Anda di halaman 1dari 89

GAMBARAN TINGKAT

PENGETAHUAN DAN PERILAKU MENJAGA KEBERSIHAN

ORGAN GENETALIA EKSTERNA PADA SISWI MI PEMBANGUNAN

SKRIPSI

Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan

(S.Kep)

OLEH :

WIDYA NURLITA

NIM : 109104000040

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H/2014
RIWAYAT HIDUP

Nama : Widya Nurlita

Tempat, TanggalLahir: Garut, 9 Juli 1991

Status Pernikahan : Belummenikah

Alamat : Jl. Tajur Ds. Sindang Rasa rt4/10 No. 60 Bogor

Timur 16720

Telepon : 081297111963

Email : dyanta_090791@yahoo.com

RiwayatPendidikan

1. TK. Tunas Harapan Garut [1996-1998]

2. SDNPakuan Bogor [1998-2003]

3. SMPN 3 Bogor [2003-2006]

4. SMA Plus YPHB Bogor [2006-2009]

v
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Skripsi, Desember 2013

Widya Nurlita, NIM: 109104000040

Gambaran Tingkat Pengetahuan Dan Perilaku Menjaga Kebersihan Organ


Genetalia Eksterna Pada Siswi Madrasah (MI)Pembangunan

xv + 55 halaman + 6 tabel + 2 bagan + 4 lampiran

ABSTRAK

Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang
utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan, dalam segala aspek yang
berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya. Kesehatan
reproduksi berkaitan dengan kebersihan organnya. Organ genetalia sangat penting
dipelihara sedini mungkin, agar dapatterhindardari gangguan atau penyakit
padaorgangenetalia.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuigambaran tingkat
pengetahuan dan perilaku menjaga kebersihan organ genetalia pada siswi
Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan. Penelitian ini merupakan penelitian
kuantitatif yang bersifat deskriptif dengan desain cross sectional Pengambilan
data dilakukan pada 39 siswi kelas 4, 5 dan 6 MI Pembangunan dengan teknik
stratified random sampling dengan menggunakan kuesioner. Hasil penelitian
inimenunjukan dari 39 responden terdapat 3 orang (7,7%) yang memiliki
pengetahuan kurang, 19 orang (48,7%) memiliki pengetahuan cukup dan
sebanyak 17 orang (43,6%) memiliki pengetahuan yang baik. Sedangkan,
responden terdapat 7 siswi (17,9%) memiliki perilaku yang cukup, sementara 32
siswi (82,1%) memiliki perilaku yang baik dalam menjaga kebersihan organ
genetalia eksterna.Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi
instansi kesehatan agar dapat memberikan pendidikan kesehatan mengenai
kebersihan organ genetalia eksterna secara dini untuk mengurangi terjadinya
gangguan atau masalah-masalah kesehatan reproduksiwanita yang disebabkan
oleh kebersihan organ genital yangkurang baik dan bagi sekolah dasar supaya
memasukan materi tentang kesehatan reproduksidalam kurikulum pendidikan
supaya siswi mampu memahami cara menjaga kebersihan organ genetalia dengan
baik dan benar.

Kata kunci: kesehatan reproduksi, tingkat pengetahuan, perilaku, kebersihan


genetalia eksterna, sekolah dasar

vi
FACULTY OF MEDICAL AND HEALTH SCIENCE
NURSERY STUDY PROGRAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Undergraduate Thesis, Desember 2013

WidyaNurlita, NIM : 109104000040

Gambaran Tingkat Pengetahuan Dan Perilaku Menjaga Kebersihan Organ


Genetalia Eksterna Pada Siswi Madrasah (MI)Pembangunan

xv + 55 halaman + 6 tabel + 2 bagan + 4 lampiran

ABSTRACT

Reproduction health should be maintained by every women. By having then


healthy we will avoid some dangerous diseases this is why the writer would like
to do research about externagenetal organ which is one of the part of reproduction
health.This research aimly to know the knowledge and behavior student of MI
Pembangunan to maintan the cleanliness of their genetal organ. The writer use
quantitative descriptive research with cross sectional design. The data is taking
from 39 students of 4 grade, 5 grade, and 6 grade by using stratified random
sampling technique questioner. The result showed that 3 student have insuffient
knowledge, 19 students have sufficient knowledge, and 17 students have excellent
knowledge. Meanwhile 7 students have sufficient behavior, 32 students have
excellent behavior to maintan their externagenital.Hopefully this research will be
usefull not only to educated MI Pembangunan students how to maintan their
externagenetal organ but also for all students in Indonesia .in other words this
issue will be applird in curriculum started rfom elementary school to senior high
school.

Key word: reproduction health, knowledge, behavior, cleanliness of


genetalexterna, Elementary school

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

judul “Gambaran Tingkat Pengetahuan Dan Perilku Menjaga Kebersihan

Organ Genetalia Eksterna Pada Sisiwi Madrasah Ibtidaiyah

Pembangunan”yang disusun dan diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk

memperoleh gelar Sarjana Keperawatan.

Proses penyusunan proposal skripsiini, tidaksedikitkesulitan yang

penulishadapi. Namun, karena mendapatkan dukungan dan bantuan yang luar

biasa dari berbagaipihak, baiksecaralangsungdantidaklangsung, sehingga penulis

dapat menyelesaikan proposal skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Dengan ini,

penulis ingin mengungkapkan rasa hormat dan terimakasih serta penghargaan

yang tidak yang tidak terhingga, kepada:

1. Prof. DR (HC), drM. K. Tadjuddin, Sp. And selaku Dekan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN SyarifHidayatullah Jakarta.

2. BapakWaras Budi Utomo, S. Kep, Ns., MKM selaku Ketua Program Studi

Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Ibu Ns.

EniNur’ainiAgustini,S.Kep,MSc Selaku Sekretaris Program Studi IImu

Keperawatan (PSIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Ns. UswatunKhasanah, S.Kep.,MSN., selaku pembimbing I yang telah

membimbing dan memberikan masukan serta support demi terselesaikannya

penulisan proposal skripsi ini.

4. Ibu Ns.Puspita Palupi,S.Kep.,S.Mat., selaku pembimbing II yang telah

membimbingdanmemberikanmasukandalampenulisan proposal penelitianini.

viii
5. IbuNa. Ernawati, S.Kep.,selakupembimbingakademik yang selalu

memberikan nasehat dan dukungan selama proses pendidikan di Program

Studi Ilmu Keperawatan.

6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan yang telah

mengajarkan dan membimbing penulis selama 4 tahun dibidang pendidikan

keperawatan, serta staf akademik Bapak Azib Rosyidi,

S,PsidanIbuSyamsiyah yang telah memudahkan dalam proses birokrasi.

7. Para penguji yang telah banyak memberikan masukan dalam memperbaiki

skripsi penelitian ini.

