REPUBLIK INDONESIA
Ministry of Marine Affairs and Fisheries of the Republic of Indonesia
LAPORAN KINERJA
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
TAHUN 2014
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR TABEL v
DAFTAR GAMBAR viii
IKHTISAR EKSEKUTIF ix
DAFTAR SINGKATAN xii
I. PENDAHULUAN 1.1
1.1 Latar Belakang 1.2
1.2 Maksud dan Tujuan 1.2
1.3 Tugas dan Fungsi KKP 1.2
1.4 Keragaan SDM KKP 1.6
1.5 Potensi dan Permasalahan 1.7
1.6 Sistematika Penyajian Laporan Kinerja 1.11
IV. P E N U T U P
4.1 Permasalahan 4.1
4.2 Saran Tindak Lanjut 4.3
A. Stakeholder Perspective
1. Sasaran strategis 1: Meningkatnya Kesejahteraan Masyarakat
Kelautan Dan Perikanan.
B. Customer Perspective
2. Sasaran strategis 2: Meningkatnya ketersediaan produk
kelautan dan perikanan yang bernilai tambah.
3. Sasaran strategis 3: Meningkatnya Pemasaran Produk
Kelautan dan Perikanan Di Dalam dan Luar Negeri.
4. Sasaran strategis 4: Meningkatnya Pengelolaan SDKP yang
Berkelanjutan.
5. Sasaran strategis 5: Meningkatnya Kesiapan Masyarakat
Untuk Usaha dan Kesempatan Kerja Di Bidang KP.
C. Internal Process Perspektif
6. Sasaran strategis 6: Tersedianya kebijakan kelautan dan
perikanan yang implementatif.
7. Sasaran strategis 7: Terselenggaranya modernisasi sistem
produksi kelautan dan perikanan, pengolahan dan
pemasaran produk kelautan dan perikanan yang optimal dan
bermutu.
1) Jumlah pegawai menurut unit kerja Eselon I (Pusat dan UPT): Setjen
583 orang, Ditjen PT 1.470 orang, Ditjen PB 1.510 orang, Ditjen
P2HP 397 orang, Ditjen KP3K 552 orang, Ditjen PSDKP 931 orang,
Itjen 206 orang, Balitbang KP 1.339 orang, BPSDMKP 1.818 orang
dan BKIPM 1.659 orang.
2) Jumlah pegawai Pusat dan UPT: untuk Pusat sebanyak 3.436 orang
atau 32,83% sedangkan UPT sebanyak 7.029 orang atau 67,16%.
3) Jumlah pegawai menurut golongan: Golongan IV sebanyak 1.144
orang, Golongan III sebanyak 6.258 orang, Golongan II sebanyak
2.849 orang, dan Golongan I sebanyak 214 orang.
Customer Perspective: yang berorientasi pada apa yang harus dapat kita
lakukan untuk masyarakat, yaitu:
Target
Sasaran Strategis IKU
2014
Stakeholder Perspective
1 Nilai Tukar Nelayan (NTN) 104
Meningkatnya 2 Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) 102
kesejahteraan Rata-rata pendapatan pengolah dan pemasar
3 Rp2 jt
1 Masyarakat Kelautan (KK/bulan)
dan Perikanan Rata-rata pendapatan petambak garam
4 Rp2 jt
(KK/bulan)
5 Pertumbuhan PDB Perikanan (%) 7%
Customer Perspective
6 Jumlah produksi perikanan tangkap (jt ton) 6,05
Meningkatnya 7 Jumlah produksi perikanan budidaya (jt ton) 13,44
ketersediaan produk
8 Jumlah produk olahan hasil perikanan (jt ton) 5,2
2 kelautan dan perikanan
yang bernilai tambah 9 Jumlah produksi garam rakyat (jt ton) 2,5
Nilai produk KP non konsumsi pada tingkat
10 2
pedagang besar (Rp triliun)
Meningkatnya
3 pemasaran produk 11 Nilai ekspor produk perikanan (USD miliar) 5,1
kelautan dan perikanan
di dalam dan luar negeri
12 Konsumsi ikan per kapita (kg/kapita per th) 37,8
Proporsi tangkapan perikanan laut berada
13 dalam batasan jumlah tangkapan yang <100%
diperbolehkan (JTB)
Meningkatnya Jumlah jenis ikan yang dikonservasi secara
14 15 jenis
4 pengelolaan SDKP berkelanjutan
secara berkelanjutan Jumlah pulau-pulau kecil termasuk pulau kecil
15 20
terluar yang dikelola
Luas kawasan konservasi perairan yang
16 4,5 jt ha
dikelola secara berkelanjutan
Meningkatnya kesiapan
masyarakat untuk usaha
5 17 Jumlah tenaga kerja baru di sektor KP (orang) 226.052
dan kesempatan kerja di
bidang KP
Internal Process Perspective
Rasio jumlah kajian yang dijadikan bahan
Tersedianya kebijakan
18 kebijakan terhadap total kajian yang 33%
6 kelautan dan perikanan
dihasilkan
yang implementatif
Persepsi masyarakat KP terhadap kebijakan
19 3
yang diterbitkan KKP (dalam skala likert 1-5)
Terselenggaranya Jumlah unit perbenihan yang bersertifikat
20 320
modernisasi sistem (unit)
produksi kelautan dan Jumlah unit pembudidayaan ikan tersertifikasi
7 21 8.000
perikanan, pengolahan dan memenuhi standar (unit)
dan pemasaran produk Rasio kapal penangkap ikan yang memenuhi
22 51,0%
kelautan dan perikanan standar laik laut, laik tangkap, dan laik simpan
80 (setara
39 Nilai Penerapan RB KKP
level 4)
Terkelolanya anggaran
12 40 Persentase penyerapan DIPA >95%
secara optimal
Tabel. 3.4.
