Anda di halaman 1dari 10

Makalah Seminar Kerja Praktek

ASH HANDLING SYSTEM


PT. PEMBANGKITAN JAWA BALI UNIT BISNIS JASA OPERASI DAN MAINTENANCE
(UBJOM) PLTU REMBANG

Ahmad Rizky Zainal.1, Ir. Tejo Sukmadi, MT .2


1
Mahasiswa dan 2Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Jl. Prof. H. Soedarto, S.H, Tembalang-Semarang 50275 Telp (024) 7460053
Fax (024) 7460055
Email :
ahmad.rizky09@gmail.com

Abstrak

Kebutuhan listrik saat ini semakin berkembang pesat dengan seiringnya kemajuan teknologi yang
semakin pesat. Kebutuhan listrik ini merupakan kebutuhan yang sangat penting dan juga mendesak.
Sehingga diperlukan penyedia energi listrik yang handal guna memenuhi kebutuhan listrik. Oleh karena
itu PLTU mulai digalakkan pembangunannya.
PLTU secara garis besar menghasilkan listrik dengan mengubah air menjadi uap dengan
memanfaatkan panas dari pembakaran batubara dalam boiler. Uap yang dihasilkan akan digunakan
sebagai media penggerak turbin uap yang telah dikopel dengan generator untuk membangkitkan tenaga
listrik.
PLTU menggunakan batubara sebagai bahan bakar utamanya. Sehingga menghasilkan sisa abu
dalam pembakarannya. Oleh karena itu abu sisa pembakaran ini harus ditangani dengan serius agar
tidak mencemari lingkungan sekitar. Penanganan abu ini disebut Ash Handling System.
Ash Handling System ini berfungsi menangani abu mulai dari keluar dari boiler hingga
menghasilkan udara yang bersih dari sisa abu hasil pembakaran. Salah satu peralatan yang paling
penting dalam sistem ini adalah ESP (Electrostatic Precipitator). Alat ini menggunakan prinsip tegangan
tinggi dalam pemanfaatannya.
Kata kunci : PLTU, Ash Handling System, ESP

1. PENDAHULUAN penggunaan energi listrik yang semakin


1.1. Latar Belakang meningkat. Karena telah kita ketahui
Pada perkembangan teknologi di masa bahwasannya hampir semua kegiatan
sekarang, kebutuhan manusia akan manusia membutuhkan energi listrik.

1
Mulai dari pengguna rumah tangga 1.2. Tujuan
hingga pengguna skala industri energi Tujuan makalah ini adalah sebagai
listrik merupakan kebutuhan yang sangat berikut :
vital bagi kelangsungan kegiatan sehari - 1. Mahasiswa melalui kerja praktek
hari. Oleh karena itu diperlukan pasokan ini dapat menerapkan teori yang
yang dapat memenuhi kebutuhan energi didapat di bangku kuliah.
listrik untuk para pelanggannya dan juga 2. Mahasiswa dapat mengetahui
harus berkesinambungan serta handal. sistem PLTU yang ada di PLTU
Untuk memenuhi kebutuhan energi REMBANG
listrik yang mencukupi dibangunlah 3. Mahasiswa dapat mengetahui
pembangkit – pembangkit listrik sebagai secara langsung proses Ash
pemasok energi listrik. Ada beberapa Handling atau pengelolaan abu
jenis pembangkit listrik misalnya PLTA sisa yang ada pada PLTU
(Pembangkit Listrik Tenaga Air), PLTG REMBANG.
( Pembangkit Listrik Tenaga Gas), 4. Mahasiswa mengetahui peralatan
PLTD (Pembangkit listrik Tenaga yang terdapat pada Ash Handling
Diesel), PLTU ( Pembangkit Listrik System
Tenaga Uap). Pembangkit – pembangkit
ini yang bertugas membuat pasokan 1.3. Batasan Masalah
energi listrik yang nantinya akan di Dalam makalah kerja praktek ini,
salurkan kepada pelanggan. penulis membatasi masalah hanya
Di dalam PLTU ini sendiri, terdapat pada pengelolaan abu yang
berbagai proses dalam pembangkitan dihasilkan oleh pembangkit (Ash
energi listrik. Mulai dari Pengelolaan Handling) prosesmya dan bagian –
Batu bara, Pengelolaan air, sampai bagian yang ada pada proses Ash
pengelolaan abu. Pada pengelolaan abu ( Handling ini.
Ash Handling) ini memiliki beberapa
peralatan – peralatan yang digunakan 2. DASAR TEORI
dalam proses pengelolaanya misalnya Ash Handling Plant adalah peralatan

