Anda di halaman 1dari 3

Penyakit Hati Dan Penawarnya

PENYAKIT HATI DAN PENAWARNYA[1]

Setiap anggota tubuh manusia diciptakan untuk fungsinya masing-masing. Bila ada
yang rusak, maka kerja dan fungsinya akan terganggu, atau tidak berfungsi sama
sekali. Bila mata rusak, penglihatan pun terganggu, atau menjadi buta. Begitu pula
dengan anggota lainnya, misalnya mulut, hitung, telinga dan lain sebagainya.

Termasuk pula bila seseorang terserang penyakit hati. Bila hati terjangkit penyakit
maksiat, penyakit yang menjauhkannya dari Allâh Azza wa Jalla, maka hati tidak bisa
menjalankan fungsi kerjanya. Ia tidak bisa menghadirkan amalan-amalan untuk ibadah
kepada-Nya. Ia akan jauh dari mengenal Allâh Azza wa Jalla .

Penyakit hati adalah penyakit yang sangat berbahaya, dan terkadang si penderita
tidak bisa merasakannya. Kalaupun ia merasakannya, namun susah baginya untuk
bersabar dalam mengobatinya. Karena obat sakit hati adalah dengan melawan hawa
nafsunya. Dan ini hal yang memerlukan pengorbanan besar.

Memang hati adalah poros kebahagiaan sekaligus sumber kebinasaannya. Nabi


Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

‫جقسبد ك بل لببه أ ققلا قوههقي ال لققل ل ب‬


‫ب‬ ‫جقسبد ك بل لببه قوهإقذا قفقسقد ل‬
‫ت قفقسقد ال ل ق‬ ‫ت قصل ققح ال ل ق‬
‫ح ل‬ ‫أ ققلا قوهإ لقن هفي ال ل ق‬
‫جقسهد بملضقغةة هإقذا قصل ق ق‬

Ingatlah, sesungguhnya di dalam tubuh kalian terdapat segumpal daging; bila ia


baik, maka akan baik seluruh badannya. Namun bila ia rusak, akan rusak pula semua
tubuhnya. Ingatlah, itu adalah hati. [Muttafaq ‘alaih]

Hadits tersebut menunjukkan bahwa baiknya amalan seorang hamba tergantung pada
baiknya hati. Sebaliknya, rusaknya amalan seorang hamba adalah sesuai dengan
rusaknya hati. Hati yang baik, itu adalah hati yang sehat selamat. Hanya hati
seperti ini yang akan bermanfaat di sisi Allâh Azza wa Jalla kelak.

‫﴾ هإ ل قلا قملن أ ققتى الل لققه هبققل لمب قسهليمم‬٨٨﴿ ‫ي قلوقم قلا ي قن لقفبع قمالل قوقلا بقبنوقن‬

(yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang
yang menghadap Allah dengan hati yang bersih. [Asy-Syu’arâ’/ 26: 88-89]

Mengenai hati manusia, bisa diklasifikasikan dalam tiga kategori:

Hati yang bersih; yaitu yang selamat dari berbagai penyakit dan kerusakan. Dalam
hati ini tidak terdapat di dalamnya selain kecintaan kepada Allâh dan takut kepada-
Nya. Hatinya selalu takut akan hal-hal yang bisa menjauhkannya dari Allâh Azza wa
Jalla . Ia adalah hati yang khusyuk, yang hidup, dan senantiasa sadar akan tujuan
dirinya ada di bumi.Hati yang mati; tak ada kehidupan di dalamnya. Ia tidak
mengenal Rabbnya, tidak pula beribadah menyembah-Nya. Ia hidup mengikuti hawa nafsu
dan kesenangan belaka, meskipun itu mengundang murka Allâh. Ia tidak menghiraukan
nasihat yang diberikan. Ia justru mengikuti seruan syetan dan bujuk rayunya.Hati
yang sakit, Hati ini sebenarnya menyimpan energi, menyimpan kehidupan, akan tetapi
telah bersarang penyakit dalam hati ini. Terkadang ia bisa lebih dekat kepada
keselamatan, bisa pula ia lebih dekat pada kebinasaan.

Banyak faktor dan sebab terkait mati dan hidupnya hati seseorang.

