jantung. Otak mempunyai lipatan-lipatan (fissures) guna
meningkatkan luas permukaan untuk korteks. Manusia memiliki otak lebih
besar yang harus bekerja jauh lebih keras. Lipatan-lipatan tambahan dalam otak
kita berfungsi meningkatkan luas permukaan untuk pembuluh-pembuluh darah
yang berfungsi membuang kelebihan panas dari kerja otak yang ekstra keras.
(Gerald Legg Brighton, West Sussex, Inggris)

 Selaput Otak (Meningen)


Otak manusia memiliki selaput otak (meningen) yang berfungsi melindungi
struktur saraf yang halus untuk membawa pembuluh darah dan cairan
sekresi. Selaput otak terdiri atas 3 lapisan yaitu
- Piameter
Lapisan terdalam yang halus dan tipis serta melekat erat pada otak.
Lapisan ini banyak pembuluh darah untuk mensuplai jaringan saraf
- Araknoid

6
Lapisan tengah yang terletak eksternal piameter dan mengandung sedikit
pembuluh darah
- Durameter
Lapisan terluar yang keras dan berasal dari jaringan ikat tebal dan kuat

Gambar 4 Lapisan dari Meningen


Source : https://www.academia.edu/7389342/Makalah_Sistem_Saraf_Manusia
 Cairan Cerebrospinalis (CCS)
Otak memiliki cairan cerebrospinalis yang mengelilingi ruag subaraknoid
disekitar otak dan medulla spinalis. Cairan ini mengisi ventrikel dalam otak.
 Komposisi dari CCS adalah

Source : https://www.academia.edu/7389342/Makalah_Sistem_Saraf_Manusia

 Produksi CCS
- Pleksus koroid yaitu jaringan kapilar berbentuk bunga kol yang
menonjol dari piameter kedalam dua ventrikel otak
- Sekresi oleh sel-sel ependimal yang mengitari pembuluh darah serebral
dan melapisi kanal sentral medulla spinalis
 Fungsi CCS

7
Sebagai bantalan untuk jaringan lunak otak dan medulla spinalis, sebagai
media pertukaran nutrien dan zat buangan antara darah dan otak serta
medulla spinalis
 Pembagian Otak Manusia
Otak manusia dibedakan atas tiga bagian yaitu, otak depan, otak tengah, dan
otak belakang. Pola pembagian otak tersebut tampak jelas selama
perkembangan otak pada masa embrio.
I. Otak Depan atau Prosensefalon
Otak depan atau prosensefalon terdiri atas dua
bagian utama, yaitu telensefalon dan diensefalon.
(i) Telensefalon
Merupakan bagian otak yang berkembang secara
cepat, baik ukuran maupun kompleksitasnya.
Komponen utama telensefalon adalah Cerebrum
dan Bulbus Olfaktori.
 Cerebrum atau otak besar
Merupakan bagian otak utama dan paling
berkembang. Semua informasi sensori
diterima dibagian ini. Cerebrum terdiri atas 2
belahan (kanan dan kiri) yang disebut
hemisfer serebral. Kedua belahan otak
tersebut dihubungkan oleh serangkaian saraf
yang disebut Korpus Kalosum.

Gambar 5

Gambar 6
Source
staff.uny.ac.id/sites/...St/mate
ri%20kuliah%20neurologi%2
02013.pdf
8
Pada hemisfer serebral terdapat celah dangkal yang membagi hemisfer
serebral menjadi 4 lobus. Celah dangkal hemisfer itu disebut sulkus. 4 lobus
tersebut yaitu
- Lobus ocipitalis yaitu daerah penglihatan utama, daerah asosiasi
penglihatan.
- Lobus temporalis yaitu daerah asosiasi mendengar, daerah mendengar
utama, daerah sensori berbicara atau wernickle.
- Lobus parietalis yaitu daerah asosiasi somatosensori, daerah
somatosensori utama, daerah perasa atau pengecap utama.
- Lobus frontalis yaitu daerah motor utama, daerah bicara atau broca,
daerah asosiasi depan.

Gambar 7

Selain pembagian berdasarkan lobus, permukaan otak dibagi menjadi 47 area


oleh Brodmann.

