Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berdasarkan etiologi, terdapat berbagai jenis luka,antara lain luka gores, luka memar,
luka tusuk.luka sayat, luka lecet, luka insisi, luka tembus dan luka bakar. Berdasarkan waktu ,
di bagi menjadi luka akut dan kronik. Setiap jenis luka memiliki tahap-tahap penyembuhan
luka yang sama yaitu fase inflamasi plorirelatif dan remodeling. Proses penyembuhan luka
memerlukan reaksi seluler, molekuler, dan biokimiawi yang kompleks dan di pengaruhi oleh
beberapa faktor eksterna dan interna (robbin & cotran 2007).
Luka merupakan salah satu kasus tersering dalam Ilmu Kedokteran Forensik, luka biasa
terjadi pada korban hidup maupun korban mati. Luka merupakan kerusakan atau hilangnya
hubungan antara jaringan (discontinuous tissue) seperti jaringan kulit, jaringan lunak,
jaringan otot, jaringan pembuluh darah, jaringan saraf dan tulang. Dalam ilmu perlukaan
dikenal trauma tumpul dan trauma tajam.
Setiap orang pasti pernah mengalami luka, namun hanya sedikit dari mereka yang
menyadari bahwa luka memerlukan penganan yang baik dan tepat. Luka yang tidak
menyadari bahwa luka memerlukan penanganan yang baik dan tepat. Luka yang tidak
mendapatkan perawatan yang semestinya dapat berakibat fatal Luka bakar adalah suatu
trauma yang disebabkan oleh panas, arus listrik.
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah Asuhan Keperawatan pada pasien Luka Trauma?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengerahui Ashuan Keperawatan pada Luka Trauma.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui Definisi Luka Trauma
b. Untuk mengetahui Etiologi Luka Trauma
c. Untuk mengetahui Klasifikasi Luka Trauma
d. Untuk mengetahui Patofisiologi Luka Trauma
e. Untuk mengetahui
f. Untuk mengetahui
g. Untuk mengetahui
D. Manfaat Penulisan
1. Penulis
Manfaat penulisan makalah ini bagi penulis adalah untuk menambah ilmu pengetahuan
tentang Luka Trauma.
2. Mahasiswa
Manfaat penulisan makalah ini bagi mahasiswa adalah sebagai sumber pembelajaran,
sumber referensi, pengetahuan dalam penatalaksanaan Luka Trauma.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
Luka adalah hilang atau rusaknya sebagai jaringan tubuh yang disebabkan oleh trauma
benda tajam atau tumpul, perubahan suhu zat kimia, ledakan, sengatan listrik, atau gigitan
hewan (R.Sjamsu Hidayat,1997).
Luka trauma adalah kerusakan atau cedera yang mengenai jaringan lunak kulit. Luka
trauma termasuk luka lecet, laserasi, penetrasi, memar, tusukan dan gigitan (Suriadi, 2015).
Luka trauma adalah cedera meliputi fisik dan psikis seseorang dan bias mengenai
jaringan lunak kulit, seperti luka lecet, laserasi, penetrasi, memar, luka akibat tusukan, gigitan
dan juga luka bakar (Suriadi, 2015 & Musliha, 2010).
Trauma adalah sebuah mekanisme yang disengaja ataupun tidak disengaja sehingga
menyebabkan luka (Amro, 2006).
B. Etiologi
Penyebab trauma dapat disebabkan oleh banyak hal, namun disini ada 2 penyebab yang
paling umum adalah :
1. Mekanik
Benda tajam merupakan luka terbuka yang terjadi akibat benda yang memiliki sisi tajam
atau runcing misalnya
a. Luka iris
b. Luka bacok
c. Luka tusuk
d. Benda tumpul
e. Ledakan atau tembakan (luka karena tembakan senjata api)
2. Non mekanik
Bahan kimia terjadi akibat efek korosi dari asam kuat atau basa kuat misalnya
a. Trauma fisika
b. Luka akibat suhu tinggi yang dapat mengakibatkan terjadinya heat exhaustion primer,
heat exhaustion sekunder, heat stroke, sun stroke, dan heat cramps.
c. Luka akibat suhu rendah Luka akibat suhu rendah Derajat Luka yang terjadi pada kulit
karena suhu dingin diantaranya hyperemia, edema dan vesikel.
d. Luka akibat trauma listrik.
e. Luka akibat petir.
f. Luka akibat perubahan tekanan udara (Mansjoer, 2001).
