Anda di halaman 1dari 9

Konsep Dasar Dan Asuhan Keperawatan Pada Masa Post Partum Dengan Komplikasi

(Hemorhagie)

A. Pengertian

Perdarahan post partum merupakan kehilangan darah ≥ 500 ml setelah kelahiran bayi dan
palsenta. Pendarahan post partum dibagi menjadi 2 yaitu:

1. Perdarahan post partum primer (early post partum hemorrhage) yaitu perdarahan yang
terjadi dalam 24 jam pertama setelah anak lahir.

2. Perdarahan postpartum sekunder (late postpartum hemorrhage) yaitu pendarahan


yang terjadi antara 24 jam dan 6 minggu setelah anak lahir

B. EPIDEMIOLOGI

Kira-kira 40% ibu hamil (bumil) mengalami masalah kesehatan yang berkaitan
dengan kehamilan; dan 15% dari semua bumil menderita komplikasi jangka panjang atau
yang mengancam jiwa. World Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa dalam
tahun 1995 hampir 515.000 bumil meninggal karena komplikasi kehamilan dan
melahirkan. Sebagian besar kematian tersebut terjadi di negara-negara berkembang,
karena sering perempuan kurang mendapat akses terhadap perawatan penyelamatan
hidup (life-saving care).

Di negara berkembang, perempuan cenderung lebih mendapat perawatan


antenatal atau perawatan sebelum melahirkan dibandingkan mendapat perawatan
kebidanan yang seharusnya diterima selama persalinan atau pasca persalinan

C. ETIOLOGI

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perdarahan post partum terdiri dari


faktor predisposisi, faktor langsung dan faktor pendukung.

Faktor predisposisi antara lain:

1. Umur

Wanita yang melahirkan anak pada usia lebih dari 35 tahun merupakan faktor
predisposisi terjadinya perdarahan post partum yang dapat mengakibatkan kematian
maternal. Hal ini dikarenakan pada usia diatas 35 tahun fungsi reproduksi seorang
wanita sudah mengalami penurunan dibandingkan fungsi reproduksi normal.

2. Paritas
Salah satu penyebab perdarahan post partum adalah multiparitas.Paritas
menunjukan jumlah kehamilan terdahulu yang telah mencapai batas viabilitas dan
telah dilahirkan.

3. Anemia

Anemia adalah suatu keadaan yang ditandai dengan penurunan nilaihemoglobin


di bawah nilai normal, dikatakan anemia jika kadar hemoglobin kurang dari 11g/dL.
Kekurangan hemoglobin dalam darah dapat menyebabkan komplikasi lebih serius
bagi ibu baik dalam kehamilan, persalinan, dan nifas.

4. Riwayat persalinan

Riwayat persalinan di masa lampau sangat berhubungan dengan hasil


kehamilan dan persalinan berikutnya. Bila riwayat persalinan yang lalu buruk petugas
harus waspada terhadap terjadinya komplikasi dalam persalinan yang akan
berlangsung. Riwayat persalinan buruk ini dapat berupa abortus, kematian janin,
eklampsi dan preeklampsi, sectio caesarea, persalinan sulit atau lama, janin besar,
infeksi dan pernah mengalami perdarahan ante partum dan post partum.

5. Bayi makrosomia

Bayi besar adalah bayi lahir yang beratnya lebih dari 4000 gram. Menurut
kepustakaan bayi yang besar baru dapat menimbulkan dytosia kalau beratnya
melebihi 4500 gram.

Faktor langsung antara lain:

1. Atonia uteri

Atonia uteri adalah suatu keadaan dimana lemahnya kontraksi rahim yang
menyebabkan uterus tidak dapat menghentikan perdarahan yang terjadi dari
tempat implantasi plasenta setelah bayi dan plasenta lahir.

2. Retensio plasenta

Plasenta tetap tertinggal dalam uterus setengah jam setelah anak lahir.

3. Inversio uteri

Inversio uteri merupakan suatu keadaan dimana lapisan dalam uterus


(endometrium) turun dan keluar lewat ostium uteri eksternum, yang dapat bersifat
inkomplit sampai komplit.

