Anda di halaman 1dari 29

REFLEKSI KASUS

Seorang Anak Laki-Laki Usia 7 tahun Dengan Kejang Demam Kompleks

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Salah Satu Syarat Dalam Menempuh
Program Pendidikan Profesi Dokter Bagian Ilmu Kesehatan Anak
Rumah Sakit Umum Daerah Sunan Kalijaga Demak

oleh :
Dean Fathia Rahmi
30101407159

Pembimbing :
dr. Budi Nur Cahyani , Sp.A

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SUNAN KALIJAGA DEMAK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
2019
HALAMAN PENGESAHAN

Nama : Dean Fathia Rahmi


NIM : 30101407159
Fakultas : Kedokteran
Universitas : Universitas Islam Sultan Agung ( UNISSULA )
Tingkat : Program Pendidikan Profesi Dokter
Bagian : Ilmu Kesehatan Anak
Judul : Seorang Anak Laki-laki usia 7 tahun dengan Kejang Demam
Kompleks

Demak, Januari 2019


Mengetahui dan Menyetujui
Pembimbing Kepaniteraan Klinik
Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Sunan Kalijaga Kab. Demak

Pembimbing,

dr. Budi Nur Cahyani, Sp.A

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan

karunia-Nya lah penulis dapat menyelesaikan laporan kasus yang berjudul “Seorang Anak

Laki-laki Usia 7 Tahun dengan Kejang Demam Kompleks”. Laporan kasus ini dibuat untuk

memenuhi salah satu syarat Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Kesehatan Anak.

Penyusunan laporan ini terselesaikan atas bantuan dari banyak pihak yang turut

membantu terselesaikannya laporan ini. Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis ingin

menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dr. Budi Cahyani, Sp.A selaku

pembimbing dan seluruh teman kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Anak atas kerjasamanya

selama penyusunan laporan ini.

Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca guna perbaikan

yang lebih baik. Semoga laporan ini dapat bermanfaat baik bagi penulis sendiri, pembaca

maupun bagi semua pihak-pihak yang berkepentingan.

Demak, Januari 2018

Penulis

2
BAB I

LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PENDERITA

Nama : An. AF
Umur : 7 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku : Jawa
Alamat : Demak

Nama Ayah : Tn. S


Umur : 38 th
Pekerjaan : Wiraswasta

Nama Ibu : Ny. F


Umur : 35 th
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Bangsal : Dahlia
No. CM : xx.xx.xx
Masuk RS : 08 Januari 2018

II. DATA DASAR


1. Anamnesis ( Alloanamnesis )
Alloanamnesis dengan ibu penderita dilakukan pada tanggal 08 Januari 2018
pukul 19.00 WIB di ruang Dahlia dan didukung dengan catatan medis.
a. Keluhan Utama : kejang
b. Keluhan tambahan : demam
c. Riwayat Penyakit Sekarang

3
Sebelum masuk rumah sakit :
 ±3 hari SMRS panas tinggi, naik-turun.
 2 hari yang lalu pasien sempat kejang dengan durasi ±3 menit. Pasien
sempat meminum obat warung, kemudian demam turun.
 Senin 08/01/2019 pagi pasien kembali panas tinggi 39,7’C dan kejang
1x dengan durasi ± 3-4 menit. Kemudian dibawa ke rumah sakit karena
panas dan kejang. Kondisi pasien setelah kejang lemas dan langsung
sadar.
 Pukul 11.26 pasien dibawa ke IGD RS Sunan Kalijaga Demak.
d. Riwayat Penyakit Dahulu : pernah kejang saat umur 2 tahun
e. Penyakit Keluarga :
 Paman dari pasien ada riwayat kejang
f. Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien tinggal bersama ayah dan ibunya. Pasien menggunakan
pengobatan Jamkesda.
Kesan ekonomi : kurang
g. Riwayat Persalinan dan Kehamilan :
Saat hamil, ibu pasien memeriksakan kehamilannya ke bidan sebulan 1x.
Pasien merupakan anak laki-laki yang lahir dari ibu G1P1A0, hamil 9 bulan,
lahir spontan di rumah sakit ditolong oleh bidan, lahir langsung menangis,
berat badan lahir 2600 gram, panjang badan, lingkar kepala dan lingkar dada
lupa, tidak ada kelainan bawaan.
Kesan : neonatus aterm, lahir spontan per vaginam.
h. Riwayat Pemeliharaan Prenatal :
Ibu memeriksakan kandungannya ke bidan terdekat sebulan 1-2x.
Selama hamil ibu sudah mendapat suntikan TT. Ibu pasien mengaku pernah
menderita penyakit darah tinggi selama kehamilan. Diakui adanya riwayat
perdarahan dan trauma saat hamil disangkal. Riwayat minum obat tanpa resep
dokter ataupun minum jamu disangkal.
Kesan : riwayat pemeliharaan prenatal kurang baik
i. Riwayat Pemeliharaan Postnatal :
Pemeliharaan postnatal dilakukan di bidan dan anak dalam keadaan
sehat.

