Pneumonia Opt PDF
Pneumonia Opt PDF
4. Protozoa
• Pneumocystis carinii
(sering pada penderita AIDS)
• Toxoplasma gondii
FAKTOR RISIKO PNEUMONIA
• Community
CAP Acquired Pneumonia
• Hospital Associated
HAP Pneumonia
• Ventilator Associated
VAP Pneumonia
Definisi
Community Acquired Pneumonia
(CAP)
Suatu infeksi akut parenkim paru yang
sesuai dengan gejala infeksi akut, diikuti
dengan infiltrat pada foto toraks,
auskultasi sesuai dengan pneumonia,
• à Pasien tidak pernah dirawat atau
berada di fasilitas kesehatan lebih dari 14
hari sebelum timbul gejala.
Ventilator-associated pneumonia
(VAP)
Pneumonia terjadi>48-72 jam
setelah intubasi
PATOGENESIS
Dalam keadaan sehat, tidak terjadi pertumbuhan
mikroorganisme di paru. Keadaan ini disebabkan
oleh mekanisme pertahanan paru.
Apabila terjadi ketidak seimbangan antara daya
tahan tubuh, mikroorganisme dan lingkungan,
maka mikroorganisme dapat berkembang biak dan
menimbulkan penyakit.
1. Inokulasi langsung
a. Intubasi trakhea
b. Luka tembus yang mengenai paru
2. Penyebaran melalui pembuluh darah dari
tempat lain di luar paru misalnya endokarditis
3. Inhalasi dari aerosol yang mengandung
kuman
4. Kolonisasi di permukaan mukosa
Aspirasi sekret orofaring yang mengandung
kuman
PATOLOGI
} Kuman yang telah masuk ke dalam parenkim
paru akan berkembang biak dengan cepat
masuk ke dalam alveoli dan menyebar ke
alveoli - alveoli lain melalui pori interalveolaris
dan percabangan bronkus.
Pneumonia Lobaris
red89
Pada pneumonia:
q Stafilokokus piogenes
q Klebsiella pneumoniae
(Friedlander’s basillus)
cenderung terjadi kerusakan
jaringan nekrosis parenkim paru
sehingga sering terjadi Abses
paru dan empyema
§ Friedlander’s pneumonia :
◦ Sering mengenai lobus atas atau
lebih dari satu lobus
◦ Bisa berbentuk fibrokavernosus
sehingga menyerupai TB paru
23
Pneumonia atipik
• Pada pneumonia selain ditemukan bakteri
penyebab yang tipik sering pula dijumpai bakteri
atipik.
• Bakteri atipik yang sering dijumpai adalah
– Mycoplasma pneumoniae,
– Chlamydia pneumoniae,
– Legionella spp.
– Penyebab lain
• Chlamydia psittasi
• Coxiella burnetti
• virus Influenza tipe A& B
• Adenovirus
• Respiratori syncitial virus.
GAMBARAN KLINIS
• Diantara faktor – faktor risiko yang telah
dikemukakan di atas, faktor risiko yang
paling sering adalah infeksi saluran
nafas bagian atas (50%).
• Setelah + 1 minggu temperatur
mendadak meningkat, kadang – kadang
disertai menggigil
qNyeri pleuritik pada daerah lobus yang
terkena
qBatuk – batuk yang disertai dahak
seperti karat besi (rusty sputum)
qSputum kadang – kadang purulen,
kadang kadang berbercak / garis
darah
qMyalgia
qHerpes simplex pada daerah bibir
pada hari – hari pertama
27
PEMERIKSAAN FISIS
§ Penderita sakit tampak berat
§ Kadang-kadang sianosis
§ Nafas cepat dan dangkal
§ Kadang-kadang ada nafas cuping
hidung
§ Adanya herpes simplex disekitar bibir
§ Demam dan nadi cepat
28
Pemeriksaan Fisik TORAKS
} Terdapat tanda – tanda konsolidasi jaringan
paru.
} Kelainan yang ditemukan tergantung kepada
luasnya jaringan paru yang terkena.