ESP, SSC, dan lain – lain. bantu dari sebuah PLTU berbahan bakar
batubara. Ash Handling Plant berada

2
dalam system aliran gas buang, memiliki dihaluskan dimasukan ke dalam ruang bakar
peralatan penangkap abu yang dibangun dengan cara dihembus oleh PA Fan dan
menyatu dengan aliran bahan bakar/ gas dihisap oleh ID Fan untuk selanjutnya
buang. dibuang ke Atmosfir melalui cerobong asap
Ash Handling Plant mempunyai alat (stack). Sisa pembakaran yang mengandung
yang berfungsi sebagai penangkap abu partikel-partikel abu dialirkan ke Atmosfir
sisa pembakaran, Electrostatic melalui ruang yang telah dipasang ESP
Precipitator (ESP). Batubara yang (Electrostatic Precipitator). Partikel abu
dialirkan ke dalam ruang bakar sebagai yang terdapat dalam sisa pembakaran akan
bahan bakar PLTU akan menghasilkan ditangkap oleh ESP dan disalurkan ke
gas buang yang mengandung partikel pembuangan melalui doom valve yang
abu. Sebelum dibuang ke atmosfir, gas tersambung dengan pipa-pipa.
buang yang mengandung partikel abu
3.2 Bottom Ash System
tersebut akan melewati suatu ruang yang
Bottom Ash System adalah system Ash
di dalamnya terdapat pelat-pelat yang
Handling Plant yang khusus menangani/
dapat menangkap partikel abu. Pelat
menyalurkan abu sisa pembakaran dari
tersebut dialiri listrik searah (DC). Abu
bagian bawah ruang baker. Selain
hasil tangkapan ESP disalurkan melalui
menangani dan menyalurkan abu dari dalam
doom valve ke pembuangan terakhir /
furnace Bottom Ash System juga
ditampung di dalam penampung (Silo).
menyalurkan abu yang berasal dari Ruang
Economizer dan coal reject dari Pulverizer.
3. ASH HANDLING SYSTEM
Bottom ash system di PLTU Rembang
Ash Handling Plant mempunyai 2 (dua)
menggunakan sistem kontinyu.
bagian / system, yaitu :

1. Fly Ash System 3.3 Peralatan Ash Handling


2. Bottom Ash System. Secara umum, peralatan Ash Handling
System dibagi menjadi 2 antara lain:
3.1 Fly Ash System
Fly Ash system adalah peralatan Ash 3.3.1 Fly Ash System
3.3.1.1 ESP ( Electrostatic
Handling yang berfungsi menyalurkan abu Precipitator )
sisa pembakaran yang berasal dari ruang Salah satu cara untuk
baker. Bahan baker (batubara) yang sudah mengatasi limbah abu di PLTU

3
adalah dengan dipasangnya Prinsip kerja Electrostatic
Electrostatic Precipitator (ESP). Precipitator (ESP) adalah partikel –
Keunggulan Electrostatic partikel abu dari boiler yang belum
Precipitator (ESP) dibandingkan bermuatan, akan diberi muatan –
dengan metode yang lain adalah (negative) oleh Electroda dan
tingkat effisiensi yang tinggi/ selanjutnya dengan teori
besar, yakni bisa mencapai lebih electromagnetic akan ditangkap oleh
dari 95%. Collecting Plate. Abu pada
Electrostatic Precipitator Collecting Plate akan jatuh ke
(ESP) adalah peralatan yang Hopper setelah proses rapping.
berfungsi menangkap abu sisa Bagian-bagian utama dari
pembakaran yang berada dalam Electrostatic Precipitator adalah :
gas buang yang akan dibuang ke 1. Transformator Rectifier
atmosfir melalui stack, sehinga gas 2. Collecting Plate
buang yang akan dibuang tidak 3. Electroda Wire
mengandung partikel-partikel abu 4. Collecting Rapper Motor
yang dapat mencemari lingkungan. 5. Discharge Rapper Motor
6. Gas Distribution System
7. Central Control Room
ESP
8. Hopper