4
Kesan : riwayat pemeliharaan postnatal baik
j. Riwayat Perkembangan dan Pertumbuhan Anak :
Perilaku sosial : baik
Gerakan motorik halus : baik
Bahasa : baik
Gerak motorik kasar : baik
Kesan : pertumbuhan baik karena gizi baik dan perkembangan sesuai umur.
k. Riwayat Makan dan Minum Anak :
ASI diberikan sejak lahir sampai umur 6 bulan. Diberikan MPASI sejak usia 6
bulan hingga 2 tahun. Diberikan makanan biasa sejak usia 2 tahun.
Kesan : kualitas dan kuantitas makanan baik.
l. Riwayat Imunisasi :
Hepatitis B : 3, umur 0, 2, 3 bulan

BCG : 1, umur 1 bulan

Polio : 4, umur 1, 2, 3, 4 bulan

DPT : 3, umur 2, 3, 4 bulan

Campak : 9 bulan (+)

Kesan : Imunisasi dasar lengkap sesuai usia berdasarkan informasi


dari ibu pasien tanpa disertai bukti KMS.

III. PEMERIKSAAN FISIK


Pemeriksaan fisik dilakukan tanggal 08 Januari 2019 pukul 19.00 WIB
Anak laki-laki usia 7 tahun, berat badan 19,7 kg, tinggi badan 122 cm.
1. Keadaan Umum : lemas, compos mentis
2. Tanda vital :
- Tekanan Darah : -
- Nadi : 112x/ menit, reguler, isi dan tegangan cukup.
- Laju nafas : 26x/ menit
- Suhu : 38,7° C ( aksila )

5
3. Status Gizi

BMI = BB (kg) / TB (m2)


= 19,7/ 1,48
= 13,31
Kesan : status gizi baik

6
Kesan : Baik (Normal)

Kesan : Perawakan Baik (Normal)

7
4. Status Internus
a. Kepala : Mesocephale, rambut hitam dan tidak mudah dicabut
b. Kulit : Tidak sianosis, turgor kembali cepat <2 detik, ikterus (-), petechie (-)
c. Mata : Pupil bulat, isokor, refleks cahaya (+/+) normal, konjungtiva anemis
(-/-), sklera ikterik (-/-), cekung (-/-)
d. Hidung : bentuk normal, sekret (-/-), nafas cuping hidung (-)
e. Telinga : bentuk normal, serumen (-/-), discharge (-/-)
f. Mulut : sianosis (-), pendarahan gusi (-)
g. Leher : simetris, pembesaran limfe (-), kaku kuduk (-)
h. Thorax
 Pulmo
- Inspeksi : Hemithoraks dextra et sinistra simetris dalam keadaan statis
maupun dinamis, retraksi suprasternal, intercostal dan
epigastrial (-).
- Palpasi : Stem fremitus dextra et sinistra simetris
- Perkusi : Sonor (+)
- Auskultasi : Suara dasar : bronkovesikuler
Suara tambahan : ronki (-/-), wheezing (-/-)
 Cor
- Inspeksi : Pulsasi ictus cordis tidak tampak
- Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS V, 2 cm medial linea mid clavicula
sinistra, tidak melebar, tidak kuat angkat
- Perkusi : Redup
- Auskultasi : BJ I-II normal, murmur (-), gallop (-), bising (-)
i. Abdomen :
- Inspeksi : Datar
- Auskultasi : BU (+) normal
- Perkusi : Timpani (+)
- Palpasi : Supel, defense muscular (-), hepar tidak membesar
j. Genitalia : Laki-laki, tidak ada kelainan
k. Kulit : Petechie (-), kriput (-)