} Dari kasus – kasus yang dirawat di rumah
sakit yang juga mempunyai kelainan
radiologis hanya 1/3 yang memperlihatkan
tanda – tanda konsolidasi jaringan paru dari
pemeriksaan fisik.
• Kelainan yang mungkin ditemukan pada
pemeriksaan fisik paru :
– Inspeksi
• Bagian yang sakit tertinggal dalam pernafasan
– Palpasi
• Fremitus meningkat
– Perkusi
• Pada perkusi redup / pekak
– Auskultasi
• Adanya pleural friction rub ( pleuropneumonia)
• Nafas bronkial
• Ronkhi basah
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• LABORATORIUM
• DARAH
§ Leukosit 10.000 – 15.000 / mm3
tidak > 30.000 / mm3
+ 20% kasus leukosit bisa normal
Kalau leukosit < 3000 / mm3 prognosa jelek
§ Hitung jenis (diff. Count) leukosit, neutrofil
batang banyak
§ LED / ESR / BBS sangat tinggi
§ Bilirubin serum
§ kultur darah (+) pada 20 – 30%
RADIOLOGIS
Setiap lobus bisa terkena sebagian
atau seluruhnya
Yang sering lobus bawah
Perselubungan yang relatif homogen
pada daerah yang terkena
Untuk Menentukan Kausanya
Diperlukan Pemeriksaan :
• Sputum
– Langsung
– Kultur
jika sputum susah didapat, dapat dilakukan:
– Apusan faring
– Apusan laring
– Aspirasi trakhea (Pneumonia Nosokomial)
– Kultur darah
– Cairan pleura (kalau ada)
– Urine (Legionella)
• Pada keadaan – keadaan tertentu dimana
pemeriksaan – pemeriksaan di atas tidak
memberikan hasil diperlukan tindakan
yang invasif :
– Aspirasi trakhea
– Bronkoskopi
– Transtorakal biopsi
– Transbronkial biopsi
– Biopsi paru secara langsung
Community Acquired Pneumonia
(CAP)
• Pneumonia yang didapat di masyarakat (di
luar rumah sakit) yang merupakan masalah
kesehatan yang menimbulkan angka kesakitan
dan angka kematian yang tinggi di dunia.
Diagnosis sudah
Salah diagnosis
benar
Gagal
jantung
Emboli paru Faktor Faktor
Faktor obat
Keganasan penderita bakteri
Sarkaidosis
• Kelaianan lokal • Salah memilih • Kuman resisten
Reaksi obat
( sumbatan oleh obat terhadap obat
Perdarahan • Bakteri patogen
benda asing ) • Salah dosis/
• Respon cara pemberian yang lain
penderita yang obat • Bakteri ( miko
tidak adekuat • Komplikasi bakteria atau
• Komplikasi • Reaksi obat nokardia)
• Superinfeksi • Nonbakteriial
paru (jamur atau
• Empiema virus)
Gambar . Penderita yang tidak respon dengan pengobatan terapi empirik yang
diberikan
Prognosis
v Pada umumnya prognosis adalah baik,
tergantung faktor penderita,, bakteri penyebab dan penggunaan antibiotik yang
tepat serta adekuat.
v Perawatan yang baik dan intensif sangat pnguruhi prognosis penyakit pada
penderita yang dirawat.
q Angka kematian penderita pneumonia komuniti kurang dari 5 % pada
penderita rawat jalan, sedangkan penderita yang dirawat di rumah sakit
menjadi 20%.
q Menurut Infectious Disease Society Of America ( IDSA ) angka kematian
pneumonia komuniti pada rawat jalan berdasarkan kelas yaitu :
q Kelas I 0,I %
q Kelas II 0,6 %
q Kelas III sebesar 2,8
q Kelas IV 8,2%
q Kelas v 29,2 %.
Hal ini menunjukkan bahwa meningkatnya risiko kematian penderita pneumonia
komuniti dengan peningkatan risiko kelas.
§ Di RS Persahabatan pneumonia rawat inap angka kematian tahun 1998
adalah I3,8 %, tahun 1999 adalah 21 %, sedangkan
§ Di RSUD Dr. Soetomo angka kematian 20 – 35 %.
