Anda di halaman 1dari 11

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETIDAKSTABILAN

TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI Di RSI UNISMA

Fery Arianto1
1. Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Surya Mitra Husada

FACTORS AFFECTING BLOOD PRESSURE INSTITUTION


IN HYPERTENSION PATIENTS IN RSI UNISMA

ABSTRACT

Hypertension is the highest cause of morbidity and mortality in the world and the most
frequent cause of visits to primary health care centers. The purpose of this study was to
determine the factors that influence blood pressure instability in hypertensive patients at
UNISMA RSI. The research design uses a cross sectional approach. The population is all
hypertensive patients who control at UNISMA RSI with a sample of 36 respondents by
accidental sampling. The results of this study indicate that obedient to take medication 93%
not obedient 7%, obedient to control 86% not obedient 14%, compliance food 91% not
obedient 9% and the most dominant factors affecting blood pressure instability is medication
adherence, most of them (93%) as many as 32 people are obedient and there are influences of
factors that influence blood pressure instability that is obedient to take medication, obedient
to control and compliance food with spearman correlation strength P-value = 0,000 <0,05
then H1 is accepted. The instability of blood pressure is influenced by several main factors,
namely compliance with medication, compliance with control and compliance with diet

Keywords: Hypertension, Compliance


PENDAHULUAN terapi jangka panjang pada beberapa
Hipertensi merupakan penyebab
penyakit kronis diantaranya hipertensi,
angka kesakitan dan kematian tertinggi di
kepatuhan sangatlah penting. Sebab
dunia dan penyebab terbanyak kunjungan
ketidakpatuhan pada pasien hipertensi
ke pusat pelayanan kesehatan primer pada
dengan minum obat antihipertensi dapat
tahun 2006, yakni sejumlah 13,1% (Peltzer,
menyababkan komplikasi pada penyakit
2013). Beberapa penyebab dari banyaknya
hipertensi sehingga dapat menyebabkan
kasus Hipertensi ini tidak diketahui secara
kerusakan organ meliputi otak, karena
pasti dan cenderung Hipertensi tersebut
hipertensi yang tidak terkontrol dapat
datang secara tiba-tiba tanpa gejala
meningkatkan risiko stroke kemudian
sebelumnya. Banyak faktor yang
kerusakan pada jantung, hipertensi
menyebabkan Hipertensi atau tekanan darah
meningkatkan beban kerja jantung yang
tinggi yaitu faktor genetik/ keturunan,
akan menyebabkan pembesaran jantung
umur, jenis kelamin, stres, obesitas, nutrisi,
sehingga meningkatkan risiko gagal jantung
perokok, minum alkohol, kurang gerak
dan serangan jantung. Selain kerusakan
badan/ olahraga, dan komplikasi
otak dan jantung karena kondisi hipertensi
penyakit(Price & Wilson, 2006).
yang memburuk, gagal ginjal juga
Menurut Rohman. M. S., et, al.
merupakan risiko yang harus ditanggung
(2011) penyebab tidak terkontrolnya
pasien hipertensi. Ditambah lagi kerusakan
tekanan darah tinggi sebanyak 53,2%
pada pembuluh darah di retina yang
adalah minum obat tidak teratur.
berakibat pada gangguan penglihatan
Keberhasilan suatu terapi tidak hanya dari
bahkan bisa mengalami kebutaan.
ketepatan diagnosa, pemilihan dan
(Suhardjono, 2012).
pemberian obat yang tepat, namun
Menurut(Price & Wilson, 2006)
kepatuhan pengobatan juga menjadi
sodium adalah penyebab hipertensi
penentu keberhasilan. Khususnya untuk
esensial, asupan garam yang tinggi akan Badan Kesehatan Dunia WHO

menyebabkan pengeluaran berlebihan dari (World Health Organization), dari 50%

hormon natriouretik yang secara tidak pasienHipertensi yang terdeteksi hanya

langsung dapat meningkatkan tekanan 25% yang mendapat pengobatan dan hanya

darah. Sodium secara ekperimental 12,5% bisa diobati dengan baik. Tercatat

menunjukkan kemampuan untuk 90% atau lebih pasien Hipertensi tidak

menstimulasi mekanisme vasopresor pada diketahui penyebabnya. Sisanya 10% atau

susunan syaraf pusat. Defisiensi potasium kurang adalah pasienHipertensi yang

akan berimplikasi terhadap terjadinya disebabkan penyakit lain seperti ginjal dan

hipertensi. Makanan tinggi sodium tersebut beberapa gangguan kelenjar endokrim

seperti roti, makanan dingin dan olahan, tubuh (Muhammadun AS, 2010).