8. Kedua orang tuadan Keluarg asaya. Terimakasih untuk Mama saya

(ibuSumartini) yang sangat saya cintai dan sayangi atas segala pengorbanan

yang telah diberikan, atas kasih dan saying serta atas do’a-do’a yang selalu

dipanjatkan untuk saya. Terimakasih untuk adikku (Satria&Naufal) serta Papa

(Bapak Yusuf) atas dukungan yang telah diberikan kepada saya selama ini.

Terimakasih untuk seseorang yang telah hadir dalam kehidupan saya

(IkhwanMaulana) beserta keluarga yang telah memberikan motivasi,

dukungan dan pelajaran berharga bagi kehidupan saya. Kalian lah yang

membuat saya bias seperti ini. Ucapan terimakasih sebesar-besarnya tiada

henti saya haturkan kepada kalian semua.

9. Seluruh dosen PSIK yang telah memberikan ilmu dan pengalamannya ketika

kami belajarselama kurang lebih 4 tahun.

10. Staff akademik yang selalu memenuhi permintaan dalampembuatan surat

perizinan penelitian.

ix
11. Kepala sekolah MI Pembangunan yang telah memberikan izin sertabantuan

kepada sayadalam melakukan penelitian.

12. Seluruhsiswi MI Pembangunan yang telahbersediamenjadiresponden

13. Semua teman dan sahabat yang telah memberikan dukungan, berbagi ilmu

dan mengisi hari-harisayaselama proses pembelajaran. Khususnya untuk Ami,

Ninta, dan Cici yang selalu memberi canda tawa di setiap perjalanan ini.

UntukUmmi, Ravita, Fitri, Sisca, Dian, Eriyn, Qomi, Rusmanto, Iqbal, Yuni,

Eva, Inggar, semua teman-teman yang sudah membantu dan berjuang

bersama dalam menyelesaikan perkuliahan saya ucapkan terima kasih

sebanyak-banyaknya.

Dengan memanjatkan doa kepada Allah SWT, penulis berharap semua

kebaikan yang telah di berikan mendapat balasan dari Allah SWT dan semua

kesalahan di ampuni oleh Allah. Amin.

Jakarta, Desember2013

Penulis

x
DAFTAR ISI

JUDUL HALAMAN
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN2........................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. ii
RIWAYAT HIDUP .......................................................................................... v
ABSTRAK ....................................................................................................... vi
ABSTRACT ..................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii
DAFTAR BAGAN .......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1


A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 6
D. Pertanyaan Penelitian ................................................................................ 7
E. Manfaat Penelitian .................................................................................... 7
F. Ruang Lingkup Penelitian......................................................................... 8

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA .................................................................. 7


A. Kesehatan Reproduksi .............................................................................. 7
B. Organ Genetalia Wanita ............................................................................ 9
C. Perawatan Organ Genetalia ...................................................................... 12
D. Akibat Tidak Menjaga Kebersihan Genetal ............................................. 15
E. Pengetahuan ............................................................................................ 17
F. Perilaku .................................................................................................... 20
G. Teori Lawrance Green .............................................................................. 21
H. Kerangka Teori ......................................................................................... 23

xi
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ....... 24
A. Kerangka Konsep ..................................................................................... 24
B. Definisi Operasional ................................................................................ 25

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 26


A. Desain Penelitian ..................................................................................... 26
B. Waktu dan Lokasi Penelitian ................................................................... 26
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling ................................................. 26
D. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 28
E. Instrumen Penelitian ................................................................................ 29
F. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ........................................ 30
G. Tahapan Penelitian ................................................................................... 32
H. Pengolahan Data ...................................................................................... 33
I. Analisis Data ............................................................................................ 34
J. Etika Penelitian ........................................................................................ 34
BAB V HASIL PENELITIAN ..................................................................... 35
A. Profil Sekolah ........................................................................................... 35
B. Analisa Univariat ..................................................................................... 37
BAB VI PEMBAHASAN .............................................................................. 41
A. Analisis Univariat .................................................................................... 41
B. Keterbatasan Penelitian ............................................................................ 45

BAB VII PENUTUP ...................................................................................... 46


A. Kesimpulan .............................................................................................. 46
B. Saran ........................................................................................................ 46

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 DefinisiOperasionalPenelitian ............................................................. 25

Tabel 4.1Skor kuesioner perilaku ......................................................................... 30

Tabel5.1 Tingkat Pengetahuan Menjaga Kebersihan Organ Genetalia Siswi MI

Pembangunan ....................................................................................... 37

Tabel5.2 Gambaran Tingkat Pengetahuan Menjaga Kebersihan Organ Genetalia

Eksterna Siswi MI Pembangunan ......................................................... 38

Tabel 5.3Perilaku Menjaga Kebersihan Organ Genetalia Eksterna Pada Siswi MI

Pembangunan ....................................................................................... 40

Tabel5.4 Gambaran Perilaku Menjaga Kebersihan Organ Genetalia Eksterna

Pada Siswi MI Pembangunan ............................................................... 41

xiii
DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka Teori Penelitian .................................................................. 23

Bagan 3.1 Kerangka Konsep Penelitian ............................................................... 24

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1 LembarPersetujuanResponden

2. Lampiran 2 KuesionerPenelitian

3. Lampiran 3 HasilUjiValiditas

4. Lampiran 4HasilPenelitian

xv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan

sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan, dalam segala

aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya

(WHO,1992). Kesehatan reproduksi berkaitan dengan kebersihan organnya.

Organ genetalia sangat penting dipelihara kebersihannya termasuk memilih air

cebok, pembalut dan cara memakainya, serta kekerapan menggantinya, kebersihan

selama haid, serta pakaian dalam yang digunakan harus bersih (Nadesul,2008;

Pinem,2009).

Kebersihan organ genetalia sangat penting untuk dipelihara, bahkan

sebaiknya sudah disadari sejak dini akan pentingnya menjaga kebersihan organ

genetalia eksterna. Masalah yang dapat timbul akibat kebersihan organ genetalia

yang kurang baik yaitu timbul beberapa penyakit kelamin seperti kanker serviks,

keputihan, iritasi kulit genital, alergi, peradangan atau infeksi saluran kemih. Hal

tersebut berkaiatan dengan saluran kemih bawah pada wanita lebih pendek,

sehingga kedudukannya lebih dekat dengan dunia luar serta dapat dengan mudah

terpapar kuman dan bibit penyakit. Kuman tertentu dan dalam jumlah tertentu

dapat menimbulkan peradangan yang mengakibatkan rasa sakit. Maka dari itu,

sangat penting umtuk menjaga kebersihan vagina agar mencegah kuman-kuman

tersebut masuk kedalam alat kelamin dan saluran kencing wanita (Takasihaeng,

2005 ; Nadesul, 2008).

1
2

Kasus kanker serviks semakin meningkat setiap tahunnya di Indonesia.

Salah satu faktor penyebab kanker serviks yaitu kurangnya personal higiene pada

organ genetalia. Hal tersebut dibuktikan dari hasil penelitian yang dilakukan di

RSUP Dr.Kariadi yang menyebutkan bahwa sebanyak 87,10% memiliki personal

higine yang kurang baik dan adanya kejadian kanker serviks stadium III yaitu

sebanyak 58,1%. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa adanya hubungan yang

segnifikan antara kanker serviks dengan personal higiene genetalia yang kurang

baik (Pitriyani, 2012).

