Peternakan Dalam Angka 2016 PDF
Peternakan Dalam Angka 2016 PDF
tp
:/
/w
w
w
.b
ps
.g
o.
id
ht
tp
:/
/w
w
w
.b
ps
.g
o.
id
ht
tp
:/
/w
w
w
.b
ps
.g
o.
id
PETERNAKAN DALAM ANGKA
2016
id
Subdirektorat Statistik Peternakan
o.
Gambar Kulit:
Subdirektorat Publikasi dan Kompilasi Statistik
Diterbitkan oleh:
© Badan Pusat Statistik
.g
ps
Dicetak oleh:
.b
w
..............................
w
d
erat dengan aspek primer di masyarakat yaitu produksi dan konsumsi produk
o .i
peternakan. Agar kebutuhan masyarakat terhadap produk peternakan dapat
.g
dipenuhi tidak hanya volume tetapi juga kualitas, maka pemerintah dituntut
untuk dapat merencanakan kebijakan dengan baik. Untuk menjawab
ps
kebutuhan data tersebut maka perlu disusun Buku Peternakan Dalam Angka
.b
terima kasih. Semoga publikasi ini dapat bermanfaat bagi pemerintah dan
ht
Adi Lumaksono
I. PENDAHULUAN ................................................................................ 1
d
2.2. Ringkasan Hasil ........................................................................ 4
.i
2.3. Tabel-Tabel ............................................................................... 9
o
III. PRODUKSI DAGING SAPI DAN KERBAU .g
ps
3.1. Metodologi ................................................................................ 17
3.2. Ringkasan Hasil ........................................................................ 23
.b
d
8.2. Ringkasan Hasil ........................................................................ 68
.i
8.3. Tabel-Tabel ............................................................................... 72
o
IX. DATA PENUNJANG LAINNYA .g
ps
9.1. Produk Domestik Bruto (PDB) .................................................. 73
9.2. Nilai Tukar Petani (NTP) ........................................................... 83
.b
Tabel Halaman
d
4. Populasi Ternak Lainnya yang dipelihara di Rumah
12
Tangga Menurut Provinsi Tahun 2013 (ekor)....................
o .i
5. Lembar Kerja (LK) Penghitungan Produksi Daging Sapi
19
Nasional.............................................................................
6. Lembar Kerja Penghitungan Proyeksi Populasi dan .g
ps
Supply-Demand dan Daging Nasional Tahun 2016 20
(Kondisi Data Bulan November 2015)...............................
.b
8. 30
/w
41
Tahun 2015 (US $)............................................................
12. Volume Ekspor Hasil Peternakan Menurut Komoditas
Tahun 2012-2015 (ton)...................................................... 42
d
.i
22. Rata-Rata Harga Konsumen Perdesaan Menurut Jenis
Produksi Peternakan dan Bulan Tahun 65
o
2015.....................
23. Indeks Perkembangan Produksi Pemotongan Ternak .g 68
ps
Tahun 2014 (2013 = 100) .................................................
24. Indeks Perkembangan Produksi Pemotongan Ternak
.b
68
Tahun 2015 (2013 = 100) .................................................
w
73
(Triliun Rp) ........................................................................
:/
Tabel Halaman
35. Jumlah Usaha Pertanian yang Memelihara Ternak
84
Menurut Provinsi dan Jenis Usaha Tahun 2013 ...............
36. Rata-Rata Pendapatan Rumah Tangga Pertanian
dengan Sumber Pendapatan Utama dari Subsektor
85
Peternakan Menurut Provinsi dan Sumber
Pendapatan/Penerimaan Selama Setahun (000 Rp) .......
37. Produksi dan Biaya Produksi Usaha Kerbau per Ekor per
87
Tahun di Rumah Tangga ..................................................
38. Produksi dan Biaya Produksi Usaha Sapi Perah per Ekor
d
per Tahun di Rumah Tangga ............................................. 88
.i
39. Produksi dan Biaya Produksi Usaha Sapi Potong per
89
o
Ekor per Tahun di Rumah Tangga ....................................
40. .g
Produksi dan Biaya Produksi Usaha Babi per Ekor per
Tahun di Rumah Tangga...................................................
90
ps
41. Produksi dan Biaya Produksi Usaha Domba per Ekor per
91
.b
92
per Tahun di Rumah Tangga ............................................
w
94
Pedaging per 5000 Ekor per Tahun di Rumah Tangga .....
tp
Gambar Halaman
d
23
.i
5. Konsumsi Daging Sapi dan Kerbau di Indonesia
Tahun 2016e (000 ton).......................................................
o
27
6. Konsumsi Daging Sapi dan Kerbau Tertinggi
.g
di Indonesia Tahun 2016e (000 ton).................................. 28
ps
7. Konsumsi Daging Sapi dan Kerbau per Kapita Tertinggi
di Indonesia Tahun 2016 (kg/kapita/tahun)....................... 29
.b
33
10. Volume Ekspor Hasil Peternakan Menurut Komoditas
:/
Gambar Halaman
17. Grafik Rata-Rata Harga Telur Ayam Kampung dan Telur
Ayam Ras Menurut Harga Produsen Tahun 2011-
2015…. 56
18. Grafik Indeks Harga Perdagangan Besar Produk
Peternakan Indonesia Menurut Jenis Produksi Dan
Bulan Tahun 2015 (2010=100)
.................................................... 57
19. Grafik Harga Konsumen Nasional Ayam Hidup dan
Daging Ayam Kampung menurut bulan tahun 2015.......... 58
d
20. Grafik Rata-Rata Harga Konsumen Pedesaan Menurut
.i
Jenis Produksi Peternakan Komoditas Daging Dan Bulan
o
Tahun 2015...................................................................... 59
21.
.g
Grafik Rata-Rata Harga Konsumen Pedesaan Menurut
Jenis Produksi Peternakan Komoditas Telur dan Susu
ps
menurut Bulan Tahun 2015.............................................. 60
22. Indeks Berantai Produksi Pemotongan Ternak (IPPT)
.b
Periode 2013-2014............................................................ 70
w
Periode 2014-2015............................................................ 70
/w
:/
tp
ht
d
.i
khususnya untuk pemenuhan kalori dan protein hewani. Pemenuhan konsumsi
o
masyarakat atas kalori dan protein hewani akan meningkatkan kualitas sumber
daya manusia (SDM). .g
ps
Salah satu permasalahan dalam peningkatan peran subsektor
peternakan adalah masih minimnya data dan informasi yang akurat. Oleh
.b
baik sehingga bisa menyajikan data dan informasi yang akurat dan up to date.
w
Data peternakan yang diterbitkan BPS selama ini masih terbatas pada data
/w
d
o .i
.g
ps
.b
w
w
/w
:/
tp
ht
2
Peternakan Dalam Angka Tahun 2016
POPULASI TERNAK
2.1 Metodologi
d
lengkap karena pendekatannya tidak hanya rumah tangga tetapi juga
.i
menghitung populasi yang berada di perusahaan peternakan dan unit
o
pemelihara lainnya.
.g
Populasi sapi dan kerbau pada tahun 2014 sampai dengan 2016
ps
diperkirakan menggunakan paramater mutasi ternak. Parameter mutasi ternak
.b
Pt P0 1 (Sl Z) Am Dt Br Im Ex
dimana:
Pt : populasi tahun depan
P0 : populasi saat ini
Sl : parameter penjualan
d
2.2 Ringkasan Hasil
o .i
Populasi Sapi dan Kerbau
.g
Populasi sapi potong di Indonesia dari tahun 2013 sampai 2016
ps
cenderung menurun. Pada tahun 2013 populasi sapi potong di Indonesia
.b
sebesar 12,7 juta ekor kemudian terus mengalami fluktuasi hingga tahun 2016
hampir mencapai 13 juta ekor. Tren populasi sapi potong secara regional/pulau
w
Gambar 1.
Jumlah Populasi Sapi Potong Menurut Pulau Tahun 2013 – 2016e
:/
(juta ekor)
tp
7,0
ht
6,0
5,0 Sumatera
4,0
Juta
Jawa
3,0 Bali dan Nusra
2,0
Kalimantan
1,0
Sulawesi
,0
2013 2014 2015 2016
4
Peternakan Dalam Angka Tahun 2016
Secara regional/pulau, lebih dari 40 persen populasi sapi potong terdapat di
Pulau Jawa. Pada tahun 2013 populasi sapi potong di Pulau Jawa sebesar 5,8
juta ekor kemudian meningkat hingga pada tahun 2016 mencapai 5,9 juta ekor.
Provinsi Jawa Timur merupakan provinsi dengan populasi sapi potong terbesar
di Indonesia sebanyak 3,6 juta ekor pada tahun 2013 dan terus meningkat
hingga mencapai 4 juta ekor pada tahun 2016.
Gambaran kondisi peternakan sapi perah di Indonesia pada Gambar 2
menunjukkan hal yang berbeda dengan sapi potong di mana usaha peternakan
sapi perah justru memiliki kecenderungan meningkat dari tahun 2013 sampai
tahun 2016. Namun populasi sapi perah di Indonesia juga masih didominasi
d
Pulau Jawa. Hal tersebut ditunjukkan dengan besarnya populasi sapi perah di
.i
Pulau Jawa yang mencapai lebih dari 431 ribu ekor pada tahun 2013 kemudian
o
terus meningkat hingga mencapai lebih dari 751 ribu ekor pada tahun 2016.
.g
Menurut provinsi, populasi sapi perah terbesar dimiliki oleh Jawa Timur sekitar
ps
222,9 ribu ekor pada tahun 2013 dan meningkat menjadi 448,7 ribu ekor pada
.b
tahun 2016.
w
Gambar 2.
w
(000 ekor)
:/
800,0
tp
700,0 Sumatera
ht
600,0
Jawa
500,0
Ribu
d
penyediaan pakan ternak sehingga subsektor peternakan dapat berkembang
.i
lebih baik.
o
Gambar 3. .g
ps
Jumlah Populasi Kerbau Menurut Pulau Tahun 2013 – 2016e
(000 ekor)
.b
w
600,0
w
500,0
Sumatera
/w
400,0 Jawa
Ribu
:/
Kalimantan
200,0
Sulawesi
ht
,0
2013 2014 2015 2016
Populasi kuda di Indonesia pada tahun 2013 tercatat 174,2 ribu ekor.
Secara regional/pulau, sebagian besar populasi kuda terdapat di Pulau Bali dan
Nusra serta Sulawesi. Provinsi Sulawesi Selatan merupakan provinsi dengan
populasi kuda terbesar di Indonesia sebanyak 73,8 ribu ekor. Provinsi lain yang
6
Peternakan Dalam Angka Tahun 2016
mempunyai populasi kuda cukup besar adalah Nusa Tenggara Timur sebanyak
52,2 ribu ekor, kemudian Nusa Tenggara Barat 27,5 ribu ekor, Jawa Timur
sebanyak 4.475 ekor dan Jawa Tengah sebanyak 2.546 ekor.
Populasi kambing di Indonesia pada tahun 2013 tercatat 13,7 juta ekor.
