ANATOMI FISIOLOGI
mencapai hilus limpa di arah kronidorsal dan bagian atas kiri kaput
yaitu bagian pankreas yang lebarnya biasanya tidak lebih dari 4 cm,
tiga jenis sel utama, yakni sel-alfa, beta dan delta. Sel beta yang
aliran darah (Ganong, 1995). Sel alfa yang mencakup kira-kira 25%
insulin.
c) Sel-sel D (delta), jumlahnya sekitar 5-15 %, membuat
a. Fisiologi Pankreas
b. Fisiologi Insulin
insulin.
Insulin dilepaskan pada suatu kadar batas oleh sel-sel beta pulau
2011).
B. PENGERTIAN
Diabetes mellitus adalah gangguan metabolisme yang ditandai
dengan hiperglikemi yang berhubungan dengan abnormalitas
metabolisme karbohirat, lemak, dan protein yang disebabkan oleh
penurunan sekresi insulin atau penurunan sensitivitas insulin atau
keduanya dan menyebabkan komplikasi kronis mikrovaskuler,
makrovaskuler, dan neuropati (Yuliana elin, 2009 dalam NANDA NIC
NOC 2015).
Ulkus adalah luka terbuka pada permukaan kulit atau selaput
lender dan ulkus adalah kematian jaringan yang luas dan disertai invasif
kuman saprofir. Adanya kuman saprofit tersebut menyebabkan ulkus
berbau, ulkus diabetikum juga merupakan salah satu gejala klinik dan
perjalanan penyakit DM dengan neuropati perifer (Andyagreeni, 2010).
Ulkus Diabetik merupakan komplikasi kronik dari Diabetes Mellitus
sebagai sebab utama morbiditas, mortalitas serta kecacatan penderita
Diabetes. Kadar LDL yang tinggi memainkan peranan penting untuk
terjadinya ulkus diabetik melalui pembentukan plak atherosklerosis pada
dinding pembuluh darah (Zaidah 2011).
Gangren adalah proses atau keadaan yang ditandai dengan
adanya jaringan mati atau nekrosis, namun secara mikrobiologis adalah
proses nekrosis yang disebabkan oleh infeksi ( Askandar, 2011 ).
Ganggren adalah akibat dari kematian sel dalam jumlah besar,
ganggren dapat diklasifikasikan sebagai kering atau basah. Ganggren
kering meluas secara lambat dengan hanya sedikit gejala, ganggren
kering serimh dijumpai di ekstremitas umumnya terjadi akibat hipoksia
lama. Gangren basah adalah suatu daerah dimana terdapat jaringan mati
yang cepat peluasannya, sering ditemukan di organ-organ dalam, dan
berkaitan dengan infasi bakteri kedalam jaringan yang mati tersebut.
Ganggren ini menimbulkan bau yang kuat dan biasanya disertai oleh
manifestasi sistemik. Ganggren basah dapat timbul dari ganggren kering.
Ganggren diabetik adalah nekrosis jaringan pada bagian tubuh
perifer akibat penyakit diabetes mellitus. Biasanya gangren tersebut
terjadi pada daerah tungkai. Keadaan ini ditandai dengan pertukaran
sekulitis dan timbulnya vesikula atau bula yang hemoragik kuman yang
biasa menginfeksi pada gangren diabetik adalah streptococcus
(Soeatmaji, 1999).
Kaki diabetik adalah kaki yang perfusi jaringannya kurang baik
karena angiopati dan neuropati selain itu terdapat pintas arteri-vena di
ruang subkutis sehingga kaki tampak merah dan mungkin panas tetapi
perdarahan kaki tetap kurang.
Gangren Kaki Diabetik adalah luka pada kaki yang merah
kehitam-hitaman dan berbau busuk akibat sumbatan yang terjadi di
pembuluh darah sedang atau besar di tungkai. ( Askandar, 2011).
C. KLASIFIKASI
1. Diabetes Mellitus
a) DM Tipe I (IDDM)
b) DM Tipe II (NIDDM)
c) DM Gestasional
d) DM Sekunder
Derajat IV : Gangren jari kaki atau bagian distal kaki dengan atau
tanpa selulitis.
