Anda di halaman 1dari 3

METABOLISME KARBOHIDRAT

Sri Rahajoe Asj'ari

Bagian Biokimia
Fakultas Kedokteran
Universitas Gadjah Mada
Metabolisme karbohidrat
Sri Rahajoe Asj'ari

PENDAHULUAN
Metabolisme karbohidrat telah dipelajari, sejak Claude Bernard, saientis dari
Perancis (1613-1878) melakukan penelitian secara intensif. Ditemukannya kadar
glukose darah yang berbeda dalam daerah sirkulasi yang berlainan, kandungan gula
dalam darah portal lebih tinggi dibanding dalam darah vena hepatikum. Ia memikirkan
adanya mekanisme pengaturan di dalam hepar. Ia telah dapat membuktikan bahwa di
dalam hepar glukose disimpan sebagai glikogen hepar. Glikogen hepar dapat dijadikan
glucose kembali, untuk didistribusikan ke berbagai macam jaringan. Di dalam jaringan
jaringantersebut, glukose dapat mengalami oksidasi, untuk membebaskan panas dan
energi, atau disintesis menjadi glikogen lagi dan kalau simpanan glikogen dalam hepar
maupun otot sudah jenuh, selebihnya akan dijadikan lemak.
Kira-kira 60% dari semua makanan merupakan karbohidrad kompleks ( yaitu :
amilum, glikogen, selulose dan pentosan). Hanya dalam jumlah sedikit karbohidrat
dalam makanan sebagai disakarid dan monosakarid. Untuk dapat digunakan oleh
tubuh karbohidrat kompleks ini hares mengalami pencernaan sempuna menjadi
monosakarid lebih dahulu.di dalam traktus gastrointestinal.Tidak ada enzim-usus yang
dapat mencerna selulose dan pentosan. Pentosan dihidrolis oleh bakteri usus,
menghasilkan asam organik, alkohol dan CO2. Bahan-bahan tersebut bersama
selulose memacu peristaltik.
Absorpsi. Setelah mengalami pencernaan, kabohidrat menjadi monosakarid
sederhana, dalam bentuk demikian is diabsorpsi. Absorpsi secara pasif maupun aktif
berlangsung dalam usus halus dan mereka dibawa oleh sirkulasi portal ke
hepar.Monosakarid yang berbeda diabsorpsi dengan kecepatan yang berbeda. Bila
kecepatan absorpsi glucose dianggap 100 %, maka galaktose 110 %, Fruktose 43 %,
mannose 19%, dan pentose 915%. Selama proses absorpsi, hepar tidak dapat
mengambil glucose darah dengan sempuma, sehingga terjadi kenaikan kadar
glukose darah sistemik, yang puncaknya dicapai dalam jam pertama dan selanjutnya
menurun menjadi kira-kira sama dengan kadar glucose darah puasa. Sifat ini
digunakan sebagai dasar tes toleransi glukose. Glukose darah. Sebagian besar
glukose darah ada dalam keadaan bebas, hanya sebagian kecil sebagai ester fosfat
dan heksose lain ada dalam jumlah yang amat kecil. Dalam keadaan normal kadar
glukose darah 80 -120 mg/100m1 ( mg%), bila sample diambil sebelum makan pagi,
70-100 mg%, postprandial 130-160 mg%. Ketergantungan jaringan terhadap kadar
glukose dalam darah yang bersirkulasi, amat bervariasi. Paling tinggi
ketergantungannya adalah otak. Bila kadar glukose darah turun sekali sampai
misalnya 25 %, pada suatu saat penderita mengalami stupor,10 menit berikutnya
dapat diteruskan dengan koma dan keadaan tak dapat kembali setelah 30 menit.
Mekanisme hormonal dapat mempertahankan kadar glukose darah 60 mg %, bahkan
dalam keadaan kelaparan berat atau lama.
Sistem homeostasis yang meliputi 2 kelompok mekanisme yang berlawanan. dapat
mempertahankan kadar glukose darah. Mekanisme tersebut adalah:
1. Perubahan glukose menjadi glikogen di hepar, otot dan jaringan lain.
2. Penggunaan glukose di dalam jaringan untuk mendapatkan panas dan energi
(glikolisis)
3. Penggunaan glukose untuk sintesis lemak, asam amino tertentu dan beberapa
macam senyawa struktural maupun fungsional.
4. Perubahan glikogen menjadi glukose (glikogenolisis)
5. Perubahan senyawa non-karbohidrat menjadi glukose (glukoneogenesis)
Beberapa jalur reaksi metabolik yang dialami oleh karbohidrat yang dituliskan
dalam buku ini adalah:
1. Glikolisis
2. Oksidasi asam piruvat
3. Glikogenesis
4. Glikogenolisis
5. Glukoneogenesis
6. Pengendalian kadar glukosa darah
7. HMS
8. Jalur lain metabolisme heksose
Struktur kimia dan reaksi-reaksi kimia dalam jalur tersebut dapat dilihat dalam
lampiran.

Anda mungkin juga menyukai