Secara regional/pulau, populasi kambing terbesar berada di Pulau Jawa.
Provinsi Jawa Timur merupakan provinsi dengan populasi kambing terbesar di
Indonesia sebanyak 4,1 juta ekor. Populasi terbesar selanjutnya berada di Jawa
Tengah sebanyak 3,4 juta ekor. Provinsi lain yang memiliki populasi kambing
cukup besar adalah Lampung dan Jawa Barat yaitu sekitar 1,1 juta ekor.
Populasi domba di Indonesia pada tahun 2013 tercatat 3,8 juta ekor. Secara
d
regional /pulau, populasi domba terbesar berada di Pulau Jawa. Provinsi Jawa
.i
Barat merupakan provinsi dengan populasi domba terbesar di Indonesia
o
sebanyak 2,7 juta ekor. Provinsi lain yang memiliki populasi cukup besar adalah
.g
Jawa Tengah (534,4 ribu ekor) dan Jawa Timur (317,2 ribu ekor).
ps
Populasi babi di Indonesia pada tahun 2013 tercatat 6,2 juta ekor.
.b
Secara regional/pulau, pulau dengan populasi babi terbesar adalah Bali dan
Nusra (2,0 juta ekor) disusul Maluku dan Papua (1,5 juta ekor). Provinsi Papua
w
juta disusul oleh Nusa Tenggara Timur sebanyak 1,2 juta ekor.
/w
juta ekor. Secara regional/pulau, populasi ayam kampung terbesar pada Pulau
tp
Jawa sebanyak 54,5 juta ekor. Provinsi dengan populasi ayam kampung
ht
terbesar adalah Jawa Timur sebanyak 20,5 juta ekor disusul oleh Jawa Tengah
19,4 juta ekor. Populasi ayam kampung cukup besar pada Provinsi Jawa Barat
sekitar 9,1 juta ekor.
Populasi ayam lokal lainnya di Indonesia pada tahun 2013 tercatat 2,5
juta ekor. Secara regional/pulau, populasi ayam lokal lainnya terbesar pada
Pulau Jawa sebanyak 1,4 juta ekor. Provinsi dengan populasi ayam lokal lainnya
terbesar yaitu Jawa Timur sebanyak 525,1 ribu ekor disusul oleh Jawa Tengah
sebanyak 400,6 ribu ekor.
Populasi ayam ras petelur di Indonesia pada tahun 2013 tercatat 81,2
juta ekor. Secara regional/pulau, populasi ayam ras petelur terbesar pada Pulau
d
Jawa Timur 396,9 ribu ekor.
.i
Populasi burung puyuh di Indonesia tahun 2013 tercatat 19,1 juta ekor.
o
Provinsi dengan populasi burung puyuh terbesar adalah Provinsi Jawa Timur
.g
sebanyak 7,3 juta ekor disusul oleh Jawa Tengah sebanyak 6 juta ekor.
ps
Populasi burung merpati di Indonesia tahun 2013 tercatat sekitar 1,0
.b
juta ekor. Populasi burung merpati terbesar menurut provinsi yaitu Jawa Tengah
sebanyak 323,6 ribu ekor disusul oleh Jawa Timur sebanyak 241,8 ribu ekor.
w
Sebanyak 120,8 ribu ekor di Jawa Timur, disusul oleh Jawa Barat 92.971 ekor
/w
regional/pulau, populasi kalkun terbesar pada Pulau Jawa sebesar 49.072 ekor.
ht
Populasi kalkun terbesar menurut provinsi yaitu Jawa Tengah sebanyak 24.640
ekor dan DI Yogyakarta 16.831 ekor. Provinsi yang mempunyai populasi kalkun
cukup besar yaitu Jawa Barat dan Jawa Timur sebanyak 3.766 ekor dan 3.713
ekor.
Populasi kelinci di Indonesia tahun 2013 tercatat 671,2 ribu ekor.
Secara regional/pulau, populasi kelinci terbesar pada Pulau Jawa sebesar 423,5
ribu ekor. Populasi kelinci terbesar menurut provinsi yaitu Provinsi Papua
sebanyak 168,7 ribu ekor disusul oleh Jawa Tengah dan Jawa Barat sebanyak
154,1 ribu ekor dan 151,8 ribu ekor.
8
Peternakan Dalam Angka Tahun 2016
2.3 Tabel-Tabel
Tabel 1. Populasi Sapi Potong Menurut Provinsi Tahun 2013 – 2016 (ekor)
Tahun
Provinsi
e
2013 2014 ) 2015 e) 2016 e)
(1) (2) (3) (4) (5)
Sumatera 2 469 142 2 424 132 2 404 675 2 462 422
Aceh 404 221 404 316 404 744 438 525
Sumatera Utara 523 393 559 041 602 419 675 198
Sumatera Barat 326 674 312 947 300 960 320 654
Riau 175 090 148 445 126 967 136 709
Jambi 118 982 110 701 104 961 112 700
Sumatera Selatan 215 863 191 017 173 619 164 478
Bengkulu 106 015 109 080 111 447 128 420
d
Lampung 573 232 563 665 555 304 463 055
.i
Kep. Bangka Belitung 8 201 7 761 7 345 5 702
o
Kep. Riau 17 471 17 159 16 909 16 981
Jawa 5 795 283 5 588 806 5 568 793 5 900 134
DKI Jakarta
Jawa Barat
2 108
387 574
.g 2 085
341 267
1 958
300 665
1 426
160 450
ps
Jawa Tengah 1 500 077 1 429 844 1 373 386 1 438 161
DI Yogyakarta 272 698 240 022 211 262 240 564
.b
Jawa Timur 3 586 755 3 530 979 3 638 176 4 029 721
Banten 46 071 44 609 43 347 29 813
w
Bali dan Nusra 1 930 463 1 945 816 1 968 062 2 159 342
w
Nusa Tenggara Timur 803 437 823 166 838 603 914 776
Kalimantan 400 680 324 487 267 876 254 399
:/
Tahun
Provinsi
e
2013 2014 ) 2015 e) 2016 e)
d
Kep. Riau 5 6 9 13
.i
Jawa 431 520 482 352 543 291 750 694
DKI Jakarta 2 686 3 044 3 450 4 091
o
Jawa Barat 97 831 119 327 145 546 183 225
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
103 794
4 269 .g
98 938
4 381
94 309
4 496
107 949
6 684
ps
Jawa Timur 222 909 256 624 295 438 448 673
Banten 31 38 52 72
.b
Kalimantan Timur 27 33 45 64
tp
Kalimantan Utara - - - -
Sulawesi 1 575 1 616 1 697 1 907
ht
Sulawesi Utara 97 50 26 38
Sulawesi Tengah 10 10 10 15
Sulawesi Selatan 1 410 1 485 1 564 1 715
Sulawesi Tenggara - - - -
Gorontalo 14 17 23 33
Sulawesi Barat 44 54 74 106
Maluku dan Papua 6 7 9 12
Maluku 1 1 1 1
Maluku Utara - - - -
Papua Barat - - - -
Papua 5 6 8 11
Indonesia 437 984 489 438 551 367 761 010
e
Keterangan : ) Angka Proyeksi
Sumber : Badan Pusat Statistik
10
Peternakan Dalam Angka Tahun 2016
Tabel 3. Populasi Kerbau Menurut Provinsi Tahun 2013 - 2016 (ekor)
Tahun
Provinsi
e
2013 2014 ) 2015 e) 2016 e)
d
Kep. Bangka Belitung 211 160 184 151
.i
Kep. Riau 12 12 14 16
298 301 295 171 347 122 390 168
o
DKI Jakarta 203 305 458 522
Jawa Barat
Jawa Tengah
108 306
62 032 .g
103 321
62 284
119 595
74 053
141 470
82 556
ps
DI Yogyakarta 980 990 1 108 1 249
Jawa Timur 28 070 28 203 33 085 30 221
.b
Nusa Tenggara Timur 133 122 139 453 157 931 173 849
/w
d
Jawa 11 095 9 520 446 3 705 177 228 251
.i
DKI Jakarta 31 15 264 1 290 25
o
Jawa Barat 2 546 1 037 646 2 734 371 4 641
Jawa Tengah 3 322 3 471 548 534 407 170 884
DI Yogyakarta
Jawa Timur
581
4 475
.g
456 065
4 163 038
37 578
317 214
12 161
33 608
ps
Banten 140 376 885 80 317 6 932
Bali Dan Nusra 79 830 655 275 30 810 2 006 711
.b
12
Peternakan Dalam Angka Tahun 2016
Tabel 4. Populasi Ternak Lainnya yang dipelihara di Rumah Tangga Menurut
Provinsi Tahun 2013 (ekor) (lanjutan)
d
Kep. Riau 445 316 10 534 400 865
.i
Jawa 54 582 588 1 473 153 49 545 326
o
DKI Jakarta 43 553 8 055 1 063
.g
Jawa Barat 9 011 124 333 920 3 725 983
Jawa Tengah 19 423 348 400 620 8 993 500
ps
DI Yogyakarta 3 239 187 129 926 1 569 423
Jawa Timur 20 531 932 525 166 34 816 014
Banten 2 333 444 75 466 439 343
.b
Provinsi
Itik Itik Manila Burung Puyuh
d
Kep. Riau 66.350 790 29.707
.i
Jawa 17.326.466 2.231.251 15.816.430
o
DKI Jakarta 63.848 10.484 59
Jawa Barat 4.808.163 818.785 544.419
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
4.606.012
322.066
.g
737.392
118.885
6.019.544
1.893.719
ps
Jawa Timur 6.645.663 396.897 7.338.209
Banten 880.714 148.808 20.480
.b
14
Peternakan Dalam Angka Tahun 2016
Tabel 4. Populasi Ternak Lainnya yang dipelihara di Rumah Tangga Menurut
Provinsi Tahun 2013 (ekor) (lanjutan)
Provinsi
Burung Merpati Angsa Kalkun Kelinci
(1) (12) (13) (14) (15)
Sumatera 191 429 80 205 930 49 217
Aceh 13 884 6 918 154 1 419
Sumatera Utara 37 139 25 963 126 7 657
Sumatera Barat 83 705 7 380 69 10 162
Riau 10 925 7 957 106 4 379
Jambi 5 956 4 344 81 2 413
Sumatera Selatan 11 729 12 183 42 1 728
Bengkulu 3 423 2 784 37 2 652
Lampung 15 760 10 706 272 16 590
Kep. Bangka Belitung 6 302 1 020 32 318
Kep. Riau 2 606 950 11 1 899
d
Jawa 714 097 319 793 49 072 423 486
.i
DKI Jakarta 5 269 628 45 419
o
Jawa Barat 73 591 92 721 3 766 151 856
.g
Jawa Tengah 323 549 83 343 24 640 154 142
DI Yogyakarta 55 032 13 929 16 831 15 759
ps
Jawa Timur 241 792 120 805 3 713 98 972
Banten 14 864 8 367 77 2 338
Bali Dan Nusra 114 505 5 486 897 6 361
.b
16
Peternakan Dalam Angka Tahun 2016
PRODUKSI DAGING
SAPI DAN KERBAU
3.1 Metodologi
Produksi daging sapi dan kerbau dalam negeri dapat dihitung dengan 2
(dua) metode/pendekatan, yaitu metode langsung dan metode tidak langsung.
d
Metode langsung adalah menghitung produksi daging melalui pencatatan
.i
seluruh pemotongan sapi dan kerbau baik yang dilakukan di RPH maupun di
o
luar RPH (tercatat maupun tidak tercatat). Penghitungan produksi daging melalui
.g
metode langsung ini sulit untuk dilakukan mengingat belum tersedianya data
ps
tentang pemotongan ternak di luar RPH terutama yang tidak tercatat baik
.b
dilakukan oleh rumah tangga maupun pihak lain misalnya pemotongan pada
saat Hari Raya Idul Qurban.
w
Metode ini dapat dilakukan jika data populasi ternak berdasarkan jenis kelamin
:/
dan kerbau menurut jenis kelamin sedangkan hasil Survei Rumah Tangga
Usaha Peternakan tahun 2014 (ST2013-STU) menyediakan data jenis kelamin
dan kelompok umur. Oleh karena itu, penghitungan produksi daging sapi dan
kerbau dengan metode tidak langsung dapat dilakukan. Metode tidak langsung
ini menghasilkan data potential stock daging sapi dan kerbau yang selanjutnya
dapat digunakan untuk memperkirakan ready stock.
a. Ternak jantan
1) Kebutuhan pejantan sapi potong dan kerbau untuk pemacek dihitung
berdasarkan rasio 10:1 (setiap 10 ekor betina yang tidak IB/kawin alami
diperlukan 1 pejantan).
d
melahirkan lebih dari 5 kali.