Perkembangan NTN dari tahun 2010-2014
Realisasi
Kenaikan
2013 (sd
2010 2011 2012 Kenaikan 2014 rata2/tahun
IKU November)
rata2/tahun (%) 2013-
Tahun dasar
Tahun dasar Th 2007 (%) 2014
Th 2012
NTN 105,5 106,24 105,37 103,31 - 0,69 104,63 1,28
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Indeks Harga yang Diterima Nelayan Indeks Harga yang Dibayarkan Nelayan
NTN Linear (NTN )
105.44
104.68
104.56
104.69
103.85 103.88
104.00
103.14
96.76 96.75
96.00
Tabel. 3.7. Angka target dan realisasi NTPi Tahun 2010 - 2014
101.69
101.52
100.46
101,36
99.25
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nov Des
NTPi Linear (NTPi)
Rata-Rata Rata-Rata
Jumlah Total Pendapatan/
No Provinsi Pendapatan/
Poklahsar Pendapatan
Poklahsar Orang
1 Sumatera Utara 7 69.670.000 9.952.857 995.286
2 Sumatera Barat 10 83.125.000 8.312.500 831.250
3 Riau 4 48.000.000 12.000.000 1.200.000
4 Bengkulu 28 820.295.000 29.296.250 2.929.625
5 Lampung 3 14.900.000 4.966.667 496.667
6 Jawa Barat 29 916.834.000 31.614.966 3.161.497
7 Jawa Tengah 41 1.499.042.000 36.562.000 3.656.200
8 DI Yogyakarta 20 115.933.800 5.796.690 579.669
11 Jawa Timur 97 3.161.036.500 32.588.005 3.258.801
12 Banten 12 388.500.000 32.375.000 3.237.500
13 Bali 15 401.755.000 26.783.667 2.678.367
14 NTB 14 225.310.000 16.093.571 1.609.357
15 Kalimantan Barat 17 139.120.000 8.183.529 818.353
16 Kalimantan Timur 4 160.936.000 40.234.000 4.023.400
17 Sulawesi Utara 11 71.430.000 6.493.636 649.364
18 Sulawesi Tengah 10 57.383.760 5.738.376 573.838
19 Sulawesi Selatan 20 111.080.000 5.554.000 555.400
20 Sulawesi Tenggara 10 344.525.000 34.452.500 3.445.250
21 Sulawesi Barat 15 180.948.000 12.063.200 1.206.320
Rata-rata 24.004.970 2.400.497
750,000.0
700,000.0
650,000.0
600,000.0
550,000.0
500,000.0
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2010 2011 2012 2013* 2014**
7.00
6.00
5.00
4.00
3.00
2.00
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013* 2014**
PDB Nasional PDB Sektor Pertanian PDB Perikanan
b. Kerapu
Trend produksi ikan kerapu dari tahun 2010-2014 menunjukkan
kinerja yang cukup baik ditandai dengan kenaikan produksi rata-
rata per tahun sebesar 9,61%. Namun demikian capaian tahun
2014 masih 66,08% dari target, yang dimungkinkan karena (i)
pelaku usaha budidaya menurunkan kapasitas produksi akibat
menurunnya permintaan dan menurunnya harga di pasar
ekspor; dan (ii) modal usaha yang terbatas. Meskipun demikian
sudah banyak yang dilakukan KKP dalam rangka mencapai
volume produksi yang ditargetkan antara lain : (i) Penyediaan
benih ikan kerapu yang bermutu di UPT dan unit pembenihan
skala rumah tangga (HSRT); dan (ii) Adanya kebijakan program
demfarm budidaya ikan kerapu di beberapa daerah potensial yang
memicu perkembangan kawasan budidaya kerapu.
