Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PAJAK

TAX AMNESTY

Nama : Ivan Harsono


NIM : 11010114120262
Kelas :G
BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Indonesia adalah negara yang berlandaskan hukum (UUD 1945).


Dalam UUD 1945 diatur hal mengenai pajak yang terdapat dalam pasal 23A.
Pajak adalah sumber utama penghasilan Negara Indonesia. Pemungut pajak
adalah pemerintah dan pembayar pajak adalah masyarakat. Dalam memungut
pajak, pemerintah tunduk pada UUD 1945 begitupula masyarakat sebagai
pembayar pajak juga tunduk pada UUD 1945.

Dalam Perpajakan di Indonesia, banyak permasalahan mengenai


kepatuhan pembayaran pajak masyarakat, penerimaan pajak yang rendah,
hingga kapasitas lembaga administrasi perpajakan yang rendah. Persoalan-
persoalan tersebut diatasi dengan berbagai skema kebijakan, salah satunya
dengan melaksanakan tax amnesty. Bahkan, dalam kurun waktu 1989-2009,
hampir 40 negara bagian di Amerika Serikat telah memberikan tax
amnesty dalam berbagai bentuk.

2. RUMUSAN MASALAH

1. Apa definisi dari Tax Amnesty?


2. Apa tujuan dari Tax Amnesty?
3. Apa saja jenis-jenis Tax Amnesty?
4. Mengapa diadakan Tax Amnesty di Indonesia?
5. Bagaimana cara untuk meningkatkan efektivitas Tax Amnesty?
BAB II
PEMBAHASAN

1. DEFINISI TAX AMNESTY

Tax Amnesty (Pengampunan pajak) merupakan usaha pemerintah


untuk menghasilkan penerimaan pajak yang selama ini belum atau kurang
dibayar, disamping meningkatkan kepatuhan membayar pajak karena makin
efektifnya pengawasan karena semakin akuratnya informasi mengenai daftar
kekayaan wajib pajak.

Baer dan LeBorgne, sebagaimana dikutip oleh Mikesell dan Ross,


mengartikan tax amnesty sebagai:

“a limited-time offer by the government to a specified group of taxpayers to


pay a defined amount, in exchange for forgiveness of a tax liability (including
interest and penalties), relating to a previous tax period(s), as well as freedom
of legal prosecution”

Sementara, Jacques Malherbe mengartikan tax amnesty seperti berikut ini:

“the possibility of paying taxes in exchange for the forgiveness of the amount
of the tax liability (including interest and penalties), the waiver of criminal
tax prosecution, and limitations to audit tax determinations for a period of
time.”

Dari definisi di atas, selain memberikan pengampunan untuk sanksi


administrasi, tax amnesty juga dimaksudkan untuk menghapuskan sanksi
pidana. Tax amnesty juga dapat diberikan kepada pelaporan sukarela data
kekayaan wajib pajak yang tidak dilaporkan di masa sebelumnya tanpa harus
membayar pajak yang mungkin belum dibayar sebelumnya. Dalam
menetapkan perlu tidaknya tax amnesty, perlu dipertimbangkan apa yang
menjadi justifikasi dari tax amnesty dan hingga batas mana tax amnesty dapat
dijustifikasi.

2. TUJUAN TAX AMNESTY

1. Meningkatkan penerimaan pajak dalam jangka pendek

Permasalahan penerimaan pajak yang stagnan atau cenderung menurun


seringkali menjadi alasan pembenar diberikannya tax amnesty. Hal ini
berdampak pada keinginan pemerintah yang berkuasa untuk memberikantax
amnesty dengan harapan pajak yang dibayar oleh wajib pajak selama
program tax amnesty akan meningkatkan penerimaan pajak. Meski demikian,
peningkatan penerimaan pajak dari program tax amnesty ini mungkin saja
hanya terjadi selama program tax amnesty dilaksanakan mengingat wajib
pajak bisa saja kembali kepada perilaku ketidapatuhannya setelah
program tax amnesty berakhir. Dalam jangka panjang, pemberian tax
amnesty tidak memberikan banyak pengaruh yang permanen terhadap
penerimaan pajak jika tidak dilengkapi dengan program peningkatan
kepatuhan dan pengawasan kewajiban perpajakan.

2. Meningkatkan kepatuhan pajak di masa yang akan datang

Permasalahan kepatuhan pajak merupakan salah satu penyebab


pemberian tax amnesty. Para pendukung tax amnesty umumnya berpendapat
bahwa kepatuhan sukarela akan meningkat setelah program tax
amnestydilakukan. Hal ini didasari pada harapan bahwa setelah program tax
amnesty dilakukan wajib pajak yang sebelumnya belum menjadi bagian dari
sistem administrasi perpajakan akan masuk menjadi bagian dari sistem
administrasi perpajakan. Dengan menjadi bagian dari sistem administrasi
perpajakan, maka wajib pajak tersebut tidak akan bisa mengelak dan
menghindar dari kewajiban perpajakannya.

