RSUD TOBELO
KABUPATEN
HALMAHERA UTARA
2018
Pedoman Pelayanan ICU 2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Instalasi Rawat Intensif (IRI) / Intensive Care Unit (ICU) adalah suatu bagian dari
rumah sakit yang mandiri (instalasi dibawah direktur pelayanan), dengan staf yang
khusus dan perlengkapan yang khusus yang ditujukan untuk observasi, perawatan dan
terapi pasien-pasien yang menderita penyakit, cedera atau penyulit-penyulit yang
mengancam nyawa atau potensial mengancam nyawa dengan prognosis dubia. IRI/
ICU menyediakan kemampuan dan sarana, prasarana serta peralatan khusus untuk
menunjang fungsi-fungsi vital dengan menggunakan ketrampilan staf medik, perawat
dan staf lain yang berpengalaman dalam pengelolaan keadaan-keaadaan tersebut.
Kematian pasien yang mengalami pembedahan terbanyak timbul pada saat
pasca bedah. Pada sekitar tahun 1860, Florence Nightingale mengusulkan anestesi
sampai ke masa pasca bedah. Dimulai sekitar tahun 1942, Mayo Clinic membuat suatu
ruangan khusus dimana pasien-pasien pasca bedah dikumpulkan dan diawasi sampai
sadar dan stabil fungsi vitalnya, serta bebas dari pengaruh sisa obat anestesi.
Keberhasilan unit pulih sadar merupakan awal dipandang perlunya untuk melanjutkan
pelayanan serupa tidak pada masa pulih sadar saja, namun juga pada masa pasca
bedah.
Evolusi IRI/ICU bermula dari timbulnya wabah poliomelytis di Scandinavia pada
sekitar awal tahun 1950, dijumpai kematian yang disebabkan kelumpuhan otot-otot
pernafasan. Dokter spesialis antologi yang dipelopori oleh BjØrn Ibsen pada waktu itu,
melakukan intubasi dan memberikan bantuan napas secara manual mirip yang
dilakukan selama anestesi. Dengan bantuan para mahasiswa kedokteran dan
sekelompok sukarelawan mereka mempertahankan pasien poliomelytis bulbar dan
bahkan menurunkan mortalitas menjadi sebanyak 40%, disbanding dengan cara
sebelumnya yakni penggunaan iron lung yang mortalitasnya sebesar 90%. Pada tahun
1952 Engstrom membuat ventilasi mekanik bertekanan positif yang ternyata sangat
efektif member pernafasan jangka panjang. Sejak saat itulah ICU dengan perawatan
pernapasan mulai terbantuk dan tersebar luas.
Pada saat ini, IRI/ICU modern tidak terbatas menangani pasien pasca bedah
atau ventilasi mekanis saja, namun telah menjadi cabang ilmu sendiri yaitu intensive
care medicine.
1
Pedoman Pelayanan ICU 2019
B. Tujuan Pedoman
a. Tujuan Umum
Meningkatkan Pelayanan yang bermutu dan mengutamakan keselamatan pasien.
b. Tujuan Khusus
1) Memberikan acuan pelaksanaan pelayanan ICU dirumah sakit
2) Meningkatkan kualitas pelayanan dan keselamatan pasien ICU dirumah sakit
3) Menjadi acuan pengembangan pelayanan ICU dirumah sakit
2
Pedoman Pelayanan ICU 2019
Bidang kerja ICU meliputi pengelolaan pasien dan administrasi unit. Kebutuhan dari
masing-masing bidang akan bergantung dari tingkat pelayanan tiap unit.
D. Batasan Operasional.
Pelayanan yang diberikan sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan RS dan
Standar Prosedur Operasional.
Pelayanan ICU
Pelayanan ICU meliputi dukungan fungsi organ-organ vital seperti pernapasan,
kardiosirkulasi, susunan saraf pusat, ginjal dan lain-lainya, baik pada pasien dewasa
ataupun pasien anak.