d. Bandeng
Rata-rata kenaikan produksi bandeng dari tahun 2010-2014
sebesar 10,45%. Capaian sementara TW IV tahun 2014 masih di
bawah target dikarenakan secara umum pelaku usaha masih
menghadapi beberapa tantangan dan permasalahan khususnya
terkait pengembangan bandeng di hulu, antara lain (i)
Ketersediaan benih bandeng berkualitas belum memadai
sehingga mempengaruhi produktivitas dikarenakan terbatasnya
pusat broodstock dan benih bandeng khususnya di sentra-sentra
produksi, saat ini konsentrasi penyediaan benih masih di
datangkan dari Bali; dan (ii) efesiensi produksi, khususnya pada
budidaya intensif, hal ini terkait masih tingginya biaya produksi
seiring terus meningkatnya harga pakan (intensif sedikit, masih
tradisional).
e. Patin
Produksi ikan patin dari tahun 2010-2014 mengalami kenaikan
rata-rata 30,73%. Sedangkan pada tahun 2014 dari angka
sementara produksi patin belum mencapai target, untuk itu perlu
dilakukan upaya-upaya untuk mendorong pengembangan
budidaya ikan patin melalui kerja sama sinergi, baik lintas
sektoral, swasta maupun stakeholders lain, untuk menjamin
ketercapaian produksi ikan patin dalam jangka waktu lima tahun
f. Nila
Produksi ikan nila dari Tahun 2010-2014 mengalami
peningkatan yang cukup signifikan dengan rata-rata kenaikan
19,03%. Pada tahun 2014 produksi nila sementara masih 82,96%
dari target yang kemungkinana disebabkan karena secara umum
kapasitas usaha yang dijalankan pembudidaya masih dalam
skala kecil, disisi lain permasalahan tingginya biaya produksi
sebagai akibat dari tingginya harga pakan pabrikan tidak
sebanding dengan harga yang berlaku di pasaran. Berbagai
upaya telah dilakukan untuk mendorong produksi nila,
diantaranya (i) Pengembangan gerakan minapadi, (ii)
Pengembangan budidaya ikan nila melalui intensifikasi dengan
bioflok dan running water; (iii) Mendorong pemanfaatan bahan
baku lokal untuk pembuatan pakan ikan yang berkualitas secara
mandiri; (iv) Ekstensivikasi pada kawasan potensial; (v)
Memberikan stimulan penguatan modal melalui PUMP-PB;
serta (vi) Penciptaan peluang pasar yang lebih luas.
g. Ikan Mas
Perkembangan produksi ikan mas menunjukkan kinerja yang
cukup baik dengan peningkatan produksi rata-rata dari tahun
2010-2014 sebesar 14,44%. Produksi sementara TW IV tahun
2014 sebesar 121,03% dari target tahunan didorong oleh
kegiatan budidaya ikan mas melalui minapadi dan running water
system, serta paket bantuan PUMP-PB.
h. Lele
Selama kurun waktu Tahun 2010-2014 produksi ikan lele
menunjukkan kinerja yang cukup baik dengan peningkatan
produksi rata-rata sebesar 26,43%. Namun demikian produksi
ikan lele tahun 2010-2014 masih dibawah dari target tahunan
i. Gurame
Produksi gurame Tahun 2010-2014 menunjukkan kinerja yang
positif, dengan kenaikan rata-rata per tahun sebesar 17,70%.
Produksi sementara TW IV tahun 2014 sebesar 90,15% dari
target, hal ini dimungkinkan karena produksi gurame masih
didominasi pada beberapa sentra-sentra produksi yang sudah
ada, sedangkan disisi lain kapasitas usaha yang dijalankan tidak
menunjukkan peningkatan yang signifikan karena proses
produksi budidaya yang cukup lama. Pengembangan pola usaha
berbasis segementasi merupakan langkah yang tepat karena
secara nyata mampu memberikan keuntungan yang cukup
signifikan. Percepatan pengembangan kawasan melalui
pendekatan pola segmentasi usaha diharapkan akan mampu
menarik minat masyarakat untuk terjun melakukan usaha
budidaya gurame. Melalui upaya tersebut diharapkan target
volume dan nilai produksi tahun 2015-2019 tercapai.
