Anda di halaman 1dari 18

Employee Development

(Session 11)

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Semakin kompleks dan menantang pekerjaan seseorang maka semakin besar kemungkinan orang
tersebut menganggap karir bukan sebagai bagian dari hidupnya, tetapi sebagai hidupnya.

Perkembangan dan pertumbuhan perusahaan mempersyaratkan ketersediaan sumberdaya manusia


yang andal. Upaya menyediakan sumber daya tersebut dapat diperoleh melalui peningkatan kualitas
sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang berkualifikasi menurut kebutuhan perusahaan
dapat diperoleh melalui program pelatihan dan pengembangan karyawan. Pelatihan dan
pengembangan karyawan merupakan faktor yang mendorong tercapainya kompetensi karyawan
sehingga dapat memberikan kinerja terbaik pada perusahaan. Perusahaan perlu mengidentifikasi
kebutuhan organisasi sehingga perusahaan dapat menerapkan jenis program pelatihan dan
pengembangan yang akan diberikan kepada individu dalam organisasi.

Kesesuaian kebutuhan organisasi dan tugas dengan program pelatihan dan pengembangan karyawan
akan mendukung peningkatan kompetensi karyawan. Penyesuaian diri terhadap lingkungan kerja,
menyelaraskan kemampuan diri terhadap perkembangan teknologi dan perkembangan regulasi dalam
dunia usaha merupakan sasaran dari pelatihan dan pengembangan karyawan, sehingga karyawan
kompeten dalam menjalankan tugas-tugasnya. Program pelatihan dan pengembangan karyawan dapat
meningkatkan ketrampilan, pengetahuan dan pengalaman karyawan terhadap pekerjaannya.

Karyawan yang memiliki kompetensi terhadap pekerjaannya akan mendapatkan kesempatan untuk
mengikuti tahapan jenjang karir dan akan mencapai jenjang karir yang baik. Kegiatan dalam pelatihan
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keahlian dan kompetensi. Kegiatan pelatihan dilakukan
melalui kegiatan pengajaran, pendidikan dan pelatihan yang meliputi materi ilmu pengetahuan,
ketrampilan dan keahlian.

Kegiatan dalam pengembangan karyawan bertujuan untuk mempersiapkan karyawan agar dapat
menyesuaikan diri terhadap tugasnya. Pengembangan karyawan memberi kesempatan kepada
karyawan untuk bersosialisasi terhadap tugas dan lingkungan pekerjaannya, dengan demikian program
pelatihan dan pengembangan memberi peluang terhadap karyawan agar dapat berperan dalam
perusahaan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Definisi

Pelatihan (​training) ​merupakan proses pembelajaran yang melibatkan perolehan keahlian, konsep,
peraturan, atau sikap untuk meningkatkan kinerja tenga kera.(Simamora:2006:273). Menurut pasal
I ayat 9 undang-undang No.13 Tahun 2003. Pelatihan kerja adalah keseluruhan kegiatan untuk
memberi, memperoleh, meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas,
disiplin, sikap, dan etos kerja pada tingkat ketrampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang
dan kualifikasi jabatan dan pekerjaan.

Pengembangan (​development)​ diartikan sebagai penyiapan individu untuk memikul tanggung


jawab yang berbeda atau yang Iebih tinggi dalam perusahaan, organisasi, lembaga atau instansi
pendidikan.

Menurut (Hani Handoko:2001:104) pengertian latihan dan pengembangan adalah berbeda. Latihan
(​training​) dimaksudkan untuk memperbaiki penguasaan berbagal ketrampilan dan teknik
pelaksanaan kerja tertentu, terinci dan rutin. Yaitu latihan rnenyiapkan para karyawan (tenaga
kerja) untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan sekarang. Sedangkan pengembangan (​Developrnent​)
mempunyai ruang lingkup Iebih luas dalam upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan
pengetahuan, kemampuan, sikap dlan sifat-sifat kepribadian.

(Gomes:2003:197) Mengemukakan pelatihan adalah setiap usaha untuk memperbaiki performansi


pekerja pada suatu pekerjaan tertentu yang sedang menjadi tanggungjawabnya. Menurutnya istilah
pelatihan sering disamakan dengan istilah pengembangan, perbedaannya kalau pelatihan langsung
terkait dengan performansi kerja pada pekerjaan yang sekarang, sedangkan pengembangan tidaklah
harus, pengembangan mempunyai ​skcope ​yang lebih luas dandingkan dengan pelatihan.

Pelatihan Iebih terarah pada peningkatan kemampuan dan keahlian SDM organisasi yang berkaitan
dengan jabtan atau fungsi yang menjadi tanggung jawab individu yang bersangkutan saat ini ​(
current job oriented)​. Sasaran yang ingin dicapai dan suatu program pelatihan adalah peningkatan
kinerja individu dalam jabatan atau fungsi saat ini.

