Ibu hamil resiko tinggi yang di rujuk 218 bumil 81(37,2%) 62,80%
Cakupan desa/kelurahan
Upaya Pemberantasan mengalami kejadian luar 7 kelurahan
IV 7 Kelurahan 100%
Penyakit biasa(KLB)yang di lakukan (100%)
penyelidikan <24 jam
Cakupan penemuan dan penaganan
acute facid paralisis(AFP)rate/100 0 0 0
pdkk< 15 thn
1.ANALISIS MASALAH
a.Identifikasi masalah
Dalam mengidentifikasi masalah kami menggunakan metode CARL yaitu suatu alat yang
di pakai menentukan prioritas masalah yang terdiri dari 5 komponen sebagai berikut :
A = ACCESSIBILITY (Kemudahan)
R = READINESS ( Kesiapan )
Tabel.1.Brain storming(Curah pendapat) anggota Tim
Program GIZI
No Nama Masalah C A R L
I. Agustina Gosal 4 3 4 3
2 Darmawati 4 3 4 3
3 Sitti Rahma Roe Rendahnya Tingkat partisipasi
balita datang menimbang ke 4 4 4 4
4 Yustina Wati posyandu satu bulan sekali(D/S) 3 3 3 3
yaitu 57,3%
5 Hamarudin 4 4 4 4
6 Norma Sandi 4 3 3 4
7 Marlin 4 3 4 4
8 Wiwik 4 4 4 4
9 Rosmiati 4 3 3 4
10 Sri Wati 4 3 3 4
11 Andi Rahma 4 4 4 4
12 Akbar 4 3 3 3
13 Ayu Lusi 4 3 3 4
14 Sri Wahyuni 4 2 3 4
Total (192) 55 45 49 52
Nilai Rata – Rata 3,9% 3,2% 3,5% 3,7%
Keterangan :
C : Kemampuan A : Kemampuan
1. Tidak Mampu 1. Tidak Mampu
2. Kurang Mampu 2. Kurang Mampu
No Nama Masalah C A R L
I. Agustina Gosal 3 2 2 3
2 Darmawati 3 2 2 3
3 Sitti Rahma Roe 4 4 4 4
4 Yustina Wati 3 2 2 3
5 Hamarudin 4 3 3 3
6 Norma Sandi 4 4 4 4
7 Marlin Cakupan Rumah Tangga yang 4 4 4 4
berpola hidup bersih dan sehat
8 Wiwik 4 3 3 3
(PHBS) yaitu 39%
9 Rosmiati 4 2 3 3
10 Sri Wati 4 3 3 3
11 Andi Rahma 4 4 4 4
12 Akbar 4 3 3 4
13 Ayu Lusi 4 2 3 4
14 Sri Wahyuni 4 2 2 4
Jumlah (184) 53 40 42 49
Nilai rata – rata 3,7% 2,8% 3% 3,5%
keterangan :
C : Kemampuan A : Kemampuan
1. Tidak Mampu 1. Tidak Mampu
2. Kurang Mampu 2. Kurang Mampu
No Nama Masalah C A R L
I. Agustina Gosal 3 2 2 3
2 Darmawati 3 2 2 3
3 Sitti Rahma Roe 4 4 4 4
4 Yustina Wati 3 2 2 3
5 Hamarudin 4 3 3 3
6 Norma Sandi 4 4 4 4
7 Marlin 4 4 4 4
Ibu Hamil resiko tinggi yang di
8 Wiwik rujuk masih rendah yaitu 37,2% 4 3 3 3
9 Rosmiati 4 2 3 3
10 Sri Wati 4 3 3 3
11 Andi Rahma 4 4 4 4
12 Akbar 4 3 3 4
13 Ayu Lusi 4 2 3 4
14 Sri Wahyuni 4 2 2 4
Total (199) 64 41 42 52
Total rata rata 4,57% 2,9% 3% 3,64%
keterangan :