Gambar 8

Source : staff.uny.ac.id/sites/...St/materi%20kuliah%20neurologi%202013.pdf

9
Pada permukaan cerebrum terdapat lapisan tipis berupa substansi kelabu
yang menutupi hemisfer serebral. Lapisan ini disebut korteks cerebrum.
Korteks memiliki bentuk berupa lipatan-lipatan yang dapat memperbesar
luas permukaannya. Korteks mengandul lebih dari 1 miliar badan sel
saraf. Pada bagian inilah intelegnsi, ingatan, kemampuan berpikir, dan
semua kegiatan mental ataupun fisik ditentukan. Adapun area fungsional
pada korteks serebral meliputi area motorik primer, area sensorik primer,
dan area asosiasi atau sekunder.
- Area motorik primer
Terdapat area pramotorik korteks yang mengendalikan aktivitas
motorik terlatih dan berulang seperti mengetik. Area Broca adalah
area yang berhubungan dengan wicara
- Area sensorik korteks
Area sensorik primer terdapat neuron yang menerima informasi
sensorik umum yang berkaitan dengan nyeri, tekanan, suhu,
sentuhan. Area visual primer terletak dalam lobus oksipital dan
meneroma informasi dari retina mata. Area auditori primer terletak
pada tepi atas lobus temporal, dan menerima impuls saraf yang
berkaitan dengan pendengaran. Area olfakori primer terletak pada
permukaan medial lobus temporal dan berkaitan dengan penciuman.
Area pengecap primer (gustatori) terletak dalam lobus parietal dan
berkaitan dengan persepsi rasa.
- Area asosiasi
Area asosiasi frontal terletak pada lobus frontal, merupakan sisi
fungsi intelektual dan fisik yang lebih tinggi. Area asosiasi somatik
terletak dalam lobus parietal, berkaitan dengan interpretasi bentuk
dan tekstur suatu objek dan keterkaitan dengan bagian-bagian tubuh
secara posisional. Area asosiasi visual yang terletak pada lobus
oksipital dan area asosiasi auditori yang terletak dalam lobus
temporal. Berperan untuk menginterpretasi pengalaman visual dan
auditori. Area wicara wernicke terletak dalam superior lobus
temporal. Berkaitan dengan bahasa dan wicara. Bagian ini
berhubungan dengan area broca.

10
 Bulbus Olfaktori
Bulbus olfaktorius adalah struktur otak vertebrata yang memengaruhi
penciuman hewan. Semakin baik perkembangannya, semakin tajam
penciuman suatu hewan. Bulbus olfaktorius berfungsi untuk
memperbesar penciuman, memperbesar sensitivitas deteksi bau,
menyaring bau untuk mengdeteksi suatu bau.
 Sistem Limbik
Diterapkan untuk bagian otak yang terdiri dari jaringan korteks
disekeliling hilus hemisfer serebri bersama srtuktur yang letaknya
lebih dalam. Fungsi sistem limbik berpengaruh pada perilaku makan,
bersama dengan talamus mempengaruhi perilaku seksual, emosi serta
motivasi. Perubahan tekanan darah, pernafasan, hiperfagia
(meningkatnya nafsu dan asupan makan) dan komnifagia.
(ii) Diensefalon
Terdapat didepan otak tengah. Bagian otak ini terdapat talamus,
hipotalamus, kelenjar pineal, dan kelenjar pituitari.
 Talamus
Terdiri atas substansi kelabu yang dibangun oleh sejumlah badan sel,
dendrit, dan akson yang tidak berselubung meylin. Talamus
merupakan tempat penerimaan semua informasi sensori kecuali
penciuman. Informasi tersebut akan dikirim ke cerebrum. Talamus
mempengaruhi kerja cerebrum dan ikut juga meningkatkan fungsi
mental seperti ingatan dan emosi.
 Hipotalamus
Berada dibawah talamus dan berfungsi untuk mengatur berbagai
proses. Misalnya mengatur temperatur tubuh, dorongan seks,
metabolisme karbohidrat, rasa lapar, dan rasa haus serta berfungsi
untuk mengatur kelenjar pituritari
 Kelenjar pituitari
Kelenjar pituitari atau kelenjar hipofisis terletak pada dasar otak
besar. Kelenjar pituitari merupakan kelenjar utama yang
menghasilkan bermacam-macam hormon dan mengatur kegiatan

11
kelenjar lainnya. Oleh karena itu kelenjar pituitari (hipofisis) disebut
kelenjar pengendali (master of gland).
 Kelenjar Pineal
Kelenjar pineal (juga disebut badan pineal, epiphysis cerebri,
epiphysis, conarium ) adalah sebuah kelenjar endokrin pada otak
vertebrata. Ia memproduksi serotonin turunan dari melatonin, sebuah
hormon yang mempengaruhi modulasi pola bangun/tidur dan fungsi
musiman.