.i
2) Dalam penghitungan potential stock ini umur betina afkir yang
o
digunakan adalah betina yang berumur 6 tahun ke atas, dengan
beberapa alasan sebagai berikut: .g
ps
- Sebagian besar sapi yang dibudidayakan di sentra-sentra utama
.b
umur 6 tahun.
:/
dengan:
18
Peternakan Dalam Angka Tahun 2016
1 ekor sapi dan kerbau setara dengan 170,14 kg meat yield (Survei Karkas
2012, Kementan).
Uraian diatas secara ringkas dijelaskan melalui tabel berikut ini :
d
Potensi
Potensi untuk dipotong
.i
dipotong
o
Jantan
Dewasa - (1/10
50%
Jantan
betina yang .g Betina
Dewasa >6
ps
bunting
Muda tahun
dengan kawin
.b
alami)
Potential Stock
w
d
2 Proyeksi Kelahiran Ekor 3.190.793 248.225 305.729 [a * 1]
i
BPS (2015), Parameter Mutasi Ternak
o.
% 25,92 45,02 23,62
a. Parameter Kelahiran oleh Ruta Usaha Peternakan 2014
3 Proyeksi Kematian Ekor 454.245 7.002 44.138 [b * 1]
BPS (2015), Parameter Mutasi Ternak
.g
% 3,69 1,27 3,41
b. Parameter Kematian oleh Ruta Usaha Peternakan 2014
4 Proyeksi Pemotongan Ekor 2.970.668 60.009 125.434 [c + d]
ps
c. Pemotongan oleh Rumah Tangga Usaha Peternakan Ekor 128.026 165 9.967 [(1) * 1]
(1) Parameter Pemotongan oleh Ruta Usaha Peternakan (baik di % 1,04 0,03 0,77 BPS (2015), Parameter Mutasi Ternak
RPH/TPH maupun di luar RPH/TPH) 2014
.b
d. Pemotongan oleh Non Ruta Usaha Peternakan Ekor 2.842.643 59.844 115.467 [(2) + (3)]
(2) Pemotongan oleh Non Ruta Usaha Peternakan di RPH/TPH Ekor 844.529 43.009 14.141 [(a)- (b) * 1]
Data ini diperoleh dari selisih pemotongan di RPH/TPH dengan
w
Pemotongan oleh Ruta Usaha Peternakan di RPH/TPH
(a) Pemotongan di RPH/TPH Ekor 1.041.492 46.648 36.145 BPS (2015), RPH 2014
w
Khusus Pemotongan Sapi dipisahkan antara sapi potong dan sapi
perah berdasarkan Proporsi populasinya
/w
(b) Parameter Pemotongan oleh Ruta Usaha Peternakan di RPH/TPH
(3) Pemotongan oleh Non Ruta Usaha Peternakan di Luar RPH/TPH
%
Ekor
1,60
1.998.113
0,66
16.835
1,70
101.327
BPS (2009), SPN2008
Diestimasi dari { [(d)+(e)+(f)+(g)] * (h) *
(c) * 1}
:/
Data Belum Tersedia. Contoh: Ruta Non-Usaha memotong ternak
untuk Qurban, Pesta, dll
tp
(c) Parameter Penjualan Ternak di rumah tangga usaha % 17,14 41,91 8,27 BPS (2015), Parameter Mutasi Ternak
2014
(d) Persentase Ruta Usaha yang Menjual Produksi Ternak ke % 89,47 35,01 78,83 BPS (2015), ST2013-STU, 2014.
ht
d
BPS (2015), ST2013-STU, 2014. Tabel 3.1.1,
i
- Persentase Jantan Anak (umur kurang dari 1 tahun) % 10,66 7,43 9,56 3.2.1, 3.3.1 Tabel Asli 201, 203, 205
o.
BPS (2015), ST2013-STU, 2014. Tabel 3.1.1,
- Persentase Jantan Muda (umur 1 - 2 tahun) % 11,55 3,95 9,17 3.2.1, 3.3.1 Tabel Asli 201, 203, 205
BPS (2015), ST2013-STU, 2014. Tabel 3.1.1,
.g
- Persentase Jantan Dewasa (umur lebih dari 2 tahun) % 9,18 1,81 12,39 3.2.1, 3.3.1 Tabel Asli 201, 203, 205
BPS (2015), ST2013-STU, 2014. Tabel 3.1.1,
- Persentase Betina Anak (umur kurang dari 1 tahun) % 10,66 10,87 9,52 3.2.1, 3.3.1 Tabel Asli 201, 203, 205
ps
BPS (2015), ST2013-STU, 2014. Tabel 3.1.1,
- Persentase Betina Muda (umur 1 - 2 tahun) % 12,21 9,30 10,04 3.2.1, 3.3.1 Tabel Asli 201, 203, 205
- Persentase Betina Dewasa (umur lebih dari 2 tahun sd 6 BPS (2015), ST2013-STU, 2014. Tabel 3.1.1,
.b
tahun) % 31,40 56,88 26,03 3.2.1, 3.3.1 Tabel Asli 201, 203, 205
BPS (2015), ST2013-STU, 2014. Tabel 3.1.1,
- Persentase Betina Afkir (umur lebih dari 6 tahun) % 14,34 9,76 23,29 3.2.1, 3.3.1 Tabel Asli 201, 203, 205
w
7 Fertilitas Betina Dewasa selama setahun yang lalu
- Persentase Betina Dewasa yang bunting selama setahun BPS (2015), ST2013-STU, 2014. Tabel 3.1.2,
% 70,97 73,00 56,23
w
yang lalu terhadap betina dewasa 3.2.2, 3.3.2 Tabel Asli 222
- Persentase Betina Dewasa yang bunting karena kawin alami BPS (2015), ST2013-STU, 2014. Tabel 3.1.2,
8
selama setahun yang lalu terhadap betina bewasa
Proyeksi Potential Stock /w %
Ekor
47,72
3.282.711 87.863
19,91 54,97
539.597
3.2.2, 3.3.2 Tabel Asli 222
Ditjen PKH Kementan (2015), Pedoman
Penghitungan Supply Daging.
:/
(Jantan Dewasa - Pemacek) + (50% Jantan Muda) + Betina
Afkir ; Pemacek = 10% dari Betina Dewasa yang kawin alami
tp
d
13 Proyeksi Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun 2016 Ribu Jiwa 258.501,7 BPS (2015), Statistik Indonesia 2015
i
Proyeksi Konsumsi daging (dalam bentuk Meat Yield) Kemenko Perekonomian (2015), Hasil FGD
o.
14 Tahun 2016 per kapita per tahun kg 2,61 Peternakan 2015
f. Di rumah tangga kg 0,46 [j/15 * f]
.g
g. Di Hotel, Restoran, Rumah Makan, Kafe, Lembaga
Pemasyarakatan, Panti, dll kg 2,05 [k/15 * f]
h. Di Industri Mikro Kecil kg 0,06 [l/15 * f]
ps
i. Di Industri Besar Sedang kg 0,05 [m/15 * f]
15 Angka Konsumsi daging Tahun 2015 per kapita per tahun kg 2,31 [j+k+l+m]
.b
j. Di rumah tangga kg 0,40 BPS (2015), Susenas 2015
k. Di Hotel, Restoran, Rumah Makan, Kafe, Lembaga
Pemasyarakatan, Panti, dll kg 1,81 BPS (2016), VKBP2015
w
l. Di Industri Mikro Kecil kg 0,05 BPS (2016), VKBP2015
w
m. Di Industri Besar Sedang kg 0,04 BPS (2016), VKBP2015
16 Proyeksi Konsumsi daging (dalam bentuk Meat Yield) Ribu Ton 674,69 [13*14/1000]
D PROYEKSI SURPLUS / (DEFISIT) DAGING /w Ribu Ton (327,80) [B - C]
:/
Catatan:
- Tulisan Hitam: Diisi masing-masing Provinsi; Tulisan Hijau: Diisi Pusat; Tulisan Biru: Rumus; Tulisan Merah: Informasi.
tp
ht
d
dan kerbau terendah di Indonesia adalah DKI Jakarta, yaitu sebesar 0,13 ribu
.i
ton.
o
Gambar 4. .g
ps
Perbandingan Jumlah Produksi Daging Sapi dan Kerbau Menurut Pulau
Tahun 2016e (000 ton)
.b
w
180
161,43
160
w
140
/w
120
ribu
100 91,15
:/
77 73,13
80
tp
60
40
ht
20 9,53 8,96
0
Sumatera Jawa Bali Dan Kalimantan Sulawesi Maluku Dan
Nusra Papua
(1) (2)
Sumatera 70,54
Aceh 13,46
Sumatera Utara 19,23
Sumatera Barat 10,93
Riau 4,18
Jambi 3,18
Sumatera Selatan 3,86
Bengkulu 2,27
12,86
d
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung 0,18
.i
Kepulauan Riau 0,40
o
152,87
.g
DKI Jakarta 0,13
Jawa Barat 13,27
ps
Jawa Tengah 37,17
DI Yogyakarta 4,58
Jawa Timur 94,49
.b
Banten 3,23
85,59
w
Bali 11,28
w
6,04
Kalimantan Barat 1,47
:/
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur 1,21
0,19
ht
Kalimantan Utara
30,57
Sulawesi Utara 3,39
Sulawesi Tengah 3,27
Sulawesi Selatan 17,72
Sulawesi Tenggara 2,91
Gorontalo 1,48
Sulawesi Barat 1,80
2,41
Maluku 0,62
Maluku Utara 0,60
Papua Barat 0,58
Papua 3,39
Indonesia 348,02
e
Keterangan : ) Data Estimasi
Sumber : Badan Pusat Statistik
4.1 Metodologi
d
Industri Besar Sedang (IBS) maupun Industri Mikro Kecil (IMK) serta Hotel,
.i
Restoran, katering (Horeka) serta penyedia makan minum lainnya yang
o
menggunakan bahan baku daging.