8
l. Ekstremitas :
Superior Inferior
Refleks Fisiologis +/+ +/+
Refleks Patologis -/- -/-
Capillary refill time < 2”/ < 2” < 2”/ < 2”

m. Pemerikasaan neurologi
- Kaku kuduk (-)
- Kernig (-)
- Brudzinsky (-)

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG


 Pemeriksaan Darah Rutin

Pemeriksaan 08/01/ 2019 10/01/ 2019 Nilai Normal


Hemoglobin 12,4 gr/dl 12,1 gr/dl 11,5-12,5 gr/dl
Hematokrit 35,8 % 36,1 % 34-40 %
Leukosit 9,5/µl 11,5 5,5-15,5mm^3
3
Trombosit 292.000/µl 291.000/µl 150–450x 10 /µl
Kesan : hasil lab Normal.

V. DIAGNOSIS BANDING
Kejang
1. Kejang Demam Kompleks
2. Kejang Demam Simpleks

VI. DIAGNOSIS KERJA


• Diagnosis utama : kejang demam kompleks

9
• Diagnosis komorbid :-
• Diagnosis komplikasi :-
• Diagnosis gizi : gizi baik
• Diagnosis sosial ekonomi : kurang
• Diagnosis Imunisasi : imunisasi dasar lengkap
• Diagnosis Pertumbuhan : Pertumbuhan baik
• Diagnosis Perkembangan : Sesuai umur

VII. TERAPI
Infus RL 20 tpm
Inj. Diazepam 5 mg (bila kejang)
Inj. PCT 4x200 mg
Inj.dexa ½ A
Inj. Amoxicylin 3x200mg
p/o
asam valproat 2x2cc
erdostein 2x1 cth

VIII. PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam

10
IX. PROGRESS NOTE

Tanggal Hari ke 2 perawatan Hari ke 3 perawatan


09/12/2019 10/01/2019
Keluhan Batuk(+) Batuk (+)
Pilek (+) Pilek (+)
Mual (-) kejang (-)
Muntah (-) nafsu makan berkurang
Nyeri perut (-)
Mencret (-)
kejang (-)
nafsu makan menurun
Keadaan Umum Sadar, lemah Sadar, lemah
TTV:
Nadi 98x/menit 100 x/menit
RR 28x/menit 24 x/menit
Suhu 36,7 0C 36,3 0C
Antopometri
BB 19,7 kg 19,7 kg
TB 122 cm 122 cm

PF
- Kepala Mesocephale Mesocephale
- Mata
Reflek cahaya + +
Cekung - -
Sklera ikterik - -
Conj.anemis - -
- Hidung
Nafas cuping -/- -/-
sekret -/- -/-
- Telinga normotia normotia
infeksi - -

11
- Bibir
Sianosis - -
ulkus - -
- Leher
Pemb.KGB - -
Kaku kuduk - -
- Thorax - -
Retraksi +/+ +/+
bronkovaskuler -/- -/-
ronki -/- -/-
whizing
- Abdomen datar, supel datar, supel
Bising usus + +
hepatomegali - -
turgor - -
asites - -
- Akral dingin - -
- Capillary reffil < 2 detik < 2 detik
- Edem - -
- Reflek Patologis - -
- Reflek Fisiologis + +
- Kernig - -
- Brudzinsky - -

12
Penunjang
a. Lab DR tgl 08/01/2019 DR tgl 10/01/2019
Hb 12,4 gr/dl 12,1 gr/dl
Ht 35,8 % 36,1 %
Lk 9.500/µl 11.500/µl
Tr 292.000/µl 291.000/µl
Na 138,2 mmol/L
K 4,21 mmol/L
Ca 9,71 mg/dL
Cl 106,25 mmol/L
Mg 2,0 mg/dL

Asses: KDK KDK


Obs.febris H4 ISPA
Terapi Inf. RL 20 tpm Inf. RL 20 tpm

Inj.Diazepam 5mg (bila kejang) Inj.Diazepam 5mg (bila kejang)

Inj. Amoxicylin 3x200 mg Inj. Amoxicylin 3x200 mg

Po: Po:

Asam valproat syr 2x2 cc Asam valproat syr 2x2 cc

Erdostein syr 2x1 cth Erdostein syr 2x1 cth

Diit - -

Tanggal Hari ke 4 perawatan


11/01/2019
Keluhan Sudah tidak ada keluhan

13
Nafsu makan kembali naik
Keadaan Umum Sadar, lemah
TTV:
Nadi 104 x/menit
RR 24 x/menit
Suhu 36,40C
Antopometri
BB 19,7 kg
TB 122 cm

