KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI
DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL HUTAN
Gedung Manggala Wanabakti Blok I Lt. XI JI. Jend Gatot Subroto Jakarta 10270
Telepon : (021) $730378, 5730379 Fax.: $737093 Kotak Pos : 55 JIKWB.
Yth.:
1. Kepala Dinas yang membidangi Kehutanan Provinsi
2. Kepala Balai Pengelolaan Hutan Produksi Wilayah I s.d. XVI
3. Direktur Lembaga Penilai dan Verifikasi Independen
SURAT EDARAN
NoMOR: SF: 3/aeng 7. spun un. 5 [1b fiole
TENTANG
PEMANFAATAN DAN PEREDARAN SONOKELING (DALBERGIA LATIFOLIA)
1,Umum
COP CITES ke 17 di Johanessburg, Afrika Selatan telah menaikkan status
jenis kayu Sonokeling ke dalam list CITES Appendix IT yang mulai berlalcu
2 Januari 2017. Maka untuk peredaran di dalam dan luar negeri
terhadap kayu tersebut mengikuti mekanisme yang diatur di dalam
Keputusan Menteri Kehutanan nomor 447/Kpts-II/2003 tentang Tata
Usaha Pengambilan atau Penangkapan dan Peredaran Tumbuhan dan
Satwa Liar.
2. Maksud dan Tujuan
Memberikan penjelasan mengenai pelaksanaan pemanfaatan dan
peredaran kayu Sonokeling di dalam dan ke luar negeri yang meliputi :
2.1, Sebelum 2 Januari 2017
2.2. Sejak 2 Januari 2017
3. Ruang Lingkup
3.1. Pemegang Izin Usaha Industri.
3.2. Eksportir.
3.3, LP&VI.
4. Dasar
4.1. Notifisation to the Parties CITES No.2016/057 tanggal 7 November
2016 tentang Amendments to Appendices ! and II of the Convention.
4.2. Kepmenhut Nomor 447/Kpts-lI/2003 tentang Tata Usaha
Pengambilan atau Penangkapan dan Peredaran Tumbuhan dan
Satwa Liar.
4.3. PermenLHK Nomor P.30/Menlhk/Setjen/PHPL.3/3/2016 tentang
Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan Verifikasi
Legalitas Kayu pada Pemegang Izin atau pada Hutan Hak.
§, Pengaturan pengumuman sebagaimana dimaksud Butir 2:
5.1. Sebelum 2 Januari 2017.
a. Pelaka usaha belum diwajibkan memiliki Izin Edar dari
Management Authority (MA) CITES Indonesia dalam hal ini
Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati.b. Peredaran di dalam negeri belum wajib menggunakan SATS-DN,
tetapi dapat menggunakan dokumen penatausahaan hasil hutan.
c. Untuk ekspor dan dipertanyakan oleh MA CITES negara tujuan,
maka MA di Indonesia akan menerbitkan surat keterangan CITES.
5.2. Sejak 2 Januari 2017.
a, Pelaku usaha wajib memiliki Izin Edar dari MA CITES Indonesia.
b. Peredaran di dalam negeri wajib menggunakan SATS-DN.
¢. Untuk ekspor wajib menggunakan CITES Permit (SATS-LN) dengan
syarat :
Izin Pengedar Tanaman dan Satwa Liar dari Ditjen KSDAE,
Dokumen asal usul produk (skshh),
- Sertifikat Legalitas Kayu atau bukti pengurusan S-LK,
Berita Acara Pemeriksaan stock kayu dati UPT Ditjen KSDAE
dan Dinas Kehutanan atau Perum Perhutani, dan
Rekomendasi (Form C) dari UPT Ditjen KSDAE.
6. Untuk informasi lebih lanjut mengenai pemanfaatan dan peredaran kayu
yang termasuk dalam CITES dapat menghubungi CITES MA Indonesia,
email: macites@menlhk.go.id.
Demikian untuk menjadi perhatian dan dilaksanakan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal \6 Desember 201%
DIREKTUR,
y ~ Dr, Ir. Rufi'ie, M.Sc.
NIP. 19601207 198703 1 005
Tembusan : |
1. Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (sebagai laporan);
2. Bselon II lingkup Direktorat Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari;
3. Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati, Ditjen KSDAE.