E. Landasan Hukum
Dasar hukum yang digunakan dalam penyusunan pedoman ini adalah sebagai berikut:
1. KMK No. 129//MENKES/SK/II/2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal RS
2. Kepmenkes RI No 004/Menkes/SK/I/2003 Tentang Kebijakan Dan Strategi
Desentralisasi Bidang Kesehatan
3. Standar Pelayanan Keperawatan di ICU Derektorat Keperawatan dan Teknisian
Medik, Depatemen Kesehatan RI 2006
4. Undang-Undang No.44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit.
5. Undang-Undang No.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
6. KMK No 1778/MENKES/SK/XII/2010 Tentang Pedoman Penyelenggaraan
Pelayanan Intensive Care Unit (ICU) di Rumah Sakit.
3
Pedoman Pelayanan ICU 2019
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
Kualifikasi tenaga kesehatan yang bekerja di IRI / ICU harus mempunyai pengetahuan
yang memadai, mempunyai ketrampilan yang sesuai dan mempunyai komitmen
terhadap waktu.
B. Tenaga Medis.
Seorang dokter intensivis adalah seorang dokter yang memenuhi standar kompetensi
berikut :
4
Pedoman Pelayanan ICU 2019
pasien, dokter intensivis dapat mengelola sendri IRI / ICU atau berkolaborasi
dengan dokter lain. Seorang dokter intensivis mampu mengelola pasien sakit
kritis dalam kondisi seperti :
a) Hemodinamik tidak stabil
b) Gangguan atau gagal napas, dengan atau tanpa memerlukan tunjangan
ventilasi mekanis.
c) Gangguan neurologis akut termasuk mengatasi hipertensi intracranial
d) Gangguan atau gagal ginjal akut
e) Gangguan endokrin dan/ atau metabolic akut yang mengancam nyawa
f) Gangguan nutrisi yang memerlukan tunjangan nutrisi
b. Manajemen Unit.
Dokter intensivis berpartisipasi aktif dalam aktivitas-aktivitas manajemen unit
yang diperlukan untuk memberi pelayanan-pelayanan IRI / ICU yang efisien,
tepat waktu dan konsisten. Aktivitas-aktivitas tersebut meliputi antara lain :
a. Triage, alokasi tempat tidur dan rencana pengeluaran pasien
b. Supervisi terhadap pelaksanaan kebijakan-kebijakan unit
c. Partisipasi pada kegiatan-kegiatan perbaikan kualitas yang berkelanjutan
termasuk supervisi koleksi data.
d. Berinteraksi seperlunya dengan bagian-bagian lain untuk menjamin
kelancaran pelayanan di IRI / ICU
e. Mempertahankan pendidikan berkelanjutan tentang critical care medicine.
f. Selalu mengikuti perkembangan mutakhir dengan membaca literature
kedokteran.
g. Berpartisipasi dalam program-program pendidikan dokter berkelanjutan.
h. Menguasai standar-standar untuk unit critical care. Ada dan bersedia
untuk berpartisipasi pada perbaikan kualitas interdisipliner.
C. Tenaga Keperawatan
IRI/ICU harus memiliki jumlah perawat yang cukup dan sebagian besar terlatih.
Jumlah perawat di IRI/ICU ditentukan berdasarkan jumlah tempat tidur dan
ketersediaan ventilasi mekanik. Perbandingan perawat : pasien 2:1 yang
menggunakan ventilasi mekanik, sedangkan perbandingan perawat : pasien yang
tidak menggunakan ventilasi mekanik adalah 1:2.
5
Pedoman Pelayanan ICU 2019
D. Distribusi Ketenagaan
Pelatihan ICU
Ka. Ruangan IRI / ICU Managerial 1
Pelatihan manajemen ruang
perawatan/bangsal
Melakukan
S1.Ns/D3 keperawatan
Administrasi
keperawatan &
Penanggung jawab shift Pelatihan BTCLS 2
bertanggung jawab
Pelatihan ICU
teradap kelancaran
tugas dalam shift.
S1.Ns/D3 keperawatan
Melakukan
tindakan-tindakan
Perawat Pelaksana Pelatihan BTCLS 15
keperawatan sesuai
Pelatihan ICU
SPO
Jam dinas:
6
Pedoman Pelayanan ICU 2019
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah
7
Pedoman Pelayanan ICU 2019
2 Ruang Perawat Ruang Jaga Perawat/ 9-16 m2 Sofa, meja dan kursi
Nurse Station
a. Daerah rawat Ruang tempat tidur Min. 12 m2/tt Monitor vital sign,
pasien non berfungsi untuk merawat Analisa Gas Darah,
isolasi pasien lebih dari 24 jam, Mesin EKG 1,
dalam keadaan yang Mechanical
membutuhkan Ventilator, Tempat
pemantauan khusus dan tidur pasien, 1 set
terus menerus. alat resusitasi;
alat/sistem
pemberian oksigen
8
Pedoman Pelayanan ICU 2019
9
Pedoman Pelayanan ICU 2019
C. Standar Fasilitas.
Standar Fasilitas Peralatan IRI/ICU
Standar IRI /
No Jenis Kelengkapan ICU primer Jumlah Yg Dimiliki
4 Defibrilator Ada 1
18 EKG Ada 1
10
Pedoman Pelayanan ICU 2019
BAB IV
A. Falsafah
a. Etika Kedokteran
Berdasarkan falsafah dasar “saya akan senantiasa mengutamakan kesehatan
pasien, tidak merugikan pasien dan berorientasi untuk dapat secara optimal,
memperbaiki kondisi kesehatan pasien”.
b. Indikasi yang benar
Pasien yang dirawat di ICU adalah :
1) Pasien yang memerlukan intervensi medis segera oleh tim intensive care.
2) Pasien yang memerlukan pengelolaan fungsi sistem organ tubuh secara
terkoordinasi dan berkelanjutan sehingga dapat dilakukan pengawasan yang
kontan dan metode terapi titrasi.
3) Pasien sakit kritis yang memerlukan pemantauan kontinyu dan tindakan segera
untuk mencegah timbulnya dekompensasi fisiologis.
c. Kerja sama multidisipliner dalam masalah medik kompleks.
Dasar pengelolaan pasien ICU adalah pendekatan multidisiplin tenaga kesehatan
dari beberapa disiplin ilmu terkait yang dapat memberikan kontribusinya sesuai
dengan bidang keahliannya dan bekerja sama di dalam tim yang dipimpin oleh
seorang dokter intensivis sebagai ketua tim.
d. Kebutuhan pelayanan kesehatan pasien.
Kebutuhan pasien ICU adalah tindakan resusitasi yang meliputi dukungan hidup
untuk fungsi-fungsi vital seperti Airway (fungsi jalan napas), Breathing (fungs
pernapasan), Circulation (fungsi sirkulasi), Brain (fungsi otak) dan fungsi organ lain,
dilanjutkan dengan diagnosis dan terapi definitif.
e. Peran koordinasi dan integrasi dalam kerja sama tim.
Dengan mengingat keadaan pasien seperti yang disebutan pada butir b dan d di
atas, maka sistem kerja tim multidisiplin adalah sebagai berikut:
1) Sebelum masuk ICU, dokter yang merawat pasien melakukan evaluasi pasien
sesuai bidangnya dan memberi pandangan atau usulan terapi.
2) Kepala ICU melakukan evaluasi menyeluruh, mengambil kesimpulan, memberi
instruksi terapi dan tindakan secara tertulis dengan mempertimbangkan usulan
anggota tim lainnya.
11
Pedoman Pelayanan ICU 2019
12
Pedoman Pelayanan ICU 2019
akan pelayanan ICU lebih tinggi dari kemampuan pelayanan yang dapat diberikan.
Kepala ICU bertanggung jawab atas kesesuaian indikasi perawatan pasien di ICU.
Kepala ICU akan menetukan kondisi pasien yang masuk ICU berdasarkan prioritas
kondisi medik, pasien mana yang akan dirawat di ICU .
A. Kriteria Masuk
1. Pasien dengan Prioritas
a. Pasien Prioritas 1 (satu)
Pasien sakit kritis, kondisi tidak stabil yang memerlukan terapi intensif dan
monitoring yang tidak bisa dilakukan di ruang rawat inap yang lain :
Pasien yang memerlukan bantuan ventilator, obat vassopresor kontinu.
ARDS, Syok, hemodinamik tidak stabil
b. Pasien Prioritas 2 (dua)
Pasien yang memerlukan monitoring ketat dan berpotensi memerlukan terapi
intensif segera.
Misalnya pasien dengan kronik kormobid disease eksaserbasi akut yang
berat secara medis atau bedah, monitoring hemodinamik post operatif.
c. Pasien Prioritas 3 (tiga)
Pasien kritis kronik yang cenderung masuk tahap recovery, menjalani terapi
untuk kasus akutnya tetapi tidak memerlukan intubasi atau resusitasi jantung
paru.
Keganasan dengan metastase komplikasi dengan infeksi,
tamponade jantung atau obstruksi jalan nafas.
d. Pasien Prioritas 4 (empat)
1. Pasien dengan manfaat minimal perawatan ICU karena penangan dapat
di lakukan diluar ICU. Contoh : Pascah pembedahan vaskuler perifer,
pasein diabethes KAD dengan hemodinamik stabil, penyakit jantung
kongestif ringan.
2. Pesien dengan panyakit terminal dan ireversibel dengan ancaman
kesadaran. Pasien – pasien yang termaksud kriteria ekslusi perewatan
ICU.
1. Cardiac System
Acute myocard infarction with complications
13
Pedoman Pelayanan ICU 2019
Cardiogenic shock
Complex arrhythmia
Acute congestive heart failure with respiratory failure
Hypertensi emergensi
Unstable angina, dysrhytmia, hemodinamik instability,
persistent chest pain
Cardiac arrest
Cardiac tamponade or constriction with hemodynamic
instability
Dissecting aortic aneurysms
Complete heart block
2. Pulmonary System
Acute respiratory failure requ IRI / ICU ng ventilator support
Pulmonary emboli with hemodynamic instability
Patient inan intermediate care unit who are demonstrating respiratory
deterioration
Massive hemoptysis
Respiratory failure with imminent intubation
3. Neurologic Disorders
Acute stroke with altered mental status
Coma metabolic, toxic or antoxic
Intracranial hemorrhage with potential for herniation
Acute subarachnoid hemorrhage
Meningitis with altered mental satatus or respiratory compromise
Central nervous system or neuromuscular disorder with deteriorating
pulmonary function
Status epilepticus
Brain dead or potentially brain dead, managed while determining
organ donation status
Vasospasm
Severe head injury
4. Drug Ingestion and drug overdose
Hemodinamically unstable drug ingestion
Drug ingestion with significantlyaltered mental status with inadequate
airway protection
14
Pedoman Pelayanan ICU 2019
8. Miscellaneous
Septic shock with hemodynamic instability
Hemodinamic monitoring
Environment injuries
New/ experiment therapies with potensial complication
15
Pedoman Pelayanan ICU 2019
C. Kriteria Keluar
Prioritas pasien dipindahkan dari IRI / ICU berdasarkan pertimbangan medis oleh
kepala IRI / ICU dan tim yang merawat pasien. Berdasarkan kriteria sbb :
1. Pasien dipindahkan apabila pasien tersebut tidak membutuhkan lagi perawatan
intensif, atau terapi mengalami kegagalan, atau tidak memberikan hasil pada
pasien, sedangkan pasien tidak menggunakan mekanis khusus. Misalnya :
Pasien mengalami MBO, penyakit stadium akhir.
2. Pasien dipindahkan apabila penyakit/ keadaan pasien telah membaik dan cukup
stabil sehingga tidak memerlukan terapi/ pemantauan intensif lebih lanjut.
3. Pasien Prioritas III dikeluarakan dari ICU bila pasien yang sakit kritis dengan
kondisi fisiologi yang menurun dan tidak ada rencana intervensi bedah/ non
bedah lebih lanjut.
4. Pasien/ Keluarga menolak untuk di rawat lebih lanjut (keluar paksa).
5. Pasien hanya memerlukan obsrevasi intensif saja, sedangkan ada pasien lain
lebih membutuhkan terapi dan observasi intensif.
E. Prosedur Medik
Pemasangan CVP
Intubasi dan perawatannya
Ekstubasi
Balance cairan
Penilaian kematian batang otak
16
Pedoman Pelayanan ICU 2019
Catatan IRI / ICU diverifikasi dan ditandatangani oleh dokter yang melakukan
pelayanan di IRI / ICU dan bertanggung jawab atas semua yang dicatat tersebut.
Pelaporan pelayanan IRI/ICU terdiri dari IRI/ICU dari jenis indikasi pasien masuk
sertajumlahnya, system skor prognosis, penggunaan alat bantu (ventilasi mekanis,
hemodialisis, dan sebagainya), lama rawat dan keluaran (hidup atau meninggal)
dari IRI/ICU.
17
Pedoman Pelayanan ICU 2019
BAB V
LOGISTIK
A. Pengadaan Operasional
A. Logistik farmasi.
1. Perencanaan
Ruang ICU RSUD merencanakan kebutuhan alkes disposible dan obat-obatan pada
setiap semester pertama dan kedua, yang kemudian dirangkum dalam kebutuhan
setahun,
2. Pengadaan
Ruang ICU kegiatan untuk mengadakan barang dan obat-obatan logistik farmasi
yang telah direncanakan.
3. Penyimpanan
Ruang IRI/ICU melakukan penyimpanan barang-barang atau obat-obatan
berdasarkan pada :
a. Obat-obatan narkotik disimpan dalam lemari yang khusus double lock dengan
kunci dipegang oleh dua petugas
b. Obat-obatan larutan pekat dikunci dilemari yang telah diberi tanda.
c. Obat-obatan yang digunakan untuk emergency disimpan dalam trolley
emergency.
18
Pedoman Pelayanan ICU 2019
B. Logistik umum
1. Perencanaan
ICU merencanakan kebutuhan rumah tangga, alat tulis kantor, dan dilakukan setiap
semester pertama dan kedua, selanjutnya perencanaaan kebutuhan disesuaikan
dengan jadwal logistik umum dimana permintaan barang kebutuhan rumah tangga,
alat tulis kantor dan biomedik dilakukan seminggu dua kali.
2. Pengadaan
ICU melakukan kegiatan untuk mengadakan barang logistik umum yang telah
direncanakan.
3. Penyimpanan
Barang-barang logistik disimpan dalam lemari sesuai dengan jenis barang, mudah
terjangkau.
4. Pendistribusian
Semua barang yang ada dilakukan inventaris dan pencatatan barang yang terpakai.
C. Logistik Linen
1. Perencanaan
ICU merencanakan kebutuhan linen hal ini dilakukan setahun sekali, selanjutnya
perencanaaan disesuaikan kebutuhan dan permintaan sesuaikan dengan jadwal dari
logistik linen.
2. Pengadaan
ICU melakukan kegiatan untuk mengadakan barang logistik linen yang telah
direncanakan.