C : Kemampuan A : Kemampuan
1. Tidak Mampu 1. Tidak Mampu
2. Kurang Mampu 2. Kurang Mampu
No Nama Masalah C A R L
I. Agustina Gosal 3 2 2 3
2 Darmawati 3 2 2 3
3 Sitti Rahma Roe 4 4 4 4
4 Yustina Wati 3 2 2 3
5 Hamarudin 4 3 3 3
Masih banyak masyarakat yang
6 Norma Sandi belum mengetahui manfaat 4 4 4 4
7 Marlin sampah.........%
4 4 4 4
8 Wiwik 4 3 3 3
9 Rosmiati 4 2 3 3
10 Sri Wati 4 3 3 3
11 Andi Rahma 4 4 4 4
12 Akbar 4 3 3 4
13 Ayu Lusi 4 2 3 4
14 Sri Wahyuni 4 2 2 4
Total Nilai (191) 55 34 50 52
Nilai rata rata 3,9% 2,42% 3,5% 3,7%
keterangan
C : Kemampuan A : Kemampuan
1. Tidak Mampu 1. Tidak Mampu
2. Kurang Mampu 2. Kurang Mampu
No Nama Masalah C A R L
I. Agustina Gosal 3 2 2 3
2 Darmawati 3 2 2 3
3 Sitti Rahma Roe 4 4 4 4
Angka penemuan pasien
4 Yustina Wati Tuberculosis BTA Positif masih 3 2 2 3
5 Hamarudin Rendah yaitu 24,8%.
4 3 3 3
6 Norma Sandi 4 4 4 4
7 Marlin 4 4 4 4
8 Wiwik 4 3 3 3
9 Rosmiati 4 2 3 3
10 Sri Wati 4 3 3 3
11 Andi Rahma 4 4 4 4
12 Akbar 4 3 3 4
13 Ayu Lusi 4 2 3 4
14 Sri Wahyuni 4 2 2 4
Total Nilai 198 54 50 44 48
Nilai Rata – Rata 3,8% 3,5% 3,14% 3,4%
keterangan :
C : Kemampuan A : Kemampuan
1. Tidak Mampu 1. Tidak Mampu
2. Kurang Mampu 2. Kurang Mampu
Berdasarkan prioritas masalah dengan metode CARL tim gugs melakukan stratifikasi
1 KIA/KB 5 3 3 4 199 I
Ibu hamil resiko tinggi yang di rujuk masih
2 P2M 4 4 3 3 198 II
4 Promkes 4 3 3 4 184 IV
5 Kesling 4 2 4 4 144 V
yaitu di bawa 70 %
Program P2M
Pengetahuan keluarga
masih rendah
Keluarga rentan
terjadi penularan Petugas memiliki tugas Petugas tidak
penyakit rangkap mendapat arahan dan
informasi yang tepat
LINGKUNGAN dari program TB
Keluarga kurang
MANUSIA
memahami tentang
resiko penularan
Keluarga kuranang Petugas tidak fokus
memehami pentingya pada program TB Petugas tidak
PHBS melakukan anamnesis
Keluarga suspek TB dengan benar
TB tidak
Keluarga tinggal
mendukung
didaerah padat Petugas kurang peduli
pemeriksaan
penduduk pada capaian TB
sputum suspek Rendahnya
cakupan suspek TB
yaitu 24,7%
diwilayah kerja
Puskesmas Kamonji
Alaram tidak berfungsi Pot sputum tidak Pembagian tugas antar
dipasang label/identitas program tidak jelas
1. Manusia Petugas tidak focus pada Petugas sering tidak berada Berpengaruh
program TB di tempat saat suspek di rujuk
ke program TB.
2. Mesin/Alat Alaram pengingat tidak aktif Petugas lupa mengingatkan Berpengaruh
penderita suspek TB untuk
mengembalikan pot sputum
3. Metode Kurang komunikasi antara Tidak ada dukungan dari Berpengaruh
pengelola program program lain untuk
penemuan suspek TB
4. Material Pot sputum tidak dilengkapi Sputum tidak dapat dikenal Berpengaruh
dengan label sehingga tidak dapat dibuat
5. Lingkungan Keluarga kurang memahami Keluarga tidak membantu Berpengaruh
tentang bahhaya penularan anggota keluarganya yang
TB menjadi suspek TB untuk
memeriksakan sputum
Merencanakan Penyelesaian Masalah
Rencana Penyelesaian Masalah yaitu Angka Penemuan Pasien TB Paru BTA Positif Rendah yaitu 24,8%
Di Wilaya Kerja UPTD Urusan Puskesmas Kamonji periode januari s/d juni 2017
2.me Dukungan Komitmen Pertemuan Lintas Penanggung 1.September 7 wilayah kerja 1. Melibatkan Tokoh
tode Lintas Sektor Lintas sektor sektor jawab program puskesmas Masyarakat
Kurang kurang Kuat TB kamonji
kolaborasi jadwal
MMD
3.ma Kurangnya Keterbatasan pot Pot sputum selalu Penaggung 7 pustu wilayah 1. Melibatkan petugas farmasi
terial pengadaan sputum yang di tersedia jawab program kerja puskesmas
pot sputum anfra. TB &Petugas Juli 2017 kamonji dan di
BTA farmasi puskesmas
Keluarga Sebagian Keluarga dapat Pengelola TB 1. Agustus 2017 Di Puskesmas 1. Identifikasi keluarga yang
kurang keluarga tidak memahami Kamonji didiagnosa suspek TB
4.lin memahami mau membantu pentingnya
gku resiko mengantar pemeriksaan sputum 2. Usulkan kepada kepala
nga penularan suspek TB atau suspek TB untuk puskesmas untuk melakukan
n TB paru sputumnya menegakkan pertemuan bersama program
untuk diperiksa diagnosa TB Perkesmas dan promkes untuk
meningkatkan pemahaman
keluarga
3. Buatlah kesepakatan untuk
memberikan penyuluhan
keluarga tentang penyakit TB
4. Evaluasi pelaksanaan hasil
kesepakatan
5. Belum Pencegahan Meminjam ruangan Pengeloh tb p Juli 2017 Di Puskesmas 1. Lakukan di Ruagan tindakan
adanya Infeksi sekunder lain untuk Kamonji
Ruangan TB kurang melakukan
yang Khusus maksimal tindakan misalnya
untuk pemberian injeksi
penderita TB IM pada pasien
Paru kat.2
BAB IV
(dimana perencanaan tersebut dilaksanakan), when (kapan rencana penyelesaian akan dilaksanakan), who (siapa yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan
kegiatan penyelesaian masalah), dan how (bagaimana cara penyelesaian masalah tersebut).
