1. PENDAHULUAN
dari pasien dengan tuberkulosis paru aktif, udara yang terhirup akan mencapai
alveoli, kemudian akan difagosit dengan cepat oleh makrofag sebagai respon
imun yang paling sering dapat membunuh bakteri yang masuk. Apabila bakteri
dapat bertahan dari sistem ini, bakteri akan aktif membelah diri di dalam
makrofag, berdifusi ke dalam sel yang berdekatan termasuk sel epitel endotel,
bakteri bertambah banyak, selama tahap awal infeksi, MTB dapat berdifusi ke
menginfeksi sel-sel lain, yang kemudian akan memicu respon imun adaptif terjadi
migrasi netrofil, limfosit dan sel imun lainnya ke tempat awal terjadi infeksi awal
yang terinfeksi, droplet yang terakumulasi diudara karena ukuran tetesan sangat
kecil dan dapat tetap di udara selama beberapa jam dan dapat mencapai saluran
pernafasan terdalam ketika dihirup, rumah adalah tempat yang paling rentan
berdasarkan hasil uji statistik terdapat hubungan antara pemeriksaan Basil Tahan
Asam (BTA) sputum positif dengan kontak bersama dalam satu kamar tidur
(OR=3.07, 95% CI= 1.02-9.25, P<0.05) dan risiko penularan tertinggi terjadi
2. PERUMUSAN MASALAH
dan merupakan hal yang penting dalam pengendalian tuberkulosis.(Aman & Zeidan,
2017)(Eom et al., 2018) Ada peningkatan risiko pajanan terhadap penyakit pada
kontak serumah dibandingkan dengan populasi lainnya, dimana hal tersebut sangat
erat kaitannya dengan tingkat infektifitas pasien, lama paparan, kedekatan kontak
dan kerentanan kontak. Kasus baru ditemukan 3,5-5,5% pada orang kontak serumah
atau orang terdekat padahal tidak terdiagnosa tuberkulosis aktif sebelumnya. Skrining
pemeriksaan dahak dan kultur, tes cepat molekuler GeneXpert, tes kulit tuberkulin
2
Berdasarkan penelitian pada 56 anak usia 3-7 tahun kontak serumah dan diketahui 28
anak telah diimunisasi BCG, anak tidur dengan penderita tuberkulosis, 37 diantaranya
Upaya identifikasi tuberkulosis laten terhadap kontak serumah juga telah telah
sel darah, uji tuberkulin dan foto torax yang dilakukan pemantauan selama 18 bulan,
memiliki hubungan yang sangat kuat dengan risiko berkembang menjadi penyakit
monosit darah perifer dan respon terhadap uji tuberculin adalah merupakan biomarker
untuk mengidentifikasi penularan kontak serumah dari penderita tuberkulosis, hal ini
klinik dan rujukan pemeriksaan Tes Cepat Molekuler (TCM) di Balai Besar
terdiri dari (MTB Detected High sebanyak 12 (10,8%), MTB Detected Low
sebanyak 15 (13,5%), MTB Detected Medium sebanyak 3 (2,7%) dan MTB Not
detected 81 (73%). Hasil TCM dikonfirmasi dengan kultur sebagai metode gold
3
standar memiliki kesesuaian yang sangat tinggi yaitu diperoleh hasil positif 30
(27,03%) sampel positif dengan hasil sebagai berikut Positif 3+ sebanyak 7 sampel
infeksi tanpa adanya gejala sehingga perlu dilakukan metode pemeriksaan yang dapat
menunjukkan terjadinya penularan melalui respon imun yaitu dengan uji tuberkulin
3. TINJAUAN PUSTAKA
dunia. Berdasarkan data WHO pada tahun 2015 diperkirakan terjadi 10,4 juta kasus
baru dimana 56% pada laki-laki , 34% pada perempuan dan 10% kasus pada anak-
anak. Enam negara yaitu India, China, Nigeria, Pakistan, Afrika Selatan termasuk
Indonesia menyumbang 60% dari jumlah kasus baru tersebut. Di seluruh dunia
penurunan angka kejadian TB masih berkisar 1,5% pada tahun 2014-2015 dan harus
hanya 125.000 (20%) kasus yang terlaporkan, selain itu juga dilaporkan 55% pasien
4
TB disertai hasil tes HIV, proporsi pasien HIV dengan antiretroviral virus
yang menyebar dari orang ke orang melalui udara. TB yang paling umum terjadi