.g
Data konsumsi daging di level rumah tangga diperoleh melalui Survei
ps
Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang merupakan survei rutin di BPS
sedangkan di level Industri diperoleh melalui survei IBS dan IMK. Untuk
.b
dan minum, maka mulai tahun 2014 dilakukan Survei Konsumsi Bahan Pokok
w
(VKBP) dengan level estimasi nasional. Sedangkan pada tahun 2015, hasil
/w
1. BERAS:
Beras, termasuk beras merah.
Beras ketan.
Tepung beras/ketan.
2. JAGUNG:
Jagung basah dengan kulit.
Jagung basah tanpa kulit.
Jagung pipilan.
3. TEPUNG TERIGU
4. DAGING SAPI :
Daging sapi.
Tetelan sapi.
Daging dengan tulang (iga) sapi.
Tidak termasuk jeroan, kepala, kulit.
5. DAGING AYAM:
Daging ayam ras (potong).
d
.i
Daging ayam buras.
o
Tidak termasuk jeroan.
.g
Daging adalah bagian dari otot skeletal karkas yang lazim, aman, dan layak
ps
dikonsumsi oleh manusia, terdiri atas potongan daging bertulang dan
.b
daging tanpa tulang, dapat berupa daging segar hangat, segar dingin
(chilled) atau karkas beku (frozen).
w
w
6. BAWANG MERAH:
/w
Utuh.
Giling.
:/
Goreng.
tp
7. BAWANG PUTIH:
ht
Utuh.
Giling.
Goreng.
12. GARAM
d
Konsumsi Daging Sapi dan Kerbau
.i
Konsumsi daging sapi dan kerbau di Indonesia pada tahun 2016
o
.g
diperkirakan sebesar 651,42 ribu ton dengan jumlah penduduk sekitar 258 juta
jiwa. Secara regional/pulau, konsumsi daging sapi dan kerbau terbesar pada
ps
tahun 2016 berada pada Pulau Jawa sebanyak 450,03 ribu ton dengan jumlah
.b
penduduknya sekitar 147 juta jiwa, sedangkan konsumsi daging sapi dan kerbau
w
terkecil adalah Pulau Maluku dan Papua yaitu sebanyak 7,74 ribu ton dengan
w
Gambar 5.
:/
Konsumsi Daging Sapi dan Kerbau di Indonesia Tahun 2016e (000 ton)
tp
500
ht
450,03
450
400
350
ribu
300
250
200
150
98,29
100
46,08
50 24,56 24,72
7,74
0
Sumatra Jawa Bali dan Kalimantan Sulawesi Maluku dan
Nusra Papua
Sumber : Survei Konsumsi Bahan Pokok (Penyempurnaan hasil FGD di Kemenko Perekonomian)
160 148,39
142,47
140
120
ribu
100
80 73,05
60
40,46 39,44
40
d
20
.i
0
o
Jawa Timur Jawa Barat DKI Jakarta Banten Jawa Tengah
.g
Sumber : Survei Konsumsi Bahan Pokok (Penyempurnaan hasil FGD di Kemenko Perekonomian)
ps
Lima provinsi dengan konsumsi daging sapi dan kerbau terbesar di
.b
Indonesia tahun 2016 pada posisi pertama yaitu Provinsi Jawa Timur sebanyak
w
148,39 ribu ton dengan jumlah penduduk sekitar 39 juta jiwa. Provinsi kedua
w
adalah Jawa Barat sebanyak 142,47 ribu ton dengan jumlah penduduk sekitar
/w
47 juta jiwa disusul oleh DKI Jakarta sebanyak 73,05 ribu ton dengan jumlah
penduduk 10 juta jiwa. Selanjutnya, Provinsi Banten sebanyak 40,46 ribu ton
:/
dan Jawa Tengah sebanyak 39,44 ribu ton dengan jumlah penduduk masing-
tp
Konsumsi daging sapi dan kerbau pada tahun 2016 dilihat dari
kg/kapita/tahun di Indonesia tercatat sebanyak 2,52 kg/kapita/tahun (Gambar 7).
Provinsi dengan konsumsi daging sapi dan kerbau terbesar terdapat pada
Provinsi DKI Jakarta yaitu sebanyak 7,11 kg/kapita/tahun.
008
007
007
006
006
kg/kapita/tahun
005 004
004 004
004
003
002
001
d
.i
000
DKI Jakarta Nusa Tenggara Sumatera Barat Kepulauan Riau Jawa Timur
o
Barat
.g
Sumber : Survei Konsumsi Bahan Pokok (Penyempurnaan hasil FGD di Kemenko Perekonomian)
ps
.b
w
w
/w
:/
tp
ht
d
Lampung 8 196,37 0,69 5,66
Kep. Bangka
.i
1 400,59 2,21 3,1
Belitung
Kep. Riau 2 023,98 4,07 8,24
o
Jawa 146 581,89 450,03
DKI Jakarta
Jawa Barat
10 268,91
47 332,76 .g 7,114
3,01
73,05
142,47
ps
Jawa Tengah 34 001,79 1,16 39,44
DI Yogyakarta 3 740,79 1,66 6,21
.b
Nusa Tenggara
4 891,89 5,76 28,18
Barat
/w
Nusa Tenggara
5 201,21 2,53 13,16
Timur
Kalimantan 15 616,82 24,56
:/
d
348,02 ribu ton, sementara kebutuhan akan kedua jenis daging tersebut
.i
mencapai 651,42 ribu ton.
o
Gambar 8. .g
ps
Perbandingan Jumlah Supply-Demand Daging Sapi dan Kerbau
Menurut Pulau Tahun 2016e (000 ton)
.b
700
w
600
w
500
/w
400
ribu
:/
300
200
tp
100
ht
Supply/Produksi Demand/Kebutuhan
d
dikarenakan kelebihan permintaan yang cukup besar di Jawa Barat (129,2 ribu
.i
ton), DKI Jakarta (72,92 ribu ton), Jawa Timur (53,91 ribu ton) dan Banten
o
(37,23 ribu ton). Seperti yang terlihat pada gambar 15, Jawa Barat merupakan
.g
provinsi dengan jumlah kekurangan produksi (defisit) daging sapi dan kerbau
ps
terbesar di Indonesia. Produksinya hanya 13,27 ribu ton, sedangkan
.b
(surplus) yang cukup besar terutama di Nusa Tenggara Timur sebanyak 30,13
w
ribu ton. Meski demikian, produksi (supply) daging sapi dan kerbau dalam negeri
/w
8,93000 Aceh
6,27000 Sumatera Utara
-12,46000 Sumatera Barat
-14,26000 Riau
,48000 Jambi
-12,36000 Sumatera Selatan
-,79000 Bengkulu
7,2000 Lampung
d
-2,92000 Kepulauan Bangka Belitung
.i
-7,84000 Kepulauan Riau
o
-72,92000 DKI Jakarta
-129,2000
-2,27000 .g Jawa Barat
Jawa Tengah
ps
-1,63000 DI Yogyakarta
-53,9000 Jawa Timur
.b
-37,23000 Banten
w
6,54000 Bali
2,84000 Nusa Tenggara Barat
w
d
Lampung 12,86 5,66 7,20
.i
Kep. Bangka Belitung 0,18 3,10 -2,91
Kep. Riau 0,40 8,24 -7,84
o
Jawa 152,87 450,03 -297,16
DKI Jakarta
Jawa Barat .g 0,13
13,27
73,05
142,47
-72,92
-129,20
ps
Jawa Tengah 37,17 39,44 -2,27
DI Yogyakarta 4,58 6,21 -1,63
Jawa Timur 94,49 148,39 -53,91
.b
6.1 Metodologi
d
Cakupan komoditas dalam pengumpulan data ekspor impor adalah
.i
semua jenis barang kecuali:
o
a. Pakaian dan perhiasan dari para penumpang.
.g
b. Barang bawaan penumpang yang digunakan untuk keperluan sendiri,
ps
kecuali lemari es, televisi, dsb.
c. Barang-barang yang diekspor/diimpor dari suatu negara untuk digunakan
.b
bersenjata.
:/
h. Barang-barang contoh.
Sistem Perdagangan
Ekspor
Berdasarkan Gambar 10, dapat dilihat bahwa hanya beberapa
komoditas peternakan yang di ekspor antara lain daging sapi, daging ayam,
d
.i
susu segar dan telur. Volume ekspor terbesar secara rata-rata berada pada
o
komoditas susu segar atau menyumbang sekitar 99,26 persen dari total rata-
.g
rata volume ekspor di tahun 2014. Volume ekspor terbesar pada komoditas
ps
tersebut berada pada bulan Desember sebanyak 4247,52 ton. Sedangkan
volume ekspor terendah pada tahun 2014 ditempati oleh komoditas daging
.b
ayam. Kemudian untuk nilai ekspor komoditas susu segar tercatat pada bulan
w
bulan lainnya.
/w
:/
Gambar 10.
tp
4500
4000
3500
Ternak
3000
Ayam
2500 Daging
2000 Sapi
Daging
1500
Ayam
1000 Susu
500 segar
Telur
0
3500
3000
2500
Ternak
2000 Ayam
1500 Daging
Sapi
1000
Susu
500 segar
Telur
0
d
o .i
Sumber : Statistik Ekspor, BPS RI
.g
ps
Sama halnya dengan tahun 2014, pada Gambar 11 terlihat bahwa
.b
komoditas susu segar masih menjadi komoditas utama ekspor pada tahun 2015
atau menyumbang sekitar 99,53 persen. Secara rata-rata, volume ekspor susu
w
w
segar sebesar 1.715 ton atau menurun sekitar 46,85 persen dibandingkan
/w
dengan volume ekspor susu segar pada tahun 2014. Sedangkan volume ekspor
terendah berada pada komoditas daging sapi. Nilai ekspor susu segar tertinggi
:/
berada pada bulan Maret sebesar 6.478.688 US$ atau menurun sebesar 24,14
tp
30000,0
Ternak Sapi
25000,0
Ternak Kerbau
20000,0
Ternak Ayam
15000,0
Daging Sapi
d
10000,0
.i
Daging Ayam
o
5000,0
Susu segar
,0 .g Telur
ps
.b
w
Gambar 13.