3. Mendorong repatriasi modal atau aset

Kejujuran dalam pelaporan sukarela atas data harta kekayaansetelah


program tax amnestymerupakan salah satu tujuan pemberian tax amnesty.
Dalam konteks pelaporan data harta kekayaan tersebut, pemberian tax
amnestyjuga bertujuan untuk mengembalikan modal yang parkir di luar
negeri tanpa perlu membayar pajak atas modal yang di parkir di luar negeri
tersebut. Pemberian tax amnesty atas pengembalian modal yang di parkir di
luar negeri ke bank di dalam negeri dipandang perlu karenaakan
memudahkan otoritas pajak dalam meminta informasi tentang data kekayaan
wajib pajak kepada bank di dalam negeri.

4. Transisi ke sistem perpajakan yang baru

Tax amnesty dapat dijustifikasi ketika tax amnesty digunakan sebagai


alat transisi menuju sistem perpajakan yang baru. Dalam konteks ini, tax
amnesty menjadi instrumen dalam rangka memfasilitasi reformasi perpajakan
dan sebagai kompensasi atas penerimaan pajak yang berpotensi hilang dari
transisi ke sistem perpajakan yang baru tersebut.
3. JENIS-JENIS TAX AMNESTY

Menurut literatur, sekurangnya terdapat empat jenis amnesti pajak:


1. Amnesti yang tetap mewajibkan pembayaran pokok pajak, termasuk
bunga dan dendanya, dan hanya mengampuni sanksi pidana perpajakan.
Tujuannya adalah untuk memungut pajak tahun-tahun sebelumnya,
sekaligus menambah jumlah wajib pajak terdaftar.
2. Amnesti yang mewajibkan pembayaran pokok pajak masa lalu yang
terutang berikut bunganya, namun mengampuni sanksi denda dan sanksi
pidana pajaknya.
3. Amnesti yang tetap mewajibkan pembayaran pokok pajak yang lama,
namun mengampuni sanksi bunga, sanksi denda, dan sanksi pidana
pajaknya.
4. Amnesti yang paling longgar karena mengampuni pokok pajak di masa
lalu, termasuk sanksi bunga, sanksi denda, dan sanksi pidananya.
Tujuannya adalah untuk menambah jumlah wajib pajak terdaftar, agar ke
depan dan seterusnya mulai membayar pajak.

Sawyer menyebutkan beberapa tipe tax amnesty, yaitu:


1. Filling amnesty
Pengampunan yang diberikan dengan menghapuskan sanksi bagi
Wajib Pajak yang terdaftar namun tidak pernah mengisi SPT (non-filers),
pengampunan diberikan jika mereka mau mulai untuk mengisi SPT.

2. Record-keeping amnesty
Pengampunan yang emberikan penghapusan sanksi untuk kegagalan
dalam memelihara dokumen perpajakan di masa lalu, pengampunan
diberikan jika Wajib Pajak untuk selanjutnya dapat memelihara dokumen
perpajakannya.
3. Revision amnesty
Pengampunan ini merupakan suatu kesempatan untuk memperbaiki
SPT di masa lalu tanpa dikenakan sanksi atau diberikan pengurangan
sanksi. Pengampunan ini memungkinkan Wajib Pajak untuk memperbaiki
SPT-nya yang terdahulu (yang menyebabkan adanya pajak yang masih
harus dibayar) dan membayar pajak yang tidak (missing) atau belum
dibayar (outstanding). Wajib Pajak tidak akan secara otomatis kebal
terhadap tindakan pemeriksaan dan penyidikan.

4. Investigation amnesty
Pengampunan yang menjanjikan tidak akan menyelidiki sumber
penghasilan yang dilaporkan pada tahun-tahun tertentu dan terdapat
sejumlah ”uang pengampunan” (amnesty fee) yang harus dibayar.
Pengampunan jenis ini juga menjanjikan untuk tidak akan dilakukannya
tindakan penyidikan terhadap sumber penghasilan atau jumlah
penghasilan yang sebenarnya. Pengampunan ini sering dikenal dengan
pengampunan yang erat dengan tindak pencucian (laundering amnesty).

5. Prosecution amnesty
Pengampunan yang memberikan penghapusan tindak pidana bagi
Wajib Pajak yang melanggar undang-undang, sanksi dihapuskan dengan
membayarkan sejumlah kompensasi.

