Abstrak
Kebutuhan listrik saat ini semakin berkembang pesat dengan seiringnya kemajuan teknologi yang
semakin pesat. Kebutuhan listrik ini merupakan kebutuhan yang sangat penting dan juga mendesak.
Sehingga diperlukan penyedia energi listrik yang handal guna memenuhi kebutuhan listrik. Oleh karena
itu PLTU mulai digalakkan pembangunannya.
PLTU secara garis besar menghasilkan listrik dengan mengubah air menjadi uap dengan
memanfaatkan panas dari pembakaran batubara dalam boiler. Uap yang dihasilkan akan digunakan
sebagai media penggerak turbin uap yang telah dikopel dengan generator untuk membangkitkan tenaga
listrik.
PLTU menggunakan batubara sebagai bahan bakar utamanya. Sehingga menghasilkan sisa abu
dalam pembakarannya. Oleh karena itu abu sisa pembakaran ini harus ditangani dengan serius agar
tidak mencemari lingkungan sekitar. Penanganan abu ini disebut Ash Handling System.
Ash Handling System ini berfungsi menangani abu mulai dari keluar dari boiler hingga
menghasilkan udara yang bersih dari sisa abu hasil pembakaran. Salah satu peralatan yang paling
penting dalam sistem ini adalah ESP (Electrostatic Precipitator). Alat ini menggunakan prinsip tegangan
tinggi dalam pemanfaatannya.
Kata kunci : PLTU, Ash Handling System, ESP
1
Mulai dari pengguna rumah tangga 1.2. Tujuan
hingga pengguna skala industri energi Tujuan makalah ini adalah sebagai
listrik merupakan kebutuhan yang sangat berikut :
vital bagi kelangsungan kegiatan sehari - 1. Mahasiswa melalui kerja praktek
hari. Oleh karena itu diperlukan pasokan ini dapat menerapkan teori yang
yang dapat memenuhi kebutuhan energi didapat di bangku kuliah.
listrik untuk para pelanggannya dan juga 2. Mahasiswa dapat mengetahui
harus berkesinambungan serta handal. sistem PLTU yang ada di PLTU
Untuk memenuhi kebutuhan energi REMBANG
listrik yang mencukupi dibangunlah 3. Mahasiswa dapat mengetahui
pembangkit – pembangkit listrik sebagai secara langsung proses Ash
pemasok energi listrik. Ada beberapa Handling atau pengelolaan abu
jenis pembangkit listrik misalnya PLTA sisa yang ada pada PLTU
(Pembangkit Listrik Tenaga Air), PLTG REMBANG.
( Pembangkit Listrik Tenaga Gas), 4. Mahasiswa mengetahui peralatan
PLTD (Pembangkit listrik Tenaga yang terdapat pada Ash Handling
Diesel), PLTU ( Pembangkit Listrik System
Tenaga Uap). Pembangkit – pembangkit
ini yang bertugas membuat pasokan 1.3. Batasan Masalah
energi listrik yang nantinya akan di Dalam makalah kerja praktek ini,
salurkan kepada pelanggan. penulis membatasi masalah hanya
Di dalam PLTU ini sendiri, terdapat pada pengelolaan abu yang
berbagai proses dalam pembangkitan dihasilkan oleh pembangkit (Ash
energi listrik. Mulai dari Pengelolaan Handling) prosesmya dan bagian –
Batu bara, Pengelolaan air, sampai bagian yang ada pada proses Ash
pengelolaan abu. Pada pengelolaan abu ( Handling ini.
Ash Handling) ini memiliki beberapa
peralatan – peralatan yang digunakan 2. DASAR TEORI
dalam proses pengelolaanya misalnya Ash Handling Plant adalah peralatan
ESP, SSC, dan lain – lain. bantu dari sebuah PLTU berbahan bakar
batubara. Ash Handling Plant berada
2
dalam system aliran gas buang, memiliki dihaluskan dimasukan ke dalam ruang bakar
peralatan penangkap abu yang dibangun dengan cara dihembus oleh PA Fan dan
menyatu dengan aliran bahan bakar/ gas dihisap oleh ID Fan untuk selanjutnya
buang. dibuang ke Atmosfir melalui cerobong asap
Ash Handling Plant mempunyai alat (stack). Sisa pembakaran yang mengandung
yang berfungsi sebagai penangkap abu partikel-partikel abu dialirkan ke Atmosfir
sisa pembakaran, Electrostatic melalui ruang yang telah dipasang ESP
Precipitator (ESP). Batubara yang (Electrostatic Precipitator). Partikel abu
dialirkan ke dalam ruang bakar sebagai yang terdapat dalam sisa pembakaran akan
bahan bakar PLTU akan menghasilkan ditangkap oleh ESP dan disalurkan ke
gas buang yang mengandung partikel pembuangan melalui doom valve yang
abu. Sebelum dibuang ke atmosfir, gas tersambung dengan pipa-pipa.