Volume Impor Hasil Peternakan Menurut Komoditas Tahun 2015 (ton)
:/
35000,0
tp
30000,0
ht
25000,0
Ternak Sapi
20000,0 Ternak Ayam
Daging Sapi
15000,0
Daging Ayam
10000,0 Susu segar
5000,0 Telur
,0
Pada Gambar 13, terlihat bahwa volume impor tahun 2015 cenderung
stabil pada komoditas ikan, telur dan daging ayam. Secara keseluruhan,
komoditas ternak sapi cenderung berfluktuatif. Pada bulan April terjadi
peningkatan yang cukup signifikan sebesar 162,79 persen dibandingkan dengan
Bulan Maret dan menurun sebesar 50,39 persen pada bulan Mei. Secara rata-
rata, volume impor komoditas susu segar tahun 2015 mengalami penurunan
sebesar 34,12 persen (11.846 ton) dibandingkan tahun 2014. Sedangkan untuk
nilai impor secara keseluruhan memiliki pergerakan yang cenderung
d
berfluktuatif. Pada ternak sapi terjadi peningkatan nilai impor yang signifikan
.i
sebesar 153,27 persen pada bulan April dibandingkan pada bulan Maret.
o
Sedangkan pada bulan yang sama terjadi penurunan nilai impor yang cukup
.g
signifikan sebesar 57,28 persen pada komoditas daging ayam.
ps
.b
w
w
/w
:/
tp
ht
Tabel 10. Volume Ekspor Hasil Peternakan Menurut Komoditas Tahun 2015
(ton)
Bulan
Komoditas
Januari Pebruari Maret April Mei Juni
Ternak Sapi - - - - - -
Ternak Kerbau - - - - - -
d
Daging Kerbau - - - - - -
.i
Daging Ayam - - - - - -
o
Susu segar 2 336,89 2 342,28 2 838,56 2 884,91 1 853,36 2 087,54
Telur 4,00 - .g - - - -
ps
Tabel 10. Volume Ekspor Hasil Peternakan Menurut Komoditas Tahun 2015
.b
(ton) (lanjutan)
w
Bulan
w
Komoditas
Juli Agustus September Oktober November Desember
/w
Ternak Sapi
- - - - - -
tp
Ternak Kerbau
- - - - - -
Ternak Ayam 67,00
ht
- - - - -
Daging Sapi 0,48 0,56 0,37 0,935 0,693 1,455
Daging Kerbau
- - - - - -
Daging Ayam 0,798 1,006 0,165
- - -
Susu segar 1 852,98 1 727,80 2 658,25 2028,58 2440,779 1997,292
Bulan
Komoditas
Januari Pebruari Maret April Mei Juni
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Ternak Sapi - - - - - -
Ternak Kerbau - - - - - -
Ternak Ayam - - - - 3 -
Daging Sapi 1 440 170 31 32 1 873 1 816
Daging Kerbau - - - - - -
Daging Ayam - - - - - -
Susu segar 4 451 940 5 163 092 6 478 688 4 881 235 3 753 396 3 309 400
d
Telur 4 750 - - - - -
o .i
Tabel 11. Nilai Ekspor Hasil Peternakan Menurut Komoditas Tahun 2015
(US $) (lanjutan) .g
ps
Bulan
.b
Komoditas
Juli Agustus September Oktober November Desember
w
Ternak Sapi - - - - - -
/w
Ternak Kerbau - - - - - -
:/
Ternak Ayam - - 64 - - -
tp
Daging Kerbau - - - - - -
ht
Susu segar 3 679 766 4 330 131 2 818 377 3 458 454 4 512 592 2 924 618
Telur - - 50 273 50 186 - -
d
Telur 5,60 0,40 0,10 0,10
.i
Sumber : Statistik Ekspor, BPS RI
o
.g
Tabel 13. Nilai Ekspor Hasil Peternakan Menurut Komoditas Tahun 2012-
ps
2015 (US$)
.b
Tahun
Komoditas
2012 2013 2014 2015
w
Ternak Kerbau - - - -
:/
Daging Kerbau - - - -
Susu segar 72 035 528 73 837 120 90 280 452 49 771 703
Bulan
Komoditas
Januari Pebruari Maret April Mei Juni
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Ternak Sapi 9 222,41 13 015,32 12 179,05 32 005,64 15 877,79 20 586,50
Ternak Kerbau - - - - - -
Daging Kerbau - - - - - -
d
Telur 103,32 123,14 178,83 132,20 69,57 120,20
o .i
.g
ps
Tabel 14. Volume Impor Hasil Peternakan Menurut Komoditas Tahun 2015 (ton)
(lanjutan)
.b
Bulan
Komoditas
w
Ternak Kerbau - - - - - -
:/
Daging Kerbau - - - - - -
Ternak Sapi 26 630 222 37 299 919 35 073 892 88 831 263 42 450 481 55 755 539
Ternak Kerbau - - - - - -
Daging Sapi 2 237 597 17 693 303 26 387 230 11 233 694 22 570 039 23 519 666
Daging Kerbau - - - - - -
Daging Ayam 240 704 1 666 52 026 102 681 161 014 77 919
Susu segar 46 997 906 66 484 312 55 849 241 61 104 663 56 566 049 55 792 831
d
Telur
.i
518 592 607 814 972 591 686 881 378 284 590 397
o
.g
ps
Tabel 15. Nilai Impor Hasil Peternakan Menurut Komoditas Tahun 2015 (US$)
(lanjutan)
.b
Bulan
Komoditas
w
Ternak Sapi 27 273 281 53 352 381 18 345 306 60 398 170 43 816 846 56 352 410
Ternak Kerbau - - - - - -
:/
Ternak Ayam 463 555 306 829 900 840 185 793 775 155 197 019
tp
Daging Sapi 14 100 536 22 376 870 18 654 405 22 926 044 32 395 579 23 062 876
ht
Daging Kerbau - - - - - -
Susu segar 25 220 995 52 123 926 42 732 324 48 324 046 37 831 097 37 223 517
Telur 917 634 1 915 308 1 544 702 3 407 053 809 658 3 134 044
Daging Kerbau - - - -
d
.i
Susu segar 214 068,44 221 247,29 215 789,98 212 386,75
o
Telur 1 320,65 1 737,67 1 500,50 1 486,51
Tabel 17. Nilai Impor Hasil Peternakan Menurut Komoditas Tahun 2012-2015
.b
(US$)
w
Tahun
Komoditas
w
Ternak Sapi 218 533 309 338 399 338 682 097 525 545 579 710
tp
Daging Sapi 146 233 711 222 222 630 358 101 409 237 157 839
Daging Kerbau - - - -
Daging Ayam 371 535 1 505 479 2 512 713 1 139 858
Susu segar 740 671 732 904 983 445 951 866 349 586 250 907
d
(Subsektor Perikanan-Budidaya). Pelaksanaan pencatatan daftar dilakukan oleh
o .i
Koordinator Statistik Kecamatan (KSK) dengan wawancara langsung ke
.g
peternak, nelayan, dan pembudidaya ikan yang menjual hasil peternakan
maupun perikanan pada periode tanggal 1 sampai dengan tanggal 15 setiap
ps
bulan, sedangkan pencatatan data harganya setiap tanggal 15 (pertengahan
.b
bulan).
w
muncul (modus) atau rata-rata harga dari petani-petani tersebut dicatat dalam
:/
daftar isian.
tp
ht
P jan n P jan i
Dimana
n = jumlah observasi
Kemudian,
RH j t
Pjt P j (t 1)
100
dimana
t = bulan ke-t
k Pt ji
RH t j k
d
i 1 Pt 1 ji
.i
RH t j= relatif harga komoditas ke-j untuk bulan ke-t
o
Pt ji
.g
= harga komoditas ke-j untuk bulan ke-t di kecamatan ke-i
ps
Pt 1 ji = harga komoditas j untuk bulan ke-(t-1) di kecamatan i
d
penolong yang sudah melalui proses pengolahan dan digunakan dalam
.i
proses produksi selanjutnya.
o
g. Produk Akhir (Finished Goods) meliputi barang jadi yang tidak
.g
digunakan sebagai bahan baku maupun bahan penolong dalam proses
ps
produksi.
.b
w
Bahan Baku Produksi, Barang Konsumsi, Barang Modal, Bahan Mentah, Produk
/w
d
o .i
.g
ps
.b
w
w
/w
:/
tp
ht
Pn
Pn 1 Qo
Pn 1
In 100
Po Qo
dimana:
In = Indeks bulan ke n (bulan penelitian)
d
.i
Pn - 1 = Harga bulan ke n–1 (bulan sebelumnya)
o
Pn – 1 Qo = Nilai timbangan bulan n–1 (bulan sebelumnya)
untuk setiap komoditi cakupan IHPB yang bersumber dari Tabel Input-Output
w
Tahun 2010. IHPB dihitung secara nasional, sedangkan IHPB provinsi atau
w
mengukur harga rata-rata dari barang dan jasa yang dikonsumsi oleh
rumah tangga (household). IHK sering digunakan untuk mengukur tingkat
inflasi suatu negara dan juga sebagai pertimbangan untuk penyesuaian
gaji, upah, uang pensiun, dan kontrak lainnya.
Indeks Harga Konsumen dapat diartikan sebagai indeks harga
dari biaya sekumpulan barang konsumsi yang masing-masing diberi bobot
menurut proporsi belanja masyarakat untuk komoditi yang bersangkutan.
IHK mengukur harga sekumpulan barang tertentu (seperti bahan makanan
pokok, sandang, perumahan, dan aneka barang dan jasa) yang dibeli
konsumen.
d
indeks yang dipakai untuk mengukur laju inflasi. Masih ada indeks yang dapat
.i
digunakan yakni Indeks Harga Produsen (IHP), yang mengukur harga
o
sekelompok barang yang dibeli perusahaan (produsen bukannya konsumen).
Adapun rumus untuk menghitung IHK adalah:.g
ps
.b
IHK = (Pn/Po)x100
w
dimana:
w
Pn = harga sekarang
/w
d
rata geometrik dari rasio harga bulan bersangkutan dengan harga bulan
.i
sebelumnya. Bila menggunakan notasi matematika maka penghitungannya
o
adalah sebagai berikut :
P jan n P jan i .g
ps
Dimana
.b
n = jumlah observasi
w
Kemudian,
/w
RH j t
Pjt P j (t 1)
:/
100
tp
dimana
ht
t = bulan ke-t
k Pt ji
RH t j k
i 1 Pt 1 ji
Harga Produsen
Gambar 14.
Grafik Rata-Rata Harga Sapi Potong dan Kerbau Menurut Harga Produsen
Tahun 2015
d
o .i
.g
ps
.b
w
w
/w
Gambar 15.
Grafik Rata-Rata Harga Kambing dan Babi Menurut Harga Produsen
Tahun 2015
d
o .i
.g
ps
.b
w
w
/w
:/
tp
ht
Gambar 16.
Grafik Rata-Rata Harga Ayam dan Itik/Bebek Menurut Harga Produsen
Tahun 2015
d
o .i
.g
ps
.b
w
w
/w
:/
tp
ht
Gambar 17.
d
.i
Grafik Rata-Rata Harga Telur Ayam Kampung dan Telur Ayam Ras Menurut
o
Harga Produsen Tahun 2015
.g
ps
.b
w
w
/w
:/
tp
ht
d
.i
Gambar 18.
o
Indeks Harga Perdagangan Besar Produk Peternakan Indonesia Menurut Jenis
.g
Produksi Dan Bulan Tahun 2015 (2010=100)
ps
.b
w
w
/w
:/
tp
ht
Harga Konsumen
Gambar 19.
