Seorang laki-laki kepada siapa berlaku KUHPerdata, bernama P meninggal dunia
di kota Semarang pada tanggal 12 Januari 2015.
Riwayatnya sebagai berikut:
1. Pada tanggal 2 Januari tahun 1965, P melangsungkan hidup bersama dengan seorang perempuan bernama P1 di Semarang. Dari hidup bersama ini oleh P1 pada tanggal 1 Januari 1966 dilahirkan seorang anak laki-laki yang diberi nama P2; 2. Berhubung tidak ada kecocokan dengan P1, maka pada tanggal 15 Januari 1966, P melangsungkan perkawinan dengan K. Berhubung keduanya beragama Islam dan bertempat tinggal di Kelurahan Genuk, Kecamatan Ungaran, Kabupaten Semarang. Untuk itu perkawinan ini dicatat di Kantor Catatan Sipil Kabupaten Semarang. Perkawinan ini dilangsungkan tanpa dahulu membuat perjanjian kawin; 3. Setelah sekian lama K belum melahirkan anak, maka atas persetujuan P1 dan K, P mengakui anak P1 sebagai anaknya dengan akta Notaris HP di Semarang pada tanggal 15 Oktober 1968. 4. Pada tanggal 15 Juni 1968, tanpa setahu dan seijin P1, P melangsungkan perkawinan dengan seorang perempuan bernama A yang juga beragama Islam dan bertempat tinggal di Kelurahan Karangrejo, Kecamatan Gajah Mungkur, Kota Semarang, pada tanggal 15 Juni 1968. Perkawinan ini dicatat di Kantor Urusan Agama Kecamatan Gajahmungkur Kota Semarang; 5. Perkawinan ini dilangsungkan dengan lebih dahulu membuat perjanjian kawin di hadapan Notaris HP, di Kota Semarang. Perjanjian kawin tersebut berisi bahwa antara P dengan A sama sekali tidak ada persatuan harta. Pada saat perkawinan dilangsungkan P mempunyai harta sebesar Rp.200.000.000, – (dua ratus juta rupiah) sedangkan A membawa harta sebesar Rp.100.000.000, – (Seratus juta rupiah); 6. Dari perkawinan ini pada tanggal 15 Agustus 1970, oleh A dilahirkan seorang anak laki-laki yang diberi nama A1; 7. Berdasarkan Keputusan Pengadilan Negeri Kabupaten Semarang, pada tanggal 26 Nopember 1972, perkawinan P dengan K putus karena perceraian. Putusan perceraian tersebut telah dicatat di Kantor Catatan Sipil Kabupaten Semarang pada tanggal 26 Desember 1972; 8. Tiga ratus sepuluh hari terhitung sejak putusan perceraian dicatat di Kantor Catatan Sipil Kabupaten Semarang, oleh K dilahirkan seorang anak laki-laki diberi nama K1; 9. Pada tanggal 2 Januari 1974, P melangsungkan perkawinan dengan seorang perempuan Bernama B, yang beragama bukan Islam yang bertempat tinggal di Kelurahan Karangrejo, Kecamatan Gajahmungkur Kota Semarang. Untuk itu perkawinan dicatat di Kantor Catatan Sipil Kota Semarang. Perkawinan ini dilangsungkan tanpa lebih dahulu membuat perjanjian kawin. Pada saat perkawinan dilangsungkan P membawa harta sebesar Rp.100.000.000, – (Seratus juta rupiah) sedangkan B membawa harta sebesar Rp.50.000.000, – (lima puluh juta rupiah); 10.Pada tanggal 15 Juni 1976, oleh B dilahirkan dua orang anak kembar semua laki-laki dan diberi nama B1 dan B2; 11.Pada tanggal 15 Juni 1980 P membuat wasiat dihadapan Notaris HP di Ungaran, dalam wasiatnya P mengangkat sahabatnya laki-laki yang bernama X, sebagai satu-satunya ahli waris yang berhak atas seluruh harta warisan P; 12.Pada tanggal 15 Juni 1990, P menghibahkan sebidang tanah miliknya, yaitu HM. No.2, Kelurahan Genuk, Kecamatan Ungaran, Kabupaten Semarang, seluas lebih kurang 200 M2, tepatnya terletak di Jl. Diponegoro 98, Ungaran kepada sahabatnya yang bernama MT. Pada saat P meninggal dunia tanah tersebut ditaksir seharga Rp.100.000.000, – (Seratus juta rupiah); 13.Pada tanggal 15 September 2000, menghibahkan seperangkat perhiasan terbuat dari emas dan bermata berlian yang terdiri dari sebuah kalung, sebuah cincin, sepasang giwang dan sebuah gelang kepada sahabatnya yang bernama BD, yang semuanya ditaksir seharga Rp.65.000.000, – (Enam puluh lima juta rupiah); 14.Pada tanggal 15 September 2001 P membebaskan hutang sahabat laki-lakinya yang bernama MD sebesar Rp.100.000.000, – (Seratus juta rupiah); 15.Pada tanggal 15 September 2001 P membebaskan hutang sahabat laki-lakinya yang bernama KB sebesar Rp.55.980.000, – (lima puluh lima juta sembilan ratus delapan puluh ribu rupiah); 16.Pada saat P Meninggal Dunia, harta yang ada sebesar Rp.519.840.000, – (lima ratus sembilanbelas juta delapan ratus empat puluh ribu rupiah); 17.Pada saat P meninggal dunia ternyata ada beban-beban : a) Hutang-Hutang yang ada sebesar Rp.75.000.000, – (Tujuh puluh lima juta rupiah); b) Biaya rumah sakit dan dokter sebesar Rp.25.000.000, – (dua puluh lima juta rupiah); c) Biaya pemakaman sebesar Rp.10.400.000, – (Sepuluh juta empat ratus ribu rupiah);
Pada saat diadakan pembagian warisan, semua orang yang merasa ahli waris P menuntut haknya.
Pertanyaan: Tentukan siapa ahli waris P dan hitung bagian masing-masing?