Gambar 9
Source : http://belajarbiologi.com/2014/05/apa-itu-kelenjar-pinealis.html

II. Otak Tengah atau Mesensefalon


Otak tengah atau mesensefalon mulanya merupakan sebuah pusat
koordinasi dari respons refleks untuk indra penglihatan. Misalnya gerak
refleks mengecilkan pupil mata ketika melewati ruang yang gelap menuju
ruang yang terang. Selama perkembangannya, otak tengah melakukan
fungsi tambahan yang berhubungan dengan indra perasa dan indra
pendengaran meskipun ukurannya tidak berubah. Bagian dasar otak
tengah adalah optik tektum yaitu penebalan dari substansi kelabu yang
menghubungkan sinyal-siyal penglihatan dan pendengaran.
III. Otak Belakang atau Rhombensefalon
Merupakan bagian otak yang berhubungan dengan medula spinalis. Pada
bagian otak ini terdapat komponen otak utama yaotu cerebellum, pons,
dan medula oblongata.
(i) Otak kecil atau Cerebellum

12
Dikenal sebagai pusat koordinasi motor tak sadar dari otak. berfungsi
untuk menanggapi gerak refleks dan gerakan yang direncanakan oleh
otak serta berfungsi untuk mengontrol sikap dan keseimbangan tubuh.
(ii) Pons
Merupakan bagian otak berupa gembungan yang terletak diatas
medula oblongata. Pons dalam bahasa latin berarti jembatan. Fungsi
dari pons adalah sebagai jembatan saraf yang menghubungkan dua
belahan otak kecil, otak depan (cerebrum), dengan otak belakang
(cerebellum) dan otak dengan dengan medula spinalis.
(iii) Medula Oblongata
Merupakan bagian batang otak pada pangkal otak yang
menghubungkan medula spinalis dengan otak. medula berfungsi
untuk mengontrol pernafasan, mengatur denyut jantung,
menyebabkan pembuluh darah mengecil dan melebar. Pons, medula
oblongata, dan mesensefalon bersama-sama membentuk suatu
struktur yang disebut batang otak. Batang otak merupakan kealnjutan
dari medula spinalis

b) Medula Spinalis
Medula spinalis merupakan massa jaringan saraf yang berbentuk silinder
pipih yang memanjang dan membujur di dalam saluran ruas0ruas tulang
belakang (vertebra). Panjang rata-rata nya adalah 45 cm pada laki-laki dewasa
dan 42 cm pada wanita dewasa. Medula spinalis juga dilindungi oleh selaput
meninges. Diantara slapisan dalam dan tengah terdapat cairan cerebrospinal
sebagai bantalan dan memberi zat-zat makanan.
Medula spinalis memiliki 2 bagian utama yaitu substansi kelabu (bagian
dalam) dan substansi putih (bagian luar). Pada penampang melintang, substansi
kelabu tampak seperti huruf H dikelilingi oleh substansi putih. Substansi putih
bertindak sebagai penghantar impuls saraf dari atau ke otak, sedangkan
substansi kelabu sebagai pusat distrbusi jalur sensori dan motor. Serat-serat
saraf sensori dan serat-serat saraf mototr keluar melalui bagian ventral medula
spinalis. Medula spinalis berfungsi untuk mengendalikan aktivitas refleks dalam
tubuh.

13
Sumsum tulang belakang terdiri dari 31 pasang saraf spinalis yang terdiri
dari 7 pasang dari segmen servikal, 12 pasang dari segmen thorakal, 5 pasang
dari segmen lumbalis, 5 pasang dari segmen sacralis dan 1 pasang dari segmen
koxigeus

Gambar 10

2.2.2 Sistem Saraf Tepi


Sistem Saraf Tepi terdiri atas
a) Sistem saraf somatik (volunter)
Sistem saraf somatik bekerja atas dasar dan berkaitan dengan perubahan
lingkungan eksternal dan menerima respon motorik pada otot rangka. Sistem
saraf sadar terdiri atas 12 pasang saraf kranial, yang keluar dari otak dan 31
pasang saraf spinal yang keluar dari sumsum tulang belakang 31 pasang saraf
spinal.

