Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH MATA KULIAH Ke-Nu-an

DASAR PAHAM KEAGAMAAN NU


Disusun Guna Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Ke-Nu-an
Dosen Pengampu : Syamsul Ma’arif., S.H.I., M.S.I.

Disusun Oleh :
Kelompok 2
1. Adi Choirul Anam (181220000183)
2. Muhammad Ubaidillah (181220000188)

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI


PROGAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS ISLAM NAHDHATUL ULAMA’ JEPARA
TAHUN AKADEMIK 2018/2019

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
perkenaanNya sehingga kami berhasil membuat Makalah yang berjudul “Dasar Paham
Keagamaan NU” karena Makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya.

Adapun Makalah ini berisi tentang bagaimana kita bisa mengetahui dasar-dasar
paham keagamaan NU.

Meskipun penulis telah memberikan upaya yang maksimal untuk menghadirkan karya
yang terbaik, namun penulis juga menyadari akan adanya keterbatasan serta makalah yang
jauh dari kata sempurna. Untuk itu segala kritik dan saran sangat penulis harapkan demi
perbaikan dan peningkatan kualitas Makalah penunjang Materi Belajar berikutnya.

Jepara, 26 Maret 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……….………………………………………………….ii
DAFTAR ISI…………………………………...………….…………………….iii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………..…………1
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................4
2.1 Sejarah Singkat Berdirinya NU......................................................................4
2.2 Faham Keagamaan……………...………………………………………….3
2.3 Peran NU di Masyarakat…………………………………………………...3
2.4 Dasar Keagamaan NU…………………..…………………………………3
BAB III PENUTUP……………………………………………………………...5
3.1 Simpulan…………………………………………………………………….5
DAFTAR PUSTAKA………………………………………….………………...6

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


NU mendasarkan faham keagamaan kepada sumber ajaran Islam Alquran,
Al Hadits, Al Ijma’ dan Al Qiyas dalam memahami dan menafsirkan Islam
dari sumbernya tersebut, NU mengikuti Faham Ahlusunnah Wal Jamaah
dengan menggunakan jalan pendekatan (Al Madzhab) di bidang Aqidah NU
mengikuti ajaran yang dipelopori oleh Imam Abu Mansur Al Maturidi,
dibidang fiqih NU mengikuti jalan pendekatan salah satu dariMuhammad bin
Idris Assyafii dan Imam Ahmad bin Hambal, dibidang tassawuf NU mengikuti
antara lain Imam Junaidi Al bagdadi dan Imam Al ghazali serta Imam imam
yang lain.
NU mengikuti pendirian bahwa, Islam adalah agama yang fitri, yang
bersifat menyempurnakan segala kebaikan yang sudah dimiliki manusia.
Faham keagamaan yang dianut oleh NU bersifat menyempurnakan nilai nilai
yang baik yang sudah ada dan menjadi ciri-ciri suatu kelompok manusia,
seperti suku maupun bangsa dan tidak bertujuan menghapus nilai nilai
tersebut.
.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang menjadi sumber dasar NU?
2. Apa arti penting pembentukan NU?
3. Apa itu Ahlussunnah Wal Jamaah?
4. Apa yang menjadi sumber dasar NU?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengajarkan nilai kebaikan dalam NU
2. Memperkenalkan apa itu NU
3. Memperkenalkan apa itu NU
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Singkat Berdirinya NU