yaitu TB paru (Pulmonary TB) akan tetapi dapat menyerang pula organ atau jaringan
lainnya seperti otak atau tulang, diluar dari organ paru (extra-pulmonary TB). Tanda
dan gejala TB paru yaitu batuk sekurangnya dua minggu, demam, menggigil,
berkeringat malam, penurunan berat badan, haemoptysis (batuk berdarah) dan merasa
lelah. Untuk gejala TB ektra paru gejala tergantung tempat infeksi. (Steingart KR,
menyemprot saat batuk, bersin dan berbicara dari seseorang yang terinfeksi, droplet
yang terakumulasi diudara karena ukuran tetesan sangat kecil (diameter <5-10 µm)
sehingga mudah kering dengan cepat dan dapat tetap di udara selama beberapa jam
dan dapat mencapai saluran pernafasan terdalam ketika dihirup. Rumah adalah tempat
yang paling rentan untuk kontak dengan droplet penderita TB dan merupakan faktor
keluar menjadi droplet nuclei dalam udara sekitar kita. Partikel ini dapat menetap
dalam udara bebas selama 1–2 jam tergantung pada ada-tidaknya sinar ultraviolet,
ventilasi yang buruk dan kelembaban. Dalam suasana lembab dan gelap kuman dapat
bertahan berhari-hari sampai berbulan-bulan. Bila partikel infeksi ini terisap oleh
5
orang yang sehat, maka akan menempel pada saluran nafas atau jaringan paru.
Partikel bisa masuk ke alveolar paru bila ukurannya < 5 µm. karena ukurannya yang
sangat kecil, kuman TB dapat mencapai alveolus. Masuknya kuman TB ini akan
segera diatasi oleh mekanisme imunologik tubuh yang non spesifik. Makrofag
menghancurkan sebagian besar kuman TB. Sebagian orang yang terinfeksi kuman TB
akan menjadi sakit primer (infeksi primer) yang biasanya terlokalisir di paru dan
limfonodi regional dalam cavum thoracis. Pada infeksi primer biasanya pasien tidak
mengeluh terhadap infeksi primernya, namun hasil tes tuberkulinnya positif. Pada
sebagian kecil kasus, makrofag tidak mampu menghancurkan kuman TB dan kuman
membelah diri setiap 25–32 jam di dalam makrofag dan tumbuh selama 2-12 minggu
hingga jumlahnya cukup untuk menginduksi respon imun. Lokasi pertama koloni
kelenjar regional, yaitu kelenjar limfe yang mempunyai saluran limfe ke lokasi focus
(limfangitis) dan dikelanjar limfe (limfadenitis) yang terkena. Jika focus primer
terletak dilobus paru bawah atau tengah, kelenjar limfe yang akan terlibat adalah
kelenjar limfe parahilus, sedangkan jika fokus primer terletak di apeks paru, yang
6
antara focus primer, kelenjar limfe regional yang membesar (limfadenitis) dan saluran
kompleks primer secara lengkap disebut sebagai masa inkubasi TB. Hal ini berbeda
dengan pengertian masa inkubasi pada proses infeksi lain, yaitu waktu yang
diperlukan sejak masuknya kuman hingga timbulnya gejala penyakit. Masa inkubasi
12 minggu. Dalam masa inkubasi tersebut, kuman tumbuh hingga mencapai jumlah >
100 kuman, yaitu jumlah yang cukup untuk merangsang respon imunitas seluler
Kuman yang bersifat dormant (tidur) pada TB primer akan muncul bertahun-
imunitas tubuh menurun seperti pada penyakit malnutrisi, DM, HIV/AIDS, kanker,
ginjal, alcoholism dll. TB sekunder ini dimulai dengan sarang dini yang beralokasi di
regio atas paru (bagian apical-posterior lobus superior atau inferior). Invasinya adalah
kedaerah parenkim paru dan tidak ke nodul hilus paru. Sarang dini ini mula – mula
juga berbentuk sarang pneumonia kecil. Dalam 3 – 10 minggu sarang ini menjadi
tuberkel yaitu granuloma yang terdiri dari sel-sel Histiosit dan Datia-Langhans (sel
besar dengan banyak inti) yang dikelilingi oleh sel limfosit dan berbagai jaringan ikat.