pizza, produk unggas, sup dan sandwich. Hasil Riset Kesehatan Dasar

Menurut data Lancet (2012), jumlah (RISKESDAS) pada tahun

pasienHipertensi diseluruh dunia terus 2015menunjukkan prevalensi penyakit

meningkat. Di India misalnya jumlah Hipertensi di Indonesia cukup tinggi, yaitu

PasienHipertensi mencapai 60,4 juta orang 8,7% per 1.000 anggota rumah tangga. Pada

pada tahun 2002 dan diperkirakan 107,3 umumnya lebih banyak pria

juta orang pada tahun 2025. Di Cina mengalamihipertensi dibandingkan dengan

sebanyak 98,5 juta orang mengalami perempuan. MenurutMuhammadun AS

Hipertensi dan menjadi 151,7 juta orang (2010) wanita pada usia 50 tahun

pada tahun 2025. Di bagian Asia tercatat mempunyai resiko hipertensi lebih besar

38,4 jutapasienHipertensi pada tahun 2000 dibandingkan laki-laki pada usia yang

dan diprediksi akan menjadi 67,4 juta orang sama, dan wanita pada usia dibawah 50

pada tahun 2025. tahun memiliki resiko lebih kecil


dibandingkan dengan` laki-laki pada usia Dari 43.885 orang yang dilakukan

yang sama. pengukuran tekanan darah dipelayanan

Penyakit hipertensi dapat kesehatan, didapat 35,92% atau 15.765

mengakibatkan infrak miokard, stroke, orang dikategorikan dalam hipertensi/

gagal ginjal, dan kematian. Sekitar 69% tekanan darah tinggi. Dari jumlah tersebut,

pasien serangan jantung, 77% pasien stroke, mayoritas adalah perempuan yang

dan 74% pasien Congestive Heart Falture mencapai 11.762 orang, sedangkan laki-laki

(CHF) menderita hipertensi dengan tekanan mencapai 4.003 orang (Laporan Tahunan

darah >140/90 mmHg. Hipertensi Dinas Kesehatan Kota Malang, 2016).

menyebabkan kematian pada 45% penderita Berdasarkan laporan dari Rumah

penyakit jantung dan 51% kematian pada Sakit Islam Universitas Islam Malang

penderita penyakit stroke pada tahun 2013. (UNISMA) diperoleh data pada tahun 2016

Selain itu, hipertensi juga menelan biaya jumlah kasus pasien hipertensi sebanyak

yang tidak sedikit dengan biaya langsung 127 orang, merupakan jumlah kasus

dan tidak langsung yang dihabiskan pada terbanyak ke 2 dari 10 penyakit terbanyak

tahun 2014 sebesar $46,4 milyar (WHO, di RSI UNISMA tersebut. Kemudian pada

2013). bulan Januari sampai bulan Juli tahun 2017

Data yang diperoleh dari Dinas didapatkan data jumlah kasus pasien

Kesehatan Kota Malang tahun 2016, bahwa hipertensi sebanyak 63 orang menepati

jumlah pasien hipertensi pada tahun 2015 di urutan ke 2 dari 10 besar penyakit

Kota Malang sebanyak 58.046 kasus dan terbanyak di RSI UNISMA(Laporan

merupakan penyakit terbesar kedua di Kota TriwulanRSI UNISMA, 2017).

Malang (Laporan Tahunan Dinas Kesehatan Hasil studi pendahuluan yang

Kota Malang, 2016). dilakukan penelititerhadap 5 orang pasien

hipertensi yang rawat inap di RSI UNISMA


diperoleh 4 orang dengan ketidakstabilan responden saat dirawat, saat pulang dan saat

tekanan walaupunrutin minum obat yang kontrol berturut-turut pada tabel berikut:

sudah diberikan. Dari beberapa responden

yang telah dijadikan studi pendahuluan

penelitian ini gambaran tekanan darah

Tabel 1.1 Catatan laporan pengukuran TTV (2017)


No TD TD TD
Responden Saat Dirawat Saat Pulang Saat Kontrol
(mmHg) (mmHg) (mmHg)
I 160/100 150/90 140/90
II 170/100 160/100 160/100
III 150/100 150/90 160/90
IV 160/90 140/90 130/80
V 170/100 150/90 150/90
Beberapa faktor-faktor yang “Faktor-faktor yang mempengaruhi

menyebabkan ketidaksetabilan tekanan Ketidakstabilan Tekanan Darah Pada

darah jika ditarik kesimpulan dari Penderita Hipertensi Di RSI UNISMA”.