Pencegahan
a. Pola hidup sehat termasuk tidak merokok
b. Vaksinasi (vaksin pneumokokal dan vaksin
influenza)
– Sampai saat ini masih perlu dilakukan penelitian
tentang efektivitinya.
– Pemberian vaksin tersebut diutamakan untuk
golongan risiko tinggi misalnya:
• usia lanjut,
• penyakit kronik,
• Diabetes
• Penyakit jantung koroner
• PPOK
• HIV
• Dll.
Hospital-Acquired Pneumonia
(HAP)
Definisi
• Pneumonia Nosokomial atau Hospital-Acquired
Pneumonia (HAP)
• Adalah pneumonia yang terjadi setelah pasien
48 jam di rawat di rumah sakit dan disingkirkan
semua infeksi yang terjadi sebelum masuk
rumah sakit
Klasifikasi
Berdasarkan onset penyakitnya HAP dibagi atas
q Onset dini
HAP Onset dini ,didefinisikan sebagai pneumoni yang terjadi dalam 4 hari
pertama rawat inap,
biasanya membawa prognosis yang lebih baik, dan lebih mungkin
disebabkan oleh bakteri antibiotic sensitive
q Onset lanjut
HAP onset lanjut didefinisikan sebagai pneumoni yang terjadi pada hari ke 5
rawat inap atau lebih,
Gejala dan temuan radiologis harus sudah mulai > 48 jam setelah
masuk rumah sakit
Eur Respir J 2007; 29: 548–560
DOI: 10.1183/09031936.00080206
CopyrightERS Journals Ltd 2007
Definitions
• Hospital-acquired • Health care-associated
pneumonia (HAP) pneumonia (HCAP)
– Pneumonia occurring – Includes HAP and VAP
³48 hours post-hospital – Pneumonia in patients
admission • Hospitalized for ³2 days in an
acute care facility within 90
• Ventilator-associated days of infection
pneumonia (VAP) • Residing in a nursing home or
– Pneumonia occurring long-term care (LTC) facility
>48-72 hours post- • Attending a hospital or
intubation hemodialysis clinic
• Receiving immunosuppressive
therapy or wound care within
30 days of infection
Pemeriksaan fisik
– Tergantung luasnya kelaianan
Diagnosis
• kultur sputum
• hitung darah lengkap
• Analisa Gas darah arteri
• Bronkoskopi
• Foto toraks
CT scan toraks
• Kultur darah
Differential Diagnosis
• Atelektasis
• Efusi pleura
• Tumor paru
Tatalaksana
q Terapi suportif Umum
q Terapi O2 untuk mencapai PaO2 80-100 mmHg atau saturasi 95-96 %
berdasarkan pemeriksaan analisis gas darah .
q Humidifikasi dengan netribulizer untuk pengenceran dahak kental ,
dapat disertai dengan nebulizer untuk pemberian bronkodilator jika
ada bronkospasme
q Pengaturan cairan .
q Ventilasi mekanis
q Pemberian antibiotik
q Dimaksudkan sebagai terapi kausal terhadap organisme penyebab
infeksi .
- Dosis tinggi dari Penisilin G 6-12000000 unit / hari
- Ampicilin / Amoxicilin 3-4 x ( 500-1000 ) mg / hari
- Eritromisin 3-4 x 500 mg / hari
- Cephalosporin dosis sesuai dengan jenis sediaan
- Cotrimoxazol 2 x ( 1-2 ) tablet
- Bisa juga diberikan klindamycin selama 1 sampai 2 minggu .
Prognosis
Banyak orang yang memiliki kondisi yang memudahkan
terjadinya aspirasi.
Jika pengobatan diperoleh segera , kondisi ini jarang
menyebabkan komplikasi. Prognosis keseluruhan Anda
tergantung pada :
• berapa banyak kelaian paru
• tingkat keparahan pneumonia
• jenis bakteri penyebab infeksi
Tanpa pengobatan yang tepat , pneumonia dapat
menyebabkan masalah jangka panjang . Lung masalah abses
dan inflamasi dapat terjadi . Beberapa orang akan
mengembangkan kegagalan pernafasan akut . Ini bisa
berakibat fatal .
Pencegahan