Pengembangan cenderung lebih bersifat formal, menyangkut antisipasi kemampuan dan keahhan
individu yang harus dipersiapkan bagi kepentingan jabatan yang akan datang. Sasaran dan program
pengembangan menyangkut aspek yang lebih luas yaitu peningkatan kemampuan individu untuk
mengantisipai perubahan yang mungkin terjadi tanpa direncanakan (​unplened change) ​atau
perubahan yang direncanakan (​planed change​). (Syafaruddin:200 1:2 17).

3
Hal serupa dikemukakan (Hadari:2005:208). Pelatihan adaah program- program untuk
memperbaiki kernampuan melaksanakan pekerjaan secara individual, kelompok dan/atau
berdasarkan jenjang jabatan dalam organisasi atau perusahaan. Sedangkan pengembangan karir
adalah usaha yang diakukan secara formal dan berkelanjutan dengan difokuskan pada peningkatan
dan penambahan kemampuan seorang pekerja. Dan pengertian ini menunjukkan bahwa fokus
pengernbangan karir adalah peningkatan kemampuan mental tenaga kerja.

lstilah pelatihan dan pengembangan merujuk pada struktur total dan program di dalam dan luar
pekerjaan karvawan yang dimanfaatkan perusahaan dalam mengembangkan keterampilan dan
pengetahuan, utamanya untuk kinerja pekerjaan dan promosi karir. Biasanya pelatihan merujuk
pada pengembangan ketrampilan bekerja (​vocational​) yang dapat digunakan dengan segera. (Sjafri
:2003: 135).

Pengertian karir​ adalah tahap-tahap perkembangan pengalaman kerja seseorang selama masa
kerjanya (Greenberg dan Baron, 1995), sedang menurut Cascio (1978), karir adalah suatu rangkaian
posisi, tugas atau kesempatan yang dimiliki seseorang selama dia bekerja.

Perencanaan karir​ (​career​ ​planning​) adalah proses dimana individu menganalisa minat, nilai,
personalitas, dan kapabilitasnya serta mencoba untuk menyesuaikan karakteristik personal dengan
kesempatan karir yang tersedia.

Pengembangan karir​ (​career development​) terdiri dari kumpulan aktivitas dari tujuan karir
individual dan membantu untuk mencapai tujuan tersebut.

Pengertian karir sebagai posisi disebabkan oleh faktor-faktor:

● Struktur organisasi .
● Sistem ​reward​.
● Sistem ​appraisal ​ mengarah pada pengertian karir adalah posisi.
● Budaya, sosialisasi dan proses ​training.

Manajemen karir adalah proses dimana organisasi mencoba untuk menyesuaikan minat karir
individual dan kemampuan organisasi untuk merekrut karyawan (Gutteridge, 1976). Sedangkan
menurut Greenhouse (1987), manajemen karir adalah proses dimana individu mengumpulkan
informasi mengenai nilai, minat, kelebihan dan kekurangan ​skill (career exploration),​
mengidentifikasikan tujuan karir, dan penggunaan strategi karir tersebut akan tercapai.

2.2. Perspektif Tradisional dan Perspektif Baru Manajemen Karir

Sistem perencanaan karir (​career planning system​) dalam organisasi merupakan tujuan khusus dari
internal ​human resources,​ meliputi perencanaan suksesi, ​training,​ dan ​development strategy, job
posting, assesment center, mentoring​ atau teknik-teknik lainnya.

Perencanaan karir selalu berimplikasi dalam pendapatan, kekuasaan dan status. Bahkan dalam
restrukturisasi organisasi, ​traditional career path ​ tetap merupakan sumber informasi

4
​ eskipun akan menjadi lebih sulit dalam mendefinisikan ​stable paths​ karena posisi karir
yang ​valid m
yang akan datang memiliki tempat yang berubah.

Paradigma lama dan baru karir manajemen

Traditional paradigm New paradigm

ORGANIZATION bureaucracy Network

ROLE generalist multiskilled specialist

COMPETENCIES systems, operations teamwork, development

ASSESMENT input output

PATMENTS jobs skills

CONTRACT security for commitment employability for flexibility

CAREER MANAGEMENT paternalitic self-managed

MOBILITY vertical lateral

RISK? Rigidity? dependences stress? Anarchy?

Sumber : Nicholson, Career systems in crisis: change and oppurtunity in the information age, 1996

Hal yang penting dalam ​interpersonal career strategy​ adalah pengembangan ​skill​ dan kompetensi
kritis untuk kesuksesan unit kerja (pengembangan keahlian) (Noe, 1996).

2.3. Jenis-Jenis Pelatihan

Terdapat banyak pendekatan untuk pelatihan. Menurut (Simamora:2006 :278) ada lima jenis-jenis
pelatihan yang dapat diselenggarakan:

1. Pelatihan Keahlian

Pelatihan keahlian (​skils training)​ merupakan pelatihan yang sering di jumpai dalam organisasi.
program pelatihaannya relatif sederhana: kebutuhan atau kekuragan diidentifikasi rnelalui penilaian
yang jeli. kriteria penilalan efekifitas pelatihan juga berdasarkan pada sasaran yang diidentifikasi
dalam tahap penilaian.