beberapa responden yang dijadikan sampel METODE PENELITIAN

saat studi pendahuluan ialah kepatuhan Penelitian ini menggunakan pendekatan

minum obat, diit makanan untuk pasien “cross sectional”, yaitu suatu penelitian

hipertensi dan faktor keturunan. Untuk untuk mempelajari dinamika korelasi

mengurangi kejadian angka antara faktor-faktor dengan efek, dengan

ketidakstabilan tekanan darah dapat cara pendekatan, observasi atau

dengan menemani atau mengawasi pasien pengumpulan data sekaligus pada suatu

saat minum obat, makan sesuai diit yang saat (point time approach). Populasi target

diberikan rumah sakit, anjurkan istrahat pada penelitian ini adalah semua pasien

yang cukup serta ajarkan relaksasi hipertensi yang melakukan kontrol.

distraksi jika terdapat keluhan. Populasi terjangkau pada penelitian ini

Berdasarkan latar belakang adalah pasien hipertensi di RSI UNISMA

diatasmakapeneliti tertarik untuk meneliti sebanyak 57 orang. Sampel dalam


penelitian ini adalah pasien yang kontrol tanggal 22 Juni sampai dengan 20 Jili

ke Poli Jantung RSI UNISMA yang 2018, sebanyak 36 orang. Pada penelitian

ditemui selama proses penelitian mulai ini menggunakan accidental sampling.

HASIL PENELITIAN

Tabel 4.13 Analisis Tabulasi Silang kepatuhan minum obat ketidaksetabilan tekanan darah pada
pasien hipertensi di RSI UNISMA

Ketidaksetabilan Tekanan
Total
Darah
Stabil Tidak Stabil
Kepatuha Tidak Patuh 0 4 4
n minum 0% 100.0% 100.0%
obat
Patuh 30 2 32
93.3% 6.7% 100.0%
Total 30 6 36
83.3% 16.7% 100.0%
Berdasarkan hasil tabulasi silang dari 36 responden mayoritas (93,3%) sebanyak 30 orang,
kepatuhan responden tergolong patuh dan untuk ketidaksetabilan tekanan darah tergolong
stabil.

Tabel 4.14 Analisis Tabulasi Silang kepatuhan untuk kontrol dengan ketidaksetabilan tekanan darah
pada pasien hipertensi di RSI UNISMA

Ketidaksetabilan Tekanan Darah Total


Stabil Tidak Stabil
Kepatuha Tidak 0 4 4
n untuk Patuh 0% 100.0% 100.0%
Kontrol
Patuh 29 3 32
90.6% 9.4% 100.0%
Total 29 7 36
80.6% 19.4% 100.0%
Berdasarkan hasil tabulasi silang dari 36 responden mayoritas (90,6%) sebanyak 30 orang,
kepatuhan responden tergolong patuh dan untuk ketidaksetabilan tekanan darah tergolong
stabil.

Tabel 4.15 Analisis Tabulasi Silang kepatuhan diit maknan ketidaksetabilan tekanan darah pada
pasien hipertensi di RSI UNISMA

Ketidaksetabilan Tekanan Darah Total


Stabil Tidak Stabil
Kepatuha Tidak 0 6 6
n diit Patuh 0% 100.0% 100.0%
makanan
Patuh 28 2 30
93.3% 6.7% 100.0%
Total 24 7 36
66.7% 33.% 100.0%
Berdasarkan hasil tabulasi silang dari 36 responden mayoritas (93,3%) sebanyak 28 orang,
kepatuhan responden tergolong patuh dan untuk ketidaksetabilan tekanan darah tergolong
stabil.

HASIL UJI STATISTIK α = 0,05 dengan persentase mayoritas


Pada penelitian ini dari beberapa hipotesa
sebesar 86%.
kerja (H1) dibuktikan bahwa: d. Ada faktor-faktor yang mempengaruhi
a. Ada pengaruh kepatuhan minum obat
dengan ketidaksetabilan tekanan darah
terhadap ketidaksetabilan tekanan darah
Hal tersebut dari analisis data di RSI UNISMA MALANG
Hal tersebut dari analisis data
menggunakan Regresi Logistik.
menggunakan Regresi Logistik.
Berdasarkan hasil uji statistik 36 orang
Berdasarkan hasil uji statistik 36 orang
responden p-value =0,018 < α = 0,05
responden responden p-value =0,000 <
dengan persentase mayoritas sebesar
α = 0,05 dengan persentase mayoritas
93%.
b. Ada pengaruh kepatuhan untuk kontrol sebesar 81%.
e. Faktor yang paling dominan
terhadap ketidaksetabilan tekanan darah
Hal tersebut dari analisis data mempengaruhi ketidaksetabilan