Rata-Rata Harga Hasil Peternakan Menurut Komoditas
Tahun 2011-2016 (Rp/Kg)
d
120000,0
.i
101826,0
o
100000,0
92931,0
80000,0
63907,0 .g 78924,0
ps
60000,0
56071,0 41616,0
.b
40000,0
24079,0
20000,0
w
,0
2011 2012 2013 2014 2015
/w
Harga Pedesaan
d
Gambar 20 menunjukkan bahwa daging sapi dan daging kambing
.i
mengalami peningkatan rata-rata harga tertinggi pada bulan Juni-Juli. Daging
o
.g
sapi mengalami peningkatan rata-rata harga sebesar 3,88 persen dari 100.460
rupiah per kg menjadi 104.361 rupiah per kg. Rata-rata harga tertinggi daging
ps
sapi pada tahun 2016 adalah sebesar 105.571 rupiah per kg dengan rata-rata
.b
harga terendah sebesar 98.934 rupiah per kg. Daging kambing mengalami
w
peningkatan rata-rata harga sebesar 2,92 persen dari harga 19.053 rupiah per
w
Gambar 20.
:/
kg. Sedangkan daging ayam mengalami peningkatan harga tertinggi pada bulan
w
Mei-Juni sebesar 4,26 persen dari semula harga 31.878 rupiah per kg menjadi
w
33.236 rupiah per kg. Rata-rata harga tertinggi daging ayam pada tahun 2016
/w
adalah sebesar 35.166 rupiah per kg dengan rata-rata harga terendah sebesar
:/
Komoditas telur ayam ras, telur itik, bebek, telur ayam kampung dan telur
ht
Gambar 21.
Rata-Rata Harga Konsumen Pedesaan Menurut Jenis Produksi Peternakan
Komoditas Telur dan Susu Dan Bulan Tahun 2015
o
2015 - BPS RI
.g
ps
.b
w
w
/w
:/
tp
ht
Bulan
Komoditas
Januari Pebruari Maret April Mei Juni
d
ekor) = 20 kg
.i
Babi (Rp/ 1 ekor) = 2 001 045 2 000 103 2 008 303 2 013 061 2 007 445 2 016 930
70 kg
o
Ayam (Rp/ 1 ekor) = 55 992 55 838 55 610 55 558 55 865 56 675
1,5 kg
Itik/Bebek (Rp/ 1 53 500 53 451 53 522 .g 53 683 53 538 54 022
ps
ekor) = 1,5 kg
Telur Ayam
Kampung (Rp/ 10 22 527 22 557 22 561 22 695 22 711 22 869
.b
butir)
Telur Ayam Ras (Rp/ 21 132 21 106 20 947 20 882 21 044 21 549
1 kg)
w
w
Tabel 18. Rata-Rata Harga Produsen Per Bulan Menurut Jenis Produksi Peternakan
/w
Bulan
tp
Komoditas
Juli Agustus September Oktober November Desember
ht
Bulan
Komoditas
Januari Pebruari Maret April Mei Juni
d
Daging Ayam 30 916 29 431 28 125 28 031 29 392 31 074
.i
Susu Murni 3 391 3 437 3 508 3 557 3 568 3 599
o
Telur 20 430 20 666 18 434 17 946 19 470 19 750
.g
ps
Tabel 19. Rata-Rata Harga Hasil Peternakan Menurut Komoditas Tahun 2014
(Rp/kg) (lanjutan)
.b
Harga Konsumen
w
w
Bulan
Komoditas
/w
Ternak Sapi - - - - - -
Ternak Kerbau - - - - - -
ht
Daging Kerbau - - - - - -
Harga Konsumen
Bulan
Komoditas
Januari Pebruari Maret April Mei Juni
d
Daging Kerbau - - - - - -
.i
Daging Ayam 36 515 35 682 33 231 33 570 35 279 36 944
o
.g
Susu Murni 3 715 3 723 3 735 3 746 3 751 3 777
Telur 20 496 20 016 18 225 17 964 19 065 20 350
ps
.b
Tabel 20. Rata-Rata Harga Hasil Peternakan menurut Komoditas Tahun 2015
(Rp/kg) (lanjutan)
w
w
Harga Konsumen
/w
Bulan
Komoditas
:/
Ternak Sapi - - - - - -
ht
Ternak Kerbau - - - - - -
Daging Sapi 100 862 102 143 101 959 101 826 101 409 102 038
Daging Kerbau - - - - - -
Bulan
Komoditas
Januari Pebruari Maret April Mei Juni
d
Ayam Ras 188,92 184,11 171,77 171,01 181,33 201,75
.i
Ayam Buras 194,05 191,46 182,95 180,03 185,47 197,71
o
Susu Segar 136,90 137,31 141,96 142,19 141,86 142,20
Bulan
Komoditas
tp
Harga Pedesaan
Bulan
Komoditas
Januari Pebruari Maret April Mei Juni
d
8 714 8 808 8 821 8 926 8 654 8 956
(Rp/liter)
.i
Telur Ayam Ras (Rp/kg) 21 745 21 526 20 767 20 249 20 605 21 506
o
Telur Ayam Kampung
2 518 2 511 2 522 2 496 2 496 2 521
(Rp/butir)
Telur Itik/Bebek
.g
ps
2 660 2 680 2 683 2 672 2 681 2 713
(Rp/butir)
.b
Harga Pedesaan
/w
Bulan
:/
Komoditas
Juli Agustus September Oktober November Desember
tp
104 361 105 385 105 571 104 751 104 772 104 696
Daging Sapi (Rp/kg)
81 361 81 814 82 216 81 920 81 815 81 992
Daging Kambing (Rp/kg)
53 779 53 962 53 890 54 313 54 977 55 382
Daging Babi (Rp/kg)
4.1 Metodologi
d
bertujuan untuk mempercepat perolehan data pemotongan ternak di RPH yang
.i
ada di Indonesia. Periode laporan mencakup data triwulanan sesuai dengan
o
.g
periode survei oleh BPS. Kegiatan ini juga bertujuan untuk menyusun
rekapitulasi data pemotongan ternak tingkat kabupaten/kota, provinsi, dan
ps
nasional.
.b
BPS dan data yang dikumpulkan mencakup pemotongan sapi dan kerbau.
/w
Produksi pemotongan ternak yang dimaksud dalam hal ini adalah karkas dan
jeroan yang dihasilkan dari hasil pemotongan ternak.
:/
volume produksi tahun dasar (tahun 2013). Harga pada tahun dasar (tahun
2013) digunakan sebagai penimbang.
Rumus yang digunakan adalah:
dimana:
IP : Indeks Perkembangan
d
o .i
.g
ps
dimana:
.b
IB : Indeks Berantai
P0 : harga tahun dasar (Januari tahun 2013)
w
d
Sumber : Laporan Triwulanan Pemotongan Ternak, BPS RI
o .i
Angka Indeks Produksi Laspeyres tahun 2014 (2013 = 100) sebagai berikut:
.g
ps
IP(2014, 2013=100) = x 100 = 87,20
.b
tersebut didapat nilai sebesar 87,20 yang berarti pada tahun 2014 produksi
w
Tabel 24.
ht
d
.i
Indeks Berantai Produksi Pemotongan Ternak
o
Gambar 22 menyajikan indeks berantai produksi pemotongan ternak
.g
periode 2013-2014. Secara keseluruhan, nilai indeks produksi tersebut
ps
cenderung berfluktuatif setiap bulannya. Jika dilihat perbandingan tiap bulan,
.b
nilai indeks terbesar berada pada periode Juli 2014 sebesar 120,67 sedangkan
indeks terendah berada pada November 2013 sebesar 85,22. Selanjutnya
w
w
peningkatan indeks terbesar berada pada periode Maret 2014 sebesar 23,02
/w
100
120
140
0
20
40
60
80
100
120
140
60
80
Jan-14 089
Jan-13 100
Feb-14 091
Feb-13 090
Mar-14 114
Mar-13
Apr-14 104
105 Apr-13
ht
May-14 094
107
May-13 099
Jun-14 108
tp Jun-13
098
Jul-14 121 Jul-13 110
089
:/
Aug-14 Aug-13 106
Sep-14 Sep-13
/w
092 089
Oct-14 094 w Oct-13
105
Nov-14 089 Nov-13 085
Dec-14 107
w Dec-13
102
Periode
Jan-15 Jan-14 089
Gambar 23.
Gambar 22.