2. Pelatihan Ulang.

Pelatihan ulang (​retraining​) adalah subset pelatihan keahilan. Pelatihan ulang berupaya memberikan
kepada para karyawan keahlian-keahlian yang mereka butuhkan untuk menghadapi tuntutan kerja
yang berubah-ubah. Seperti tenaga kerja instansi pendidikan yang biasanya bekerja menggunakan
mesin ketik manual mungkin harus dilatih dengan mesin computer atau akses internet

3. Pelatihan Lintas Fungsional.

Pelatihan lintas fungsional (cros fungtional training) melibatkan pelatihan karyawan untuk melakukan
aktivitas kerja dalam bidang lainnya selain dan pekerjan yang ditugaskan.

5
4. Pelatihan Tim.

Pelatihan tim merupakan bekerjasarna terdiri dari sekelompok Individu untuk menyelesaikan
pekerjaan demi tujuan bersama dalam sebuah tim kerja.

5. Pelatihan Kreatifitas.

Pelatihan kreatifitas (​creativity training)​ berlandaskan pada asumsi bahwa kreativitas dapat dipelajari.
Maksudnya tenaga kerja diberikan peluang untuk mengeluarkan gagasan sebebas mungkin yang
berdasar pada penilaian rasional dan biaya dan kelaikan.

2.4. Tahapan proses pelatihan dan pengembangan.


Sebelum pelatihan dapat diselenggarakan, kebutuhan akan hal itu perlu dianalisis lebih dahulu. Hal
demikian disebut sebagai langkah/tahapan penilaian dari proses pelatihan. Menurul
(Sjafri:2003:140). setelah tahap analisis kebutuhan dilakukan, maka harus melakukan beberapa
tahapan berikutnya:

1. Penilaian kebutuhan pelatihan.


● Penilaian kebtuhan perusahaan.
● Penilaian kebutuhan tugas.
● Penilaian kebutuhan karyawan.

2. Perumusan tujuan pelatihan.


Perumusan tujuan pelatihan harus ada keterkaitan antara input, output, outcome, dan impact dan
pelatihan itu sendiri.

3. Prinsip-prinsip pelatihan.
● Partisipasi
● Pendalaman
● Relevansi
● Pengalihan
● Umpan Balik
● Suasana Nyaman
● Memiliki kriteria

4. Merancang dan menyeleksi prosedur pelatihan.


● Pelatihan instruksi pekerjaan
● Perputaran pekerjaan Magang dan pelatihan
● Kuliah dan presentasi studi kasus
● Simulasi
● Studi mandiri dan pembelajaran program

6
● Pelatihan laboratorium
● Pembelajaran aksi
Dalam tahapan ini menurut (Gomes:2003:204) terdapat paling kurang tiga tahapan utama dalam
pelatihan dan pengembangan, yakni: penentuan kebutuhan pelatihan, desain program pelatihan,
evaluasi program pelatihan.

1. Penentuan kebutuhan pelatihan (​assessing training needs)​


Lebih sulit untuk menilai kebutuhan-kebutuhan pelatihan bagi para pekerja yang ada daripada
mengorientasikan para pegawai yang baru. Dari satu segi kedua- duanya sama. Tujuan penentuan
kebutuhan pelatihan ini adalah untuk mengumpulkan sebanyak mungkin informasi yang relevan
guna mengetahui dan atau/menentukan apakah perlu atau tidaknya pelatihan dalam organisasi
tersebut.
Dalam tahapan ini terdapat tiga macam kebutuhan akan pelatihan yaitu:
● General treatment need, ​yaitu penilaian kebutuhan pelatihan bagi semua pegawai dalam
suatu klasifikasi pekerjaan tanpa memperhatikan data mengenai kinerja dari seseorang
pegawai tertentu.
● Oversable performance discrepancies, y​ aitu jenis penilaian kebutuhan pelatihan yang
didasarkan pada hasil pengamatan terhadap berbagai permasalahan, wawancara, daftar
pertanyaan, dan evaluasi/penilaian kinerja, dan dengan cara meminta para pekerja untuk
mengawasi sendiri hasil kerjanya sendiri.
● Future human resources neeeds,​ yaitu jenis keperluan pelatihan ini tidak berkaitan dengan
ketidak sesuaian kinerja, tetapi Iebih berkaitan dengan sumberdaya manusia untuk waktu
yang akan datang.

2. Mendesain program pelatihan (​designing a training program)​


Sebenarnya persoalan performansi bisa disiatasi melalui perubahan dalam system ​feedback​,
seleksi atau imbalan, dan juga melalui pelatihan. Atau akan Iebih mudah dengan melakukan
pemecatan terhadap pegawai selama masa percobaannya.