C. Klasifikasi
Jenis-jenis atau tingkatan pada luka adalah :
1. Berdasarkan tingkat kontaminasi
a. Luka bersih
b. Luka bersih terkontaminasi
c. Luka terkontaminasi
d. Luka kotor
2. Berdasarkan kedalaman dan luasnya luka
a. Luka superfisial
b. Luka partial thickness
c. Luka full thickness 1
d. Luka full thickness 2
3. Luka berdasarkan sifat kejadian
a. Luka disengaja
b. Luka tidak disengaja
4. Berdasarkan kategori
a. Accidental
b. Luka bedah
5. Berdasarkan integritas kulit
a. Luka terbuka
b. Luka tertutup
Berdasarkan tingkat keparahannya, luka dibagi menjadi beberapa luka khusus yaitu sebagai
berikut:
1. Abrasi / Luka lecet
Abrasi adalah goresan akibat terjadinya gesekan dengan benda lain. Goresan tersebut
menyebabkan hilangnya epitel dan lapisan kulit epidermis. Kulit yang luka lecetnya
kemasukan benda tajam lain memungkinkan luka semakin parah. Misalnya, kemasukan
pasir, serpihan kerikil dan aspal.
2. Luka memar
Luka memar disebabkan akibat benda tumpul yang menyebabkan bengkak,
biru/kemerahan dijaringan subkutan. Luka memar jika dilihat sekilas memiliki warna hitam
kebiruan. Apabila dibiakan selama dua hari, memar akan berubah warna menjadi
kekuningan. Sebagian memar luka bias hilang dan sembuh sendiri, namun ada juga ynag
perlu disembuhkan, jika tidak akan menyebabkan pembengkakan pada jaringan fascial.
3. Luka sayat / Laserasi
Luka laserasi merupakan luka akibat teriris atau tersayat benda tajam. Bisa jadi karena
pisau, kaca dan pecahan kaca, benda tajam tersebut mengenai sampai lapisan dalam.
4. Luka bakar
Luka bakar disebut dengan kombusio, luka bakar ini disebabkan oleh banyak faktor.
Diantaranya disebabkan oleh zat kimia, suhu tinggi, sinar matahari, nyala api, radiasi, dan
juga disebabkan oleh zat dingin seperti es kering.
5. Luka tusuk / tembus
Dikatakan luka tusuk karena luka menusuk hingga bagian dalam kulit. Luka tusuk terlihat
sepele, namun dapat berakibat fatal jika tidak segera ditangani. Luka untuk dapat
menyebabkan kemasukan bakteri kedalam luka, sehingga perawat perlu melakukan
pemeriksaan, apakah tusukan kemasukan kotoran atau benda lain.
6. Abses
Luka abses bias ditimbulkan gigitan serangga, luka tusukan, dan folikel rambut yang
terinfeksi. Pus tidak mengalir melalui kulit sehingga menyebabkan kulit menjadi tenganga
dan memar.
7. Avulsi
Avulsi termasuk cedera ketika degloving kulit dipisahkan secara komplit dari jaringan
yang ada pada dasar luka. Avulsi dapat menyebabkan kerusakan jaringan. Jaringan yang
mengalami luka avulsi bias kehabisan darah, karena jenis luka ini memang mengeluarkan
banyak darah.