7
TB sekunder juga dapat berasal dari infeksi eksogen dari usia muda menjadi TB usia
Gejala Tuberkulosis
Gejala utama pasien TB paru adalah batuk berdahak selama 2 minggu atau
lebih. Batuk dapat diikuti gejala tambahan yaitu dahak bercampur darah, batuk darah,
sesak nafas, badan lemas, malaise, nafsu makan menurun, berat badan menurun,
berkeringat pada malam hari tanpa kegiatan fisik, dan demam meriang lebih dari satu
bulan.
Pada TB ekstra paru, gejala dan keluhan tergantung pada organ yang terkena,
misalnya kaku kuduk pada meningitis TB, nyeri dada pada TB pleure (Pleuritis),
paru di Indonesia saat ini masih tinggi, maka setiap orang yang datang ke Pelayanan
Kesehatan dengan gejala tersebut diatas, harus dianggap sebagai seorang “suspek
tuberkulosis” atau tersangka penderita TBC, dan perlu dilakukan pemeriksaan dahak
secara mikroskopis kovensional (Kemenkes, 2016). Tanda dan gejala TB paru yaitu
berat badan, haemoptysis (batuk berdarah) dan merasa lelah. Untuk gejala TB ektra
paru gejala tergantung tempat infeksi. (Steingart KR, Schiller I, Horne DJ, PaiM,
8
Infeksi tuberculosis terjadi ketika basil tuberculosis menyebar di udara dari
pasien dengan tuberculosis paru aktif, udara yang terhirup akan mencapai alveoli,
kemudian akan difagosit dengan cepat oleh makrofag sebagai respon imun yang
paling sering dapat membunuh bakteri yang masuk. Apabila bakteri dapat bertahan
dari sistem ini, bakteri akan aktif membelah diri di dalam makrofag, berdifusi ke
dalam sel yang berdekatan termasuk sel epitel endotel, setelah beberapa minggu
selama tahap awal infeksi, MTB dapat berdifusi ke organ lain melalui limfatik dan
penyebaran hematogen sehingga dapat menginfeksi sel-sel lain, yang kemudian akan
memicu respon imun adaptif terjadi migrasi netrofil, limfosit dan sel imun lainnya ke
tempat awal terjadi infeksi awal membentuk granuloma, sehingga bakteri terisolasi
proliferasi dalam sel fagosit. Sebagian ada yang mati dan sebagian ada yang tinggal
dormant. Pada saat yang sama, pada individu yang terinfeksi terbentuk imunitas sel T
yang spesifik. Setelah terbentuk imunitas, reaksi granulomatosa dapat terjadi pada
lokasi bakteri persisten atau pada paparan bakteri berikutnya. Jadi imunitas
9
4. TUJUAN KEGIATAN
deteksi dini penularan penyakit tuberkulosis pada anggota keluarga kontak serumah,
melalui reaksi imunologis yang menandakan telah terjadi paparan bakteri penyebab
keluarga melalui batuk-batuk atau berinteraksi setiap hari dengan penderita aktif .
5. MANFAAT KEGIATAN
keluarga kontak serumah sehingga dapat terdeteksi dengan cepat apabila terjadi
tuberkulosis paru.
6. KHALAYAK SASARAN
5. METODE PENGABDIAN
10
telah diketahui pada penelitian sebelumnya melalui metode teknik cepat molekuler
dan kultur. Dari data tersebut kemudian ditelusuri alamat rumah pasien sesuai yang
tertera di informed consent dengan menghubungi lewat telepon terlebih dahulu untuk
pengetahuan keluarga tentang penularan TB, data jumlah anggota keluarga yang
tinggal serumah dengan penerita dan kondisi fisik rumah metode observasi dengan
kuisioner yang diperoleh diolah dan hasil pemeriksaan disajikan dalam bentuk tabel.
8. KETERKAITAN
BBKPMM Makassar.
9. RANCANGAN EVALUASI
tuberkulin dengan melihat jumlah anggota keluarga yang tertular oleh bakteri yang
diakibatkan karena tinggal serumah. Hasil uji tuberculin merupakan indikator telah
11
tuberkulosis terhadap anggota keluarga kontak serumah, dan uji merupakan skrining
terhadap terjadinya infeksi tuberkulosis sebelum menimbulkan gejala yang khas dari
pasien tuberkulosis.
