Kel06-Tt3c-Penerima Am Superheterodyne
Kel06-Tt3c-Penerima Am Superheterodyne
Dosen Pengampu:
Disusun oleh :
KELAS/KELOMPOK : TT-2C/KELOMPOK 6
JANUARI 2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Taufik
dan Hidayahnya sehingga penyesun dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Semoga
makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi
pembaca dalam memahami filter.
Makalah ini masih banyak kekurangan karena pengalaman yang peyusun miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu penyusun harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I PENDAHULUAN
Informasi dipancarkan dari stasiun radio AM, secara listrik gambaran suara (yang
diambil dari mikropon atau sumber program lain) digunakan untuk memodulasi
amplitudo gelombang pembawa kemudian dipancarkan dari antena pemancar stasiun
radio.
Secara umum penerima AM berfungsi untuk menerima sinyal termodulasi AM dan
melakukan proses demodulasi terhadap sinyal tersebut. Sinyal tersebut pertama kali
diterima oleh antena, dan kemudian dilakukan pemilihan sinyal yang diinginkan dari
semua sinyal yang dapat diterima oleh antena. Sinyal yang dipisahkan tersebut kemudian
diperkuat sampai pada suatu tingkat yang dapat digunakan. Proses selanjutnya adalah
demodulasi sinyal radio yaitu proses pemisahan sinyal informasi dari sinyal carrier /
sinyal pembawa yang dilakukan di demodulator AM atau detektor AM.
Penerima - penerima AM model lama yang dipakai untuk penerimaan sinyal yang
dimodulasi amplitudo biasanya menggunakan prinsip frekuensi radio yang ditala atau
tuned radio frequency (TRF). Pada penerima ini, sinyal termodulasi yang diterima akan
melalui proses penguatan pada sebuah rantai penguat yang masing-masing ditala pada
frekuensi yang sama dan kemudian diikuti rangkaian detektor. Penerima semacam ini
mempunyai selektivitas sinyal berbatasan yang buruk, terutama bila diharuskan untuk
menala pada cakupan - cakupan frekuensi yang lebar.
Semua sistem komunikasi, baik itu dari radio,televise,maupun yang lainnya terdiri
atas dua bagian dasar:pesawat pemancar dan pesawat penerima. Pesawat pemancar
berfungsi membangkitkan dan meradiasikan suatu informasi melalui suatu gelombang
elektromagnetik.Kecepatan gelombang elektromagnetik sama dengan kecepatan cahaya
yaitu sebesar 300.000 km/detik dan dinamakan gelombang pembawa (carrier wave)
informasi. Pesawat penerima menangkap salah satu gelombang radio yang spesifik dari
sejumlah gelombang yang ada di udara pada saat itu dan mengolahnya menjadi suatu
informasi yang dapat dimengerti.
1
1. Apa pengertian dari penerima radio AM Superheterodyne?
2. Bagaimana diagaram blok dari penerima radio AM Superheterodyne?
3. Apa fungsi dari penerima radio AM Superheterodyne?
4. Bagaimana prinsip kerja dari penerima radio AM Superheterodyne?
5. Bagaimana skema rangkaian penerima radio AM Superheterodyne?
1.3 Tujuan
2
BAB II DASAR TEORI
3
Istilah superheterodyne adalah singkatan dari supersonic heterodyne, yang dapat
diartikan sebagai pembangkitan frekuensi-frekuensi campuran di atas batas
pendengaran.
Tingkat pertama dari sebuah penguat RF ditala, yang kegunaan utamanya adalah
untuk memperbaiki perbandingan S/N. Tingkat ini juga memberikan sedikit perbaikan
dalam selektivitas RF dan penurunan pancaran kembali dari osilator (oscillator re-
radiation). Keluaran dari tingkat RF tala diumpankan ke masukan sinyal dari sebuah
rangkaian osilator-penyampur dimana terjadi pembangkitan frekuensi-frekuensi
campuran (heterodyning).
Rangkaian osilator biasanya ditala dengan penalaan kapasitansi, dan ketiga
kapasitor tala (tuning capacitor) disatukan (ganged) secara mekanis pada sebuah sumbu
dan tombol pengaturan bersama. Osilator dan penyampur dapat merupakan rangkaian-
rangkaian terpisah, atau dapat juga dikombinasikan seperti dalam rangkaian penyampur
autodyne.
Keluaran penyampur (frekuensi selisih untuk konversi ke-bawah dalam penerima)
diumpankan ke dua buah penguat tala IF, yang ditala-tetap dan mempunyai cukup
selektivitas untuk menolak sinyal-sinyal dari saluran yang berbatasan. Keluaran dari
penguat IF dimasukkan ke detektor, dimana sinyal audio dihasilkan kembali, atau
didemodulasi (demodulated).
Detektor juga menyediakan sinyal-sinyal untuk pengaturan perolehan otomatis
(Automatic Gain Control =AGC). Sinyal AGC dikenakan pada satu atau beberapa dari
penguat IF dan RF. Keluaran audio diteruskan melalui sebuah pengatur volume ke
penguat audio, yang biasanya terdiri dari satu penguat tegangan tingkat-rendah yang
diikuti oleh sebuah penguat daya, dan akhirnya dihubungkan ke sebuah pengeras suara.
