ID Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang PDF
ID Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang PDF
” 149
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN DIARE
PADA BALITA
The Correlation Between Mother’s Knowledge On Diarrhea Prevention Behaviors Of Diarrhea In Chindren
Under Five
1 1
Uswatun Khasanah Galuh Kartika Sari
STIKes Yogyakarta
ABSTRAK
Latar Belakang : Kematian balita di Indonesia yang disebabkan oleh diare sering mengalami kenaikan. Oleh sebab
itu perlu adanya pencegahan dan penanganan yang cepat dan tepat untuk mengurangi angka kejadian diare pada
balita dan mewujudkan salah satu tujuan MDG’s pada tahun 2015. Dari hasil wawancara pada 11 ibu yang memiliki
balita masih ada 3 ibu yang tidak mengetahui cara penularan diare dan pencegahan diare.Tujuanpenelitian ini
diketahuinya hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang diare dengan perilaku pencegahan diare pada balita di
wilayah kerja Puskesmas Kotagede II Yogyakarta.
Metode : Jenis penelitian ini meupakan Kuantitatif Korelasionaldengan pendekaan Cross Sectional. Instrumen
penelitian berupa kuesioner tertutup yang sudah dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Populasi penelitian sebanyak
72 ibu, sampel sejumlah 61 ibu dengan metode Total Sampling. Teknik analisa data menggunakan analisa univariat
dan bivariat uji korelasi Kendal Tau.
Hasil : Tingkat pengetahuan ibu tentang diare sebagian besar berada dalam kategori cukup (54,1 %) dan perilaku
pencegahan diare dalam kategori positif (77%). Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu tentang
diare dengan perilaku pencegahan diare pada ibu di wilayah kerja Puskesmas Kota Gede II Yogyakarta dengan nilai
korelasi Kendall Tau sebesar 0,416 dengan p value 0,000.
Kesimpulan : Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan tentang diare dengan perilaku pencegahan diare
pada ibu di wilayah kerja Puskesmas Kota Gede II Yogyakarta.
ABSTRACT
Background : The infant mortality in Indonesia's caused by diarrhea is often increased . Therefore, the need for
prevention and quick and precise handling to reduce the incidence of diarrhea in infants and realizing one of the MDG
's by 2015. Interviews from 11 mothers who have children there are three mothers don’t know the mode of
transmission of diarrhea and prevention of diarrhea. Objectivethe research is knowing the correlation between
mother’s knowledge on diarrhea prevention behaviors of diarrhea in children under five health centers in the region of
Kotagede II Yogyakarta.
Methode : The research type was a survey analytic with cross sectional approach. The research instrument was a
close questionnaire which was done the validity and reliability test. The research population was 72 mothers, the
sample numbered 61 mothers taken by a purposive sampling. The data analysis technique used an univariat and
bivariat with the Kendall Tau.
Result : The level of knowledge of mothers about diarrhea mostly in the category fairly (54,1 %) and behavioral
prevention of diarrhea in the positive category (77%). There is a significant correlation between knowledge about the
prevention of diarrhea with diarrhea in maternal behavior in Puskesmas Kotagede II Yogyakarta shown from Kendall
Tau correlation value calculated 0,416 with p value 0,000.
Conclusion : There was a significant correlation between mother’s knowledge on diarrhea prevention behaviors of
diarrhea in chindren under five health centers in the region of Kotagede II Yogyakarta.
2010:91). Menurut Hanum Marimbi (2010)16 kenaikan. Oleh sebab itu perlu adanya
Balita yaitu bayi dan anak yang berusia 5 pencegahan dan penanganan yang cepat dan
tahun ke bawah. tepat untuk mengurangi angka kejadian diare
Diare menyebar dan menginfeksi anak pada balita dan mewujudkan salah satu tujuan
melalui empat faktor, yaitu food(makanan), MDG’s pada tahun 2015 yaitu, menangani
feces(tinja), fly (udara), dan finger(tangan). penyakit menular paling berbahaya dan
Oleh karena itu, untuk mencegah agar mengurangi dua pertiga angka kematian anak
penyakit ini tidak menyebar dan menular, cara dibawah usia lima tahun.