buang yang mengandung partikel abu
3.2 Bottom Ash System
tersebut akan melewati suatu ruang yang
Bottom Ash System adalah system Ash
di dalamnya terdapat pelat-pelat yang
Handling Plant yang khusus menangani/
dapat menangkap partikel abu. Pelat
menyalurkan abu sisa pembakaran dari
tersebut dialiri listrik searah (DC). Abu
bagian bawah ruang baker. Selain
hasil tangkapan ESP disalurkan melalui
menangani dan menyalurkan abu dari dalam
doom valve ke pembuangan terakhir /
furnace Bottom Ash System juga
ditampung di dalam penampung (Silo).
menyalurkan abu yang berasal dari Ruang
Economizer dan coal reject dari Pulverizer.
3. ASH HANDLING SYSTEM
Bottom ash system di PLTU Rembang
Ash Handling Plant mempunyai 2 (dua)
menggunakan sistem kontinyu.
bagian / system, yaitu :
3
adalah dengan dipasangnya Prinsip kerja Electrostatic
Electrostatic Precipitator (ESP). Precipitator (ESP) adalah partikel –
Keunggulan Electrostatic partikel abu dari boiler yang belum
Precipitator (ESP) dibandingkan bermuatan, akan diberi muatan –
dengan metode yang lain adalah (negative) oleh Electroda dan
tingkat effisiensi yang tinggi/ selanjutnya dengan teori
besar, yakni bisa mencapai lebih electromagnetic akan ditangkap oleh
dari 95%. Collecting Plate. Abu pada
Electrostatic Precipitator Collecting Plate akan jatuh ke
(ESP) adalah peralatan yang Hopper setelah proses rapping.
berfungsi menangkap abu sisa Bagian-bagian utama dari
pembakaran yang berada dalam Electrostatic Precipitator adalah :
gas buang yang akan dibuang ke 1. Transformator Rectifier
atmosfir melalui stack, sehinga gas 2. Collecting Plate
buang yang akan dibuang tidak 3. Electroda Wire
mengandung partikel-partikel abu 4. Collecting Rapper Motor
yang dapat mencemari lingkungan. 5. Discharge Rapper Motor
6. Gas Distribution System
7. Central Control Room
ESP
8. Hopper
4
telah tersetting di control room (abu basah) dan Fly Ash Silo dry
yang akan membuka setiap 30 (abu kering).
detik. CoolMill
5
yang jatuh dari ruang bakar air material asing non abu sehingga
dalam bak, juga berfungsi sebagai tidak merusak Belt Conveyor.
perapat ruang bakar agar udara luar Crusher juga sebuah alat yang
tidak masuk (ruang bakar dapat mempengaruhi lancar tidak
bertekanan negative). nya system SSC, yang berfungsi
Agar terjaga level air di bak SSC, sebagai penghancur abu yang
bak SSC disupply air secara terus berukuran besar yang tidak lolos
menerus dan dilengkapi pompa- oleh penyaring (Vibrating Screen).
pompa yang mensirkulasikan
airnya (Cooling water system),
sehingga level dan temperaturenya
tetap terjaga (suhu tidak tinggi).
SSC dilengkapi service water
supply yang berfungsi sebagai seal
bearing roller SSC, chain spray
SSC dan seal bearing Sludge
Pump.
Abu dari SSC diangkut dengan ban
berjalan (Conveyor-conveyor) Gambar 3.4 Konstruksi SSC
6
dan menjaga level dan temperartur ke SDCC
SLUICE TANK
CWP
SLUICE PUMP
Seal bearing Seal bearing
Sludge Pump
Transfer Pump
7
2. Beberapa Jenis Ash Handling System menggunakan teknologi yang sangat
Fly Ash System tinggi, dan meletakkan prioritas pada
Bottom Ash System sisi keandalan dan keamanan,
sehingga penyediaan tenaga listrik
3. Beberapa bagian penyusun dari Ash tetap terjaga dan pemadaman dapat
Handling System antara lain : dihindarkan..
ESP 2. Referensi yang berada di dalam
8
[6].http://fege.wordpress.com/2009/11/03/el
ectrostatic-precipitator/
BIODATA PENULIS
Ahmad Rizky Zainal lahir
di Jambi pada tanggal 09
Juni 1994. Penulis telah
menempuh pendidikan
dari TK Alif Terpadu,
SDN 73 Jambi, SMP N 5
Jambi, SMA N Titian Teras Jambi. Dan saat
ini sedang menempuh pendidikan studi S-1
di Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,
Universitas Diponegoro konsentrasi
ketenagaan listrik.
Ir.Tejo Sukmadi, MT
NIP 196111171988031001
9
10