Jika pelatihan merupakan Solusi terbaik maka para manajer atau supervisor harus memutuskan
program pelatihan yang tepat yang bagaimana yang harus dijalankan. Ada dua metode dan pririsip
bagi pelatihan:
● Metode pelatihan.

Metode pelatihan yang tepat tergantung kepada tujuannya. Tujuan atau sasaran pelatihan
yang berbeda akan berakibat pemakaian metode yang berheda pula.
● Prinsip umum bagi metode pelatihan

7
Terlepas dari berbagai metode yang ada, apapun bentuk metode yang dipilh, metode
tersebut harus rnemenuhi prinsip—prnsip seperti: 1 .Memotivasi para peserta pelatihan. 2.
Memperlihatkan ketrampilan-ketrampilan. 3. Harus konsisten dangan isi pelatihan.
4.Peserta berpartisipasi aktif. 5. Memberikan kesempatan untuk perluasan ketrampilan. 6.
Memberikan feedback. 7. Mendorong dari hasil pelatihan ke pekerjaan. 8. Harus efektif
dari segi biaya.

3. Evaluasi efektifitas program (​evaluating training program effectivenees​).

Supaya efektif, pelatihan haru merupakan suatu solusi yang tepat bagi permasalahan organisasi,
yakni bahwa pelatihan tersebut dimaksudkan untuk memperbaiki kekurangan keterampilan. Untuk
meningkatkan usaha belajarnya,para pekerja harus menyadari perlunya perolheanb informasi baru
atau mempelajari keterampilan-keterampilan baru, dan keinginan untuk belajar harus dipertahankan.
Apa saja standar kinerja yang telah ditetapkan, sang pegawai tidak harus dikecewakan oleh pelatih
yang menuntut terlalu banyak atau terlalau sedikit.

Tujuan dari tahapan ini adalah untuk menguji apakah pelatihan tersebut efektif di dalam mencapai
sasaran-sasarannya yang telah ditetapkan. Ini menghendaki identifikasi dan pengembangan criteria
tertentu.

● ​ kuran mengenai reaksi ini didesain untuk mengetahui opini dari para peserta
reactions: U
mengenai program pelatihan. Usaha untuk mendapatkan opini para peserta tentang
pelatihan ini, terutama didasarkan pada beberapa alasan utama, seperti: untuk mengetahui
sejauh mana para peserta merasa puas dengan program untuk maksud diadakannya bebrapa
revisi atas program pelatihan, untuk menjamin agar para peserta yang lain bersikap represif
untuk mengikuti program pelatihan.
● Learning: I​ nformasi yang ingin diperoleh melalui jenis evaluasi ini adalah mengetahi
seberapa jauh para peserta menguasai konsep-konsep, pengetahuan, keterampilan-
keterampilan yang diberikan selama pelatihan.
● Behaviors: ​Perilaku dari para peserta, sebelum dan sesudah pelatihan, dapat dibandingkan
guna mengetahui tingkat pengaruh pelatihan terhadap perubahan performansi mereka.
Langkah ini penting karena sasaran dari pelatihan adalah untuk mengubah perilaku atau
performansi para peseerta pelatihan setelah diadakan program pelatihan.
● Organizational result: ​tujuan dari pengumpulan informasi pada level ini adalah untuk
menguji dampak pelatihan terhadap kelompok kerja atau organisasi secara keseluruhan.
● Cost effectivity: ​ini dimaksudkan untuk mengetahui besarnya biaya yang dihabiskan bagi
program pelatihan, dan apakah besarnya biaya untuk pelatihan tersebut terhitung kecil atau
besar dibandingkan biaya yang timbul dari permasalah yang dialami oleh organisasi.

8
● Model-model penialaian effektifitas pelatihan.

Proses evaluasi itu sendiri bisa mendorong para pegawai untuk meningkatkan produktifitasnya.
Untuk mengetahui dampak dari pelatihan itu secara keseluruhan terhadap hasil atau performansi
seseorang atau suatu kelompok tertentu, umumnya terdapat dua pilihan model penilaian yaitu: 1.
Uncontrolled model.​ 2. ​Controlled model.

Menurut (Dessler:2004:217). Program pelatihan terdiri dari lima langkah:


Pertama: ​Langkah analisis kebutuhan, yaitu mengetahui keterampilan kerja spesifik yang
dibutuhkan, menganalisa keterampilan dan kebutuhan calon yang akan dilatih, dan mengembangkan
pengetahuan khusus yang terukur serta tujuan perestasi.

Kedua: ​Merancang instruksi, untuk memutuskan, menyusun, dan menghasilkan isi program
pelatihan, termasuk buku kerja, latihan dan aktivitas.
Ketiga: l​ agkah validasi, yaitu program pelatihan dengan menyajiakn kepada beberapa orang yang
bisa mewakili.

Keempat:​ menerapkan program itu, yaitu melatih karyawan yang ditargetkan.