Banyak penelitian terkait kebersihan, sikap maupun perilaku dalam

menjaga kebersihan organ genetalia pada perempuan. Penelitian yang dilakukan

lebih banyak dilakukan di sekolah tingkat SMP dan SMA. Hasil penelitian

Dai’yah di SMU Negeri 2 Medan ( 2004 ) sebagian besar responden (67%)

memiliki pengetahuan yang cukup mengenai perawatan organ reproduksi bagian

luar, penelitian yang dilakukan di SLTP Jakarta Timur (2003) mendapatkan hasil

bahwa sebagian besar siswi memiliki pengetahuan yang kurang mengenai

kebersihan organ genetalia sebanyak 93.4%. Berdasarkan hasil penelitian di SMA

Negeri 2 Semarang (2008), 96% siswi mengalami keputihan (Rabita,2010;

Handayani, 2003; ).

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perilaku siswi dalam

menjaga kebersihan organ genetalia eksterna. Sebuah penelitian mengenai

perilaku remaja saaat menstruasi menunjukan faktor yang memiliki pengaruh

dalam perilaku kebersihan pada saat menstruasi adalah pendidikan orang tua,

pengetahuan, sikap, ketersediaan fasilitas alat pembersih dan dukungan teman

sebaya (Suryati, 2012)


3

Pemberian informasi mengenai kesehatan reproduksi perlu diperhatikan

bagi para siswi. Dalam ICPD (International Conference On Population and

Development ) 1994 di Kairo telah disepakati hak-hak reproduksi untuk semua

individu baik laki-laki maupun perempuan. Dalam hak reproduksi tersebut,

disebutkan bahwa para remaja (laki-laki/ perempuan) berhak memperoleh

informasi yang tepat dan benar mengenai reproduksi remaja, sehingga dapat

berprilaku sehat dan menjalani kehidupan sosial yang bertanggung jawab

(Pinem,2009).

Dari beberapa hasil penelitian yang sudah dijabarkan sebelumnya, penulis

menyimpulkan bahwa menjaga kesehatan reproduksi sangat penting khususnya

pada kaum perempuan harus dilakukan sedini mungkin. Penelitian mengenai

kesehatan reproduksi sebelumnya banyak dilakukan di sekolah serata SMP dan

SMA, sementara masih jarang penelitian mengenai kesehatan reproduksi yang

dilakukan di Sekolah Dasar / Madrasah Ibtidaiyah. Untuk itu penulis tertarik

untuk meneliti tingkat pengetahuan dan perilaku menjaga kebersihan genetalia

eksterna pada siswi Madrasah Ibtidaiyah kelas 4,5 dan 6.

Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di MI Pembangunan karena

pada saat melakukan studi pendahulian di MI Pembangunan, Peneliti melakukan

wawancara dengan kepala sekolah, guru BK dan siswi kelas 1-6 sebanyak 24

siswi yang terdiri dari siswi kelas 1-3 masing-masing sebanyak 5 orang dan kelas

4-6 sebanyak 3 orang. Hasil dari wawancara tersebut diketahui bahwa siswi kelas

4-6 rata-rata sudah mengalami keputihan dan gatal pada daerah kewanitaannya.

Ketika melakukan wawancara siswi kelas 4 dan 5 cenderung memiliki

karakteristik lebih tertutup dalam membicarakan masalah reproduksi


4

dibandingkan kelas 6. Pada siswi kelas 6 sudah banyak terpapar dengan materi

pubertas dan seputar kesehatan reproduksi dalam program keputrian

dibandingkan dengan siswi kelas 4 dan 5 yang hanya mendapatkan materi

keputrian 1 kali dalam setahun. Maka dari itu, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai tingkat pengetahuan dan perilaku menjaga kebersihan organ

reproduksi eksterna di MI Pembangunan pada kelas 4,5dan 6.

B. Rumusan Masalah

Kebersihan organ genetalia eksterna pada perempuan sangat penting

dipelihara sejak dini agar dapat terhindar dari penyakit genetalia seperti kanker

servik, keputihan abnormal, iritasi, infeksi saluran kemih, atau radang panggul.

Pengetahuan yang baik mengenai cara membersihan organ genetalia akan

berpengaruh pada perilaku para perempuan dalam menjaga kebersihan organ

genetalia.

Beberapa penelitian sebelumnya menunjukan bahwa tingkat pengetahuan

berpengaruh pada perilaku para remaja putri dalam menjaga kebersihan organ

genetalia eksterna. Penelitian yang lain juga menyebutkan bahwa pengetahuan

dan perilaku yang buruk dalam menjaga kebersihan organ genetalia eksterna

menyebabkan terjadinya keputihan pada sebagian besar remaja putri yang diteliti.

Penelitian mengenai kebersihan organ genetalia ini banyak diteliti pada

remaja putri tingkat SMP dan SMA yang rata-rata sudah memasuki masa pubertas

atau remaja tengah. Sedangkan, penelitian pada anak yang akan memasuki usia

sekolah masih sangat jarang.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan, Siswi kelas 4, 5

dan 6 MI pernah mengalami keputihan serta gatal pada daerah kewanitaannya.


5

Maka dari itu peneliti sangat tertarik untuk mengetahui Gambaran Tingkat

Pengetahuan Dan Perilaku Menjaga Kebersihan Organ Genetalia Eksterna Pada

Siswi Kelas 4,5 dan 6 MI Pembangunan.

C. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana gambaran tingkat pengetahuan sisiwi MI Pembangunan mengenai

kebersihan organ genetaliaeksterna?

2. Bagaimana gambaran perilaku siswi MI Pembangunan dalam menjaga

kebersihan organ genetalia eksterna?

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahuinya gambaran tingkat pengetahuan dan perilaku menjaga

kebersihan organ genetalia pada siswi Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya gambaran tingkat pengetahuan pada siswi dalam menjaga

kebersihan organ genetalia

b. Diketahuinya gambaran perilaku siswi dalam menjaga kebersihan organ

genetalia

E. Manfaat Penelitian

a. Bagi Pelayanan Kesehatan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam

peningkatan mutu dan kualitas pelayanan kesehatan dalam bidang

kesehtan reproduksi, salah satunya menyelenggarakan penyuluhan atau

promosi kesehatan reproduksi pada kalangan anak sekolah dalam

rengka mempersiapkan pubertas dini.


6

b. Bagi institusi pendidikan keperawatan

Diharapkan dapat memberikan informasi dan menambah wawasan

penelitian dibidang perawatan dan kesehatan reproduksi,serta

memberikan perkembangan ilmu keperawatan dalam bidang kesehatan

reproduksi pada anak sekolah sehingga dapat memberikan pendidikan

kesehatan lebih dini.

c. Bagi sekolah

Dapat menyediakan sarana dan prasarana untuk meningkatkan

pengetahuan dan perilaku siswi mengenai kebersihan organ genetalia,

serta dapat meningkatkan kinerja UKS dalam membantu

meningkatkan kepedulian terhadap organ genital siswi dalam rangka

mempersiapkan kesehatan reproduksi di usia dini..