3.3.1.2 Doom Valve


Doom valve adalah suatu
komponen yang terdapat di bawah
ESP Hopper yang berfungsi
sebagai pengatur kapasitas
keluarnya debu fly ash dari
electrostatic precipitator (ESP)
Gambar 3.1 ESP (Electrostatic menuju fly ash silo. Doom valve ini
Precipitator)
bergerak secara pneumatic yang

4
telah tersetting di control room (abu basah) dan Fly Ash Silo dry
yang akan membuka setiap 30 (abu kering).
detik. CoolMill

Gambar 3.3 Fly Ash Silo

3.3.2 Bottom Ash System


3.3.2.1 SSC (Submerged Scrapper
Conveyor) system
SSC adalah peralatan yang
berfungsi sebagai penampung (bak
SSSC) dan penyaluran abu sisa
pembakaran yang berasal dari
Gambar 3.2 Doom Valve dalam ruang bakar, Boiler
Economizer Hopper dan coal
3.3.1.3 Transfer Bin / Fly Ash Silo reject.
Fly ash Silo adalah suatu alat
SSC menampung dan menyalurkan
atau tempat penampungan terakhir
/ memindahkan abu ke
debu fly ash sisa pembakaran dari
pembuangan terakhir melalui
boiler yang sebelumnya ditransport
Vibrating Screen (penyaring),
dari berbagai alat sebelumnya. Fly
Crusher (penghancur) dan
ash silo juga berfungsi sebagai
menggunakan alat angkut ban-ban
pengurang pencemaran udara
berjalan ataupun menggunakan
disekitar akibat dari debu fly ash
truck. Bak SSC diisi air yang
tersebut. Fly ash silo dibagi
berasal dari discharge CWP, selain
menjadi dua yaitu Fly Ash Silo wet
berfungsi sebagai pendingin abu

5
yang jatuh dari ruang bakar air material asing non abu sehingga
dalam bak, juga berfungsi sebagai tidak merusak Belt Conveyor.
perapat ruang bakar agar udara luar Crusher juga sebuah alat yang
tidak masuk (ruang bakar dapat mempengaruhi lancar tidak
bertekanan negative). nya system SSC, yang berfungsi
Agar terjaga level air di bak SSC, sebagai penghancur abu yang
bak SSC disupply air secara terus berukuran besar yang tidak lolos
menerus dan dilengkapi pompa- oleh penyaring (Vibrating Screen).
pompa yang mensirkulasikan
airnya (Cooling water system),
sehingga level dan temperaturenya
tetap terjaga (suhu tidak tinggi).
SSC dilengkapi service water
supply yang berfungsi sebagai seal
bearing roller SSC, chain spray
SSC dan seal bearing Sludge
Pump.
Abu dari SSC diangkut dengan ban
berjalan (Conveyor-conveyor) Gambar 3.4 Konstruksi SSC

setelah melalui Vibrating Screen


dan Crusher.
Vibrating Screen adalah sebuah
alat yang tak terpisahkan dari SSC
dan system, yang berfungsi sebagai
Gambar 3.5 SSC pada PLTU
penyaring abu bottom ash yang
Rembang
datang dari SSC yang akan menuju
ke Conveyor, Vibrating Screen
3.3.2.2 Cooling Water System
memisahkan material-material (abu Cooling Water system adalah
Bottom ash) yang berukuran besar bagian dari Bottom Ash System
untuk diarahkan ke Crusher yang berfungsi mencirkulasikan
(penghancur) maupun material-

6
dan menjaga level dan temperartur ke SDCC

air dalam bak SSC. MILL REJECT


HOPPER
MILL REJECT
HOPPER

SLUICE TANK

Bak SSC disupply air laut dari ke


mill reject
hopper lain

CWP, air dari Bak SSC mengalir Sea water


supply dari
DISCHARGE
SLUICE PUMP SDCC

CWP

(over flow) ke Settling Tank. Air di SLUICE PUMP

Gambar 26 : Mill Reject System


bagian bawah Settling Tank
(berlumpur) dihisap oleh Sludge
Pump dan dialirkan kembali ke bak Gambar 3.7 Skema Mill Reject

SSC, pada bagian atas Settling System

Tank dihisap oleh Transfer Pump


dan dibuang ke kanal (bersih). 4. Penutup

Supply air yang berasal dari CWP 4.1 Kesimpulan

juga men supply bak Sluice Tank.