14
 Saraf Kranial

Gambar 11
Source : http://blog.uad.ac.id/novi1300001298/2015/01/09/psikologi-faal/

15
Source : https://books.google.co.id

 Saraf Spinal
Saraf spinal merupakan serat saraf yang melekat pada kedua sisi tulang
belakang. Saraf spinal berfungsi membawa impuls saraf dari dan ke medula
spinalis. Pada manuisa terdapat 31 pasang saraf spinal yang keluar dari akar
dorsal dan akar ventral di kedua sisi tulang belakang. Akar dorsal terdiri atas
serat saraf sensori yang menghantarkan impuls saraf dari reseptor sensori ke
medula spinalis. Akar ventral terdiri atas serat saraf motor yang
mengahntarkan impuls saraf ke luar medula spinalis. Akar dorsal dan akar
ventral bercabang pendek kemudian bergabung kembali dan keluar melayani
bermacam-macam bagian tubuh.

b) Sistem saraf otonom (involunter)


Sistem saraf otonom mengendalikan seluruh respon involunter pada otot polos,
otot jantung, dan kelenjar dengan cara menghantarkan impuls saraf melalui dua
jalur. Sistem saraf otonom terdiri atas 2 yaitu simpatik dan parasimpatik
 Saraf simpatis

16
Pada sistem saraf simpatis, serat-serat saraf yang keluar dari medula spinalis
tidak langsung menuju efektor, tetapi membentuk sinapsis di dalam ganglion
(Ganglion merupakan kista yang berisi cairan bening kental dengan dinding
tipis yang berasal dari tonjolan selaput sarung tendon). Neurotransmitternya
adalah norepinefrin. Sistem saraf ini memiliki serat paraganglion yang lebih
pendek dibanding serat saraf pascaganglion.

Source : https://books.google.co.id
 Saraf parasimpatis
Saraf parasimpatis disebut juga saraf kraniosakral. Pada sistem saraf ini,
saraf-saraf muncul dari daerah kranial dan daerah vertebra sakral (bagian
paling bawah dari medula spinalis). Sistem saraf parasimpatis memiliki
praganglion yang berukuran panjang dan serat-serat pascaganglion berukuran
pendek. Artinya, ganglia pada sistem saraf parasimpatis dekat dengan organ
atau berada di dalam organ. Neurotransmitternya adalah asetilkolin.

Source : https://books.google.co.id

17
Source : https://books.google.co.id

18
2.3 Mekanisme gerak tubuh
Mekanisme gerak tubuh terbagi atas 2 yaitu gerak sadar dan gerak refleks
a) Gerak sadar
Gerak sadar merupakan gerak yang berlangsung dengan kita sadari. Pada gerak sadar,
rangsangan diolah terlebih dahulu oleh otak. Impuls pada gerak sadar melalui jalur
yang panjang. Misalnya saat kita ingin menulis. Reseptor yaitu penerima rangsangan
atau impuls. Reseptor dapat berupa alat indera atau otot. Kemudian, impuls tersebut
dikirimkan ke otak melalui neuron sensorik. Di dalam otak, impuls tersebut diolah
dan hasil dari pengolahan tersebut berupa pesan atau tanggapan. Selanjutnya, pesan
tersebut diteruskan ke neuron motorik melalui interneuron. Kemudian, neuron
motorik membawa impuls yang berisi tanggapan tersebut ke efektor. Efektor dapat
berupa alat indera atau otot.
Source :
http://www.artikelsiana.com/
2014/10/sistem-saraf-
manusia-Fungsi-
Pengertian.html

b) Gerak refleks
Gerak refleks merupakan gerak yang berlangsung tanpa disadari. Gerak refleks
berlangsung sangat cepat dan tanggapan terjadi secara ototmatis terhadap rangsangan.
Gerak refleks pada dasarnya suatu mekanisme respon yang bertujuan untuk
menghindari suatu rangsangan yang dapat membahayakan tubuh. Pada gerak refleks,
impuls diolah bukan di otak melainkan di medula spinalis. Reseptor yaitu penerima
rangsangan atau impuls. Reseptor dapat berupa alat indera atau otot. Kemudian,
impuls tersebut dikirimkan ke medula spinalis melalui neuron sensorik. Di dalam
medula spinalis, impuls tersebut diolah dan hasil dari pengolahan tersebut berupa
pesan atau tanggapan. Selanjutnya, pesan tersebut diteruskan ke neuron motorik
melalui interneuron. Kemudian, neuron motorik membawa impuls yang berisi
tanggapan tersebut ke efektor. Efektor dapat berupa alat indera atau otot.