8. Subungual hematon
Luka akibat pukulan langsung pada ujung jari yang dapat menyebabkan pecahnya
pembuluh darah dibawah kuku. Pembuluh darah yang pecah dapat mengakibatkan
pengumpulan darah. Pada umumnya kuku yang terluka akan memperlihatkan kuku tampak
hitam, kebiruan dan dapat mengakibatkan kuku mati dan lepas.
9. Luka tembak
Luka yang memiliki resiko kematian jika peluru yang masuk mengenai bagian vital. Luka
dapat mengakibatkan kerusakan jaringan dan organ yang terkena peluru. Bahkan peluru
dapat menghancurkan tulang dan menyebabkan cedera lebih parah. Luka tembak harus
segera ditindak lanjuti secara cepat, agar tidak kehabisan darah.
10. Luka akibat gigitan
Luka akibat gigitan memiliki potensi besar bakteri masuk ke luka. Jangka panjangnya
akan menimbulkan infeksi. Oleh sebab itu jika mengalami gigitan hewan segera diberi
antivirus seperti hepatitis atau rabies.
D. Patofisiologi
E. Pathway
F. Manifestasi Klinis
Gejala utama yang mungkin muncul diantaranya meliputi:
1. Nyeri
2. Luka terbuka
3. Mual dan muntah
4. Edema
5. Pusing
6. Disorientasi atau kebingungan
7. Metabolisme meningkat
8. Hilangnya kesadaran
9. Merasa kedinginan seiring menurunnya suhu tubuh.
10. Salah satu bahaya terbesar dari trauma adalah trauma tidakselalu menyebabkan gejala
yang terlihat. Bias saja seseorang terlihat baik-baik saja dari luar namun sebenarnya ia
telah mengalami perdarahan atau kerusakan organ didalam tubuh.
G. Kompikasi
H. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksan rongent
Pemeriksaan rongent sevikal lateral, anteroposterior dan pelvis adalah pemeriksaan yang
harus dilakukan pada penderita dengan multitrauma. Mungkin berguna untuk mengetahui
udara ekstraluminal diretroperitonium atau udara bebas dibawah diafragma, yang keduanya
memerlukan laparotomy segera.
2. Pemeriksaan darah rutin
Pemeriksaan Hb deprlukan untuk base-line data bila terjadi pendarahan terus menerus.
Demikian pula dengan pemeriksaan
I. Penatalaksanaan
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian luka
Melakukan pengkajian luka trauma dan luka bedah merupakan kebutuhan esensial dan
luka bedah merupakan kebutuhan esensial untuk identifikasi penyebab dan karakteristik
atau jenis luka .
1. Anamnesa
a. Tanggal dan waktu pengkajian → Mengetahui perkembangan penyakit
b. Biodata → nama,umur,jenis kelamin,pekerjaan,alamat
c. Keluhan utama
d. Riwayat kesehatan → kesehatan sekarang (PQRST), riwayat penyakit dahulu,
status kesehatan keluarga dan status perkembangan
e. Aktivitas sehari-hari
f. Riwayat psikososial
2. Pemeriksaan kulit
Menurut Bursaids (1998), teknik pemeriksaan kulit dapat dilakukan melalui metode
inspeksi dan palpasi Melihat penampilan luka (tanda penyembuhan luka) seperti:
a. Adanya perdarahan
b. Proses inflamasi (kemerahan dan pembengkakan)
c. Proses granulasi jaringan ( yaitu menurunnya reaksi inflamasi pada saat
pembekuan berkurang)
d. Adanya parut atau bekas luka ( scar) akibat fibroblas dalam jaringan granulasi
mengeluarkan kolagen yang membentuknya serta berkurangnya ukuran parut
yang merupakan indikasi terbentuknya keloid
3. Melihat adanya benda asing atau bahan-bahan yang berkontaminasi pada luka,
misalnya tanah, pecahan kaca atau benda asing lain
4. Melihat tipe luka

B. Perencanaan
C. Implementasi
D. Evaluasi
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai