Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS ARTIKEL BERITA

GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI

Kelompok :
Nama Kelompok : 1..…………………………………………..
2……………………………………………
3……………………………………………

Pengajar : Destha Ramadanty Prasutri


NIM : 160341606015

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
2019
20 Agustus 2018 12:30 WIB, Oleh Atik Kholifah SKM
PERGAULAN remaja di masa sekarang sungguh sangat merisaukan. Kita biasa
menjumpai di tempat-tempat keramaian, muda mudi bebas memadu kasih hingga masyarakat
yang melihat menjadi risih. Tindak asusila marak dilakukan di tempat terbuka maupun
sembunyi. Sebagaimana diberitakan beritabojonegoro.com (14/08/2018) seorang perempuan
ditemukan meninggal dunia setelah berhubungan asmara di tegalan sawah kawasan Montong
Tuban. Ironis dan membuat kita bertambah miris.
Berbagai data makin menunjukkan buramnya potret generasi yang telah dihinggapi
syahwat birahi, hingga tak mampu memikirkan kepatutan dan kehormatan diri. Data
penelitian yang pernah dilakukan oleh KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) Tahun
2012 menyebutkan bahwa 62,7% remaja tidak perawan lagi. Penelitian lain oleh Guru Besar
Ilmu Obstetri dan Ginekologi FKUI Prof Biran Affandi menghasilkan data tentang angka
pergaulan bebas serta tingginya angka kehamilan diluar pernikahan. Terdapat 51% remaja
perkotaan tidak perawan, dan 41% remaja pedesaan juga tidak perawan (Jawa Pos, 4 Oktober
2017). Sedangkan di Kabupaten Bojonegoro, Data Dinas Kesehatan tahun 2016 menyebutkan
ada 47 kasus kehamilan di luar nikah yang menjadi penyebab mereka ingin melakukan
tindakan aborsi (beritabojonegoro, 5 Oktober 2016)
Gaya hidup bebas tidak hanya menjangkiti pasangan beda jenis. LGBT (lesbianisme,
gay, biseks dan transgender) pun makin eksis. Komunitas mereka secara terbuka bertebaran
di sosial media. konten pornografi begitu mudah di dapat, dan tak sedikit yang
menjadikannya “rujukan” dalam menunjukkan eksistensi diri. Tanpa kontrol etika moral dan
agama, niscaya generasi mudah terbawa arus kebebasan hingga terjerumus berbagai prilaku
yang menyimpang. Prilaku inilah yang menjadi pemicu makin tingginya kasus HIV/ AIDS,
termasuk di Kabupaten Bojonegoro. Sesuai data Dinas Kesehatan Kabupaten Bojonegoro
yang disampaikan dr. Wheny Dyah selaku Kasi Pengendalian Penyakit bahwa hingga akhir
Mei 2018 terdapat 1.103 penderita, dan 3 diantaranya adalah balita. Selama Jan-Mei 2018
terdapat 43 kasus baru dan 2 penderita meninggal dunia.
Kian maraknya kasus HIV (Human Immunodeficiency Virus) yang berkembang
menjadi AIDS (Adquired Immuno Deficiency Syndrome) ini menjadi tantangan tersendiri bagi
dunia kesehatan. Jumlah kasus yang makin bertambah, risiko penularan yang tinggi,
pengobatan dan penanganan penderita yang kompleks menjadi masalah pelik yang terus
dihadapi.
Sekretaris Dinas Kesehatan Nagan Raya, Arafiq Karim. Laporan Sa’dul Bahri | Nagan
Raya