Semua sistem komunikasi, baik itu dari radio,televise,maupun yang lainnya terdiri
atas dua bagian dasar:pesawat pemancar dan pesawat penerima. Pesawat pemancar
berfungsi membangkitkan dan meradiasikan suatu informasi melalui suatu gelombang
elektromagnetik.Kecepatan gelombang elektromagnetik sama dengan kecepatan cahaya
yaitu sebesar 300.000 km/detik dan dinamakan gelombang pembawa (carrier wave)
informasi. Pesawat penerima menangkap salah satu gelombang radio yang spesifik dari
sejumlah gelombang yang ada di udara pada saat itu dan mengolahnya menjadi suatu
informasi yang dapat dimengerti.
4
Jenis pesawat penerima yang pertama kali ditemukan dikenal dengan sebutan radio
kristal. Penerima jenis ini hanya mampu menerima satu stasiun pemancar dan dayanya
pun sangat lemah. Pesawat penerima radio, mulai berkembang setelah diketemukan
tabung hampa (vacum tube) yang selanjutnya dibuat pesawat penerima yang disebut
radio langsung (straight receiver). Straight Receiver ini mempunyai keuntungan dapat
ditala pada beberapa stasiun pemancar, hanya masih mempunyai kelemahan yaitu harus
mempunyai beberapa rangkaian penguat dan penala sesuai dengan frekuensi stasiun
yang ditala.
Suatu sistem pesawat penerima yang dikembangkan, yaitu pesawat penerima super
heterodyne, dapat dipergunakan baik dalam sistem penerima radio maupun televisi.
Pesawat penerima super heterodyne prinsip bekerjanya sebagai berikut:
a) Informasi bersama gelombang pembawanya (RF) yang datang pada antena, diseleksi
oleh rangkaian penala sampai didapat suatu sinyal RF tertentu yang kemudian dicampur
(dikonversikan) dengan satu sinyal RF yang berasal dari osilator yang ada pada pesawat
penerima sendiri.
b) Pencampuran kedua sinyal RF tersebut akan menghasilkan suatu sinyal selisih dari
kedua sinyal tersebut, yang biasanya disebut sinyal frekuensi menengah (IF).
c) Pada sistem penerima radio AM besar frekuensi menengah (IF) umumnya 455 kHz.
d) Oleh karena frekuensi osilator local bervariasi pada waktu rangkaian penala
divariasikan, maka selisih frekuensinya akan konstan sebesar frekuensi menengah
tersebut. Pencampuran ini mempunyai keuntungan sebagai berikut:
(1) Kekerasan hasil penguatan mempunyai harga yang lebih tinggi karena IF
mempunyai frekuensi yang lebih rendah dari RF.
(2) Amplifier IF dapat dirancang untuk suatu frekuensi yang spesifik, misalnya 455
kHz untuk setiap penerima radio AM.
(3) Hanya ada dua penala yaitu rangkaian penala RF dan osilator local. Sistem super
heterodyne mempunyai kelemahan, yaitu adanya efek frekuensi bayangan.
Walaupun IF sudah merupakan frekuensi selisih dari RF dari osilator local, namun
jumlah kedua frekuensi pun muncul pula.
Secara umum penerima AM berfungsi untuk menerima sinyal termodulasi AM dan
melakukan proses demodulasi terhadap sinyal tersebut. Sinyal tersebut pertama kali
diterima oleh antena, dan kemudian dilakukan pemilihan sinyal yang diinginkan dari
semua sinyal yang dapat diterima oleh antena. Sinyal yang dipisahkan tersebut
5
kemudian diperkuat sampai pada suatu tingkat yang dapat digunakan. Proses
selanjutnya adalah demodulasi sinyal radio yaitu proses pemisahan sinyal informasi dari
sinyal carrier / sinyal pembawa yang dilakukan di demodulator AM atau detektor AM.
Penerima - penerima AM model lama yang dipakai untuk penerimaan sinyal yang
dimodulasi amplitudo biasanya menggunakan prinsip frekuensi radio yang ditala atau
tuned radio frequency (TRF). Pada penerima ini, sinyal termodulasi yang diterima akan
melalui proses penguatan pada sebuah rantai penguat yang masing-masing ditala pada
frekuensi yang sama dan kemudian diikuti rangkaian detektor. Penerima semacam ini
mempunyai selektivitas sinyal berbatasan yang buruk, terutama bila diharuskan untuk
menala pada cakupan - cakupan frekuensi yang lebar.
Penerima superheterodyne dikembangkan untuk memperbaiki selektivitas saluran
berbatasan (adjacent channel selectivity) ini dengan menempatkan bagian terbesar dari
selektivitas frekuensi pada tingkat-tingkat frekuensi antara (intermediate frekuensi / IF)
setelah konversi frekuensi yang pertama. Adalah jauh lebih mudah untuk mendapatkan
selektivitas ini pada intermediate frekuensi, karena rangkaian-rangkaian tinggal tetap-
ditala pada IF, dan tidak berubah-ubah meskipun dipilih stasiun-stasiun yang berbeda.
6
BAB III PEMBAHASAN
7
Gambar 2. Diagram Blok Penerima Radio AM Superheterodyne
8
3.4 Prinsip Kerja Penerima Radio AM Superheterodyne
9
Dari gambar skema terdapat rangkaian AGC (Automatic Gain Control) berfungsi
sebagai pengatur penguatan tegangan (gain) dari penguat IF1 sedemikian rupa, sehingga
penguatan ditambah pada sinyal-sinyal masuk yang lemah dikurangi pada sinyal-sinyal
masuk yang kuat. Dengan demikian, akan didapatkan suatu penguatan yang konstan
untuk sinyal yang berbeda-beda intensitasnya.
10
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
11
DAFTAR PUSTAKA
12