19
Source : http://hikmah-d.blogspot.co.id/2013/08/sistem-saraf-manusia.html

2.4 Sistem Persarafan yang Berkaitan dengan Perempuan dan Anak


2.4.1 Perubahan Fisiologis Sistem Neurologis pada Bayi Baru Lahir (BBL)
Pada saat lahir sistem saraf BBL belum terintegrasi sempurna namun sudah
cukup berkembang untuk bertahan dalam kehidupan ekstra uterin. Fungsi tubuh
dan respon-respon yang diberikan sebagian besar dilakukan oleh pusat yang lebih
rendah dari otak dan reflek-reflek dalam medulla spinalis. BBL baru dapat
menjalankan fungsi pada tingkat batang otak. Kontrol saraf dari pusat yang lebih
tinggi secara bertahap berkembang, membuat lebih memungkinkannya perilaku
yang kompleks dan bertujuan. (Hamilton, 1995).
Kebanyakan fungsi neurologis berupa reflek primitif. Evaluasi reflek primitif dan
tonus otot merupakan pengkajian perilaku saraf (neuro behavioral) pada neonatus.
BBL memiliki banyak reflek yang primitif. Waktu, saat reflek BBL ini muncul
dan menghilang, menunjukkan kematangan dan perkembangan sistem syaraf
yang baik. Reflek yang sering ditemukan pada BBL normal adalah menghisap
dan membuka mulut (rooting), menelan, menggenggam telapak tangan dan kaki,
menjulurkan lidah, reflek moro, dll (Bobak, 2005).
Reflek primitif adalah aksi reflek yang berasal dari dalam pusat sistem saraf
yang ditunjukkan oleh bayi baru lahir normal namun secara neurologis tidak
lengkap seperti pada orang dewasa dalam menanggapi rangsang tertentu. Reflek
ini tidak menetap hingga dewasa, namun lama-kelamaan akan menghilang karena
dihambat oleh lobus frontal sesuai dengan tahap perkembangan anak normal.

20
Reflek primitif ini sering juga disebut infantile atau reflek bayi baru lahir.Macam-
macam Reflek Primitif pada Bayi Baru Lahir
a) Reflek Ketuk Glabella : Reflek ini diperiksa dengan mengetuk secara berulang
pada dahi. Ketukan akan diterjemahkan sebagai sinyal yang diterima oleh
saraf sensori aferen yang akan dipindahkan oleh nervus trigeminal dan sinyal
saraf eferen akan kembali ke otot orbicularis oculi melalui saraf facial yang
akan menggerakkan reflek pada mata yaitu berkedip.
b) Reflek Mata Boneka : Reflek ini diperiksa sebagai salah satu cara untuk
menentukan mati batang otak. Jika kepala diputar-putar (ditolehkan ke
samping kanan dan kiri) maka bola mata akan bergerak. Namun jika pada
pemeriksaan ini bola mata tetap berhenti atau tidak bergerak sama sekali
berarti dimungkinkan ada kematian batang otak.
c) Reflek Rooting : Reflek ini ditunjukkan pada saat kelahiran dan akan
membantu proses menyusui. Reflek ini akan mulai terhambat pada usia
sekitar empat bulan dan berangsur-angsur akan terbawa di bawah sadar.
Seorang bayi baru lahir akan menggerakkan kepalanya menuju sesuatu yang
menyentuh pipi atau mulutnya, dan mencari obyek tersebut dengan
menggerakkan kepalanya terus-menerus hingga ia berhasil menemukan obyek
tersebut.
d) Reflek tonick neck dan asymmetric tonick neck ini disebut juga posisi
menengadah, muncul pada usia satu bulan dan akan menghilang pada sekitar
usia lima bulan. Saat kepala bayi digerakkan ke samping, lengan pada sisi
tersebut akan lurus dan lengan yang berlawanan akan menekuk (kadang-
kadang pergerakan akan sangat halus atau lemah). Jika bayi baru lahir tidak
mampu untuk melakukan posisi ini atau jika reflek ini terus menetap hingga
lewat usia 6 bulan, bayi dimungkinkan mengalami gangguan pada neuron
motorik atas. Berdasarkan penelitian, reflek tonick neck merupakan suatu
tanda awal koordinasi mata dan kepala bayi yang akan menyiapkan bayi
untuk mencapai gerak sadar.
e) Reflek Palmar Grasping : Reflek ini muncul pada saat kelahiran dan akan
menetap hingga usia 5 sampai 6 bulan. Saat sebuah benda diletakkan di
tangan bayi dan menyentuh telapak tangannya, maka jari-jari tangan akan
menutup dan menggenggam benda tersebut. Genggaman yang ditimbulkan
sangat kuat namun tidak dapat diperkirakan, walaupun juga dimungkinkan