PF
- Kepala mesocephal
- Mata
Reflek cahaya +
Cekung -
Sklera ikterik -
Conj.anemis -
- Hidung
Nafas cuping -/-
sekret -/-
- Telinga normotia
infeksi -
- Bibir
Sianosis -
ulkus -
- Leher
Pemb.KGB -
Kaku Kuduk -
- Thorax
Retraksi -
bronkovaskuler +/+
ronki -/-
whizing -/-

14
- Abdomen datar, supel,
Bising usus +
hepatomegali -
turgor -
asites -
- Akral dingin -
- Capillary reffil < 2 detik
- Edem -
- Reflek Patologis -
- Reflek Fisiologis +
- Kernig -
- Brudzinsky -
Penunjang
Lab
- Hb -
- Ht -
- Leukosit -
- Trombosit -

Asses: KDK
ISPA
Terapi Inf. RL 20 tpm

Inj. Diaz 5mg (bila kejang)

po

Asam valproat 2x2cc

Erdostein syr 2x1 cth

15
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KEJANG DEMAM KOMPLEKS


Definisi
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh
seperti suhu rektal di atas 38 °C yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranial. Menurut
Consensus Statement on Febrile Seizures kejang demam adalah suatu kejadian pada bayi dan
anak biasanya terjadi antara umur 3 bulan dan 5 tahun berhubungan dengan demam tetapi
tidak terbukti adanya infeksi intrakranial atau penyebab tertentu.
Klasifikasi
Kejang demam dibagi menjadi dua jenis, yaitu kejang demam simpleks dan kejang
demam kompleks. Kejang demam sederhana yaitu kejang yang berlangsung singkat, kurang
dari 15 menit, dan umumnya akan berhenti sendiri. Kejang berbentuk umum, tonik dan atau
klonik, tanpa gerakan fokal. Kejang tidak berulang dalam waktu 24 jam. Kejang demam
sederhana merupakan 80% di antara seluruh kejang demam. Sedangkan kejang demam
kompleks yaitu kejang demam dengan salah satu ciri berikut: kejang lama >15 menit, kejang
fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum didahului kejang parsial, dan kejang berulang
atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam.

Etiologi
Penyebab yang pasti dari terjadinya kejang demam tidak diketahui.Faktor resiko
kejang demam yang penting adalah demam. Namun kadang-kadang demam yang tidak
begitu tinggi dapat menyebabkan kejang. Selain itu terdapat faktor resiko lain, seperti riwayat
kejang demam pada orang tua atau saudara kandung, perkembangan terlambat, problem pada
masa neonatus, anak dalam perawatan khusus, dan kadar natrium rendah. Demam dapat

16
muncul pada permulaan penyakit infeksi (extra Cranial), yang disebabkan oleh banyak
macam agent, antara lain :
Bakteri :
• Penyakit pada Tractus Respiratorius
Pharingitis
Tonsilitis
Otitis Media
Laryngitis
Bronchitis
Pneumonia
• Pada Gastro Intestinal Tract :
Dysenteri Baciller ,Shigellosis Sepsis.
• Pada tractus Urogenitalis :
Pyelitis
Cystitis
Pyelonephritis
Virus :
Terutama yang disertai exanthema :
Varicella
Morbili
Dengue

Manifestasi Klinis
Bangkitan kejang pada bayi dan anak-anak sering terjadi bersamaan dengan kenaikan
suhu badan yang tinggi dan cepat, biasanya berkembang bila suhu tubuh mencapai 39°C atau
lebih, disebabkan oleh infeksi di luar susunan saraf pusat (ISPA, OMA, dll). Serangan
kejang biasanya terjadi 24 jam pertama sewaktu demam. Kejang dapat bersifat tonik-klonik,
tonik, klonik, fokal, atau akinetik.Berlangsung singkat beberapa detik sampai 10 menit,
diikuti periode mengantuk singkat pasca kejang.Kejang demam yang menetap lebih dari 15
menit menunjukkan adanya penyebab organik seperti infeksi atau toksik dan memerlukan
pengamatan menyeluruh.