Faktor pendukung antara lain:


1. Sarana dan prasarana

2. Transportasi

3. Tenaga kesehatan

D. PATOFISIOLOGI

Dalam persalinan pembuluh darah yang ada di uterus melebar untuk


meningkatkan sirkulasi ke sana, atoni uteri dan subinvolusi uterus menyebabkan
kontraksi uterus menurun sehingga pembuluh darah yang melebar tadi tidak menutup
sempurna sehingga perdarahan terjadi terus menerus. Trauma jalan lahir seperti epiostomi
yang lebar, laserasi perineum, dan rupture uteri juga menyebabkan perdarahan karena
terbukanya pembuluh darah, penyakit darah pada ibu; misalnya afibrinogemia atau
hipofibrinogemia karena tidak ada atau kurangnya fibrin untuk membantu proses
pembekuan darah juga merupakan penyebab dari perdarahan postpartum. Perdarahan
yang sulit dihentikan bisa mendorong pada keadaan shock hemoragik.

E. MANIFESTASI KLINIS

1. Kehilangan darah dalam jumlah yang banyak (> 500 ml)

2. Nadi lemah dan pusing

3. Pucat dan mual

4. Lochea berwarna merah

5. Haus

6. Gelisah dan letih

7. Syok hipovolemik

8. Tekanan darah rendah

9. Ekstremitas dingin

F. PENCEGAHAN DAN MENEGEMEN

1. Pencegahan Perdarahan Postpartum

a. Perawatan masa kehamilan


Mencegah atau sekurang-kurangnya bersiap siaga pada kasus-kasus yang
disangka akan terjadi perdarahan adalah penting. Tindakan pencegahan tidak saja
dilakukan sewaktu bersalin tetapi sudah dimulai sejak ibu hamil dengan
melakukan antenatal care yang baik. Menangani anemia dalam kehamilan adalah
penting, ibu-ibu yang mempunyai predisposisi atau riwayat perdarahan
postpartum sangat dianjurkan untuk bersalin di rumah sakit.

b. Persiapan persalinan

Di rumah sakit diperiksa keadaan fisik, keadaan umum, kadar Hb,


golongan darah, dan bila memungkinkan sediakan donor darah dan dititipkan di
bank darah. Pemasangan cateter intravena dengan lobang yang besar untuk
persiapan apabila diperlukan transfusi. Untuk pasien dengan anemia berat
sebaiknya langsung dilakukan transfusi. Sangat dianjurkan pada pasien dengan
resiko perdarahan postpartum untuk menabung darahnya sendiri dan digunakan
saat persalinan

c. Persalinan

Setelah bayi lahir, lakukan massae uterus dengan arah gerakan circular
atau maju mundur sampai uterus menjadi keras dan berkontraksi dengan baik.
Massae yang berlebihan atau terlalu keras terhadap uterus sebelum, selama
ataupun sesudah lahirnya plasenta bisa mengganggu kontraksi normal
myometrium dan bahkan mempercepat kontraksi akan menyebabkan kehilangan
darah yang berlebihan dan memicu terjadinya perdarahan postpartum

d. Kala tiga dan Kala empat

1. Uterotonica dapat diberikan segera sesudah bahu depan dilahirkan. Study


memperlihatkan penurunan insiden perdarahan postpartum pada pasien yang
mendapat oxytocin setelah bahu depan dilahirkan, tidak didapatkan
peningkatan insiden terjadinya retensio plasenta. Hanya saja lebih baik
berhati-hati pada pasien dengan kecurigaan hamil kembar apabila tidak ada
USG untuk memastikan. Pemberian oxytocin selama kala tiga terbukti
mengurangi volume darah yang hilang dan kejadian perdarahan postpartum
sebesar 40%.

2. Pada umumnya plasenta akan lepas dengan sendirinya dalam 5 menit


setelah bayi lahir. Usaha untuk mempercepat pelepasan tidak ada untungnya
justru dapat menyebabkan kerugian. Pelepasan plasenta akan terjadi ketika
uterus mulai mengecil dan mengeras, tampak aliran darah yang keluar
mendadak dari vagina, uterus terlihat menonjol ke abdomen, dan tali plasenta
terlihat bergerak keluar dari vagina. Selanjutnya plasenta dapat keluarkan
dengan cara menarik tali pusat secra hati-hati. Segera sesudah lahir plasenta
diperiksa apakah lengkap atau tidak. Untuk “ manual plasenta “ ada perbedaan
pendapat waktu dilakukannya manual plasenta. Apabila sekarang didapatkan
perdarahan adalah tidak ada alasan untuk menunggu pelepasan plasenta secara
spontan dan manual plasenta harus dilakukan tanpa ditunda lagi. Jika tidak
didapatkan perdarahan, banyak yang menganjurkan dilakukan manual
plasenta 30 menit setelah bayi lahir. Apabila dalam pemeriksaan plasenta
kesan tidak lengkap, uterus terus di eksplorasi untuk mencari bagian-bagian
kecil dari sisa plasenta.