Adapun pelaksanaan penyelesaian masalah yang akan dilaksanakan oleh tim gugus dalam meningkatkan cakupan penemuan suspek TB di wilayah kerja
1. petugas tidak fokus pada program TB dikarenakan petugas tidak hanya memegang program TB, diharapkan petugas bertanggung jawan terhadap capaian
sasaran dan program TB. Tempat pelaksanaan puskesmas kamonji. Adapun cara gugus menyelesaikan masalah adalah sebagai berikut. Pada tanggal 2 april 2015
perawat ayulusiani membuat identifikasi seluruh program tambahan yang di pegang oleh pengelola TB. Dan melakukan diskusi bersama pengelola program TB
tentang tambahan tugas termasuk kemungkinan untuk menambah tenaga pendamping di program TB. Pada tanggal 4 april perawat ayulusiani membuat usulah
kepada kapus dan ka TU untuk menambah petugas pendamping di program TB. Pada tanggal 7 april perawat marlin membuat checklis evaluasi kinerja petugas
pendamping.
2. alarm pengingat tidak aktif dikarenakan alarm pengingat tidak di gunakan untuk kebutuhan pengambilan sputum, dengan tujuan agar sputum suspek dapat
diambil dan segera di periksa. Tempat pelaksanaan PKM kamonji. Adapun cara gugus dalam menyelesaikan masalah adalah sebagai berikut. Pada tanggal 2 april
perawat puji rahayu endiskusikan kemungkinan penggunaan HP sebagai alarm pengingat, da membuat usulan kepada kapus untuk setiap petugas yang
3. kurangnya komunikasi antar pengelola program dikarenakan beberapa program termasuk pustu poskesdes kurang mendukung program TB. Agar pengelola
program dapat saling memahami dan bekerja sama tempat pelaksanaan PKM kamonji. Adapun cara gugus menyelesaikan masalah adalah sebagai berikut pada
tanggal 2 april perrawat sri wahyuni melakukan identifikasi program yang seharusnya bekerja sama dalam mempertemukan seluruh pengelola program (PHN,
lansia, promkes, kesling, dan sulvelens). Serta membuat kesepakatan dan rencana tindak lanjut dari pertemuan tersebut.
4. keluarga kurang memahami resiko penularan TB paru. Dikarenakan sebagian besar keluarga tidak mau mmengantar suspek TB atau sputumnya untuk
diperiksa. Agar keluarga dapat memahami pentingnya pemeriksaan sputum suspek TB untuk menegakan diagnosa TB. Tempat pelaksanaan di puskesmas
kamonji. Adapun cara gugs menyelesaikan masalah aalah sebagai berikut. Pada tanggal 9 april 2015 perawat marlin melakukan identifikasi keluarga yang di
diagnosa suspek TB dan mengusulkan kepada kapus untuk melakukan pertemuan bersama program puskesmas dam promkes untuk meningkatkan pemahaman
keluuarga serta membuat kesepakatan untuk memberikan penyuluhan keluarga tentang TB.
5. pot sputum tidak dilengkapi label / identifikasi di kaenakan banyak sputum tidak dapat dikenali sehingga tidak diperiksa, agar menghindari terjadinya
kesalahan pencatatan hasil pemeriksaan terhadap identitas suspek TB. Tempat pelaksanaan PKM kamonji. Adapun cara gugus menyelesaikan maslah adalah
sebagai berikut. Pada tanggal 4 april 2015 perawat jumrah melakukan pertemuan pengelola program TB dan mengusulkan agar semua pot sputum diberi label /
identitas dasar serta melakukan pengecekan jika ada pot sputum yang tidak di beri label / identitas.