F. Ruang Lingkup Penelitian

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain penelitian Deskriptif

Penelitian ini dilakukan untuk melihat gambaran tingkat pengetahuan dan perilaku

siswi Madrasah Ibtidaiyah (MI) Pembangunan dalam menjaga kebersihan organ

genetalia eksterna. Penelitian ini menggunakan data primer berupa kuisioner yang

dibagikan kepada responden yang memungkinkan untuk diteliti.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kesehatan Reproduksi

1. Pengertian Kesehatan Reproduksi

Kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial

secara utuh, yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan,dalam

semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi,serta fungsi dan prosesnya.

Kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara

utuh, yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan,dalam semua hal

yang berkaitan dengan sistem reproduksi,serta fungsi dan prosesnya

(Pinem,2009).

2. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kesehatan Reproduksi

Faktor-faktor yang mempengarruhi besaran masalah kesehatan reproduksi

meliputi faktor demografis/ sosial ekonomi, faktor budaya dan lingkungan,

psikologis dan biologis.

a. Faktor demografis dapat dinilai dari data: usia pertama melakukan

hubungan seksual, usia pertama menikah, usia pertama hamil.

Sedangkan faktor sosial ekonomi dapat dinilai dari tingkat pendidikan,

akses terhadap pelayanan kesehatan, status pekerjaan, tingkat

kemiskinan, rasio buta huruf, rasio remaja tidak sekolah.

b. Faktor budaya dan lingkungan mencangkup pandangan agama, status

perempuan, ketidaksetaraan jender, lingkungan tempat tinggal dan

7
8

bersosialisasi, persepsi masyarakat tentang fungsi,hak dan tanggung

jawab reproduksi individu, serta dukungan atau komitmen politik.

c. Faktor psikologi antara lain rasa rendah diri, tekanan teman sebaya,

tindak kekerasan di rumah/lingkungan, dan ketidak harmonisan orang

tua.

d. Faktor biologis meliputi: gizi buruk kronis, kondisi anemia, kelainan

bawaan reproduksi, kelainan akibat radang panggul. Infeksi lain atau

keganasan (Pinem,2009).

3. Komponen Kesehatan Reproduksi

Terdapat tiga komponen kesehatan reproduksi , yaitu:

a. Mampu, yaitu mampu berfungsi baik sebagai alat hubungan seksual dan

sebagai alat reproduksi.

b. Berhasil, yaitu berhasil melahirkan bayi well born baby dan well health

mother

c. Aman, yaitu proses reproduksi berjalan dengan baik dan berhubungan

seks, hamil, bersalin, nifas, dan laktasi berlangsung dengan aman.

Selanjutnya, reproduksi berikutnya juga berlangsung aman tanpa

penyulit (Manuaba,2007).

Suatu penelitian di Mansoura menujukan bahwa terdapat perbedaan antara

pengetahuan anak perempuan di perkotaan dengan dipedesaan mengenai

kebersihan saat menstruasi masih kurang. Umumnya perempuan yang

berada di pedesaan memiliki perawatan kebersihan diri yang buruk, seperti

jarang mengganti pembalut khususnya di malam hari, mereka pun tidak

mandi selama menstruasi, serta kekurangan privasi sangat penting. Mereka


9

mengatakan butuh informasi yang lebih mengenai kebersihan menstruasi

(Abdel, 2005).

Suatu penelitian menyebutkan bahwa hanya 36,95% dari perempuan muda

yang peduli terhadap menstruasi sebelum mereka mengalami menarce. Lebih dari

34 perempuan dalam penelitian itu tidak mengetahui penyebab dan sumber

pendarahan menstruasi. Beberapa indeks kebersihan mens menunjukan perbedaan

yang signifikan antara perempuan di perkotaan dan pedesaan (Subhash, 2011).

B. Organ Genetalia Wanita

1. Sistem Reproduksi

Sistem reproduksi wanita dan pria terdiri dari empat komponen utama

yaitu genetalia eksterna, sepasang kelenjar seks primer (gonad), saluran

yang membentang dari gonad ke bagian tubuh eksterior dan kelenjar seks

sekunder (tambahan)

Sistem reproduksi wanita terdiri dari organ interna yang terletak disalam

rongga pelvis dan ditopang pleh lantai pelvis, dan genetalia eksterna yang

terletakdi perinium. Struktur reproduksi interna dan eksterna wanita

berkembang dan menjadi matur akibat rangsangan hormon estrogen dan

progesteron. (Bobak dkk,2004)

2. Struktur eksterna

Struktur eksterna atau vulva secara berurutan dari arah anterior keposterior

yaitu ; mons pubis, labia mayora&labia minora, klitoris, prepusium, klitoris,

vestibulum, fourchette dan perinium. (Bobak dkk,2004)


10

Gambar 2.1 Organ GenetaliaEksterna

3. Struktur Interna

Struktur organ genetalia interna antara lain, yaitu:

a. Vagina (saluran senggama)

b. Rahim (uterus)

c. Tuba Fallopii

d. Indung Telur (Ovarium)

e. Parametrum (penyangga rahim) (Manuaba,2009).

Gambar 2.2 Organ GenetaliaInterna


11

4. Flora Normal Vagina

Segera setelah lahir, laktobasilus aerob tampak dalam vagina dan menetap

sepanjang pH tetap asam (beberapa minggu). bila pH menjadi netral

(menetap sampai pubertas) terdapat flora campuran, kokus dan basilus saat

pubertas, laktobasilus aerob dan anaerob tampak kembali dalam jumlah

banyak dan mempertahankan pH asam dengan menghasilkan asam dari

karbohidrat terutama glikogen. Keadaan ini tampaknya merupakan

mekanisme penting dalam mencegah timbulnya organisme yang lain, yang

mungkin membahayakan di dalam vagina .jika laktobasilus ditekan akibat

pemberian obat-obat antimikroba, ragi atau berbagai bakteri meningkat

jumlahnya dan menyebabkan iritasi serta peradangan.Setelah menopause,

laktobasilus kembali berkurang jumlahnya dan flora campuran kembali

timbul. flora vagina normal termasuk streptococcus grup B terdapat

sebanyak 25% perempuan usia subur.selama proses kelahiran,bayi dapat

terpajan streptococcus grup B, yang kemudian dapat menyebakan sepsis

neonatal dan meningitis. flora vagina normal juga sering mencakup

streptococcus alfa hemolitik, streptococcus anaerob (peptostreptococus),

spesies prevotella, klostridia, gradnerella vaginalis, ureaplasma urealytikum

dan kadang-kadang listeria atau spesies mobilunkus.mukus servikal

mempunyai aktifitas antibakteri dan mengandung lisozim. pada beberapa

perempuan, introitus vagina mengandung flora yang banyak menyerupai

flora di perineum dan area perianal. keadaan tersebut dapat menjadi factor

predisposisi infeksi saluran kemih rekuren. organisme divagina yang


12

terdapat saat persalinan dapat mengionfeksi neonates

(misalnya,streptococcus grup B) (Jawetz, 2007).