3. Lakukan pemeriksaan secara teliti untuk mencari adanya perlukaan jalan


lahir yang dapat menyebabkan perdarahan dengan penerangan yang cukup.
Luka trauma ataupun episiotomi segera dijahit sesudah didapatkan uterus
yang mengeras dan berkontraksi dengan baik

a) Diagnosis

1. Resiko tinggi terjadinya infeksi b/d gangguan pembentukan sel darah putih.

2. Resiko terjadinya anemia b/d efek dari perdarahan.

3. Resiko terjadinya syock hipovolemik b/d perdarahan yang terjadi secara terus
menerus.

4. Resiko terjadinya asidosis metabolik b/d penurunan jumlah darah dalam kapiler.

b) Pengkajian

1. Riwayat menstruasi meliputi: Menarche, lamanya siklus, banyaknya, baunya ,


keluhan waktu haid, HPHT

2. Riwayat perkawinan meliputi : Usia kawin, kawin yang keberapa, Usia mulai
hamil.

3. Riwayat hamil, persalinan dan nifas yang lalu.

4. Riwayat Kehamilan sekarang

5. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan tanda-tanda vital:


1. Suhu badan, biasanya meningkat sampai 38C dianggap normal.

2. Nadi, akan meningkat cepat karena nyerI

3. Tekanan darah biasanya stabil, memperingan hipovolemia

4. Pernafasan juga menjadi tidak normal.

c) Data Subyektif

Biodata klien dan suami terdiri dari:

- Nama yang jelas dan lengkap, perlu dicatat untuk membedakan dengan klien
lainnya.

- Umur dicatat dalam tahun, mengantisipasi diagnosa masalah kesehatan dan


tindakan yang dilakukan.

- Alamat, perlu dicatat untuk mempermudah hubungan bila keadaan mendesak,


danat juga memberi petunjuk keadaan lingkungan tempat tinggal

- Agama, perlu dicatat karena hal ini berpengaruh dalam kehidupan dan
memudahkan untuk memberikan dukungan moral.

- Suku bangsa, perlu dicatat untuk mengetahu kebiasaan adat istiadax yang
mempengaruhi kesehatan.

- Pendidikan, perlu dicatat karena berpengaruh besar dalam memberikan tindakan


asuhan kebidanan.

- Pekerjaan dicatat untuk mengetahui sejauh mana pengaruhnya terhadap status


kesehatan dengan permasalahan pekerjaan, disamping itu menunjukkan tingkat
keadaan ekonomi keluarga yang juga dapat mempengaruhi status gizi klien.

- Status perkawinan, khusus untuk ibu mencakup berapa kali menikah,


lama pernikahan pcrtama kali.

- Alasan masuk rumah sakit

Hal ini perlu diketahui untuk mengetahui status kesehatan klien sebelum
masuk rumah sakit, kemungkinan ada kaitannya dengan keadaan atau
permasalahan kesehatan klien pada masa nifas.

d) Keluhan utama
Merupakan keluhan yang menyebabkan gangguan pada saat dilakukan
pengkajian pada klien nifas post vakurn ekstraksi. Ada kelelahan akibat. persalinan
yang relatif lama atau sulit, adakah nyeri pada luka jahitan, adakah pengeluaran
lochia sesuai dengan batas normal, adakah nyeri, after pain (sampai dengan 2-4 hari),
dapatkah miksi spontan setelah 6 jam post partum, dapatkah defekasi sebelum hari
kc-3 post partum, lancarkah laktasi setelah 1 – 3 hari post partum, adakah gangguan
istirahat atau tidur sesudah persalinan, bila ada alasannya apa.

e) Riwayat kesehatan yang lalu

Penyakit yang diderita sebelumnya merupakan gambaran penyakit yang lain


untuk mengetahui apakah ada hubungannya dengan rnasalah yang dihadapi klien
nifas diantaranya : apakah pernah atau sedang menderita penyakit hepatitis, diabetes
mellitus, jantung, hipertensi, ginjal, TBC.

f) Riwayat penyakit keluarga

Diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya pengaruh penyakit’


keluarga terhadap gangguan kesehatan klien. Penyakit keluarga yang perlu
ditanyakan mencakup penyakit kanker, jantung, hipertensi, diabetes, ginjal, jiwa,
kelainan bawaan kembar, TBC, penyakit darah, alergi, penyakit yang menyebabkan
kernatian ayah atau ibu yang telah meninggal.

g) Riwayat obstetri

Riwayat kehamilan, persalinan nifas yang lain, meliputi : keadaan kehamilan,


tanggal atau tahun persalinan, urnur keharrilan, tempat persrlinan, jenis persalinan.
penolong, penyulit, jenis dan ber.at anak, keadaan rjfas.