Tabel 2.9
Petugas Tidak Fokus pada Petugas bertanggung jawab 1. Identifikasi seluruh program tambahan yang
0% 1 kali
1. dipegang oleh pengelola TB
program TB terhadap capaian sasaran
dan target program TB 2. Lakukan diskusi bersama pengelola program
TB tentang beban tugas termasuk
0% 1 kali
kemungkinan untuk menambah tenaga
pendamping di Program TB
3. Usulkan kepada KTU dan kepala Puskesmas
untuk menambah petugas pendamping di 0% 1 kali
program TB
4. Berikan penjelasan singkat tentang kegiatan
penemuan suspek TB dan SPO pengelolaan 0% 1 kali
sputum
5. Evaluasi kinerja petugas pendamping
0% 1 kali
pengelola TB
2. Alarm Pengingat tidak aktif Sputum suspek dapat 1. Diskusikan kemungkinan penggunaan Hp
0% 1 kali
segera diambil dan di sebagai alarm pengingat
periksa 2. Usulkan kepada Kepala Puskesmas agar setiap
petugas yang mempunyai suspek TB agar
0% 1 kali
mengaktifkan alarm pengingat pada Hp
masing-masing
3. Lakukan pemeriksaan keaktifan alarm beserta
0% 2 kali
catatan suspek
4. Laporkan kepada kepala Puskesmas untuk
0% 1 kali
menjadi bahan monitoring program TB
1. Identifikasi program yang seharusnya
0% 1 kali
bekerjasama dalam penemuan suspek TB
2. Usulkan kepada kepala Puskesmas untuk
mempertemukan seluruh pengelola program
3. 0% 1 kali
Pengelola program dapat tsb dan melakukan curah pendapat tentang
Kurangnya komunikasi antar
saling memahami dan penemuan suspek TB
pengelola program
bekerja sama 3. Lakukan pertemuan dan buatlah kesepakatan
dan rencana tindak lanjut dari pertemuan 0% 2 kali
tersebut
4. Evaluasi pelaksanaan kesepakatan antar
0% 1 kali
pengelola program tersebut
4. Keluarga kurang memahami Keluarga dapat memahami 1. Identifikasi keluarga yang didiagnosa suspek
0% 1 kali
resiko penularan TB paru pentingnya pemeriksaan TB
sputum suspek TB untuk 2. Usulkan kepada kepala puskesmas untuk
menegakkan diagnosa TB melakukan pertemuan bersama program
0% 1 kali
Perkesmas dan promkes untuk meningkatkan
pemahaman keluarga
3. Buatlah kesepakatan untuk memberikan
0% 1 kali
penyuluhan keluarga tentang penyakit TB
4. Evaluasi pelaksanaan hasil kesepakatan 0% 1 kali
5. Pot sputum tdk dilengkapi Menghindari terjadinya 1. Lakukan pertemuan dengan pengelola
0% 1 kali
label/ identitas kesalahan pencatatan hasil program TB
pemeriksaan terhadap 2. Usulkan agar semua pot sputum diberikan
0% 1 kali
identitas suspek tulisan/label identitas dasar
3. Lakukanlah penulisan/pelabelan pada semua
0% 1 kali
pot sputum yang ada
4. Usulkan kepada kepala Puskesmas untuk
menyampaikan pada semua petugas agar 0% 1 kali
melengkapi identitas pada pot sputum sebelum
memberikannya pada suspek
5. Lakukan Pengecekan jika ada Pot sputum
0% 2 kali
yang tak berlabel/identitas
Table 2.11
Realisasi penyelesaian masalah rendahnya cakupan suspek TB Paru di Wilayah Kerja Puskesamas Kamonji Tahun 2015
Petugas Tidak Fokus 1. oleh pengelola TB. oleh pengelola TB yaitu 4 April 1 Kali 2 2
1.
Pada Program TB program TB Paru,
Amd. Kep
pemeriksaan laporan
mempunyai suspek TB
masing
pemeriksaan terhadap
sputum, penjemputan
tersebut.
1. didiagnosa suspek TB. yang didiagnosa suspek 16, 17, 21, 22, 10 Kali 20 70
meningkatkan pemahaman
kemudian melakukan
penyuluhan.
sputum
Lakukanlah Melakukan
3. semua pot sputum yang ada semua pot sputum yang 8 April 1 Kali 2 100
mahasiswa praktek