17
Patofisiologi kejang demam
Sel dikelilingi oleh suatu membran yang terdiri dari permukaan dalam (lipid) dan
permukaan luar (ion). Dalam keadaan normal membran sel neuron dapat dengan mudah
dilalui oleh ion Kalium (K+) dan sangat sulit dilalui oleh ion Natrium (Na+) dan elektrolit
lainnya kecuali Klorida (Cl-). Akibatnya konsentrasi ion K dalam sel neuron tinggi dan ion
Na rendah.Karena perbedaan jenis dan konsentrasi ion di dalam dan luar sel maka terdapat
potensial membran sel neuron. Untuk menjaga keseimbangan potensial membran ini
diperlukan energi dan bantuan enzim Na-K-ATP-ase yang terdapat pada permukaan sel.
Keseimbangan potensial membran ini dapat dirubah oleh adanya:
- Perubahan konsentrasi ion di ekstraseluler.
- Rangsangan mendadak berupa mekanis, kimiawi, atau aliran listrik dari sekitarnya.
- Perubahan patofisiologi dari membran sendiri dari penyakit atau keturunan.

18
Pada keadaan demam, kenaikan suhu 1°C akan menaikan metabolisme basal 10-15%
dan kebutuhan oksigen akan meningkat 20%. Pada seorang anak berusia 3 tahun, sirkulasi
otak mencapai 65% dari seluruh tubuh, dibandingkan orang dewasa yang hanya 15%. Jadi
pada kenaikan suhu tubuh tertentu, dapat terjadi perubahan keseimbangan dari membran sel
neuron,dan dalam waktu yang singkat terjadi difusi ion K maupun Na melalui membran.
Perpindahan ini mengakibatkan lepas muatan listrik yang besar, sehingga meluas ke
membran sel lain melalui neurotransmitter, dan terjadilah kejang.
Tiap anak mempunyai ambang kejang yang berbeda.Pada anak dengan ambang
kejang yang rendah, kejang telah terjadi pada suhu 38°C.Pada anak dengan ambang kejang
yang tinggi, kejang baru terjadi pada suhu 40°C.Terulangnya kejang demam lebih sering
terjadi pada anak dengan ambang kejang yang rendah, sehingga dalam penanggulangannya
perlu diperhatikan pada suhu berapa penderita kejang.

19
Faktor risiko kejang demam

20
21
22
23
24
25
26
Tata Laksana kejang demam

Prognosis
Kejadian kecacatan sebagai komplikasi kejang demam tidak pernah
dilaporkan.Perkembangan mental dan neurologis umumnya tetap normal pada pasien yang
awalnya normal.Kejang demam dapat berulang di kemudian hari atau dapat berkembang
menjadi epilepsi di kemudian hari. Faktor resiko berulangnya kejang pada kejang demam
adalah:
a. Riwayat kejang demam dalam keluarga.
b. Usia di bawah 12 bulan.
c. Suhu tubuh saat kejang yang rendah.
d. cepatnya kejang setelah demam
Faktor resiko terjadinya epilepsi di kemudian hari adalah:
a. kelainan neurologis atau perkembangan yang jelas sebelum kejang demam pertama.
b. Kejang demam kompleks.
c. Riwayat epilepsi pada orang tua atau saudara kandung.

27
Edukasi pada Orang Tua
Sebagai seorang dokter sebaiknya kita mengurangi kecemasan orang tua dengan cara :
- Menyakinkan bahwa kejang demam umumnya memiliki prognosis yang baik
- Memberitahukan cara penangan kejang
- Memberikan informasi mengenai kemungkinan kejang kembali
- Pemberian obat untuk mencegah rekurensi memang efektif tetapi harus diingat adanya
efek samping obat.
Beberapa hal yang harus dikerjakan bila kembali kejang :
1. Tetap tenang dan tidak panik
2. Kendorkan pakaian yang ketat terutama disekitar leher
3. Bila tidak sadar, posisikan anak terlentang dengan kepala miring. Bersihkan muntahan
atau lendir di mulut atau hidung. Walaupun kemungkinan lidah trgigit, jangan
memasukkan sesuatu kedalam mulut.
4. Ukur suhu, observasi dan catat lama dan bentuk kejang.
5. Tetap bersama pasien selama kejang
6. Berikan diazepam rektal. Dan jangan diberikan bila kejang telah berhenti
7. Bawa ke dokter atau Rumah Sakit bila kejang berlangsung 5 menit atau lebih.

28

Anda mungkin juga menyukai