Riwayat kehamilan ini meliputi : gravida, para, atenn, prematur, imatur,


abortus, hidup, masa gestasi, penyulit selama hamil; oengobatan yang diperoleh.

Riwayat persalinan sekarang meliputi : tanggal dan jam persalinan, jenis


persalinan, tindakan lama persalinan, kala 1 primi : 13 – 14 jam, multipara : 6 – 7
jam, kala 11 primi . ½ – 2 jam, multipara : ½ –1 jam.

Adakah perdarahan dalam persalinan, anak hidup BB dan PB, jenis kelamin,
apgar skor, kelainan bawaan atau tidak rawat gabung ya atau tidak, bila tidak
alasannya apa.

h) Riwayat keluarga berencana

Jenis kontrasepsi yang digunakan, efek samping yang timbul, alasan


pemberhentian kontrasepsi, lama menggunakan alat kontrasepsi rencana kontrasepsi
yang akan digunakan.
i) Keadaan psikososial

Meliputi tanggapan ibu atas kelahiran bayinya, jenis kelamin yang


diharapkan, rencana ibu untuk menyusukan bayinya kapan dan berapa lama,
pengetahuan ibu tentang menyusui dan perawatan bayi, siapa yang mengasuh atau
merawat bayinya, latar belakang sosial budaya, susunan keluarga yang tinggal
serumah.

j) Pola pemenuhan fungsi kesehatan

Yaitu pola pemenuhan fungsi kesehatan sebelum melahirkan dan masa nifas
meliputi:

- Pola aktifitas sehari-hari, apakah sudah melakukan ambulasi secara bertahap


sesuai dengan kondismya.

- Pola istirahat dan tidur : apakah tidak ada kesulitan untuk istirahat dan tidur, bila
ada mengapa, berapa !ama istirahat pada siang hari dan tidur.-pada malam hari.

- Pola nutrisi atau gizi komposisi menu makanart dan kebiasaan makan dan rmnum
selama hairil dan pada waktu di rumah sakit, apakah ada pantangan. Diet nifas ±
2.500 Kal, eukup protein banyak sayur dan buah, minum ± 3000 cc perhari.

- Pola miksi dan defekasi : kebiasan buang air besar dan buang air kecil pada saat
harnil dan saal nilas, apakah sudali hisa miksi sendiri, apakah ada rasa nyeri pada
waktu miksi, berapa kali dalam sehari. Kapan terakhir kali defekasi, apakah
normal ?

k) Data Obyektif

Pemeriksaan fisik khusus

- Mammae : adakah ketegangan atau nyeri tekan

- Putting susu : menonjol datar atau masuk ke dalam

- Produksi ASI: belum keluar pada hari I dan U kolostrum sudah keluar

- Perut : kendor atau tegang

- Tinggi F.U : normalnya hari 1 –2 jari di bawah pusat

- Kontraksi uterus : keras atau lembek

- Kandung kemih : kosong dan penuh


- Vulva : oedema atau tidak

- Pengeluaran lochea : pada 6 jam pertama lochea rubra sampai dengan 2


hari post partum. ban normal atau busuk.

- Perineum : ada luka jahilan perineum (bekas episiotomi medio lateralis atau
medialis) hers ih atau kotor, adakah tanda-tanda infeksi (rubor, tumor, dolor,
kalor dan fungsiolesa).

l) Pemeriksaan penunjang

Hb normal > 11 gram %

 Interpretasi Data

Melakukan identifikasi yang benar terhadap masalah atau diagnosa


berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan.
Diagnosa, masalah dan kebutuhan bayi berat lahir rendah tergantung dari hasil
pengkajian.

 Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial

Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial yang mungkin akan terjadi


berdasarkan masalah atau diagnosa yang sudah diidentifikasi.Potensial terjadi infeksi

 Identifikasi Kebutuhan akan Tindakan Segera atau Kolaborasi

Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan / dokter dan atau untuk
dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain
sesuai dengan kondisi pasien.

m) Intervensi

Merencanakan asuhan menyeluruh yang rasional sesuai dengan temuan dari


langkah sebelumnya.

n) Implementasi

Meliputi tindakan-tindakan atau penerapan dari rencana yang telah dibuat


beserta tanggal dan jam kegiatan yang dilakukan.

o) Evaluasi

Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan, ulangi kembali


proses manajemen denganbenar terhadap setiap aspek asuhan yang sudah
dilaksanakan tetapi belum efektif atau merencanakan

Anda mungkin juga menyukai