j. Rumput Laut
Poduksi rumput laut memberikan kontribusi yang paling besar
terhadap total produksi perikanan budidaya, dimana secara
nasional produksi rumput laut memberikan share sebesar 70,47%
terhadap produksi perikanan budidaya. Perkembangan produksi
rumput laut dari tahun 2010-2014 menunjukkan trend yang
sangat positif, dengan kenaikan rata-rata per tahun mencapai
27,72%. Beberapa hal yang mendasari tingginya pencapaian
komoditas ini karena budidaya rumput laut mempunyai masa
pemeliharaan yang cukup singkat yaitu 45 hari sehingga
perputaran modal usaha dapat lebih cepat, serta cara budidaya
yang mudah. Rumput laut juga cocok untuk dibudidayakan di
daerah-daerah marginal dengan curah hujan rendah yang
merupakan salah satu ciri daerah yang masyarakat ekonominya
tergolong bawah. Keuntungan lainnya adalah modal kerja yang
relatif kecil, penggunaan teknologi yang sederhana, dan peluang
pasar yang masih terbuka lebar mengingat rumput laut
merupakan bahan baku untuk beberapa industri, seperti biofuel,
20
Target Realisasi
15
15
12
10 9
6
5 3
0
2010 2011 2012 2013 2014
11 Napoleon Usulan Draft SK Draft SK - Survey; - Identifikasi Potensi Jenis Ikan yang
inisiatif Perlindungan Perlindungan - Kepmen.KP No. dilindungi dan terancam punah di
perlindungan dan Draft dan Draft 37/MEN-KP/2013 Kalimantan Timur (Hiu Paus).
Rencana Aksi Rencana Aksi tentang Penetapan
Pengelolaan Pengelolaan Status Perlindungan
Terbatas Ikan
Napoleon;
12 Karang hias Survey Potensi Survey survey Sosialisasi Regulasi dan Program
Konservasi
13 Labi-labi Draft SK Survey - Sosialisasi Regulasi dan Program
Perlindungan Konservasi
Terbatas, - Identifikasi Potensi
Survey
14 Kuda Laut - Sosialisasi Regulasi dan Program
Konservasi
- Survey Identifikasi Jenis
15 Capungan Sosialisasi Regulasi dan Program Konservasi
Banggai
4,500,000
4,000,000 3,647,517
3,500,000 3,225,122
3,000,000 2,542,353
2,500,000
2,000,000
1,500,000 900,000
1,000,000
500,000
th2010 th2011 th2012 th2013 th2014
Tahun
e. Kajian-kajian:
- Pemanfaatan alat converter kit ABG.
- Kematian massal ikan di Danau Maninjau Sumbar dan
Kajian Penyebaran Gulma di Waduk Jatiluhur Jabar.
- One Map Policy, berhasil menerbitkan Peta Sebaran
Terumbu Karang Nasional, yang disusul kemudian
dengan Peta Karakteristik Laut Nasional, dan Peta
Habitat Lamun Nasional.
900 807
800 683 709
652
700 583
600 507 471
500 370 402
364
400 292 323 295312284266 303
225 259 224 233
300 216 215202
154 156 179
200 119 98
80 45 70
100 14
0
Maluku Utara
Sumsel
Kalsel
Sulut
Sumut
Sumbar
Jambi
Jateng
NTT
Kaltim
Sulsel
Riau
DI Yogya
Bali
Kalteng
Sultera
Papua Barat
Banten
NTB
Kepri
Jabar
Sulteng
Lampung
DKI Jakarta
Kalbar
Babel
Jatim
Gorontalo
Sulbar
Maluku
Papua
Aceh
Bengkulu
40%
40% 32% 31%
30%
Prosentase KP1
30%
20%
10%
0%
Target Realisasi
Indikator Kinerja Utama - Produksi Garam Kualitas KP1
2013 2014
27) Rasio Jumlah Peserta yang Dididik, Dilatih dan Disuluh yang
Kompeten di Bidang KP terhadap Total Peserta
Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Rasio jumlah
lulusan pendidikan, pelatihan, dan rasio jumlah peserta disuluh
yang kompeten di bidang KP terhadap total peserta dan/atau
kelompok dapat dilihat pada tabel berikut.
Indikator Kinerja
Target Realisasi %
Utama
%
Indikator Kinerja Utama Target Realisasi
Capaian
100.00 95.00
95.00 95.11
90.00 84.77
85.00
80.00
75.00 70.14
70.00 69.31
65.00 60.14
Realisasi (%)
60.00 59.12
55.00 48.35
50.00
45.00 38.41 44.88
40.00
35.00 29.57 34.88
30.00 22.31 30.93
25.00
16.16 20.88
20.00
11.08
15.00
6.09 15.51
10.00 2.48 10.61
5.00 4.08 6.23
- 1.10
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sept Okto Nov Des
Target Realisasi
93.25
93.00
92.75
92.50
91.99 92.07
92.25
92.00
91.75
91.50
91.25
91.00
90.75 90.47
90.50
90.25
90.00
Th2010 Th2011 Th2012 Th2013 Th2014