SERAMBINEWS.COM, SUKA MAKMUE – Pemerintan Kabupaten Nagan Raya


melalui Dinas Kesehatan setempat mengungkap adanya dua orang ibu hamil yang positif
terjangkit penyakit sifilis dan 9 orang terkena hepatitis. Angka tersebut terungkap dari hasil
skrining 302 orang ibu hamil yang dilakukan oleh jajaran Dinas Kesehatan disetiap
Puskesmas dan pihak rumah sakit yang ada di wilayah Nagan Raya sejak awal 2019.
Kepala Dinas Kesehatan Nagan Raya Hj Siti Zaidar melalui Sekdis Kesehatan Arafiq Karim
kepada Serambinews.com, Rabu (3/4/2019) mengatakan, sipilis adalah penyakit kelamin
yang disebabkan oleh bakteri yang dapat menginfeksi kulit, mulut, alat kelamin, serta sistem
saraf.
Jika terdeteksi lebih awal, sifilis akan lebih mudah disembuhkan dan tidak akan
menyebabkan kerusakan permanen, namun, penyakit sipilis yang tidak diobati dapat
mengakibatkan kerusakan serius pada otak atau sistem saraf serta organ lainnya, termasuk
jantung. Sifilis atau raja singa adalah sebuah kondisi yang terjadi karena adanya infeksi
bakteri bernama treponema pallidum, salah satu cara paling sering penularan penyakit ini
akibat hubungan intim yang dilakukan dengan orang yang sudah terinfeksi. Selain dengan
hubungan badan, sifilis juga bisa menular melalui kontak atau pertukaran cairan tubuh,
misalnya melalui darah.
“Sifilis bisa terjadi kepada siapa saja, termasuk pada wanita yang sedang
mengandung. Berita buruknya, penularan sifilis bisa terjadi dari seorang wanita hamil ke
janin yang sedang dikandung, sementara dampak paling buruk yang bisa terjadi dari
penularan bisa menyebabkan kematian bayi yang masih berada di dalam kandungan,” jelasa
Arafiq. Terkait adanya temuan penyakit tersebut tesebut pihaknya langsung melakukan
penaganan, sebab penyakit tersebut dinilai berbahaya, karena mengarah kepada HIV-AIDS.
“Kita berharap kepada warga Nagan Raya, terutama generasi muda supaya lebih
berhati-hati dan tetap setia kepada pasangannya, hal itu kita maksut supaya tidak terjangkit
penya sifilis yang mengarah kepada penyakit HIV-AIDS,” ujar Arafiq Karim.
INIPASTI.COM, MAKASSAR – Zaman semakin maju. Kemajuan zaman selalu
berbanding lurus dengan kemajuan teknologi. Baik kemajuan zaman maupun kemajuan
teknologi, keduanya membawa dampak negatif bagi generasi penerus. Salah satunya adalah
mengenai pergaulan bebas.
Masalah pergaulan bebas bukan hanya terjadi di era milenia sekarang ini. Namun,
pada era sekarang ini, pergaulan bebas tampaknya sudah dianggap hal yang sepele oleh para
orangtua. Sebut saja masalah Narkotika dan obat-obatan terlarang (Narkoba), Minuman
Keras, sampai ke perilaku seks bebas. Kesemua itu tentu saja membawa efek negatif yang
membahayakan bagi pelakunya.
Seks bebas misalnya. Perilaku ini sangat teramat membahayakan bagi pelakunya.
Begitu banyak penyakit mematikan yang bisa muncul akibat seks bebas, yang paling
mematikan adalah HIV/AIDS. Akan tetapi, bukan cuma HIV/AIDS saja yang diakibatkan
oleh perilaku ini. Satu di antara sekian banyak penyakit itu adalah Kencing Nanah atau
Gonore.
Menurut dokter spesialis kulit dan kelamin, Fadillah Zainuddin, penyakit ini
umumnya menyerang pria. Sedangkan bagi wanita, gejala Gonore tidak begitu dirasakan.
Bagi pengidapnya, akan merasakan keperihan yang sangat saat ia kencing. Kencing terasa
panas, dan ujung penis terasa terbakar.
Fadilah Zainuddin menegaskan bahwa penyakit kelamin tersebut diakibatkan oleh
Bakteri Neisseria Gonorhoeae (Gonococcus) yang merupakan diplococus gram negatif.
Penyakit ini akan terasa setelah dua hari terjangkit bakteri tersebut. Gonore dapat menular
jika seseorang melakukan hubungan seks vaginal, dubur, atau mulut dengan seseorang yang
sudah terinfeksi bakteri tersebut tanpa menggunakan kondom. Bahkan menggunakan kondom
sekalipun, kata Fadillah, belum menjamin seratus persen aman bagi pelaku seks bebas.
Berikut gejala Kencing Nanah sesuai penjelasan dr Fadillah Zainuddin yang ditemui tim
inipasti.com dan dari berbagi sumber :
1. Gejala akan muncul 2-7 hari setelah melakukan seks dengan orang yang terinfeksi bakteri
tersebut
2. Merasakan ketidaknyamanan seperti perih dan nyeri pada saluran kencing
3. Keluar nanah atau cairan putih pada kemaluan, bahkan beberapa kasus ada yang
bercampur dengan darah.
4. Jika nanahnya banyak, maka akan keluar sendiri atau bersamaan dengan masturbasi.
Namun biasa juga hanya berupa bercak-bercak putih/kuning di celana yang ditemui saat
bangun tidur di pagi hari.
5. Jika kencing, akan merasakan perih yang teramat sangat luar biasa bahkan kemaluan serasa
terbakar. Namun, sebagian orang yang mengidap Gonore tidak mengalami hal tersebut.
6. Cairan putih bercampur nanah keluar dari penis pada waktu-waktu tertentu yang membuat
pengidapnya merasakan perih.

Anda mungkin juga menyukai