​ angkah evaluasi dan tindak lanjut, dimana manejemen menilai keberhasilan atau
Kelima: L
kegagalan program ini:
Terdapat tiga tahapan yang harus tercakup dalam proses pelatihan (Simamora:2006:285) yaitu:
1. Tahapan penilaian
2. Tahapan pelatihan dan pengembangan
3. Tahapan evaluasi

2.5. Tujuan pelatihan dan pengembangan


Tujuan diselenggarakan peltihan dan pengembangan kerja menurut (Simamora:2006:276) diarahkan
untuk membekali, meningkatkan, dan mengembangkan kompetensi kerja guna meningkatkan
kemampuan, produktivitas dan kesejahteraan. Adapun tujuan-tujuannya sebagai berikut:
1. Memperbaiki kinerja karyawan-karyawannya yang bekerja secara tidak memuaskan karena
kekurangan keterampilan merupakan calon utama pelatihan, kendatipun tidak dapat
memecahkan semua masalah kinerja yang efektif, progaram pelatihan dan pengembangan
yang sehat sering berfaedah dalam meminimalkan masalah ini.
2. Memuktahirkan keahlian para karyawan sejalan dengan kemajuan teknologi. Melalui
pelatihan, pelatih memastikan bahwa karyawan dapat megaplikasikan teknologi baru secara
efektif. Perubahan teknologi pada gilirannya, berarti bahwa pekerjaan senantiasa berubah
dan keahlian serta kemampuan karyawan haruslah dimuktahirkan melalui pelatihan,
sehingga kemajuan teknologi dapat diintgrasikan dalam organisasi secara sukses.
3. Mengurangi waktu pembelajaran bagi karyawan baru agar kompoten dalam pekerjaan.

9
Seorang karywan baru acap kali tidak menguasai keahlian dan kemampuan yang dibutukan
untuk menjadi ”​job comotent” ​yaitu mencapai output dan standar mutu yang diharapkan.
4. Membantu memecahkan msalah orperasional. Para manejer harus mencapai tujuan mereka
dengan kelangkaan dan kelimpahan suber daya: kelangkaan sumberdaya finansial dan
sumberdaya teknologis manusia (​human tecnilogical resourse​), dan kelimpahan masalah
keuangan, manusia dan teknologis.
5. Mempersiapkan karyawan untuk promosi satu cara untuk menarik, menahan, dan
memotivasi karyawan adalah melalui program pengembangan karir yang sistematis.
Pengembangan kemampuan promosional karyawan konsisten dengan kebijakan sumberdaya
manusia untuk promosi dari dalam: pelatihan adalah unsur kunci dalam sistem
pengembangan karir. Dengan secara berkesinambungan mengembangkan dan
mempromosikan semberdaya manusianya melalui pelatihan, manejer dapat menikmati
karyawan yang berbobot, termotivasi dan memuaskan.
6. Mengorientasikan karyawan terhadap organisasi, karena alasan inilah, beberapa
penyelenggara orientasi melakukan upaya bersama dengan tujuan mengorientasikan para

10
karyawan baru terhadap organisasi dan bekerja secara benar.
7. Memenuhi kebutuhan pertumbuhan pribadi. Misalnya sebagian besar manejer adalah
berorientasi pencapaian dan membutuhkan tantangan baru dipekerjaannya. Pelatihan dan
pengembangan dapat memainkan peran ganda dengan menyediakan aktivitas-aktivitas yang
menghasilkan efektifitas organisasional yang lebih besar dan meningkatkan pertumbuhan
pribadi bagi semua karyawan.

2.6. Perencanaan Karir


2.6.1. Definisi
Career
Seluruh pekerjaan/ tugas yang pernah dikerjakan oleh seorang pegawai selama masa kerjanya

Career path
Tahapan perkembangan pekerjaan/ tugas dan tanggung jawab seorang pegawai yang membentuk
suatu riwayat karir

Career goals
Posisi/ jabatan (di masa yang akan datang), yang ingin dicapai/ diperjuangkan oleh seorang pegawai

Career planning
Proses pemilihan tujuan karir dan pola karir yang akan dipergunakan oleh seseorang dalam upaya
pencapaian tujuan karir yang bertalian

Career Dev’t
Pengembangan/ peningkatan yang dilakukan untuk menyelaraskan kemampuan/ kompentensi dengan
perencanaan karir

EMPLOYEE WANTS
Career equity
Karyawan menginginkan kesetaraan dalam sistem promosi berkaitan dengan kesempatan
pengembangan karir

Supervisory concern
Karyawan menginginkan atasan langsungnya berperan secara aktif dalam pengembangan karir serta
memberikan bimbingan (feedback) atas kinerjanya, secara berkala.

Awareness of opportunities
Karyawan pemahaman atas kesempatan untuk mengembangkan karir.