Diantara sebab hidupnya hati adalah dengan bergegas menghadap Allâh Azza wa Jalla ,
membaca Kitab-Nya dengan merenunginya, dan menyibukkan diri dengan dzikrullah
(mengingat Allâh Azza wa Jalla ). Allâh berfirman:

‫ق‬
‫ال ل قهذيقن آقمبنوا قوتقلطقمهئ لبن بقبلوبببهلم هبهذك لهر الل ل قهه ۗ أقلا هبهذك لهر الل لقهه تقلطقمهئ لبن ال لبقبلو ب‬
‫ب‬
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat
Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allâh-lah hati menjadi tenteram. [Ar-Ra’d/
13: 28]

Allâh Azza wa Jalla juga berfirman.

‫عل قىى قر هبلههلم يقتققوك لقبلوقن‬


‫عل قي لههلم آقياتببه قزاقدتلبهلم هإيقماةنا قو ق‬ ‫هإن لققما ال لبملؤهمبنوقن ال ل قهذيقن هإقذا بذهكقر الل ل قبه قوهجل ق ل‬
‫ت بقبلوبببهلم قوهإقذا تبلهي ق ل‬
‫ت ق‬

Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah
gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat–Nya iman mereka bertambah
(karenanya), dan hanya kepada Rabblah mereka bertawakkal.” [Al-Anfâl/8:2]

Diantara sebabnya yang lain, yaitu bergaul dengan orang-orang shalih dan mengikuti
amalan mereka. Juga dengan sering mendengar nasihat dan taushiyah agama, serta
dengan menjaga shalat berjama’ah bagi kaum laki-laki. Tidak ketinggalan pula dengan
bertadabbur dan merenungkan ciptaan Allâh dan hikmah di balik itu semua. Karena
banyak pertanda dan hikmah bagi orang-orang yang berfikir. Juga dengan mengambil
pelajaran dari kesudahan orang-orang zhalim dan yang mendapat siksa adzab-Nya. Ini
seperti firman Allâh:

‫عبروهشقها قوهبئلمر بمقع ل قطل قمة قوققلصمر قمهشيمد‬ ‫قفك قأ قيه للن هملن ققلريقمة أ قلهل قك لقناقها قوههقي قظالهقملة قفههقي قخاهويقلة ق‬
‫عل قىى ب‬

Berapalah banyaknya kota yang Kami telah membinasakannya, yang penduduknya dalam
keadaan zalim, maka (tembok-tembok) kota itu roboh menutupi atap-atapnya dan
(berapa banyak pula) sumur yang telah ditinggalkan dan istana yang tinggi. [Al-
Hajj/ 22: 45]

Adapun hal-hal yang membuat hati menjadi mati di antaranya adalah karena tidak mau
menerima kebenaran, padahal ia tahu kebenaran tersebut. Allâh Azza wa Jalla
berfrman :

‫غوا أ ققزا ق‬
‫غ الل لقبه بقبلوبقبهلم ۚ قوالل لقبه قلا ي قلههدي ال لققلوقم ال لقفاهسهقيقن‬ ‫قفل ق ل قما قزا ب‬

Maka tatkala mereka berpaling (dari kebenaran), Allâh memalingkan hati mereka; dan
Allâh tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik. [Ash-Shaff/61:5]

Orang yang telah mati hatinya, ia lebih hina dan rendah daripada binatang ternak;
dan Jahannam, itulah tempat kembalinya. Mereka tidak mau menggunakan akal dan
indera mereka untuk mencari kebenaran.

Maka orang yang demikian, hatinya telah terbalik dan tersegel sehingga ia tidak
bisa mengambil manfaat dari hatinya. Sebab ia telah berpaling dari kebenaran. Ia
telah rela dengan kebatilan. Sehingga kebatilan menjadi menu dan nutrisinya sehari-
hari. Kesesatan, jalan yang ia tempuh, dan neraka Jahim; itulah tempat kembalinya.

Adapun hati yang sakit, di antara sebabnya yaitu memakan yang haram. Sebab makanan
yang tak halal akan memberi suplai yang buruk dan keji kepada badan. Seperti halnya
sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenai orang yang bepergian jauh, dengan
kondisi tubuh berdebu, rambut yang acak-acakan. Ia menengadahkan dua tangannya ke
langit seraya berseru: Ya Rabb; Ya Rabb; namun makanannya haram, pakaiannya haram;
ia diberi suplai makan yang haram;lalu bagaimana mungkin akan dikabulkan doanya?!