C. Perawatan Organ Genetalia

Perawatan diri pada alat kelamin perempuan merupakan perawatan diri

pada organ eksterna yang terdiri dari mons veneris, terletak di simpisis pubis;

labia mayora, dua lipatan yang membentuk vulva; labia minora; dua lipatan kecil

diantaraa atas labia mayora; klitroris, sebuah jaringan erektil yang serupa

denganpenis laki-laki; kemudian juga bagian yang terkait di sekitarnya seperti

uretra, vagina, perinium, dan anus (Uliyah, 2009).

Menjaga kesehatan vagina dimulai dari memeperhatikan kebersihan diri.

di Indonesia merupakan daerah yang beriklim tropis. Udara panas dan cenderung

lembab sering membuat banyak berkeringat. dibagian tubuh yang tertutup dan

lipatan-lipatan kulit, seperti didaerah alat kelamin. kondisi ini menyebabkan

mikroorganisme jahat terutama jamur mudah berkembang biak, yang akhirnya

bisa menimbulkan infeksi

Cara pemeliharaan alat reproduksi secara umum untuk remaja laki-laki dan

perempuan antara lain:

1. Mengganti celana dalam minimal dua kali sehari

2. Membersihkan kotoran yang keluardari alat kelamin dan anus dengan

air atau kertas pembersih (tisu). Gerakan cara membersihkan anus

untuk perempuan adalah dari daerah vagina ke arah anus untuk

mencegah kotoran dari anus masukke vagina.

3. Tidak menggunakan air yang kotor untuk mencuci vagina


13

4. Dianjurkan untuk mencukur atau merapihkan rambut kemaluan karena

bisa ditumbuhi jamur ataukutu yang dapat menimbulkan rasa gatal dan

tidak nyaman (Kusmiran, 2012).

Ada pula cara pemeliharaan organ reproduksi pada remaja perempuan

antara lain sebagai berikut :

1. Tidak memasukan benda asing ke dalam vagina

2. Menggunakan celana dalam yang menyerap keringat

3. Tidak menggunakan celana yang terlalu ketat

4. Penggunaan pembilas vagina secukupnya, tidak berlebihan (Kusmiran,

2012).

Secara umum menjaga kesehatan berawal dari menjaga kebersihan. Hal

ini berlaku bagi kesehatan organ-organ seksual, termasuk vagina. Berikut adalah

cara membersihkan alat kelamin wanita (Manuaba,2006; Manuaba, 2009;

Kusmiran, 2012) :

1. Secara teratur bersihkan bekas keringat yang ada disekitar alat kelamin

dengan air bersih, lebih baik air hangat, dan sabun lembut terutama

setelah Buang Air Besar (BAB) dan buang air kecil. Cara membasuh alat

kelamin wanita yang benar adalah dari arah depan (vagina) ke belakang

(anus). Jangan terbalik karena bakteri yang ada disekitar anus bisa

terbawa ke dalam vagina. Setelah dibersihkan gunakan handuk bersih

atau tisu kering untuk mengeringkannya (Manuaba,2006; Manuaba,

2009; Kusmiran, 2012).

2. Hati-hati ketika menggunakan kamar mandi umum, apabila akan

menggunkan kloset duduk maka siramlah terlebih dahulu untuk


14

mencegah terjadinya penularan penyakit menular seksual.

Bakteri,kuman,dan jamur bisa menempel di kloset yang sebelumnya

digunakan oleh penderita penyakit menular seksual (Manuaba,2006;

Manuaba, 2009; Kusmiran, 2012).

3. Tidak perlu sering menggunakan sabun khusus pembersih vagina. Vagina

sendiri sudah mempunyai mekanisme alami untuk mempertahankan

keasamannya. Keseringan menggunakan sabun khusus ini justru akan

mematikan bakteri baik dan memicu berkembangbiaknya bakteri jahat

yang dapat menyebabkan infeksi (Manuaba,2006; Manuaba, 2009;

Kusmiran, 2012).

4. jangan sering-sering menggunakan pantyliner. Gunakan pantyliner sesuai

dengan kebutuhan artinya ketika mengalami keputihan yang banyak

sekali. Dan gunakan pantyliner yang tidak berparfum untuk mencegah

iritasi. sering-sering mengganti pantyliner saat keputihan

(Manuaba,2006; Manuaba, 2009; Kusmiran, 2012).

5. Kebersihan daerah kewanitaan juga bisa dijaga dengan sering mengganti

pakaian dalam. minimal mengganti pakaian dalam dua kali sehari, untuk

menjaga vagina dari kelembaban yang berlebihan (Manuaba,2006;

Manuaba, 2009; Kusmiran, 2012).

6. Bahan celana dalam yang baik harus menyerap keringat, misalnya katun.

hindari memakai celana dalam atau celana jeans yang ketat kulit jadi

susah bernafas dan akhirnya menyebakan daerah kewanitaan menjadi

lembab,berkeringat dan mudah menjadi tempat berkembang biak jamur

yang dapat menimbulkan iritasi. infeksi sering kali terjadi akibat celana
15

dalam yang tidak bersih (Manuaba,2006; Manuaba, 2009; Kusmiran,

2012).

7. Haid merupakan mekanisme tubuh untuk membuang darah kotor. waktu

haid, sering ganti pembalut karena pembalut juga menyimpan bakteri

kalau lama tidak diganti.bila dipermukaan pembalut sudah ada segumpal

darah haid meskipun sedikit, sebaiknya segera mengganti pembalut.

Gumpalan darah haid yang ada di permukaan pembalut menjadi tempat

sangat baik untuk perkembangan bakteri dan jamur.oleh karena itu

gantilah pembalut setiap kali terasa basah atau sekitar tiga jam sekali

(Manuaba,2006; Manuaba, 2009; Kusmiran, 2012).

8. Rambut yang tumbuh disekitar daerah kewanitaanpun perlu diperhatikan

kebersihannya. jangan mencabut-cabut rambut tersebut. lubang ini bisa

menjadi jalan masuk bakteri, kuman dan jamur,yang dikhawatirkan dapat

menimbulkan iritasi dan penyakit. perawatan rambut didaerah

kewanitaan cukup dipendekan dengan gunting atau alat cukur dan busa

sabun yang lembut. Rambut di daerah kewanitaan berguna untuk

merangsang pertumbuhan bakteri baik serta menghalangi masuknya

benda kecil ke dalam vagina (Manuaba,2006; Manuaba, 2009; Kusmiran,

2012).

D. Akibat Tidak Menjaga Kebersihan Organ Genetalia Eksterna

1. Keputihan

Leukorea atau keputihan yaitu suatu cairan putih yang keluar dari lubang

senggama atau vagina secara berlebihan. Keputihan dibedakan menjadi dua

jenis yaitu keputihan normal (fisiologis) dan keputihan abnormal (patologis).