Employments interest
Masing-masing karyawan membutuhkan informasi dan memiliki tingkat kepentingan yang berbeda
dalam hal pengembangan karir.

Career satisfaction

11
Sesuai dengan usia dan jabatannya, masing-masing karyawan, memiliki tingkat kepuasan berkarir
yang berbeda.

2.7. Manfaat Pengembangan Karir


Develop promotable employees
Membantu pengembangan kemampuan karyawan yang berbakat (potensi), untuk memenuhi
kebutuhan dimasa yang akan datang (pensiun, penguduruan diri, pertumbuhan organisasi)

Taps employee potential


Memacu kegairahan karyawan, untuk menggali potensi kemampuann individunya, sesuai dengan
tujuan karirnya.

Furthers personal growth


Career plans and goals dapat menjadi motivator bagi karyawan untuk menumbuhkan dan
mengembangkan kompetensi individunya.

Lower turnover
Meningkatkan perhatian dan kepedulian terhadap karir individu karyawan, dapat meningkatkan
loyalitas dan akan menurunkan tingkat turnover.

Pengembangan karier adalah perubahan nilai-nilai, sikap, dan motivasi yang terjadi pada seseorang,
karena dengan penambahan/ peningkatan usianya akan menjadi semakin matang. Dari pengertian ini,
focus pengembangan karier adalah peningkatan kemampuan metal, yang terjadi karena pertambahan
usia. Perkembangan mental itu dapat juga berlangsung selama seseorang menjadi pekerja pada sebuah
organisasi, yang terwujud melalui pelaksanaan pekerjaan yang menjadi tugas pokoknya.

Pengembangan karir itu sendiri mempunyai arah atau jalur-jalur serta pilihan yang akan memberikan
kepada setiap karyawan untuk mengembangkan karirnya sepanjang arah itu mencerminkan tujuan dan
kemapuannya. ​Pilihan arah yang ingin dikembangkan merupakan kesempatan yang baik bagi
karyawan itu sendiri di manapun dan kapanpun. Pilihan arah atau jalur pengembangan karier meliputi.

12
1. Enrichment
2. Lateral
3. Vertical
4. Relocation
5. Exploration
6. Realignment

Yaitu pergerakan kearah bawah yang mungkin dapat merfleksikan sesuatu peralihan atau pertukaran
prioritas pekerjaan bagi karyawan untuk mengurangi resiko, tanggung jawab, dan stress,
menempatkan posisi karyawan tersebut kearah yang lebih tepat yang sekaligus sebagai kesempatan
atau peluang yang baru.

Pengembangan karier pada dasarnya memiliki manfaat yang hampir sama dengan apa yang
dikemukakan di atas,namun manfaat pengembangan ini ada kekhususan karena sudah menyangkut
kegiatan pendidikan dan latihan
Manfaat tersebut adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan kemampuan karyawan
2. Meningkatnya suplay karyawan yang berkemampuan

Desain program pengembangan karier ini akan membantu para manajer dalam membuat keputusan
yang kreatif mengenai pengembangan karier para pekerja. Untuk itu perlu dibedakan atas tiga fase
dalam mendesain program pengembangan karier yang terdiri dari:
1. Fase perencanaan
2. Fase pengarahan
a. pengaranan dengan menyelenggarakan konseling karier.
b. Perbedaan dengan menyelenggarakan playanan informasi yang mencakup kegiatan
sebagai berikut:
- sistem pemberitaan pekerjaan sasaran terbuka.
- menyediakan informasi inventarisasikemapuan pekerja, yang dapat dan boleh
diketahui oleh masing-masing pekerja.
- Informasi tentang aliran karier berupa chart yang menunjukan kemungkinan arah dan
kesempatan yang tersedia di dalam organisasi.
- Selenggarakan pusat sumber pengembangan karier merupakan himpunan bahan-bahan
yang berhubungan dengan pekerjaan jabatan, dan lain-lain.
3. Fase pengembangan

Fase ini adalah tenggang waktu yang diperlukan pekerja untuk memenuhi persyaratan yang
memungkinkannya melakukan gerak dari suatu posisi ke posisi lain yang menginginkanya.
Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan antara lain.

1. Menyelenggarakan system mentor


2. Pelatihan
3. Rotasi jabatan
4. Program beasisiwa/ ikatan dinas

2.8. Proses Pengembangan SDM

Pengembangan Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia yang ada didalam suatu organisasi perlu
pengembangan sampai pada taraf tertentu sesuai dengan perkembangan organisasi. Apabila organisasi

13
ingin berkembang yang diikuti oleh pengembangan sumber daya manusia. Pengembangan sumber
daya manusia ini dapat dilaksanakan melalui pendidikan dan pelatihan yang berkesinambungan.

Pendidikan dan pelatihan merupakan upaya untuk pengembangaan SDM, terutama untuk
pengembangan kemampuan intelektual dan kepribadian.
Pendidikan pada umumnya berkaitan dengan mempersiapkan calon tenaga yang digunakan oleh suatu
organisasi, sedangkan pelatihan lebih berkaitan dengan peningkatan kemampuan atau keterampilan
pekerja yang sudah menduduki suatu jabatan atau tugas tertentu.