yang paling praktis adalah memutuskan rantai Diare kebanyakan disebabkan oleh
penularan tersebut. Faktor kebersihan menjadi beberapa infeksi virus tetapi juga seringkali
faktor yang penting untuk menghindari anak akibat dari racun bakteria. Dalam kondisi
dari penyakit diare8. hidup yang bersih dan dengan makanan
Survei morbiditas yang dilakukan oleh mencukupi dan air tersedia, pasien yang sehat
Subdit Diare, Departemen Kesehatan dari biasanya sembuh dari infeksi virus umum
tahun 2000 s/d 2010 terlihat kecenderungan dalam beberapa hari dan paling lama satu
insidens naik. Pada tahun 2000 IR penyakit minggu. Namun untuk individu yang sakit atau
Diare 301/ 1000 penduduk, tahun 2003 naik kurang gizi, diare dapat menyebabkan
menjadi 374 /1000 penduduk, tahun 2006 naik dehidrasi yang parah dan dapat mengancam
menjadi 423 /1000 penduduk dan tahun 2010 jiwa bila tanpa perawatan. Diare dapat
menjadi 411/1000 penduduk. Kejadian Luar menjadi gejala penyakit yang lebih serius,
Biasa (KLB) diare juga masih sering terjadi, seperti disentri, kolera atau botulisme, dan
dengan Care Fertility Rate(CFR) yang masih juga dapat menjadi indikasi sindrom kronis
tinggi. Pada tahun 2008 terjadi KLB di 69 seperti penyakit Crohn.
Kecamatan dengan jumlah kasus 8133 orang, Kebijakan yang ditetapkan pemerintah
kematian 239 orang (CFR 2,94%). Tahun dalam menurunkan angka kesakitan dan
2009 terjadi KLB di 24 Kecamatan dengan kematian karena diare mengikuti manajemen
jumlah kasus 5.756 orang, dengan kematian utama diare yang disosialisasikan oleh
100 orang (CFR 1,74%), sedangkan tahun DepKes dan IDAI, yaitu “Lima Langkah
2010 terjadi KLB diare di 33 kecamatan Tuntaskan Diare” (LINTAS DIARE) yang
dengan jumlah penderita 4204 dengan mencakup: (1) Oralit formula baru (2)
kematian 73 orang (CFR 1,74 %) (Depkes, Pemberian zink selama 10 hari (3)
2011:1). Dari data tersebut dapat disimpulkan Melanjutkan pemberian ASI dan makanan (4)
bahwa kematian balita di Indonesia yang Pemberian antibiotik selektif sesuai indikasi
disebabkan oleh diare sering mengalami dan (5) Konseling ibu. Untuk diare yang
152 Jurnal Kesehatan “Samodra Ilmu” Vol. 07 No. 02 Juli 2016
disebabkan oleh rotavirus (tinja tanpa darah, Hidrosefalus, Sepsis, Tetanus, Campak, TB,
muntah dan dehidrasi berat, diare berat, mal nutrisi, dan penyakit komplikasi lain
demam), tentu saja antibiotik tidak diberikan. (66,66%). Sedangkan untuk penyebab
Tatalaksana tersebut berhasil menurunkan kematian anak balita usia (12-59 bulan)
angka kematian, namun belum bisa adalah diare (28,57%), Demam Berdarah
menurunkan angka kejadian diare. Karena Dengue (14,8%) dan penyebab lain seperti
diare rotavirus tidak dapat diatasi dengan Pneumonia, Campak, TB, Tenggelam, dan
upaya preventif standar saja. Maka menuntut Malaria (57,14%). Dari data tersebut dapat
adanya terobosan baru dalam mengatasi disimpulkan angka kematian balita di
masalah kesehatan akibat rotavirus, yaitu Yogyakarta yang disebabkan diare masih
dengan vaksin. Tahun 2006 Vaksin Rotavirus termasuk tinggi, padahal seharusnya angka
mulai diedarkan setelah penelitian-penelitian kejadian diare di Yogyakarta sudah menurun
yang membuktikan efikasi dan keamanannya karena banyak masyarakat yang
di negara-negara menengah ke atas dan berpendidikan tinggi dan kemungkinan
negara Asia Afrika. Pada bulan April 2009, memiliki pengetahuan yang tinggi pula, maka
WHO merekomendasikan semua lembaga dari itu perlu adanya suatu tindakan atau
kesehatan di dunia untuk memberikan suatu program untuk mengurangi angka
vaksinasi rotaviruspada program imunisasi kejadian diare dengan langkah preventif atau
nasional. WHO menyatakan bahwa pencegahan.
pengembangan vaksin rotavirus yang aman Dari studi pendahuluan di Puskesmas
dan terjangkau harusmenjadi prioritas Kotagede II Yogyakarta didapatkan jumlah
internasional dan WHO mendukung penuh kasus diare pada tahun 2014 sebanyak 80
kolaborasi Australia dan Indonesia dalam kasus dari jumlah balita usia 1-5 tahun ada
pengembangan vaksin RV3 (Depkes, RI 731 balita. Dari hasil wawancara pada 11 ibu
2011:37). yang memiliki balita 2015 di Posyandu Empu
Menurut data Dinas Kesehatan Kota Kunir Kota Gede Yogyakarta (Wilayah kerja
Yogyakarta tahun 2014, penyebab kematian Puskesmas Kotagede II Yogyakarta) terdapat
bayi (0-28 hari) yang terbanyak adalah Berat 2 ibu yang sudah mengetahui penularan diare
Badan Lahir Rendah (36,58%) dan Asfiksia melalui feses, udara, tangan, dan makanan
(26,82%), sedangkan balita (29 hari-11 bulan) serta mengetahui pencegahan diare seperti
penyebab kematian adalah diare (19,04%), membuang tinja dengan benar, menggunakan
pnemounia (14,28%), dan penyebab lain air yang bersih, dan cuci tangan sebelum
sepertiMeningitis, kelainan saluran makan, 6 ibu yang mengetahui penularan
pencernaan, kelainan jantung kongenital dan diare melalui udara saja serta mengetahui
Uswatun Khasanah, G., “Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu ....” 153
pencegahan diare dengan mencuci tangan Februari-Juli 2015. Instrumen dalam penelitian
sebelum makan, dan 3 ibu yang tidak ini adalah kuesioner. Dalam menguji korelasi
mengetahui cara penularan diare dan dua variabel ini digunakan Korelasi Kendal
pencegahan diare. Berdasarkan latar Tau.