16

Keputihan yang normal biasanya terjadi pada masa menjelang dan sesudah

menstruasi, pada sekitar fase sekresiantara hari ke 10-16 menstruasi, juga

terjadi pada rangsangan seksual.sedangkan, pada keputihan yang abnormal

ayau patologis terjadi pada infeksi alat kelamin (infeksi bibir kelamin, liang

senggama, mulut rahim, rahim dan jaringan penyangganya, dan pada infeksi

penyakit hubungan kelamin) (Manuaba, 2009).

Hal yang harus dilakukan agar keputihan tidak terjadi adalah upaya untuk

mencegahnya. Terutama kebersihan pada organ intim yang harus dijaga. Mulai

dari pakaian yang digunakan, cara membersihkan diri sehabis buang air besar,

mencegah kelembaban pada organ intim, kebersihan kloset duduk yang

digunakan, penggunaan cairan pembersih vagina tidak berlebihan, terhindar

dari benda asing yang masuk (Djoerban,2009 dan Kusmiran, 2012).

2. Iritasi

Iritasi adalah kulit meradang, merah, terasa gatal, panas, perih, dan

bengkak. Hal ini dapat terjadi karena banyak keringat, terlambat mandi,

gesekan baju yang ketat, dan garukan kuku. Masalah iritasi juga dapat terjadi

karena orang terobsesi ingin selalu bersih, sehingga terlalu banyak

menggunakan sarana pembersih organ intim, seperti mencuci dengan air

panas, membias dengan sabun terlalu banyak, dan menggunakan kompres

larutan obat yang terlalu pekat. Sebaiknya tidak demikian. Sebab kulit organ

intim lebih lembut dan tipis dari pada daerah lain, sehingga membersihkannya

pun harus lebih hati-hati dan tidak boleh kasar.rambut organ intim yang
17

terlalu lebat dapat menjadi sumber iritasi saat menggunakan sabun (Dwikarya,

2004).

Pada saat terjadi radang kulit, tindakan menggosokorgan intim merupakan

sumber iritasi. Apalagi jika ada rambut diatasnya. Oleh karena itu, untuk

sementara rambut organ intim dicukur saja dan batasi penggunaan sabun.

3. Infeksi

Penyebab infeksi ada 5 yaitu jamur, bakteri, chlamydia, protozoa, dan

virus.

a. Infeksi jamur

Yang menyerang kulit organ intim ada dua golongan, yaitu jamur

dermofita dan jamur candida albicans.

b. Infeksi Bakteri

Bakteri adalah tumbuhan berukuran mikro yang mempunyai berbagai

macam bentuk, yakni basil berbentuk batang, kokus berbentuk bulat,

dan spirochaeta berbentuk spiral. Ketiganya dapat ditemukan pada

kelaianan organ intim yang bermasalah. Namun, gejala penyakit dan

tempat yang terserang berbeda. Contohnya bakteri Gardenerellabakteri

jenis ini dapat berubah bentuk sehingga disebut kokobasil. Ditemukan

dala jumlah keci dalam keadaan normal di dalam vagina.

E. Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi melalui proses sensoris

khususnya mata dan telinga terhadap suatu objek tertentu. Prilaku yang disasari

pengetahuan biasanya bersifat langgeng. Proses adopsi prilaku, menurut Rogers


18

dalam notoatmodjo, sebelum seseorang mengadopsi sesuatu,di dalam diri orang

tersebut terjadi suatu proses yang berurutan yaitu : (Notoatmodjo, 2003)

1. Awareness (kesadaran), individu menyadari adanya stimulus

2. Interest (tertarik), individu mulai tertarik kepada stimulus

3. Evaluating (mengimbang-imbang), individu menimbang-nimbang

tentang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Pada tahapini

subjek memiliki sikap yang lebih baik

4. Trial (mencoba), individu sudah mulai mencobaprilaku baru

5. Adaption, individu telah berprilaku baru sesuai dengan pengetahuan,

sikap dan kesadarannya terhadap stimulus

Tingkatan pengetahuan di dalam domain kognitif, mencangkup 6 tingkatan, yaitu:

a. Tahu

Tahu dapat menjadi pengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk dalam pengetahuan tingkat ini adalah

mengingat kembali suatu spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari

meliputi pengetahuan, fakta, konsep, definisi,nama,peristiwa,

tahun,daftar, rumus, teori dan kesimpulan. Maka dari itu, tahu ini

merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah (Notoatmodjo;

2003, 2007, 2010).

b. Memahami

Memahami diartikan sebagai kemampuan menjelaskan secara

benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan

materi tersebut secara benar. Orang yang sudah paham pada suatu

objekatau materimaka akan mampu menjeklaskan, menyebutkan


19

contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadapobjek

yang dipelajari (Notoatmodjo; 2003, 2007, 2010).

c. Aplikasi

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan unytuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya.

Aplikasi disini dapat diartikan sebagai penggunaan hukum-hukum,

rumus, prinsip dan sebagainya dalamkonteks lain (Notoatmodjo; 2003,

2007, 2010).

d. Analisis

Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atrau suatu

objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu struktur

organisasi tersebut dan masih ada kaitanya satu sama lain. Kemampuan

analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti dapat

menggambarkan, membedakan, memisahkan mengelompokan, dan

sebagainya (Notoatmodjo; 2003, 2007, 2010).

e. Sintesis

Sintesis menunjukan pada suatu kemampuan untuk meletakan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang

baru. Misalnya dapat menyusun, merencanakan dan dapat meringkas,

dapat menyesuaikan dan sebagainya (Notoatmodjo; 2003, 2007, 2010).


20

f. Evaluasi

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian

terhadap siuatu materi atau objek, penilaian didasarkan pada kriteria

tertentu (Notoatmodjo; 2003, 2007, 2010).

F. Perilaku

Menurut Notoatmodjo perilaku terbuka (overt behavior) adalah respon

seseorang terhadap stimulus baik dalam bentuk tindakan nyata atau

terbuka.Respon terhadap stimulus tersebut sudah dalam bentuk tindakan atau

praktik (practice), yang dengan mudah diamati atau dilihat orang lain

(Notoatmodjo; 2003, 2007, 2010).

1. Bentuk Perilaku

Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat

dibedakan menjadi dua:

a. Perilaku tertutup

Respon terhadap stimulus dalam bentuk terselubung. Respon

terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi,

pengetahuan atau kesadaran dan sikap yang terjadi pada orang yang

menerima stimulus tersebut dan belum dapat diamati secara jelas oleh

orang lain (Notoatmodjo; 2003, 2007, 2010).

b. Perilaku Terbuka

Respon terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau

terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk


21

tindakan atau praktik yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat

oleh orang lain (Notoatmodjo; 2003, 2007, 2010).