Pendiri dari organisasi NU ini adalah KH Hasyim Asy'ari. dilahirkan
pada tanggal 10 April 1875 atau menurut penanggalan arab pada tanggal 24
Dzulqaidah 1287H di Desa Gedang, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang,
Jawa Timur. Beliau tutup usia pada tanggal 25 Juli 1947 yang kemudian
dikebumikan di Tebu Ireng, Jombang.
NU (Nahdlatul Ulama) telah ada dalam bentuk komunitas (jama’ah)
yang diikat oleh aktivitas sosial keagamaan yang memppunyai karakter
ASWAJA (Ahlussunnah Wal Jamaah). Wujud sebagai organisasi tak lain
adalah penegas formal dari mekanisme informal para ulama.
Arti penting dibentuk organisasi ini tidak lepas dari konteks waktu itu,
terutama berkaitan dengan upaya menjaga eksistensi jamaah tradisional
berhadapan dengan arus paham pembaharuan Isalam, yang ketika itu telah
terlembagakan, antara lain dalam Muhammdiayah.
Arti penting lain pembentukan NU adalah berkaitan dengan upaya
pemupukan semangat nasionalisme di tengah iklim kolonialisme saat itu.
Sulit dibantah bahwa perlawanan terhadap kekuasaan kolonial Belanda tidak
hanya membawa wacana politik tapi juga keagamaan. Dalam wacana
keagamaan itulah peran kepemimpinan ulama menjadi penting (sebut saja
Perang Diponegoro 1825-1830, Perang Paderi 1321-1837, perlawanan rakyat
Aceh 1872-1912). Ketika pada abad XX nada perlawanan terhadap penjajah
bergeser dari perjuangan bersenjata menjadi pergerakan nasional, para ulama
tidak mau ketinggalan. Sepuluh tahun sebelum berdirinya NU, KH Wahab
Hasbullah mendirikan Nahdlatul Wathan (kebangkitan tanah air) yang
berusaha menum buhkan rasa nasionalisme melalui pendidikan. Organisasi
ini adalah langkah kongkret dari forum diskusi Taswirul Afkar (konsepsi
pemikiran) yang sebenarnya merupakan antisipasi Wahab Hasbullah
menghadapi ekses gerakan pembaharuan yang menjadi ancaman bagi
eksistensi tradisi Ahlussunnah wal Jamaah.
Latar belakang lahirnya NU ini perlu memperoleh perhatian, sebab
karakteristik organisasi ini lebih berakar di sini. Satu hal perlu dicatat dan
proses kelahiran yang pada hakekatnya merupakan reaksi terhadap arus
pembaharuan Islam dan situasi kolonialisme tersebut, yakni bahwa pola
perilaku reaktif semacam itu ternyata menjadi inheren dalam dinamika NU
selanjutnya.
2.2 Faham Keagamaan
Nahdlatul Ulama (NU), menganut paham Ahlusunnah Wal Jama’ah.
Yaitu sebuah pola pikir yang mengambil jalan tengah antara ekstrim aqli
(rasionalis) dengan kaum ekstrim (skripturalis).
Dalam bidang Fiqih NU mengikuti empat madzhab, yaitu ; Hanafi,
Maliki, Syafi’i, dan Hanbali. Sementara dalam bidang tasawuf,
mengembangkan metode Al-Ghazali dan Junaid Al-Baghdadi, yang
mengintegrasikan antara tasawuf dengan syariat.
Gagasan kembali ke khittah pada tahun 1984, merupakan momentum
penting untuk menafsirkan kembali ajaran Ahlussunnah Wal Jamaah, serta
merumuskan kembali metode berpikir, baik dalam bidang fikih maupun
sosial. Serta merumuskan kembali hubungan NU dengan negara. Gerakan
tersebut berhasil membangkitkan kembali gairah pemikiran dan dinamika
sosial dalam NU.

