1. Idiil : Pancasila
2. Struktural : UUD 1945 Pasal 27 ayat 2
Tiap – tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan.
3. Operasional :
-Ketetapan MPR
-Undang-undang / Peraturan ketenagakerjaan
-Peraturan Menteri Tenaga Kerja
Undang- undang tentang ketentuan-ketentuan pokok mengenai ketenaga kerja adalah UU
No.14 tahun 1969. Adapun beberapa pasal penting yang tercantum dalam UU tersebut adalah :
1. Pasal 3 : Tiap tenaga kerja berhak atas pekerjaan dan penghasilan yang
layak bagi kemanusiaan
2. Pasal 8 : Tiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan, kesehatan,
kesusilaan, moral kerja serta perlakuan yang sesuai dengan martabat manusia.
3. Pasal 9 : Tiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan, kesehatan,
kesusilaan, pemeliharaan moral kerja serta perlakuan yang sesuai dengan
martabat manusia dan moral agama.
4. Pasal 10 : Pemerintah membina perlindungan kerja yang mencakup :
a. Norma keselamatan kerja (UU No. 1 tahun 1979)
b. Norma kesehatan kerja dari hygiene perusahaan (UU No.12 tahun 1948)
c. Norma kerja (KUH Perdata, BK.III Bab 71, dll)
d. Pemberian ganti rugi, perawatan, rahabilitasi dalam hal kecelakaan kerja. (UU No.33
tahun1947)
Menurut UU No. 1 / 1970, keselamtan kerja bertujuan untuk :
a. Melindungi tanaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaannya demi
kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktifitas nasional.
b. Menjamin keselamatan tiap orang yang berada di tempat kerja.
c. Memelihara sumber produksi dan untuk menggunakannya secara aman dan efisien.
Bahan Berbahaya
Bahan berbahaya adalah bahan yang dapat menghasilkan gas, debu atau radiasi yang dapat
menimbulkan iritasi, ledakan, korosi, keracunan, dan bahaya lainnya atau merusak bahan lain
selama pembuatan, pengolahan, pengangkutan, penyimpanan atau pengggunaan bahan tersebut.
Berkaitan dengan hal tersebut, perlu diketahui beberapa hal, yaitu :
1. Menyediakan peralatan pengaman yang dibutuhkan olaeh pekerja secara umum, seperti :
a. Pelindung kepala (helmet)
Dapat melindungi kepala dari percikan bahan- bahan kimia di dalam pabrik dan
benturan benda – benda keras.
b. Sepatu pengaman (safety boots)
c. Pelindung telinga
Melindungi telinga dari suara –suara bising dari peralatan pabrik.
2. Untuk menghindari adanya kebakaran akibat arus listrik diperhatikan hal – hal sebagai
berikut :
a. Untuk mencegah terjadinya bahaya kebakaran, maka disediakan beberapa peralatan
pemadam kebakaran seperti fire box & fire hidran dalam ruanagan serta unit pemadam
kebakaran.
b. Menggunakan isolasi pada jaringan listrik.
c. Menggunakan penangkal petir untuk peralatan tinggi.
d. Pengawasan terhadap kabel terpasang.
e. Memasang alarm pemberitahuan yang bekerja secara otomatis apabila terjadi bencana
alam.
f. Mendirikan pabrik minimal pada lokasi dimana dapat dihindari bahaya - bahaya seperti
banjir dan gempa bumi.
1. Lingkungan fisik.
Mesin peralatan kerja dan bahan produksi :
Pengaturan letak mesin dan alat yang sedemikian rupa sehingga pekerja dapat
melakukan pekerjaan dengan leluasa dan bebas bergerak.
Perencanaan mesin dan peralatan pabrik dengan memperhatikan segi keamanan.
Mutu bahan dan peralatan yang dibeli terjamin.
2. Lingkungan kerja
Penempatan mesin yang teratur sehingga jarak antar mesin cukup lebar.
Penempatan bahan atau sampah tak terpakai pada tempatnya.
Halaman pabrik yang bersih.
Penerangan yang cukup pada lingkungan pabrik.
Pemasangan system alarm dan tanda bahaya seperti fire detector dan instrumennya.
Lingkungan pabrik yang dilengkapi dengan ventilasi udara yang cukup dan diberi kipas
penghisap (exhaust) untuk menjaga sirkulasi udara.
Peringatan kembali tentang peraturan – peraturan keselamatan kerja pada waktu –
waktu tertentu.