2. Proses Terjadinya Perilaku

Penelitian Rogers mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi

prilaku baru (berprilaku baru), di dalam diri orang tersebut terjadi proses

berurutan yaitu: (Notoatmodjo; 2003, 2007, 2010).

a. Awareness (kesadaran), individu menyadari adanya stimulus.

b. Interest (tertarik), individu mulai tertarik kepada stimulus

c. Evaluation (menimbang-nimbang), individu menimbang-nimbang

tentang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya.Pada tahap

ini subjek memiliki sikap yang lebih baik.

d. Trial (mencoba), individu sudah mulai mencoba perilaku baru.

e. Adoption, individu telah berperilaku baru sesuai dengan

pengetahuan,sikap dan kesadarannya terhadap stimulus.

G. Teori Lawrance Green

Green mencoba menganalisis prilaku manusia dari tingkat kesehatan.

Kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh 2 faktor pokok, yaitu

faktor perilaku (behavior causes) dan faktor di luar perilaku (non-behavior

causes). Selanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari 3 faktor :

1. Faktor-faktor predisposisi (predisposing factor), yang terwujud dalam

pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya

2. Faktor-faktor pendukung (enabling factor), tang terwujud dalam

fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana, alat-alat, dan sebagainya


22

3. Faktor-faktor pendorong (renforsing factor) yang terwujud dalam sikap

dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan

kelompok referensi dari perilaku masyarakat (Notoatmodjo, 2007).

Model ini dapat digambarkan sebagai berikut :

B=F (PF,EF,RF)

Keterangan :

B = behavior

PF= Predisposisi Factor

EF = Enebeling Factor

RF = Reinforcing Factor

F = Fungsi

G. Model Kepercayaan Kesehatan (Health Belief Models)

Model kepercayaan adalah suatu bentuk penjabaran dari model

sosiopsikologis seperti pengertian kerentanan terhadap penyakit, pengertian

keseluruhan dari penyakit, keuntungan yang diharapakan dari pengambilan

tindakan dalam menghadapi penyakit, kesiapan tindakan individu (Notoatmodjo,

2007). Munculnya model ini didasarkan pada kenyataan bahwa problem-problem

kesehatan ditandai dengan kegagalan orang atau masyarakat untuk menerima

usaha-usaha pencegahan dan penyembuhan penyakit yang diselenggarakan oleh

provider. Kegagalan ini akhirnya memunculkan teori yang menjelaskan perilaku

pencegahan penyakit (preventive health behaviour), yang oleh Becker (1974)

dikembangkan dari teori lapangan (Fieldtheory, Lewin, 1954) menjadi model

kepercayaan kesehatan (health belief models). Apabila individu bertindak untuk


23

melawan atau mengobati penyakitnya, ada empat variabel kunci yang terlibat di

dalam tindakan tersebut, yakni :

1. Kerentanan yang dirasakan (perceived susceptibility)

Agar seseorang bertindak untuk mengobati atau mencegah penyakitnya,

ia harus merasakan bahwa ia rentan (susceptible) terhadap penyakit

tersebut. Dengan kata lain, suatu tindakan pencegahan terhadap suatu

penyakit akan timbul apabila seseorang telah merasakan bahwa ia atau

keluarganya rentan terhadap penyakit tersebut.

2. Keseriusan yang dirasakan (perceived seriousness)

Tindakan individu untuk mencari pengobatan dan pencegahan

penyakitakan didorong pula oleh keseriusan penyakit tersebut terhadap

individu atau masyarakat. Penyakit polio misalnya, akan dirasakan lebih

serius bila dibandingkan dengan flu. Oleh karena itu, tindakan

pencegahan polio akan lebih banyak dilakukan apabila dibandingkan

dengan pencegahan (pengobatan) flu.

3. Manfaat dan rintangan-rintangan yang dirasakan (perceived benafis

andbarriers).

Apabila individu merasa dirinya rentan untuk penyakit-penyakit yang

dianggap gawat (serius), ia akan melakukan suatu tindakan tertentu.

Tindakan ini akan tergantung pada manfaat yang dirasakan dan

rintangan-rintangan yang ditemukan dalam mengambil tindakan tersebut.

Pada umumnya manfaat tindakan lebih menentukan daripada rintangan-

rintangan yang mungkin ditemukan didalam manentukan tindakan

tersebut.
24

4. Isyarat atau tanda-tanda

Untuk mendapatkan tingkat penerimaan yang benar tentang kerentanan,

kegawatan dan keuntungan tindakan, maka diperlukan isyarat-isyarat yang

berupa factor-faktor eksternal. Faktor-faktor tersebut misalnya pesan-

pesan pada media massa,nasihat atau anjuran kawan-kawan atau anggota

keluarga lain dari si sakit, dan sebagainya.

Lewin dalam Notoatmodjo (2010) mengemukakan bahwa

pengambilan tindakan tepat untuk perilaku sehat dipengaruhi oleh 3

variabel, yaitu:

a) Variabel demografis, yang terwujud dalam umur, jenis kelamin,

suku bangsa atau kelompok etnis. Dalam penelitian ini, peneliti

akan mengambil umur dan jenis kelamin sebagai faktor yang

mempengaruhi sikap dan perilaku. Suku bangsa dan etnis tidak

peneliti ambil dikarenakan di daerah tersebut hanya ada suku Jawa,

Sunda, dan Betawi sehingga dinilai kurang ada keragaman.

b) Variabel sosial psikologis yang dapat dilihat dari peer dan

reference group, kepribadian, pengalaman sebelumnya. Dalam

penelitian ini, peneliti akan mengambil satu komponen pengalaman

yaitu pengetahuan sebagai faktor yang berpengaruh terhadap sikap

dan perilaku.

c) Variabel struktur yang dapat dilihat dari kelas sosial ekonomi,

akses ke pelayanan kesehatan dan sebagainya. Variabel yang akan

diteliti dalam penelitian ini adalah sosial ekonomi yang dilihat dari

pendapatan. Sedangkan untuk akses ke pelayanan kesehatan tidak


25

diteliti dikarenakan sudah terdapat keseragaman pada semua

masyarakat yaitu, petugas kesehatan mendatangi seluruh penduduk.