menggunakan Regresi Logistik. tekanan darah


Dari beberapa variabel yang telah
Berdasarkan hasil uji statistik 36 orang
dilakukan pengujian menggunakan
responden responden p-value =0,047 <
analisis Regresi logistic, bahwa
α = 0,05 dengan persentase mayoritas
kepatuhan minum obat (93%),
sebesar 86%.
c. Ada pengaruh diit makanan pada kepatuhan untuk kontrol (86%) dan

penderita hipertensi terhadap kepatuhan diit makanan (91%). Dari

ketidaksetabilan tekanan darah ketiga variable bebas tersebut yang


Hal tersebut dari analisis data
paling dominan mempengaruhi
menggunakan Regresi Logistik.
ketidaksetabilan tekanan darah ialah
Berdasarkan hasil uji statistik 36 orang
kepatuhan minum obat dengan nilai P-
responden responden p-value =0,029 <
Value = 0,018 < α= 0,05 dengan makna Data pada penelitian ini

ada pengaruh dari faktor yang paling menunjukan umur pasien rentang 50-59

dominan serta 7% dipengaruhi oleh dengan persentase 36% atau sebanyak

faktor lain. 13 orang dan berjensi kelamin laki-laki


PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian untuk dengan persentase 56% atau sebanyak

variabel bebas diperoleh mayoritas 20 orang menderita hipertensi.

(81%) sebanyak 29 orang Ketidaksetabilan tekanan darah ini

ketidaksetabilan tekanan darah yang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu

stabil. patuh minum obat, patuh kontrol dan


Dijelaskan bahwa ketidaksetabilan
diit makanan hipertensi. Hal ini sesuai
tekanan darah pada pasien hipertensi
dengan penelitian dari Kementerian
yang diukur 4 minggu sebelum kontrol,
kesehatan RI (2014) bahwa faktor
2 minggu sebelum kontrol dan saat
resiko seperti umur, jenis kelamin, diet
kontol. Hal ini menjadi indikator
dan asupan garam, konsumsilemak
penilaian bagi peneliti dalam
jenuh, kurang aktifitas fisik, stres, ras,
menentukan tingkat ketidaksetabilan
obesitas, merokok, penggunaan
tekanan darah pasien hipertensi.Sesuai
estrogen serta genetis.
menurut JNC-VIIItentang kriteria Hasil analisis data menggunakan

pasien hipertensi stabil atau tidak stabil Regresi Logistik. Berdasarkan hasil uji

tekanan darahnya jika usia ≥ 60 tahun statistik 36 orang responden 0,9336

dengan sistole < 150 dan diastole <90, yang 93% kepatuhan minum obat

usia < 60 tahun dengan sistole <140 dan mempengaruhi ketidaksetabilan tekanan

diastole <90, >18 tahun dengan CKD darah dan sebesar 0,0664 (7%)

sistole <140 dan diastole <90 serta >18 dipengaruhi oleh faktor yang lain.
Hipertensi diketahui berhubungan
tahun dengan DM sistole <140 dan
atau komplikasi dari beberap penyakit
diastole <90 (WHO, 2013).
seperti gangguan ginjal kronik, kencing 29 orang tergolong Stabil dengan nilai

manis, dan hiperlipedemia/kolesterol P-Value = 0,000 < α= 0,05.


5. Semua faktor-faktor yang diuji dalam
tinggi. Selain kepatuhan minum obat,
penelitina ini memeliki pengaruh
diagnosa yang tepat, pemilihan obat,
terhadap ketidaksetabilan tekanan
pemberian obat yang benar dari tenaga
darah yaitu kepatuhan minum obat,
kesehatan juga sangat mempengaruhi
kepatuhan untuk kontrol dan
terkontrolnya tekanan darah pasien
kepatuhan diit makanan.
(Mutmainah dan Rahmawati, 2010; 6. Faktor paling dominan yang

Asti, 2006; WHO, 2003). mempengaruhi ketidakstabilan

KESIMPULAN tekanan darah ialah patuh minum obat

Berdasarkan hasil penelitian yang dengan nilai p-value= 0,018 < α=0,05

telah dilakukan, maka dapat diambil dengan persentase sebesar 93%.


SARAN
kesimpulan sebagai berikut: 1. Bagi Pasien atau Responden
1. Kepatuhan minum obat mayoritas Diharapkan pasien lebih

(93%) sebanyak 32 orang tergolong meningkatkan kesadaran diri dan

patuh dengan nilai P-Value = 0,018 < termotivasi akan pentingnya menjaga

α= 0,05. kesehatan, mengingat akan penyakit


2. Kepatuhan untuk kontrol mayoritas
yang diderita. Sehingga tercapainya
(86%) sebanyak 29 orang tergolong
kesetabilan tekanan darah yang
patuh dengan nilai P-Value = 0,047 <
maksimal dengan patuh untuk minum
α= 0,05.
3. Kepatuhan diit makanan hipertensi obat, patuh untuk kontrol dan diit

mayoritas (91%) sebanyak 24 orang makanan hipertensi.


2. Bagi Institusi Pelayanan
tergolong patuh dengan nilai P-Value Diharapkan dapat menjadi masukan

= 0,029 < α= 0,05. kepada Rumah Sakit Islam Unisma


4. Kesetabilan tekanan darah pada pasien
Malang dalam menentukan dan
hipertensi , mayoritas (81%) sebanyak
mengambil kebijakan untuk
mempertahankan dan meningkatkan dan edukasi (KIE) pada pasien atau

mutu pelayanan kesehatan melalui keluarga yang mempunyai anggota

media penyuluhan dan promosi keluarga dengan hipertensi pentingnya

kesehatan, serta berkoordinasi dengan minum obat dan pengawasan dari

puskesmas dalam mengupayakan keluarga.


5. Bagi Peneliti Lain
adanya pengawas minum obat (PMO) Diharapkan peneliti selanjutnya

yang dapat membantu untuk melakukan validasi terhadap

mengawasi pasien saat minum obat di dokumentasi status pasien tentang sisa

rumah dikonsumsi seumur hidup serta obat pada saat jadwal kontrol di rumah

penyuluhan tentang hipertensi. sakit dan mengobservasi atau melihat


3. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan bagi Program Studi perilaku pasien pada saat minum obat

Pendidikan Ners Sekolah Tinggi Ilmu di rumah, diit makanan hipertensi

Kesehatan Surya Mitra Husada Kediri yang sesuai serta peneliti selanjutnya

banyak melakukan kegiatan akademik meneliti faktor-faktor yang

atau non-akademik untuk mempengaruhi lainnya.

meningkatkan pemahaman masyarakat DAFTAR PUSTAKA


Arif, M. 2016. Kapita Selekta Kedokteran.
akan pentingnya minum obat, kontrol Jilid 2. Ed 4. Jakarta: Penerbitan
Media Aesculapius FKUI.
dan diit makanan yang tepat bagi
Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur
penderita hipertensi melalui praktek Pendekatan Praktek. Ed 5. Jakarta: Rineka
Cipta.
kerja lapangan, praktek laboraturium
Badan Penelitian dan Pengembangan
klinik keperawatan medikal bedah di Kesehatan. 2015. Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas 2015).
komunitas dan pengabdian Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia. Jakarta.
masyarakat.
4. Bagi Profesi Perawat
Diharapkan bagi profesi perawat agar Badan Pusat Statistik. (2005). Survey
Sosial Dan Ekonomi Nasional.
memberikan komunikasi, informasi Jakarta: BPS.
Depkes RI. 1999. Treatment of High Blood
http://www.google.com/penyebab Pressure diunduh tanggal 10
hipertensi. tanggal 10 November November 2017 jam 13.20
2017 jam 13:05 Kemenkes RI, 2013, Panduan Praktik
Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Pelayanan Kesehatan Primer ed
2016. Rumah Tangga Sehat 1, Jakarta: Kemenkes RI 236-243.
dengan Penyakit Hipertensi.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Laporan Tahunan Dinas Kesehatan Kota
Timur Malang, 2016.
Guyton, Arthur C., John E. Hall, alih Laporan Triwulan RSI UNISMA, 2017.
bahasa: Irawati dkk., editor
bahasa Indonesia: Luqman Yanuar Notoatmodjo, Soekidjo. (2012).
Rachman, 2007, Buku Ajar Metodologi Penelitian Kesehatan.
Fisiologi Kedokteran ed. 11, Jakarta: Rineka Cipta
Jakarta: EGC
Nursalam. (2003). Metodelogi Penelitian
Hidayat, Aziz Alimul. (2007). Metode Ilmu Keperawatan: Pendekatan
Penelitian Keperawatan Dan Praktis Ed. 3. Jakarta: Salemba
Teknik Analisa Data. Jakarta: Medika.
Salemba Medika. WHO, (2013), Adherence To Long-term
Therapies: Evidence for action,
JNC 8, 2013, The Eighth Joint National 13, Prancis, World Health
Committee on Prevention Organization
Detection Evaluation and

Anda mungkin juga menyukai