21
akan mendorong berat badan bayi, bayi mungkin juga akan menggenggam
tiba-tiba dan tanpa rangsangan. Genggaman bayi dapat dikurangi kekuatannya
dengan menggosok punggung atau bagian samping tangan bayi.
f) Reflek Plantar : Reflek ini juga disebut reflek plantar grasp, muncul sejak
lahir dan berlangsung hingga sekitar satu tahun kelahiran. Reflek plantar ini
dapat diperiksa dengan menggosokkan sesuatu di telapan kakinya, maka jari-
jari kakinya akan melekuk secara erat.
g) Reflek Babinsky : Reflek babinsky muncul sejak lahir dan berlangsung hingga
kira-kira satu tahun. Reflek ini ditunjukkan pada saat bagian samping telapak
kaki digosok, dan menyebabkan jari-jari kaki menyebar dan jempol kaki
ekstensi. Reflek disebabkan oleh kurangnya myelinasi traktus corticospinal
pada bayi. Reflek babinsky juga merupakan tanda abnormalitas saraf seperti
lesi neuromotorik atas pada orang dewasa.
h) Reflek Galant : Reflek ini juga dikenal sebagai reflek Galant’s infantile,
ditemukan oleh seorang neurolog dari Rusia, Johann Susman Galant. Reflek
ini muncul sejak lahir dan berlangsung sampai pada usia empat hingga enam
bulan. Pada saat kulit di sepanjang sisi punggung bayi diigosok, maka bayi
akan berayun menuju sisi yang digosok. Jika reflek ini menetap hingga lewat
enam bulan, dimungkinkan ada patologis.
i) Reflek Swimming : Reflek ini ditunjukkan pada saat bayi diletakkan di kolam
yang berisii air, ia akan mulai mengayuh dan menendang seperti gerakan
berenang. Reflek ini akan menghilang pada usia empat sampai enam bulan.
Reflek ini berfungsi untuk membantu bayi bertahan jika ia tenggelam.
j) Reflek Moro :muncul sejak lahir, paling kuat pada usia satu bulan dan akan
mulai mengjilang pada usia dua bulan. Reflek ini terjadi jika kepala bayi tiba-
tiba terangkat, suhu tubuh bayi berubah secara drastis atau pada saat bayi
dikagetkan oleh suara yang keras. Kaki dan tangan akan melakukan gerakan
ekstensi dan lengan akan tersentak ke atas dengan telapak tangan ke atas dan
ibu jarinya bergerak fleksiReflek ini normalnya akan menghilang pada usia
tiga sampai empat bulan, meskipun terkadang akan menetap hingga usia enam
bulan. Tidak adanya reflek ini pada kedua sisi tubuh atau bilateral (kanan dan
kiri) menandakan adanya kerusakan pada sistem saraf pusat bayi, sementara
tidak adanya reflek moro unilateral (pada satu sisi saja) dapat menandakan

22
adanya trauma persalinan seperti fraktur klavikula atau perlukaan pada
pleksus brakhialis.
k) Reflek Walking / Stepping : Reflek ini muncul sejak lahir, walaupun bayi tidak
dapat menahan berat tubuhnya, namun saat tumit kakinya disentuhkan pada
suatu permukaan yang rata, bayi akan terdorong untuk berjalan dengan
menempatkan satu kakinya di depan kaki yang lain. Reflek ini akan
menghilang sebagai sebuah respon otomatis dan muncul kembali sebagai
kebiasaan secara sadar pada sekitar usia delapan bulan hingga satu tahun
untuk persiapan kemampuan berjalan.
2.4.2 Kelainan Fungsi Otak Dan Syaraf Pada Bayi dan Anak-Anak
a) Cerebral Palsy
Merupakan suatu kelainan fungsi otak dan syaraf yang menyebabkan
gangguan keseimbangan dan gerakan. Disebabkan oleh kerusakan otak yang
mengakibatkan gangguan pada fungsi motorik, koordinasi, alat indera dan
fungsi ingatan. Secara lahiriah anak-anak CP mengalami cacat jasmani, namun
tetap memiliki potensi-potensi bawaan sebagaimana anak-anak normal. Cara
mendetesi dini Cerebral Palsy adalah
i) Pada saat lahir bayi CP dapat terlihat lemah dan terkulai atau mungkin
normal