meliputi :
a. Indikator Input, adanya kerjasama yang baik antara petugas kesehatan dengan
pihak keluarga pasien yang dengan kesadaran akan manfaat pengabdian sehingga
dapat ikut serta secara aktif dalam keseluruhan proses pengabdian, baik dari
baik, dilaksanakan oleh tenaga kesehatan yang kompeten dan menggunakan alat
dan bahan yang memenuhi standar, mengikuti prosedur pemeriksaan yang baik
12
10. JADWAL PELAKSANAAN
13
11. RENCANA ANGGARAN BELANJA
14
DAFTAR PUSTAKA
15
Nair, D., Rajshekhar, N., Klinton, J. S., Watson, B., Velayutham, B., Tripathy, J. P.,
Swaminathan, S. (2016). Household contact screening and yield of tuberculosis
cases-a clinic based study in Chennai, South India. PLoS ONE, 11(9), 1–10.
https://doi.org/10.1371/journal.pone.0162090
Rakotosamimanana, N., Richard, V., Raharimanga, V., Gicquel, B., Doherty, T. M.,
Zumla, A., & Razanamparany, V. R. (n.d.). Biomarkers for risk of developing
active tuberculosis in contacts of TB patients : a prospective cohort study, 1095–
1103. https://doi.org/10.1183/13993003.00263-2015
Steingart KR, Schiller I, Horne DJ, PaiM, Boehme CC, D. N., & This. (2014).
Xpert® MTB/RIF assay for pulmonary tuberculosis and rifampicin resistance in
adults (Review). The Cochrane Library, (1), 1–168.
https://doi.org/10.1002/14651858.CD009593.pub3
16
Lampiran a. Biodata Ketua dan Anggota Tim Pengusul
BIODATA KETUA
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan Novi Utami Dewi SKM., M.Kes
gelar)
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Jabatan Fungsional Lektor
4 NIP/NIK/Identitas lainnya 197611022001122001
5 NIDN 4002117601
6 Tempat dan Tanggal Lahir Rangkasbitung, 2 Nopember 1976
7 E-mail utaminovi@gmail.com
8 Nomor Telepon/HP 082187486222
9 Alamat Kantor Jl. Wijaya Kusuma Raya No 56
10 Mata Kuliah yang Diampu 1. Parasitologi I
2. Parasitologi II
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA DIII S-1 S-2
Nama SDN SMPN SMA 15 Akademi Universitas Universitas
Institusi Sukasari 26 Bandung Analis Indonesia Padjajaran
II Bandung Kesehatan Timur
Bandung Depkes
Bandung
Bidang Kelas Analis Kesehatan IKD
Ilmu Fisika Kesehatan Lingkungan (Mikrobiologi
(A1) /Kesehatan & Parasitologi)
Kerja
Tahun 1982- 1989- 1991- 1994-1997 2004-2006 2009-2012
Masuk 1988 1991 1994
Lulus
17
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral presentation) dalam 5 Tahun Terakhir
No Nama TemaSeminar Waktu dan Tempat
Pertemuan
Ilmiah/Seminar
1 Seminar “Future Molecular Diagnostic in Auditorium
Nasional Laboratory Medicine: Challenges Direktorat
for Medical Technologist” Poltekkes
Makassar
14 September 2012
2 Seminar The 2nd International Conference Auditorium Prof.
Internasional On Environmental Risks And Public Amiruddin 1 FK
ICER-PH Health Global Environtmental UNHAS Makassar
Change And The Public Health 10-12 April 2015
Impact
E. Kegiatan Pengabmas
“Identifikasi Mycobacterium tuberculosis Paru Pada Warga Masyarakat
Kelurahan Bara-baraya Kecamatan Makassar Tahun 2015”
“Peningkatan Kapasitas Tenaga Kesehatan Dalam Penanggulangan Penyakit
Kecacingan di SD Inpres Lae-lae II Kelurahan Untia Tahun 2017”
18
Kabupaten Gowa dengan Menggunakan
Teknik PCR
2 2013 Identifikasi Mycobacterium tuberculosis Risbinakes 10
Menggunakan Medium Cair MGIT
(Mycobacterium Growth Tube) Pada
Aspirat Kelenjar Getah Bening
3 2015 Efektivitas Instalasi Pengolahan Air Risbinakes 10
Limbah (IPAL) Dalam Menurunkan
Kadar pH, BOD, COD, TSS Dan Fosfat
Di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar
*Tuliskan sumber pendanaan baik dari skema penelitian maupun dari sumber
lainnya
19
Biringkanaya Kelurahan Untia Kesehatan
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Pengabdian Masyarakat bagi Dosen
20
BIODATA ANGGOTA
A. Identitas
B. Riwayat Pendidikan
21
22
Lampiran b. Gambaran Penerapan Pengabdian Kepada Masyarakat
PERMASALAHAN
Metode Kegiatan