111
Feb-14
Feb-15 092
.b
091
IPPT
Periode
2013 2014 2015
d
.i
April 106,53 105,41 108,39
o
Mei 98,60 94,04 109,63
Tabel 26. PDB Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2015-2016 (Triliun Rp)
2015** 2016***
Lapangan Usaha
I II III IV Tahunan I
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 375,0 411,5 435,5 338,3 1.560,4 397,6
Pertanian, Peternakan, Perburuan
1 289,3 319,2 340,5 237,5 1.186,5 302,1
dan Jasa Pertanian
a. Tanaman Pangan 115,6 108,5 111,5 57,7 393,4 117,6
d
c. Tanaman Perkebunan 83,2 113,1 127,2 88,3 411,9 86,9
.i
d. Peternakan 43,9 44,7 47,5 47,3 183,4 48,3
o
e. Jasa Pertanian dan Perburuan 5,6 5,9 6,4 4,7 22,7 5,9
3
Kehutanan dan Penebangan Kayu
Perikanan
17,7
68,0
22,2
70,1
20,7
74,3
.g 21,1
79,7
81,7
292,1
18,8
76,7
ps
Pertambangan dan Penggalian 226,0 228,9 217,8 206,8 879,4 201,3
Pengadaan Listrik dan Gas 29,7 33,3 32,9 35,3 131,3 33,8
w
Jasa Keuangan dan Asuransi 110,9 110,2 119,5 124,1 464,7 125,2
ht
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 28,0 29,8 31,7 33,9 123,4 31,8
Nilai Tambah Bruto Atas Harga Dasar 2.655,2 2.784,4 2.893,0 2.845,8 11.178,3 2858,0
Pajak Dikurang Subsidi Atas Produk 73,1 84,5 105,7 99,2 362,5 84,0
2015** 2016***
Lapangan Usaha
I II III IV Jumlah I
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 282,7 311,9 328,2 251,6 1.174,5 287,7
Pertanian, Peternakan, Perburuan dan
1 220,5 245,5 261,7 181,8 909,6 221,8
Jasa Pertanian
a. Tanaman Pangan 82,7 78,1 78,0 39,0 277,8 78,1
e. Jasa Pertanian dan Perburuan 4,4 4,6 4,9 3,6 17,6 4,5
d
2 Kehutanan dan Penebangan Kayu 13,4 16,4 15,1 15,1 60,0 13,3
.i
3 Perikanan 48,8 50,0 51,5 54,7 204,9 52,6
o
Pertambangan dan Penggalian 190,3 186,6 189,9 189,5 756,2 187,8
Industri Pengolahan
22,7
484,5
23,7
.g 488,9
23,5
491,0
24,9
1.932,5
94,9
489,7
24,4
ps
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
1,8 1,9 1,9 1,9 7,4 1,9
Limbah dan Daur Ulang
.b
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 65,5 66,7 67,7 69,1 269,1 69,2
/w
Jasa Keuangan dan Asuransi 84,2 82,7 88,5 91,7 347,1 92,0
:/
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 23,0 23,8 24,6 26,4 97,8 25,0
Nilai Tambah Bruto Atas Harga Dasar 2.098,7 2.171,4 2.231,1 2.193,8 8.695,0 2197,7
Pajak Dikurang Subsidi Atas Produk 57,8 66,0 81,6 76,6 281,9 64,6
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 13,75 14,35 14,52 11,49 13,52 13,52
Pertanian, Peternakan, Perburuan
1 10,60 11,13 11,36 8,07 10,28 11,07
dan Jasa Pertanian
a. Tanaman Pangan 4,24 3,78 3,72 1,96 3,41 3,92
e. Jasa Pertanian dan Perburuan 0,21 0,21 0,21 0,16 0,20 0,20
d
2 Kehutanan dan Penebangan Kayu 0,65 0,78 0,69 0,72 0,71 0,73
.i
3 Perikanan 2,49 2,44 2,48 2,70 2,53 2,52
o
Pertambangan dan Penggalian 8,28 7,98 7,26 7,02 7,62 6,84
Industri Pengolahan
1,09
20,91
1,16
20,38
1,10
.g 20,95
1,20
20,84
1,14
20,85
1,15
ps
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
0,08 0,08 0,07 0,07 0,07 0,07
Limbah dan Daur Ulang
.b
Jasa Keuangan dan Asuransi 4,07 3,84 3,99 4,21 4,03 4,26
Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial 3,66 3,80 3,95 4,20 3,91 3,83
Wajib
Jasa Pendidikan 3,10 3,30 3,38 3,67 3,37 3,23
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1,03 1,04 1,06 1,15 1,07 1,08
Nilai Tambah Bruto Atas Harga Dasar 97,32 97,05 96,48 96,63 96,86 97,15
Pajak Dikurang Subsidi Atas Produk 2,68 2,95 3,52 3,37 3,14 2,85
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 14,11 10,33 5,24 -23,34 4,02 14,34
Pertanian, Peternakan, Perburuan
1 21,02 11,34 6,58 -30,54 3,31 22,02
dan Jasa Pertanian
a. Tanaman Pangan 103,53 -5,64 -0,05 -50,08 3,48 100,56
e. Jasa Pertanian dan Perburuan 24,58 3,55 7,24 -27,10 3,87 24,49
d
2 Kehutanan dan Penebangan Kayu -12,43 22,41 -8,13 0,46 0,66 -12,21
.i
3 Perikanan -2,89 2,44 3,04 6,29 8,37 -3,80
o
Pertambangan dan Penggalian -7,55 -1,94 1,81 -0,23 -5,08 -0,90
.g
Industri Pengolahan -0,52 3,52 0,90 0,43 4,25 -0,25
Pengadaan Listrik dan Gas -7,17 4,43 -0,85 5,92 1,21 -1,98
ps
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
0,86 3,47 2,05 0,25 7,17 -0,96
Limbah dan Daur Ulang
Konstruksi -5,95 3,14 4,88 6,39 6,65 -6,26
.b
Jasa Keuangan dan Asuransi 3,34 -1,83 7,08 3,59 8,53 0,34
:/
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial -6,47 3,22 3,75 7,26 7,10 -5,37
Nilai Tambah Bruto Atas Harga Dasar -0,50 3,47 2,75 -1,67 4,10 0,18
Pajak Dikurang Subsidi Atas Produk 10,62 14,16 23,59 -6,10 31,98 -15,66
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 4,01 6,86 3,34 1,57 4,02 1,77
Pertanian, Peternakan, Perburuan
1 3,17 6,94 2,71 -0,25 3,31 0,57
dan Jasa Pertanian
a. Tanaman Pangan -0,70 15,28 1,67 -4,17 3,48 -5,57
e. Jasa Pertanian dan Perburuan 3,98 6,70 3,48 0,84 3,87 0,77
d
2 Kehutanan dan Penebangan Kayu 1,91 4,26 -2,36 -1,07 0,66 -0,82
.i
3 Perikanan 8,61 7,32 8,56 8,96 8,37 7,94
o
Pertambangan dan Penggalian -1,32 -5,20 -5,66 -7,91 -5,08 -1,29
Minum
Informasi dan Komunikasi 10,09 9,66 10,74 9,74 10,06 8,30
:/
Jasa Keuangan dan Asuransi 8,57 2,63 10,36 12,52 8,53 9,26
tp
Administrasi Pemerintahan,
4,73 6,29 1,27 6,70 4,75 5,17
Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
Jasa Pendidikan 5,03 11,71 8,08 5,32 7,45 5,64
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 7,14 7,48 6,33 7,44 7,10 8,70
Nilai Tambah Bruto Atas Harga Dasar 4,44 4,10 3,86 4,01 4,10 4,72
Pajak Dikurang Subsidi Atas Produk 16,64 27,30 36,01 46,55 31,98 11,73
d
009 Padi-padian dan Bahan Makanan Lainnya 65 1 97 2
b Tanaman Hortikultura 319 10 482 11
.i
010 Sayur-sayuran 275 8 405 9
o
016 Buah-buahan 44 2 77 2
c Tanaman Perkebunan 100 701 3 767 176 732 3 474
d
012
026
Tebu
Peternakan
Ternak dan Hasil-hasilnya kecuali Susu Segar
.g 100 701
395 376
176 832
3 767
7 936
-
176 732
398 125
-
3.474
6.931
-
ps
027 Susu segar 12 1 22 1
028 Unggas dan Hasil-hasilnya 217 855 7 911 396 973 6 918
029 Hasil Pemeliharaan Hewan Lainnya 677 24 1 130 12
.b
3 Perikanan - - 21 679 -
033 Ikan - - 21 679 -
/w
Beras
tp
072 Makanan Hewan Olahan 8 536 839 536 640 28 630 383 212 551
105 Produk farmasi 207 681 8 106 341 091 7 656
Lain-lain 59 775 2 526 112 605 2 309
ht
d
.i
Sumber : Badan Pusat Statistik (diolah dari Tabel I-O 2010, transaksi Atas Dasar Harga Dasar)
o
.g
ps
.b
w
w
/w
:/
tp
ht
d
009 Padi-padian dan Bahan Makanan Lainnya 0,00 0,00 0,00 0,00
.i
b Tanaman Hortikultura 0,00 0,00 0,00 0,00
010 Sayur-sayuran 0,00 0,00 0,00 0,00
o
016 Buah-buahan 0,00 0,00 0,00 0,00
c Tanaman Perkebunan 0,17 0,16 0,17 0,18
d
012
Peternakan
026
Tebu
063 Hasil Penggilingan Padi Dan Penyosohan 0,11 0,10 0,10 0,11
Beras
tp
d
2090 Nilai Tambah Bruto Atas Harga Dasar 79,51 69,68 61,60 83,67
2100 Total Input Domestik Atas Harga Dasar 100,00 100,00 100,00 100,00
o .i
Sumber : Badan Pusat Statistik (diolah dari Tabel I-O tahun 2010, transaksi domestik atas dasar
harga dasar)
.g
ps
.b
w
w
/w
:/
tp
ht
Rumah Tangga
Ekspor Barang
Pembentukan
Total
Ekspor Jasa
Modal Tetap
Pemerintah
Perubahan
Konsumsi
Konsumsi
Konsumsi
Inventori
Permin-
LNPRT
Bruto
KATEGORI taan
Antara
d
Hasil-hasilnya
026 34,16 20,99 0,01 - 28,94 15,21 0,70 -
kecuali Susu
.i
Segar
027 Susu segar 66,48 27,12 - - - 1,92 4,48 -
o
Unggas dan
028 31,96 65,25 - - 2,75 0,04 0,00 -
Hasil-hasilnya
029
Hasil
Pemeliharaan
Hewan Lainnya
23,84 11,91
.g - - - 0,75 63,50 -
ps
.b
Domestik Atas
Harga Pembeli
Harga Pembeli
Total Output
Harga Dasar
Penyediaan
Permintaan
Permintaan
Atas Dasar
Atas Dasar
w
Akhir
Total
Total
Total
/w
KATEGORI
:/
Sumber : Badan Pusat Statistik (diolah dari Tabel I-O 2010, transaksi atas dasar harga dasar)
d
Hasil Ternak 130,13 135,29 140,03 145,37 152,84 112,36
.i
Indeks Harga yang Dibayar Petani 118,51 124,51 130,02 134,85 142,25 109,26
o
Konsumsi Rumah Tangga 119,89 127,28 134,58 141,15 150,94 114,02
Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 114,99 118,13 121,39 124,46 128,09 108,05
/w
Biaya sewa & Lainnya 107,49 109,37 111,36 111,88 112,99 118,03
Catatan:
1
Rata-rata 2013 mencakup Januari–November 2013 dengan tahun dasar 2007 (2007=100)