ii) Perkembangan lambat dibanding anak-anak seusianya


iii) Tidak dapat mengguanakan tangan atau hanya dapat mengguanakn satu
tangan
iv) Mengalami masalah dalam makan, mengunyah dan menelan
v) Tubuh tampak kaku seperti papan sehingga sulit untuk digendong
vi) Bayi jarang menganis atau tersenyum
vii) Sulit berkomunikasi
viii) Muncul refleks abnormal pada bayi

23
Tipe-tipe Cerebral Palsy ada paralisis spastik, athetosis, dan ataksia.
 Paralisis Spastik
Kerusakan terjadi pada korteks cerebri. Daerah tertentu pada korteks cerebri
memiliki fungsi untuk mengendalikan tonus otot agar normal. Jika terjadi
kerusakan maka akan tonus otot akan berlebihan dan mengalami spastik
(mengejang). Jika tonus otot berkurang akan mengalami paralysis
(melemah).
 Athetosis
Kerusakan pada basal ganglia atau traktus ekstrapiramidal yang berfungsi
mengendalikan pola gerak. Gejalanya adalah gerakan yang tidak
terkoordinir, kadang terjadi pada bibir, mata, lidah, atau bagian tubuh yang
lain. Otot-otot mengalami kelumpuhan
 Ataxia
Ditandai dengan gerakan yang tidak terkoordinasi dan kehilangan
keseimbangan. Sering terjatuh. Letak kerusakannya pada cerebellum.
b) Polio
Merupakan penyakit menular yang disebabkan virus polio yang menyerang
Anterior Horn Cell (AHC) medula spinalis sehingga merusak syaraf-syaraf
yang mengontrol gerakan. Kemudain penerita mengalami kelumpuhan pada
syaraf tepi yang mendapatkan distribusi AHC tersebut.
2.4.3 Gangguan Cerebral pada wanita
a) Chorea Gravidarum
Chorea gravidarum adalah suatu gerakan involunter berupa gangguan
hiperkinetik yang ditandai dengan gerakan tungkai yang kasar, cepat, tidak
dapat dipertahankan, tanpa tujuan, ireguler dan tidak berirama.
Penyebab yang paling sering adalah penyakit jantung rematik, sistemik lupus
eritamatosus, antiphospholipid antibodi.
b) Multiple Sklerosis
Multiple sklerosis (MS) merupakan suatu kelainan demyelinating yang
mengenai sistem saraf pusat pada tingkat yang berbeda dan pada saat yang
bervariasi. Kelainan ini sering ditemukan pada dewasa muda, dengan puncak
insidens pada usia 30 tahun dan wanita 2 kali lebih banyak dari pada pria.MS
tanpa komplikasi mungkin hanya mempunyai sedikit pengaruh pada

24
kehamilan. Angka kekambuhan selama kehamilan menurun sejalan dengan
bertambahnya trimester kehamilan. Pada masa persalinan dan pasca
persalinan, MS tidak memberikan pengaruh terrhadap proses persalinan.
c) Tumor Otak
Umumnya tumor otak muncul pada pertengahan kedua kehamilan.umumnya
penderita melahirkan melalui tindakan sectio sesarea.
d) Stroke Hemoragik
Stroke hemoragik terdiri dari perdarahan intra serebral (PIS) dan perdarahan
sub arahknoid (PSA). PSA dilaporkan sebagai penyebab kematian ibu non
obstetrik nomor tiga paling sering. PSA dapat disebabkan oleh rupturr
aneurisma, AVM, eklampsia atau pemakai kokain. PIS dapat terjadi akibat
eklampsia, hipertensi yang tidak berhubungan dengan eklampsia, ruktur
AVM, thrombosis vena serebral, vaskulitis dan choriocarcinomo.