MILL
REJECT BOILER
Boiler Eco. Hopper
Dari beberapa referensi yang diperoleh
HOPPER

SEA WATER SUPPLY


JET
PUMP
furnace
DDCC

dan survey lapangan yang dilakukan


DISCHARGE OVER Settling Tank
CWP FLOW

selama pelaksanaan Kerja Praktek


SLUICE
TANK Chain Bak SDCC
spray

SLUICE PUMP
Seal bearing Seal bearing
Sludge Pump

Transfer Pump

tentang Ash Handling System pada


SLUICE PUMP
SERVICE WATER
SUPPLY

kanal PLTU Rembang, Jawa Tengah dapat


Gambar 25 : Cooling Water System

diambil beberapa kesimpulan, yaitu:

Gambar 3.6 Skema Water


Cooling System 1. Ash Handling System pada sebuah
PLTU merupakan salah satu sistem
3.3.2.3 Mill Reject System penunjang yang sangat penting untuk
Mill Reject System bagian dari kelancaran jalanya sebuah PLTU,
system Bottom Ash System yang karena Ash Handling System ini
berfungsi menyalurkan coal reject berperan dalam mengelola abu sisa
dari Pulverizer. pembakaran dalam boiler sehingga
Coal reject disalurkan ke bak SSC udara yang keluar dari boiler bersih
dengan bantuan air yang ditekan tidak mengandung abu sehingga
oleh Sluice Pump dengan system aman bagi lingkungan.
Jet Pump.

7
2. Beberapa Jenis Ash Handling System menggunakan teknologi yang sangat
 Fly Ash System tinggi, dan meletakkan prioritas pada
 Bottom Ash System sisi keandalan dan keamanan,
sehingga penyediaan tenaga listrik
3. Beberapa bagian penyusun dari Ash tetap terjaga dan pemadaman dapat
Handling System antara lain : dihindarkan..
 ESP 2. Referensi yang berada di dalam

 Doom valve perpustakaan di PT PJB UBJOM

 Economizer hopper PLTU Rembang sebaiknya

 Air PreHeater hopper dilengkapi dan ruangan


perpustakanaan ditambah luasnya
 Kompresor
untuk memberikan kenyamanan
 Air dryer
untuk para pengunjung perpustakaan.
 Transfer Bin/ Fly Ash Silo
3. Menyediakan alat pelindung diri
 SSC System
sepert isafety shoes dan helm untuk
 Cooling Water System
peserta PKL. Diharapkan
 Mill Reject System
kedepannya lebih dipersiapkan lagi.

4. Kerja Praktek memberikan wawasan


langsung yang lebih mengenai DAFTAR PUSTAKA
[1]. Diktat Kuliah Pembangkit Tenaga
Pembangkit Tenaga Uap (PLTU),
Listrik
Bagian – Bagian dari PLTU, Serta
proses – proses yang ada pada proses [2]. Sulasno. Teknik Konversi Energi Listrik
pembangkitan energi listrik pada dan Sistem Pengaturan. Graha Ilmu,
PLTU. Yogyakarta, 2009.

[3]. Abdul Kadir. Pembangkit Tenaga


4.2 Saran
Listrik (revisi). UIP, Jakarta, 2010.

1. Oleh karena untuk memenuhi [4]. http://www.ptpjb.com/


kebutuhan listrik di Jawa Tengah dan
[5]. http://www.google.com/
menangani semua proses yang terjad
ipada PLTU,maka harus

8
[6].http://fege.wordpress.com/2009/11/03/el
ectrostatic-precipitator/

BIODATA PENULIS
Ahmad Rizky Zainal lahir
di Jambi pada tanggal 09
Juni 1994. Penulis telah
menempuh pendidikan
dari TK Alif Terpadu,
SDN 73 Jambi, SMP N 5
Jambi, SMA N Titian Teras Jambi. Dan saat
ini sedang menempuh pendidikan studi S-1
di Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,
Universitas Diponegoro konsentrasi
ketenagaan listrik.

Semarang, November 2015


Dosen Pembimbing

Ir.Tejo Sukmadi, MT
NIP 196111171988031001

9
10

Anda mungkin juga menyukai