2.3 Peran NU di Masyarakat


Nahdlatul Ulama (NU) organisasi yang sudah memiliki pengalaman dan
sejarah panjang dalan memberikan pelayan terhadap masyarakat Indonesia.
NU ikut mengarsiteki pembangunan sumber daya manusia pada masyarakat
melalui pendidikan, pelayanan kesehatan, pemberdayaan ekonomi dan
keagamaan pada masyarakat tradisional atau pedesaan. Sehingga sebenarnya
bisa dikatakan jika menilai dari bentuk basis masyarakat yang diberdayakan,
maka NU memiliki beban lebih berat. Hal ini tak lepas dari mayoritas
penduduk Indonesia tinggal di daerah pedesaan yang memiliki mata
pencaharian sebagai petani, nelayan, dan buruh adalah masyarakat
menengah kebawah.
Dari aspek tersebutlah peran NU sebagai agen gerakan pemberdayaan
masyarakt sipil harus terus memiliki strategi dalam mengupayakan
peningkatan-peningkatan ketahanan ekonomi masyarakat. Namun tentunya
gaya NU dalam memberikan pelayanan dan mendampingi masyarakat dalam
memperoleh hak-haknya dari kekuasaan negara tak melepaskan dari prinsip
aqidah ahlusunnah wal jama’ah (aswaja). Posisi ini tetap akan menjadikan
perjuangan NU dalam mewujudkan kebaikan masyarakat (Khoiron Ummah).
Apalagi platform yang menjadi landasan semangat perjuangan sebagai
gerakan sosial-keagamaan adalah Islam. Dengan konsep pemahaman Islam
sebagai agama fitrah dan rahmat bagi semesta alam tentunya tidak hanya
mengurusi hubungan masyarakat muslim (ukhwah Islamiyah) tapi juga
hubungan antar manusia (ukhuwah bashariyah).
2.4 Dasar Keagamaan NU
NU memiliki dasar keagamaan yang berpedoman pada empat sumber.
Keempat sumber itu adalah :
a. Al-Quran
Al-Qur’an adalah dasar hukum yang pertama dan utama dalam
Islam. Karena itu setiap muslim harus menerima bahwa asas yang
pertama dan terkuat untuk menentukan hukum Islam adalah Al-
Qur’an.
b. Al-Hadits atau As-Sunnah
Al-hadits atau As-Sunnah meliputi sunnah Qauliyan, Fi’liyah, dan
sunnah Taqririyah. Dalam agama Islam al-Hadits atau as-Sunnah
mempunyai peran yang sangat penting dan merupakan sumber
hukum kedua setelah Al-Qur’an.
c. Ijma’
Ijma’ Yaitu kesepakatan para ulama’ mujtahid mengenai suatu
hukum ijma’ baru dapat dipergunakan sebagai dalil terhadap suatu
perkara sesudah ternyata tidak ditemkan nash Al-Qur’an maupun
Al-Hadits. Ijma’, ada beberapa macam diantaranya ijma’ sharih,
ijma’ sukuni, ijma’ sababy, ijma’ khalifah empat, dan lain-lainnya.
d. Qiyas
Qiyas adalah menyamakan suatu masalah yang belum diketahui
hukumnya, karena diantaranya terdapat kesamaan (illat) yang
menjadi dasar penentu hukum.
Berdasarkan pengertian diatas, maka dalam mengqiyaskan suatu hukum
harus diperhatikan empat hal, yaitu :
1. Alas, Asal adalah sesuatu yang sudah ada nash hukumnya yang
menjadi ukuran atau tempat menyerupakan.
2. Far’un, Far’un yaitu sesuatu yang belum diketahui hukumnya dan
dimaksudkan untuk diukur atau diserupakan dengan hukum asal.
3. Hukum asal, yaitu hukum syara’ yang terdapat pada asal dan
dimaksudkan menjadi hukum bagi far’un.
4. llat yaitu sebab yang menggabungkan atau menghubungkan antara
asal (pokok) dengan fa’run (cabang).
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

NU merupakan sebuah organisasi yang tidak seenaknya saja dalam


memandang dan menilai berbagai hal. Mengacu pada sumber seperti Al-
Quran, Hadits, Ijma’ dan Qiyas. Menjadikan NU sebagai organisasi yang
lebih mengutamakan sumber yang ada dalam menilai suatu hal yang terjadi di
lingkungan sekitar.

Selain itu, NU juga mengajarkan untuk tidak menilai baik-buruknya suatu


perbuatan tanpa di dasari oleh hukum dan sumber terkuat.
DAFTAR PUSTAKA

http://agusmr220.blogspot.co.id/2013/12/nu-dan-sikap-sikap-keagamaan.html

Karin, A. Gaffar, Metamorfosis Nu Dan Politisasi Islam Di Indonesia. Pustaka


NU Online.

http://nupasrujambe.blogspot.co.id/p/sejaran-tujuan.html jam 15:02

http://akmalstainu2015.blogspot.co.id/2015/12/eranan-nu-di-masyarakat-
pendidikan.html

http://agusmr220.blogspot.co.id/2013/12/nu-dan-sikap-sikap-keagamaan.html

Anda mungkin juga menyukai