Untuk pendidikan dan pelatihan ini, langkah awalnya perlu dilakukan analisis kebutuhan atau need
assessment, yang menyangkut tiga aspek, yaitu:

a. Analisis organisasi, untuk menjawab pertanyaan : “Bagaimana organisasi melakukan pelatihan


bagi pekerjanya”,

b. Analisis pekerjaan, dengan pertanyaan : “Apa yang harus diajarkan atau dilatihkan agar pekerja
mampu melaksanakan tugas atau pekerjaannya” dan,

c. Analisis pribadi, menekankan “Siapa membutuhkan pendidikan dan pelatihan apa”. Hasil analisis
ketiga aspek tersebut dapat memberikan gambaran tingkat kemampuan atau kinerja pegawai yang ada
di organisasi tersebut.

Pengembangan manajemen merupakan usaha untuk meningkatkan prestasi manajemen saat ini atau
mendatang dengan menanamkan pengetahuan, perubahan perilaku, atau peningkatan keterampilan
(Dessler, 2010:296). Pengembangan manajemen kemudian dapat dimulai dengan menggunakan
metode-metode seperti :

1.On the Job Training

On the Job Training meliputi semua upaya melatih karyawan ditempat kerja sesungguhnya. Metode
ini memiliki keunggulan memotivasi peserta secara kuat karena pelatihan tidak dilaksanakan dalam
situasi artifisial di dalam ruang kerja.

2.Off the Job Training

Off the job training dilaksanakan pada lokasi yang terpisah. Program ini memberikan
individu-individu dengan keahlian dan pengetahuan yang mereka butuhkan untuk melaksanakan
pekerjaan pada waktu yang terpisah dari waktu kerja reguler mereka. Kursus-kursus, workshop,
seminar, simulasi komputer adalah contoh dari off the job training

Proses pengembangan manajemen terdiri dari (1) menilai kebutuhan strategis perusahaan (misalnya,
untuk mengisi lowongan eksekutif mendatang, atau untuk mendorong sifat kompetitif), (2) menilai
prestasi manajer, dan kemudian (3) mengembangkan manajer (dan calon manajer).

Kegunaan Pengembangan SDM bagi Organisasi


1. Peningkatan produktivitas kerja organisasi
2. Terwujudnya hubungan yg serasi antara atasan dan bawahan
3. Terjadinya proses pengambilan keputusan yg lebih cepat dan tepat
4. Meningkatkan semangat kerja dan komitmen organisasional
5. Mendorong sikap keterbukaan manajemen (manajemen partisipatif)
6. Memperlancar/ mengefektifkan jalannya komunikasi operasional
14
7. Penyelesaian konflik secara fungsional

Kegunaan Pengembangan SDM bagi Pegawai


1. Keputusan lebih baik
2. Kemampuan menyelesaikan masalah
3. Internalisasi dan operasionalisasi faktor motivasional
4. Dorongan meningkatkan kemampuan kerja
5. Memperbesar rasa percaya diri
6. Tersediaanya informasi ttg program pengembangan kemampuan
7. Meningkatkan kepuasan kerja
8. Meningkatkan pengakuan atas kemampuan individu
9. Memperbesar tekad utk mandiri
10. Mengurangi ketakutan dlm menghadapi tugas-tugas baru dimasa yad

2.8 Berbagai Pendekatan Pengembangan Karyawan


Menurut Noe,Hollenbeck, Gerhart, Wright (2010:526) terdapat empat pendekatan yang digunakan
untuk mengembangkan karyawan: pendidikan formal, penilaian, berbagai pengalaman kerja, dan
hubungan pribadi.

1.Pendidikan Formal

Program-program pendidikan formal (formal education programs) meliputi program-program di luar


dan di dalam perusahaan yang dirancang khusus bagi para karyawan perusahaan, kursus -kursus
singkat yang ditawarkan para konsultan atau universitas, program-program M.B.A eksekutif, dan
program-program universitas dimana para peserta benaR- benar berada di universitas ketika mengikuti
kelas.

2.Penilaian

Penilaian (Assesment) meliputi mengumpulkan informasi dan memberikan umpan balik kepada
karyawan tentang perilaku, gaya komunikasi, atau berbagai keterampilannya. Para karyawan, rekan
kerjanya, para manajer, dan para pelanggan dapat memberikan informasi. Penilaian paling sering
digunakan untuk mengidentifikasi para karyawan dengan potensi manajerial serta mengukur berbagai
kekuatan dan kelemahan para manajer saat ini.

Alat-alat penilaian yang popular meliputi tes-tes kepribadian, Indikator Jenis Myers-Briggs,
pusat-pusat penilaian, penentuan tolak ukur, penilaian kinerja, dan umpan balik 360 derajat.

a) Tes-tes kepribadian

b) Indicator jenis Myers-Briggs

c) Pusat-pusat penilaian

d) Penentuan tolak ukur

e) Penilaian kerja dan system umpan balik 360 derajat

15
3.Berbagi pengalaman kerja

Sebagian besar pengembangan karyawan terjadi melalui pengalaman kerja (job experiences).
Hubungan, masalah, tuntutan, tugas, atau ciri lain yang dihadapi para karyawan pada pekerjaanya.
Asumsi utama dari menggunakan pengalaman pekerjaan untuk pengembangan karyawan adalah
pengembangan paling mungkin terjadi ketika ada ketidakcocokan antara keterampilan karyawan
dengan pengalaman di masa lalu serta keterampilan yang dibutuhkan pada pekerjaan. Agar dapat
berhasil pada pekerjaanya, para karyawan harus merentangkan keterampilannya, yaitu dipaksa belajar
keterampilan baru, menerapkan keterampilannya dan pengetahuan dengan cara baru, serta
pengalaman baru yang utama.

a) Memperluas pekerjaan ini

b) Perputaran pekerjaan

c) Peralihan, promosi dan gerakan kebawah

d) Magang diluar perusahaan

e) Tugas sementara, proyek, pekerjaan sukarela dan cuti panjang

4.Hubungan pribadi

Para karyawan juga dapat mengembangkan berbagai ketrampilan dan meningkatkan pengetahuannya
 tentang perusahaan dan para pelanggannya dengan berinteraksi bersama anggota organisasi yang lebih
berpengalaman. Kepenasihatan dan pembinaan merupakan dua jenis hubungan antarpribadi yang
digunakan untuk mengembangkan para karyawan.

a) Kepenasihatan

b) Pembinaan

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Pelatihan lebih terarah pada peningkatan kemampuan dan keahlian SDM organisasi yang berkaitan
dengan jabatan atau fungsi yang menjadi tanggung jawab individu yang bersangkutan saat ini (current
16
job oriented). Sasaran yang ingin dicapai dari suatu program pelatihan adalah peningkatan kinerja
individu dalam jabatan atau funsi saat ini.

Pengembangan lebih cenderung bersifat formal, menyangkut antisipasi kemampuan dan keahlian
inividu yang harus dipersiapkan bagi kepentingan jabatan yang akan datang.

Pelatihan dan pengembangan merupakan salah satu solusi terhadap sejumlah problem penurunan
kualitas kinerja organisasi atau lembaga dan instansi yang disebabkan oleh penurunan kemampuan
dan keusangan keahlian yang dimiliki oleh karyawan atau tenaga kerja. Pelatihan dan pengembangan
bukanlah solusi utama yang dapat menyelesaikan semua persoalan organisasi, lembaga atau sebuah
instansi. Tetapi mengarah pada peningkatan kinerja para karyawan atau tenaga kerja yang baik dan
benar. Dan tujuan pelatihan dan pengembangan adalah untuk merubah sikap, perilaku, pengalaman
dan performansi kinerja.

Pelatihan merupakan penciptaan suatu lingkungan dimana kalangan tenaga kerja dapat memperoleh
dan mempejari sikap, kemampuan, keahlian, pengetahuan perilaku spesifik yang berkaitan dengan
pekerjaan. Pelatihan merupakan serangkaian aktivitas yang dirancang untuk meningkatkan keahlian,
pengetahuan, pengalaman, ataupun perubahan sikap seseorang inidividu.

Pengembangan adalah penyiapan individu untuk mengemban tanggung jawab yang berbeda atau lebih
tinggi di dalam organisasi. Pengembangan biasanya berkaitan dengan peningkatan kemampuan
intelektual atau emosional yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan yang lebih baik.

3.2.Saran

Dalam pelatihan pengembangan terdapat tiga tahapan penting yang harus dilakukan oleh sebuah
organisasi atau instansi. Pertama tahapan penilaian. Kedua tahapan pelatihan dan pengembangan.
Ketiga tahapan evaluasi. Dengan begitu pelatihan dan pengembangan karyawan akan menghasilkan
manfaat yang baik dalam rangka mencapai tujuan organisasi.

DAFTAR PUSTAKA

Mangkunegara, A. A. Anwarprabu. 2005. Evaluasi Kinerja SDM. Bandung : PT.

Refika Aditama

Sirnamora, Henry. (2006). Manajemen Sumber Daya Manusia: Yogyakarta: STIE YKPN

17
Mangkunegara, A. A. Anwarprabu. 2005. Evaluasi Kinerja SDM. Bandung : PT. Refika Aditama

Moeheriono. 2009. Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi. Jakarta : Ghalia Indonesia

Nawawi, Hadari. 2008.Manajemen Sumber daya Manusia untuk Bisinis yang Kompetitif.
Yogyakarta:University Press.

18

Anda mungkin juga menyukai