3. Penyimpanan
Linen IRI/ICU disimpan di lemari linen. Dalam fungsi penyimpanan logistik ada
beberapa hal yang menjadi alasan dan perlu perhatian adalah :
1. Untuk mengantisipasi keadaaan yang fluktuatif, karena sering terjadi kesulitan
memperkirakan kebutuhan secara tepat dan akurant.
19
Pedoman Pelayanan ICU 2019
20
Pedoman Pelayanan ICU 2019
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
A. Pengertian
Keselamatan pasien adalah suatu sistem di mana rumah sakit membuat asuhan
pasien lebih aman. Hal ini termasuk asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal
yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan
belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya risiko.
Sedangkan insiden keselamatan pasien adalah setiap kejadian atau situasi yang
dapat mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan harm (penyakit, cidera, cacat,
kematian, dan lain-lain) yang tidak seharusnya terjadi.
B. Tujuan
Tujuan sistem ini adalah mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil. Selain itu sistem keselamatan pasien ini mempunyai tujuan agar
tercipta budaya keselamatan pasien di rumah sakit, meningkatkannya akuntabilitas
rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat, menurunnya kejadian tidak diharapkan
(KTD) di rumah sakit, dan terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak
terjadi pengulangan kejadian tidak diharapkan.
21
Pedoman Pelayanan ICU 2019
22
Pedoman Pelayanan ICU 2019
23
Pedoman Pelayanan ICU 2019
24
Pedoman Pelayanan ICU 2019
Standar keselamatan pasien (patient safety) untuk pelayanan IRI / ICU adalah :
1. Ketepatan
Target 100%. Label identitas tidak tepat apabila : Tidak terpasang, salah
pasang, salah penulisan nama, salah penulisan gelar (Tn/Ny/An), salah jenis
kelamin, salah
Target 100%. Terpasang gelang identitas pasien rawat inap: Pasien yang masuk
ke rawat inap terpasang gelang identitas
2. Komunikasi SBAR
Target 100%. Konsul ke dokter via telpon menggunakan metode SBAR
3. Medikasi
Ketepatan pemberian : Target 100%. Yang dimaksud tidak tepat apabila : salah
obat, salah dosis, salah jenis, salah rute pemberian, salah identitas pada etiket,
salah pasien.
Ketepatan Transfusi : Target 100%. Yang dimaksud tidak tepat apabila : salah
identitas pada permintaan, salah tulis jenis produk darah, salah pasien
4. Pasien jatuh : Target 100%.Tidak ada kejadian pasien jatuh di IRI / ICU .
25
Pedoman Pelayanan ICU 2019
BAB VII
PENGENDALIAN MUTU
Frekuensi
Pengumpulan Tiap bulan sekali
Data
Periode
Analisa Tiap bulan sekali
Penanggung
jawab
pengumpul
data Kepala Instalasi IRI / ICU atau Petugas Pengumpul data
26
Pedoman Pelayanan ICU 2019
BAB VIII
PENUTUP
Pedoman pelayanan IRI / ICU di rumah sakit ini diharapkan dapat menjadi panduan
bagi seluruh petugas pemberi layanan yang menyelenggarakan pelayanan pada pasien IRI /
ICU. Berdasarkan klasifikasi sumber daya,sarana, prasarana dan peralatan pelayanan IRI /
ICU di rumah sakit dapat dikategorikan sebagai IRI / ICU primer.
Oleh karena itu, rumah sakit diharapkan akan terus mengembangkan pelayanan
sesuai dengan ketentuan pedoman standar IRI / ICU sesuai dengan situasi dan kondisi yang
kondusif bagi setiap program pengembangan layanan IRI / ICU di rumah sakit .
Sedangkan untuk kelancaran setiap pelaksanaan pelayanan di IRI / ICU perlu adanya
penjabaran dari pedoman pelayanan dengan penyusunan prosedur tetap di unit layanan IRI
/ ICU sehingga hambatan dalam menjalankan pelaksanaan pelayanan bisa diminimal.
27