D. ETIOLOGI
Faktor – faktor yang berpengaruh atas terjadinya gangren kaki
1. Faktor endogen :
a) Genetik
b) Metabolik
c) Angiopati diabetik
d) Neuropati diabetik
2. Faktor eksogen :
a) Trauma
b) Infeksi
c) Obat
E. MANISFESTASI KLINIS
Ulkus Diabetikum akibat mikriangiopatik disebut juga ulkus panas
walaupun nekrosis, daerah akral itu tampak merah dan terasa hangat
2. Paleness (kepucatan).
3. Paresthesia (kesemutan).
5. Paralysis (lumpuh).
Bila terjadi sumbatan kronik, akan timbul gambaran klinis menurut pola
dari fontaine:
terasa dingin, pulsasi pembuluh darah kurang kuat dan didapatkan ulkus
atropi pada otot kaki sehingga merubah titik tumpu yang mengakibatkan
pula terjadinya ulkus pada kaki. Ulkus yang terjadi pada kaki diabetik
daerah yang sering mendapat tekanan atau trauma pada telapak kaki, hal
ini paling sering terjadi, didaerah sendi metatarsofalangeal satu dan lima
didaerah ibu jari kaki dan didaerah tumit. Mula-mula inti penebalan hiper
trauma disertai dengan infeksi sekunder. Ulkus terjadi makin lama makin
dalam mencapai daerah subkutis dan tampak sebagaii sinus atau kerucut
bullae, biasanya berdiameter lebih dari satu sentimeter dan terisi masa,
tetapi kadang-kadang ada rasa sakit yang berasal dari struktur jaringan
yang lebih dalam atau lebih luar dari luka. Bila krusta dan produk-produk
ulkus dibersihkan maka tampak ulkus yang dalam seperti kerucut, ulkus
ini dapat lebih progresif bila tidak diobati dan dapat terjadi periostitis atau
luka keluhan yang timbul adalah berupa kesemutan atau kram, rasa
lemah dan baal pada tungkai dan nyeri pada waktu istirahat. Akibat dari
keluhan ini, maka apabila penderita mengalami trauma atau luka kecil hal
rasa nyeri makin meningkat, panas badan dan adanya nanah yang makin
1. Diabetes Melitus
Sebagian besar gambaran patologik dari DM dapat
dihubungkan dengan salah satu efek utama akibat kurangnya insulin
berikut:
a. Teori Sorbitol
Hiperglikemia akan menyebabkan penumpukan kadar
glukosa pada sel dan jaringan tertentu dan dapat mentransport
glukosa tanpa insulin. Glukosa yang berlebihan ini tidak akan
termetabolisasi habis secara normal melalui glikolisis, tetapi
sebagian dengan perantaraan enzim aldose reduktase akan
diubah menjadi sorbitol. Sorbitol akan tertumpuk dalam sel /
jaringan tersebut dan menyebabkan kerusakan dan perubahan
fungsi.
b. Teori Glikosilasi
Akibat hiperglikemia akan menyebabkan terjadinya
glikosilasi pada semua protein, terutama yang mengandung
senyawa lisin. Terjadinya proses glikosilasi pada protein membran
basal dapat menjelaskan semua komplikasi baik makro maupun
mikro vaskular.
G. KOMPLIKASI
1. Dry Gangren
Dry gangren terjadi ketika ada memperlambat atau hambatan
dalam aliran darah ke bagian tubuh seperti jari-jari kaki dan jari-jari.
2. Basah Gangren
Basah gangren terlihat setelah cedera serius atau gigitan
embun beku atau bahkan daerah yang dibakar menjadi terinfeksi dan
infeksi mengambil akar ke dalam jaringan.Infeksi menyebabkan
pembengkakan jaringan dan ini blok suplai darah ke daerah yang
terkena dampak membuat lebih buruk infeksi dan gangren progresif.
4. Gangren Internal
Gangren dapat juga mempengaruhi organ-organ internal ketika
aliran darah ke mereka terhalang. Ini disebut gangren internal dan
dapat mempengaruhi kandung empedu atau usus yang terperangkap
dalam hernia
5. Fournier’s Gangren
Ketika gangren mempengaruhi penis dan alat kelamin disebut
Fournier's gangrene.
H. PENATALAKSANAAN
Pengobatan dan perawatan pengobatan dari gangren diabetik
dilakukan.
a. Mencuci luka
mencuci luka adalah yang non toksik pada proses penyembuhan luka
b. Debridement
2011 ).
c. Nutrisi
I. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Diagnostik
Glukosa darah meningkat
Asam lemak bebas meningkat
Osmolalitas serum meningkat
Gas darah arteri : PH menurun, HCO3 menurun
Ureum/kreatinin meningkat/normal
Urine : gula + aseton positip
Elektrolit : Na, K, fosfor
2. Ktiteria Pengendalian DM
Pemeriksaan Baik Sedang Buruk
J. Pengkajian Keperawatan
a. Identitas penderita
b. Keluhan Utama
Adanya rasa kesemutan pada kaki / tungkai bawah, rasa raba yang
menurun, adanya luka yang tidak sembuh – sembuh dan berbau,
adanya nyeri pada luka.
c. Riwayat kesehatan sekarang :
ekstremitas bawah, luka yang sukar sembuh, kulit kering, merah, dan
jelek, mual/muntah.
3) Pola eliminasi
Istirahat tidak efektif adanya poliuri, nyeri pada kaki yang luka
penderita.
g. Pemeriksaan Diagnostik
metabolik)
5) Alkalosis respiratorik
fungsi ginjal.
insufisiensi insulin.
meningkat.
K. Diagnosa Keperawatan
1. Kerusakan Integritas Jaringan Berhubungan Dengan ulkus DM
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologis (iskemik jaringan)
3. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan adanya ulkus pada kaki
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
5. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan ulkus DM
6. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan penyakit
7. Resiko infeksi
Arisman, 2011. Diabetes Mellitus. Dalam: Arisman, ed. Buku Ajar Ilmu Gizi
Obesitas, Diabetes Mellitus dan Dislipidemia. Jakarta: EGC, 44-54.
Bilotta, Kimberly. A. J (ed). 2011. Kapita selekta penyakit : dengan implikasi
keperawatan. Jakarta : EGC.
Brunner & Suddarth, 2014, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, alih bahasa:
Waluyo
Brunner & Suddarth. 2012. Buku Ajar keperawtan medikal bedah, edisi 8 vol 3.
Jakarta: EGC
Carpenito & suddarth.2013. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8 vol
3. Jakarta: EGC
Corwin, EJ. 2011. Buku Saku Patofisiologi, 3 Edisi Revisi. Jakarta: EGC
Johnson, M., et all. 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second
Edition. New Jersey: Upper Saddle River
Mansjoer, A dkk. 2011. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media
Misnadiarly. 2011. Diabetes Melitus : Gangren, Ulcer, Infeksi. Mengenal Gejala,
Menanggulangi, dan Mencegah Infeksi. Jakarta: Pustaka Obor;
Santosa, Budi. 2015. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2015- 2016.
Jakarta: Prima Medika