Dan sungguh miris, bila memperhatikan keadaan sekitar saat ini, memakan sesuatu
yang haram sudah begitu menjamur pada masa sekarang ini! Sehingga hati pun
dihinggapi penyakit; perilaku menjadi bejat, dan dekadensi moral pun begitu parah.

Di antara sebab lain hati yang sakit adalah berbuat maksiat. Sebab maksiat akan
membekas di hati dan membuatnya sakit. Seperti dalam hadits, bahwa bila seorang
hamba berbuat dosa, akan digoreskan titik hitam di hatinya. Bila bertaubat, titik
tersebut pun akan kembali mengkilap. Kalau tidak bertaubat, titik tersebut akan
bertambah dan semakin parah.

Sebab lainnya adalah mendengarkan hal-hal yang terlarang, termasuk juga


mendengarkan nyanyian. Hal ini sudah begitu merebak pada masa sekarang ini. begitu
parah pengaruh negatifnya; dan propagandanya pun begitu gencar, sampai merangsek
pula ke tengah rumah kaum Muslimin. Sehingga muncullah dampak buruknya, dan merusak
perilaku banyak orang, baik dari anak kecil sampai pun orang dewasa dan tua.

Di antara sebab lainnya juga karena memandang pada yang diharamkan untuk dilihat.
Allâh Azza wa Jalla berfirman:

‫حقفبظوا بفبروقجبهلم ۚ ىقذلهقك أ قلزك قىى ل قبهلم ۗ هإ لقن الل لققه قخهبيلر هبقما يقلصن قبعوقن‬
‫بقلل لهل لبملؤهمهنيقن ي قبغ لبضوا هملن أ قبلقصاهرههلم قوي ق ل‬

Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan


pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi
mereka, sesungguhnya Allâh Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.” [An-Nûr/ 24:
30]

Pandangan yang diharamkan akan menimbulkan syahwat di dalam hati dan membuatnya
sakit. Bacaan yang merusak juga membuat hati sakit; termasuk pula bacaan yang
menebarkan pemikiran menyimpang, dan juga bacaan yang memicu nafsu. Semoga kita
semua terhindar dari itu semua.

Tak ada obat penawar untuk hati yang sakit selain obat yang telah Allâh turunkan
dalam Kitab dan sunnah Nabi-Nya. Allâh Azza wa Jalla berfirman.

‫قيا أ قي لبقها ال ل قنابس ققلد قجاقءتلك بلم قملوهعقظلة هملن قر هبلك بلم قوهشقفاءل لهقما هفي ال لبصبدوهر قوبهةدى قوقرلحقملة لهل لبملؤهمهنيقن‬

Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan
penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat
bagi orang-orang yang beriman. [Yûnus/10:57]

Maka sambutlah Kitab Allâh Azza wa Jalla dan Sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam dengan penuh antusias, agar kita bisa menyembuhkan hati kita; agar kita
mendapat kesembuhan dan juga rahmat-Nya. Dalam Al-Quran dan Sunnah terdapat cahaya
dan petunjuk; terdapat ruh dan kehidupan; yang membentengi dari syetan dan
godaannya.

Marilah, masing-masing kita mempersiapkan diri, dengan menjauhkan diri dari


berbagai keburukan dan segala hal yang mengantarkan kepadanya. Demikian pula
jauhkanlah anak-anak dan juga rumah kita dari berbagai media penebar keburukan dan
kerusakan. Bila memang kita menginginkan kesembuhan bagi hati kita dan kebaikan
bagi masyarakat. Dan hendaknya kita perbanyak doa yang diucapkan Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam :

‫عهتقك‬ ‫الل ل قبهلمق بمقصهلرقف البقبلو ه‬


‫ب قصهلرلف بقبلوبقنا ق‬
‫عقلى قطا ق‬

Wahai Dzat Yang membolak-balikkan hati! Arahkanlah hati kami di atas ketaatan.

Read more https://almanhaj.or.id/9556-penyakit-hati-dan-penawarnya.html

Anda mungkin juga menyukai