belakang tersebut, maka penulis ingin
mengetahui bagaimana “Hubungan Tingkat HASIL PENELITIAN
Pengetahuan Ibu tentang Diare Dengan 1. Pengetahuan Ibu tentang Diare
Perilaku Pencegahan Diare Pada Balita. Gambaran pengetahuan ibu tentang diare
METODE PENELITIAN dapat dilihat pada Tabel 1.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian Tabel 1: Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu
tentang Diare
kuantitatif korelasional, dengan pendekatan Kategori Frekuensi Presentase
Pengetahuan (n) (%)
waktu cross sectional. Populasi dalam Baik 12 19,7
Cukup 33 54,1
penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki Kurang 16 26,2
balita usia 1-5 tahun di wilayah kerja Jumlah 61 100
Puskesmas Kotagede II Yogyakarta dibatasi
pada Posyandu Empu Kunir. Sampel pada Berdasarkan Tabel 1 dapat
penelitian ini adalah ibu yang memiliki balita diketahui sebagian besar responden
usia 1-5 tahun baik yang sudah pernah mempunyai pengetahuan tentang diare
mengalami diare maupun belum mengalami dalam kategori cukup sebanyak 33 orang
diare yang berkunjung di Posyandu Empu (54,1 %). Ibu balita yang mempunyai
Kunir wilayah kerja Puskesmas Kotagede II pengetahuan tentang diare dalam kategori
sebanyak 47 orang (77 %), sedangkan yang berperilaku negatif ada 14 orang (23 %).
Perilaku Pencegahan
Pengetahuan tentang Juml Diare
%
Diare ah Negatif Positif
N % n %
Baik 12 0 0 12 19,7 19,7
Cukup 33 3 4,90 30 49,2 54,1
Kurang 16 11 18,0 5 8,2 26,2
Total 61 14 23,0 47 77,0 100
kejadian diare pada bayi usia 0-6 bulan di 19. Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Metodologi
puskesmas Kasihan I Bantul Yogyakarta Penelitian Kesehatan. Jakarta:Rineka
tahun 2011.Karya Tulis Ilmiah. Stikes Cipta.
Ahmad Yani Yogyakarta. 20. Nurapni, Tira. 2013. Hubungan kejadian
14. Machfoedz, Ircham. 2012. Bio Statistika diare akut dengan status gizi balita di
Bidang Kesehatan, Keperawatan, Puskesmas Umbulharjo 1
Kebidanan, Kedokteran. Yogyakarta: Yogyakarta.Karya Tulis Ilmiah. Stikes
Penerbit Fitramaya. Yogyakarta.
15. Malikhah, Lina. 2012. Gambaran 21. Rahma,Nur Azazi. 2014. Hubungan
Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dalam pengetahuan ibu tentang diare pada balita
Pencegahan Dan Penanggulangan dengan praktek penanganan awal diare di
Secara Dini Kejadian Diare Pada Balita Di Puskesmas Umbulharjo I
Desa Hegarmanah Jatinangor. Diunduh Yogyakarta.Karya Tulis Ilmiah. Stikes
tanggal 7 Februari 2015. Yogyakarta.
16. Marimbi, Hanum.2010. Tumbuh 22. Riskesdas . 2013. Diunduh tanggal 08
Kembang, Status Gizi, Dan Imunisasi April 2015 dari
Dasar Pada Balita. Yogyakarta:Nuha https://www.selasar.com/gaya-
Medika. hidup/sebaran-penyakit-di-indonesia
17. Maryunani, Anik. 2010. Ilmu Kesehatan 23. Sulistyaningsih. 2011.
Anak Dalam Kebidanan. Jakarta: CV. MetodologiPenelitian Kebidanan:
Trans Info Medika. Kuantitatif-Kualitatif. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
18. Maulana, Irvan. 2015. Diare. Di unduh 24. Wawan dan dewi. 2010. Teori dan
tanggal 14 April 2015 dari pengukuran Pengetahuan, sikap dan
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Diare. perilaku manusia. Yogyakarta. Nuha
Medika.