4. ALASAN DIADAKANNYA TAX AMNESTY DI INDONESIA

Sejak orde baru digantikan dengan orde reformasi, reformasi


perpajakan di Indonesia masih berfokus pada redormasi administrasi
perpajakan yang bertujuan untuk menciptakan trust kepada lembaga
Direktorat Jenderal (Dirjen) Pajak, meningkatkan produktivitas dan
akuntabilitas pegawai, serta memperbaiki upaya kepatuhan perpajakan.

Pada tahun 2009 Wajib Pajak yang tidak menyampaikan Surat


Pemberitahuan Tahunan mencapai 47,39% dari total Wajib Pajak sebanyak
15.469.590. Hal ini menunjukan rendahnya tingkat kepatuhan dari Wajib
Pajak. Pengungkapan ketidakbenaran melalui Pembetulan Surat
Pemberitahuan dapat dipersamakan dengan pengungkapan sukarela
(voluntarily disclosure) yang saat ini berdampak pada sanksi administrasi di
atas jumlah pajak yang kurang bayar.

Oleh karena itu Otoritas pajak perlu membangun database bagi Wajib
Pajak yang berpartisipasi dalam program Tax Amnesty. Informasi Wajib
Pajak yang tersimpan dalam database ini akan berpengaruh pada aktivitas
pengawasan di masa yang akan datang.

5. EFEKTIVITAS TAX AMNESTY

Keberhasilan program Tax Amnesty bergantung kepada dua hal.


Pertama, seberapa cepat dan meyakinkannya otoritas pajak dalam
menjalankan program tersebut. Program Tax Amnesty akan efektif apabila
dilakukan secara mendadak dan tidak dapat diantisipasi oleh Wajib Pajak.
Contohnya, jika program ini sudah diketahui missal 1 tahun sebelum
diluncurkan, maka terdapat kecenderungan dari Wajib Pajak untuk tidak
patuh karena menunggu akan pengampunan.

Kedua, kredibilitas dan reputasi administrasi perpajakan atas aspek


penegakan hukum pajak. Untuk mencapai tujuan jangka panjang, ada
beberapa kondisi yang perlu dipenuhi seperti teknologi yang lebih modern
(termasuk peningkatan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi
untuk meningkatkan kemampuan petugas pajak untuk melakukan
pemeriksaan pajak), kepemimpinan politik, serta kebijakan dan peraturan
pemerintah.
BAB III
PENUTUP

1. KESIMPULAN

Tax Amnesty (Pengampunan pajak) merupakan usaha pemerintah


untuk menghasilkan penerimaan pajak yang selama ini belum atau kurang
dibayar, disamping meningkatkan kepatuhan membayar pajak karena makin
efektifnya pengawasan karena semakin akuratnya informasi mengenai daftar
kekayaan wajib pajak. Tax Amnesty memiliki tujuan untuk meningkatkan
penerimaan pajak dalam jangka pendek, meningkatkan kepatuhan pajak di
masa yang akan datang, mendorong repatriasi modal atau asset, dan transisi
ke sistem perpajakan yang baru.

Adapun alas an diadakannya Tax Amnesty di Indonesia yaitu adalah


karena rendahnya tingkat kepatuhan Wajib Pajak di Indonesia. Dengan
memberikan ketidakbenaran melalui Pembetulan Surat Pemberitahuan yang
dipersamakan dengan pengungkapan sukarela (voluntarily disclosure),
sehingga berdampak pada sanksi administrasi di atas jumlah pajak yang
kurang bayar.

Efektivitas Tax Amnesty bergantung pada dua hal yaitu seberapa cepat
dan meyakinkannya otoritas pajak dalam menjalankan program tersebut dan
kredibilitas dan reputasi administrasi perpajakan atas aspek penegakan
hukum pajak. Karena Tax Amnesty akan berhasil apabila ada justifikasi yang
kuat.
2. SARAN

Tax Amnesty dapat dipandang sebagai rekonsiliasi nasional untuk


menghapus masa lalu Wajib Pajak yang tidak patuh dan perilaku otoritas
pajak yang melanggar aturan. Tax Amnesty harus dipublikasikan secara
massif dengan pesan agar para penggelap pajak untuk ikut karena setelah Tax
Amnesty akan diberlakukan sanksi yang tegas bagi mereka yang tidak patuh.
Reformasi dalam kelembagaan Ditjen Pajak juga diperlukan untuk dapat
mendeteksi kecurangan Wajib Pajak pasca Tax Amnesty.

Anda mungkin juga menyukai