2
Data masih bergabung dengan Provinsi Kalimantan Timur
3
Mulai Desember 2013, penghitungan NTP menggunakan tahun dasar 2012 (2012=100)
Tabel 35. Jumlah Usaha Pertanian yang Memelihara Ternak Menurut Provinsi
dan Jenis Usaha Tahun 2013
d
Sumatera Selatan 317 234 4 21
Bengkulu 123 110 3 21
.i
Lampung 646 641 38 54
o
Kepulauan Bangka Belitung 33 341 1 19
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
23 287
3 771 .g 2
1
6
3
ps
Jawa Barat 1 426 604 215 205
Jawa Tengah 2 783 009 76 229
DI Yogyakarta 388 713 5 32
.b
d
Jambi 12 525,34 1 801,83 2 642,90
23 910,94 946,14
.i
Sumatera Selatan 1 015,53
Bengkulu 23 395,38 2 555,91 5 037,01
o
Lampung 12 349,04 1 796,76 3 116,80
Kep Bangka Belitung
Kep Riau
27 343,12
50 251,15 .g
8 408,60
2 765,24
7 453,63
1 515,23
ps
DKI Jakarta 34 035,17 4 185,24 - 1 259,64
Jawa Barat 20 464,59 2 184,45 2 931,50
.b
Sumber Pendapatan/Penerimaan
Provinsi Usaha di Sektor Usaha di Luar Pendapatan Total
Pertanian Sektor Pertanian
(1) (5) (6) (7)
Aceh 1 475,90 3 619,50 22 255,52
Sumatera Utara 5 720,31 4 283,50 28 472,55
Sumatera Barat 4 276,21 3 892,11 30 858,94
Riau 5 862,72 7 609,66 43 229,52
Jambi 3 702,55 5 596,21 26 268,83
Sumatera Selatan 6 589,17 4 699,98 37 161,76
d
Bengkulu 2 358,45 3 377,38 36 724,12
.i
Lampung 3 873,22 2 248,69 23 384,50
o
Kepulauan Bangka Belitung 2 832,73 5 784,60 51 822,69
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
1 388,60
1 110,56 .g 5 816,71
5 982,05
61 736,93
54 053,38
ps
Jawa Barat 2 302,88 2 598,38 30 481,81
Jawa Tengah 1 684,51 2 441,56 19 713,80
.b
Tabel 37. Produksi dan Biaya Produksi Usaha Kerbau per Ekor Tahun 2013
di Rumah Tangga
d
4 Produksi Ikutan 67,18 1,29
.i
5 Jasa Peternakan 40,68 0,78
6 Penjualan Ternak Afkir - -
o
B. Biaya Produksi
1 Upah Tenaga Kerja
4 709,58
2 072,75 .g100,00
44,01
335,55
43,49
100,00
12,96
ps
a. Tenaga Kerja Dibayar 43,49 0,92 43,49 12,96
b. Tenaga Kerja Tidak Dibayar/Keluarga 2 029,26 43,09 - -
.b
b. Pakan Buatan Pabrik (yaitu: pelet, dll) 0,14 0,00 0,14 0,04
c. Pakan Lainnya (yaitu: jerami, ampas
w
d
6 Penjualan Ternak Afkir 36,64 0,47
o .i
B. Biaya Produksi 5 596,06 100,00 2 326,26 100,00
1 Upah Tenaga Kerja 1 372,60 24,53 72,31 3,11
a. Tenaga Kerja Dibayar
b. Tenaga Kerja Tidak Dibayar/Keluarga
.g
72,31
1 300,29
1,29
23,24
72,31
-
3,11
-
ps
2 Pakan / Feed 3 722,68 66,52 1 827,87 78,57
a. Hijauan Pakan Ternak 2 006,97 35,86 231,39 9,95
.b
b. Pakan Buatan Pabrik (yaitu: pelet, dll) 904,12 16,16 878,31 37,75
c. Pakan Lainnya (yaitu: jerami, ampas
811,59 14,50 718,17 30,87
w
tahu, dll)
3 Bahan Bakar dan Pelumas 126,05 2,25 123,73 5,32
w
d
6 Penjualan Ternak Afkir - -
o .i
B. Biaya Produksi 3 591,83 100,00 472,40 100,00
1 Upah Tenaga Kerja 1 204,32 33,53 13,24 2,80
a. Tenaga Kerja Dibayar
b. Tenaga Kerja Tidak Dibayar/Keluarga
13,24
1 191,08
.g 0,37
33,16
13,24
-
2,80
-
ps
2 Pakan / Feed 2 075,24 57,77 223,48 47,30
a. Hijauan Pakan Ternak 1 661,84 46,27 41,39 8,76
.b
b. Pakan Buatan Pabrik (yaitu: pelet, dll) 44,70 1,24 43,94 9,30
c. Pakan Lainnya (yaitu: jerami, ampas
368,70 10,26 138,15 29,24
w
tahu, dll)
3 Bahan Bakar dan Pelumas 68,66 1,91 65,98 13,97
w
d
6 Penjualan Ternak Afkir - -
.i
B. Biaya Produksi 856,02 100,00 206,52 100,00
o
1 Upah Tenaga Kerja 373,03 43,57 3,05 1,48
a. Tenaga Kerja Dibayar
b. Tenaga Kerja Tidak Dibayar/Keluarga .g3,05
369,98
0,35
43,22
3,05
-
1,48
-
ps
2 Pakan / Feed 378,07 44,17 150,23 72,75
a. Hijauan Pakan Ternak 115,28 13,47 5,71 2,77
.b
b. Pakan Buatan Pabrik (yaitu: pelet, dll) 36,88 4,31 36,49 17,67
c. Pakan Lainnya (yaitu: jerami, ampas
225,91 26,39 108,03 52,31
tahu, dll)
w
dan Alat
d. Pajak Tidak Langsung (seperti: Pajak
5,41 0,63 2,37 1,15
Bumi dan Bangunan)
e. Jasa Peternakan Lainnya (yaitu:
1,77 0,21 1,31 0,63
kesehatan, pemacekan, dll)
f. Retribusi dan Pungutan Lain 0,09 0,01 0,07 0,03
g. Bunga atas Pinjaman 0,61 0,07 0,61 0,30
h. Biaya Transpor/Pengangkutan Hasil 2,33 0,27 1,62 0,78
i. Penyusutan Barang Modal 11,40 1,33 11,40 5,52
j. Pengeluaran Lain-lain 1,61 0,19 1,12 0,54
d
6 Penjualan Ternak Afkir - -
.i
B. Biaya Produksi 1 009,02 100,00 70,20 100,00
o
1 Upah Tenaga Kerja 427,89 42,41 6,33 9,02
a. Tenaga Kerja Dibayar
b. Tenaga Kerja Tidak Dibayar/Keluarga
6,33
421,56 .g 0,63
41,78
6,33
-
9,02
-
ps
2 Pakan / Feed 505,77 50,13 19,73 28,11
a. Hijauan Pakan Ternak 485,60 48,13 8,72 12,42
.b
b. Pakan Buatan Pabrik (yaitu: pelet, dll) 1,10 0,11 1,01 1,44
c. Pakan Lainnya (yaitu: jerami, ampas
19,07 1,89 10,00 14,25
tahu, dll)
w
dan Alat
d. Pajak Tidak Langsung (seperti: Pajak
3,07 0,30 2,40 3,42
Bumi dan Bangunan)
e. Jasa Peternakan Lainnya (yaitu:
0,40 0,04 0,18 0,25
kesehatan, pemacekan, dll)
f. Retribusi dan Pungutan Lain 0,07 0,01 0,06 0,09
g. Bunga atas Pinjaman 0,31 0,03 0,31 0,44
h. Biaya Transpor/Pengangkutan Hasil 1,41 0,14 0,47 0,67
i. Penyusutan Barang Modal 10,29 1,02 10,29 14,66
j. Pengeluaran Lain-lain 0,41 0,04 0,32 0,45
d
6 Penjualan Ternak Afkir - -
.i
B. Biaya Produksi 1 005,73 100,00 72,32 100,00
o
1 Upah Tenaga Kerja 429,69 42,72 2,30 3,18
a. Tenaga Kerja Dibayar
b. Tenaga Kerja Tidak Dibayar/Keluarga .g2,30
427,39
0,23
42,49
2,30
-
3,18
-
ps
2 Pakan / Feed 506,55 50,37 21,67 29,97
a. Hijauan Pakan Ternak 473,56 47,09 6,01 8,31
.b
b. Pakan Buatan Pabrik (yaitu: pelet, dll) 3,80 0,38 2,52 3,49
c. Pakan Lainnya (yaitu: jerami, ampas
29,19 2,90 13,14 18,17
tahu, dll)
w
dan Alat
d. Pajak Tidak Langsung (seperti: Pajak
1,68 0,17 1,24 1,71
Bumi dan Bangunan)
e. Jasa Peternakan Lainnya (yaitu:
1,12 0,11 0,57 0,78
kesehatan, pemacekan, dll)
f. Retribusi dan Pungutan Lain 0,17 0,02 0,12 0,16
g. Bunga atas Pinjaman 0,36 0,03 0,36 0,49
h. Biaya Transpor/Pengangkutan Hasil 1,02 0,10 0,68 0,94
i. Penyusutan Barang Modal 9,53 0,95 9,53 13,18
j. Pengeluaran Lain-lain 0,59 0,06 0,42 0,58
d
6 Penjualan Ternak Afkir - -
o .i
B. Biaya Produksi 75,14 100,00 27,83 100,00
1 Upah Tenaga Kerja 37,26 49,60 0,44 1,57
a. Tenaga Kerja Dibayar
b. Tenaga Kerja Tidak Dibayar/Keluarga
0,44
36,82
.g 0,58
49,02
0,44
-
1,57
-
ps
2 Pakan / Feed 28,76 38,28 21,66 77,79
a. Biji-bijian (yaitu: gabah, jagung, dll) 4,10 5,45 2,64 9,49
.b
d
6 Penjualan Ternak Afkir - -
o .i
B. Biaya Produksi 113 238,59 100,00 102 166,83 100,00
1 Upah Tenaga Kerja 10 838,10 9,57 2 109,96 2,07
a. Tenaga Kerja Dibayar
b. Tenaga Kerja Tidak Dibayar/Keluarga
.g
2 109,96
8 728,14
1,86
7,71
2 109,96
-
2,07
-
ps
2 Pakan / Feed 73 248,11 64,68 72 135,73 70,60
a. Biji-bijian (yaitu: gabah, jagung, dll) 620,33 0,55 614,37 0,60
.b
d
6 Penjualan Ternak Afkir 1 428,94 0,98
.i
B. Biaya Produksi 123 639,60 100,00 111 389,19 100,00
o
1 Upah Tenaga Kerja 12 533,96 10,14 1 853,37 1,66
a. Tenaga Kerja Dibayar
b. Tenaga Kerja Tidak Dibayar/Keluarga
1 853,37
10 680,59 .g 1,50
8,64
1 853,37
-
1,66
-
ps
2 Pakan / Feed 103 336,46 83,58 102 697,13 92,20
a. Biji-bijian (yaitu: gabah, jagung, dll) 18 484,44 14,95 18 317,47 16,45
.b
d
6 Penjualan Ternak Afkir 1,91 0,97
.i
B. Biaya Produksi 163,17 100,00 122,62 100,00
o
1 Upah Tenaga Kerja 28,25 17,31 0,53 0,43
a. Tenaga Kerja Dibayar
b. Tenaga Kerja Tidak Dibayar/Keluarga .g
0,53
27,72
0,32
16,99
0,53
-
0,43
-
ps
2 Pakan / Feed 127,56 78,18 117,56 95,88
a. Biji-bijian (yaitu: gabah, jagung, dll) 3,36 2,06 2,12 1,73
b. Pakan Buatan Pabrik (yaitu:
.b
d
6 Penjualan Ternak Afkir - -
.i
B. Biaya Produksi 90,82 100,00 42,89 100,00
o
1 Upah Tenaga Kerja 36,71 40,43 0,51 1,18
a. Tenaga Kerja Dibayar
b. Tenaga Kerja Tidak Dibayar/Keluarga
0,51
36,20 .g 0,56
39,87
0,51
-
1,18
-
ps
2 Pakan / Feed 46,35 51,05 38,20 89,09
a. Biji-bijian (yaitu: gabah, jagung, dll) 3,40 3,74 2,59 6,05
b. Pakan Buatan Pabrik (yaitu:
.b
d
6 Penjualan Ternak Afkir - -
.i
B. Biaya Produksi 101,21 100,00 13,56 100,00
o
1 Upah Tenaga Kerja 33,61 33,21 0,09 0,67
a. Tenaga Kerja Dibayar
b. Tenaga Kerja Tidak .g
0,09
33,52
0,09
33,12
0,09
-
0,67
ps
Dibayar/Keluarga -
2 Pakan / Feed 60,74 60,01 9,02 66,52
a. Hijauan Pakan Ternak 48,63 48,05 2,22 16,39
.b