2.5 Neurontrasmitter
Senyawa kimia sebagai transmisi sinyal berupa bahan-bahan zat kimia.
No Substansi Tempat Fungsi Sifat Kerja
Transmitter
1 Amine Otak, batang otak, Transmisi dan Eksitasi,
*asetilkolin basal ganglia, sistem otot, saraf inhibisi
saraf otonom simpatis dan
parasimpatis
2 Asam Amino Otak, interneuron sensasi Eksitasi
*aspartic acid medula spinalis
3 Gamma Otak, batang otak, Transmisi saraf Inhibisi
Aminobutirie Acid basal ganglia, medula dan otot
(GABA) spinalis, cerebelum
4 Histamin Otak Belum Masih
medula spinalis, diketahui dipertanyakan
SST
5 Serotonin Batang otak tengah, Kesadaran Inhibisi
hipotalamus, medula tidur, kontrol
spinalis perasaan,

25
penghambat
nyeri
6 Katekolamin Substansia nigra, basal Pergerakan Inhibisi
*dopamin ganglia kompleks,
pengatur emosi,
perhatian
7 Norepineferin Hipotalamus, batang Menjaga Eksitasi
otak, cerebelum, saraf kesadaran dan
simpatik pengaturan rasa
8 Asam glutamik dan Saraf sensori Sensori Eksitasi
glisin
9 Polypeptida Otak dan medula Transmisi nyeri Eksitasi
spinalis
10 Endorphin Talamus, hipotalamus, Rasa senang Eksitasi
medula spinalis,
pituitari

26
BAB III

KESIMPULAN

Berdasarkan makalah ini, dapat disimpulkan bahwa

1. Anatomi dan fisiologi sistem saraf adalah ilmu yang mempelajari struktur dan fungsi
dari sistem saraf
2. Organisasi Sistem Saraf terdiri atas Sistem Saraf Pusat meliputi Otak dan Medula
Spinalis. Serta Sistem Saraf Tepi meliputi sistem saraf somatik dan otonom.
3. Mekanisme gerak tubuh terbagi atas 2 yaitu gerak sadar dan gerak refleks.
Mekanisme kedua gerak ini sama namun hanya ada perbedaan di pusat pengelola
impulsnya. Pada gerak sadar pengelola impuls ada di otak sedangkan pada gerak
refleks terdapat di medula spinalis
4. Sistem persarafan yang berkaitan dengan perempuan dan anak dapat berupa kelainan
pada sarafnya
5. Senyawa kimia sebagai transmisi sinyal berupa bahan-bahan zat kimia.

27
DAFTAR PUSTAKA
Pearce, EC. 2003. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : Gramedia

Sloane, Ethel. 2008. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC.

Tarwoto, dkk. 2009. Anatomi dan Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta : CV.
Trans Info Media.

Didownload dari :
staff.uny.ac.id/sites/...St/materi%20kuliah%20neurologi%202013.pdf
https://www.academia.edu/7389342/Makalah_Sistem_Saraf_Manusia

http://belajarbiologi.com/2015/04/sel-saraf-bagian-bagian-sel-saraf.html

https://books.google.co.id/books?id=yvq0cYTwe18C&pg=PA92&dq=pembagian+otak&hl=i
d&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q=pembagian%20otak&f=false

https://books.google.co.id/books?id=kNuPMfhLcjAC&pg=PA55&lpg=PA55&dq=fungsi+da
ri+akson+terminal&source=bl&ots=aszpRYfbgz&sig=G6YeFUxEeQZ9TkK15N9X72erQcA
&hl=id&sa=X&ved=0CDMQ6AEwBDgKahUKEwjRzLS235PIAhWOGY4KHZeyARE#v=
onepage&q=fungsi%20dari%20akson%20terminal&f=false
http://www.sridianti.com/apakah-fungsi-terminal-akson.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Otak_besar

https://id.wikipedia.org/wiki/Kelenjar_pineal

https://id.wikipedia.org/wiki/Bulbus_olfaktorius

https://id.wikipedia.org/wiki/Hipotalamus

https://id.wikipedia.org/wiki/Nodus_Ranvier

https://id.wikipedia.org/wiki/Sel_saraf

https://virtualmedicalcenter.com

http://fungsi.web.id/2015/03/fungsi-talamus.html

http://www.sridianti.com/pengertian-epithalamus.html

http://www.sridianti.com/pengertian-fungsi-talamus.html

http://www.mastereon.com/2012/07/mengapa-otak-manusia-memiliki-banyak.html

http://www.psychologymania.com/2012/05/kelenjar-pituitari-kelenjar-hipofisis.html

28
http://ilmukesehatandankeperawatan.blogspot.co.id/2010/12/sistem-neurologis-bayi-baru-
lahir.html

http://nyzas-world.blogspot.co.id/2009/01/reflek-primitif.html

29

Anda mungkin juga menyukai