26

H. Kerangka Teori

Berdasarkan tinjauan pustaka, maka dapat digambarkan kerangka teori sebagai

berikut:

Variabel demografis:
 Usia
 Jenis kelamin
 Pendidikan
 Pengetahuan
Variable social psikologis:
 Peer danreferensi group
 Kepribadian
 Pengalamansebelumnya
Kecenderungan yang Variable struktur:
 Kelasekonomi Manfaat menjaga
dilihat mengenai
 Fasilitas, dsb kebersihan organ
manfaat dan
genetalia eksterna
kerugian

AncamanatauAkibat yang
timbul jika tidak menjaga
kebersihan organ genetalia
eksterna

Kemungkinan
mengambil
tindakan tepat
dalam
Pendorong untuk membersihkan
bertindak :
Media masa, koran,
organ genetalia
pendidikan kesehatan, eksterna
penyuluhan, pengalaman
orang lain
Perilaku
Bagan 2.1

(Dimodifikasi dari: Health Belief Model (Field, Lewin, 1954) dalam Notoatmodjo
2005)
BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Berdasarkan kerangka teori yang sudah dibuat dalam bab sebelumnya,

bahwa praktek menjaga kebersihan organ genetal dapat dipengaruhi oleh

pengetahuan dan perilaku sesorang. Untuk itu peneliti menggambarkan karangka

konsep sebagai berikut:

Pengetahuan tentang :

1. Pengertiaan kesehatan reproduksi

2. Manfaat menjaga kebersihan organ genetalia eksterna

3. Akibat yang timbul jika tidak menjaga kebersihan organ


genetalia eksterna

4. Cara menjaga kebersihan organ genetalia eksterna yang tepat

Perilaku Mengenai :

1. Cara membersihan organ genetaliaeksterna secara umum


dengan tepat

Gambar 3.1 Kerangka Konsep

27
28

B. Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional


Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala
operasional

Pengetahuan Hal-hal yang Menghitung Kuesioner 1. Baik, dengan Ordinal


diketahui skor pada skor ≥76%
responden pertanyaan 2. Cukup,
berkaitan dengan yang sudah dengan skor
kebersihan organ dijawabrespo 56-75%
genetalia nden 3. Kurang,
eksterna, yang dengan skor
meliputi: ≤55%
 Pengertian (Arikunto,20
kebersihan 10).
organ
genetalia
 Manfaat
menjaga
kebersihan
organ
genetalia
 Cara
membersihkan
organ
genetalia
eksterna yang
baikdanbenar
 Akibat yang
timbuljikatida
k
membersihkan
organ
genetalia
eksterna

Perilaku Suatu tindakan Menghitung Kuesioner 1. Baik, Ordinal


responden dalam skor pada dengan skor
menjaga pertanyaan ≥76%
kebersihan organ yang sudah 2. Cukup,
genetalia eksterna dijawab dengan skor
responden 56-75%
3. Kurang,
dengan skor
≤55%(Ariku
nto, 2010)
BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan

desain deskriptif sederhana. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran

tingkat pengetahuan dan perilaku menjaga kebersihan organ genetalia eksterna

pada remaja awal di SD Madrasah Pembangunan. Penelitian ini dilakukan dengan

mengumpulkan data menggunakan kuisioner penelitian.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan dari objek penelitian atau objek yang

diteliti (Notoatmodjo, 2006). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswi

MI Pembangunan kelas 4, 5 dan 6 dengan jumlah 380 siswi.

2. Sampel

Sample merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian

jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Kriteria inklusi yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu :

a. Kriteria sampel

Kriteria inkulsi :

1) Siswi MI Pembangunan kelas 4, 5dan 6

2) Bisa membaca dan menulis

3) Bersedia menjadi responde

29
30

Kriteria ekskulsi :

1) Responden tidak kooperatif

2) Responden mendadak sakit

3) Responen mengundurkan diri ditengah-tengah proses penelitian

b. Jumlah sampel

Jumlah populasi siswi kelas 4,5 dan 6 adalah 380 siswi. Yang terdiri dari

119 siswi kelas 4, 132 siswi kelas 5 dan 129 siswi kelas 6 . Untuk menentukan

jumlah sample, peneliti menggunakan rumus Slovin (Umar, 2008), yaitu:

n= N

1+N e2

Keterangan :

N = ukuran populasi

n = ukuran sampel

e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan

pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan.

Maka dapat diketahui hasilnya sebagai berikut :

n= 380

1 + 380 (5%)2

n= 380

1 + 380 (0,05)2

n= 380

10,5

n = 36,1dibulatkan menjadi 36 siswi


31

Untuk mengantisipasi responden yang dropout, maka total sampel yang

diambil sebanyak 36 orang ditambah 10% sehingga sampel penelitian sebanyak

39 orang. Supaya penyebaran data siswi kelas 4, 5, 6 merata dan seimbang, maka

digunakan rumus sebaran data (Suryanto, 2011), yaitu:

Jumlah sampel strata =

Kelas 4 : siswi, dibulatkan menjadi 12 siswi

Kelas 5 : siswi, dibulatkan menjadi 14 siswi

Kelas 6 : siswi, dibulatkan menjadi 13 siswi

C. Tehnik Pengambilan Sampel

Tehnik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode acak stratifikasi (stratified random sampling) yang sesuai dengan kriteria

inkulsi dan ekslusi. Metode acak stratifikasi merupakan metode pemilihan sampel

dengan cara membagi populasi ke dalam kelompok-kelompok yang homogen

yang disebut strata, kemudian sampel diambil secara acak dari setiap strata

tersebut (Notoatmodjo, 2006).

Penggambilan sampel dilakukan dengan cara pengelompokan siswi

perempuan dari setiap kelas. Selanjutnya meberikan nomer berdasarkan nomer

absen siswi pada kelas masing-masing. Setelah penomeran, peneliti melakukan

pengocokan berdasarkan kelas untuk diambil sempel yang dibutuhkan sesuai

jumlah yang sudah ditentukan untuk masing-masing kelas. Setelah sampel

didapatkan, selanjutnya memanggil sampel pada masing-masing kelas untuk

melakukan pengisian kuesioner di tempat yang sudah ditentukan.


32

D. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Pembangunan yang

teletak di Tangerang Selatan. MI tersebut terpilih karena merupakan salah satu

Sekolah Dasar yang memiliki program khusus keputrian yang memiliki materi

tentang menstruasi dan cara menjaga kebersihan genetalia

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan November sampai dengan bulan

Desember 2013.

E. Instrumen Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner yang dibuat

untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan perilaku siswi tentang kebersihan

organ reproduksi. Kuesioner ini terdiri dari beberapa pertanyaaan yang mudah

dimengerti oleh siswi tingkat Sekolah Dasar. Kuesioner ini tersiri dari tiga bagian,

yaitu :

1. Data Responden

Bagian ini terdiri dari data siswi meliputi nama (inisial), umur, kelas dan

jenis kelamin.

2. Kuesioner pengetahuan tentang kebersihan organ genetalia eksterna

Kuesioner ini berisi beberapa pertanyaan mengenai pengetahuan

kebersihan organ genetalia eksterna ini bertujuan untuk mengetahui tingkat

pengetahuan siswi mengenai kebersihan genetalia eksterna. Kuesioner ini

menggunakan skala Gutmann yang terdiri dari dua katagori jawaban yaitu
33

benar (B) dan tidak (T). Untuk pernyataan positif (favourable) bernilai 1

untuk jawaban Benar (B) dan 0 untuk jawaban tidak (T). Untuk pernyataan

negatif (unfavourable) bernilai 0 untuk jawaban benar (B) dan 1 untuk

jawaban Salah (S). Pernyataan dalam kuisioner ini terdiri dari 14pernyataan,

yang terdiri dari 11 pernyataan positif (1,2,3,4,5,8,9,10,11,13,14) dan 3

pernyataan negatif (6,7,12)

3. Kuesioner perilaku menjaga kebersihan organ genetalia eksterna

Kuesioner ini berisi pertanyan-pertanyaan mengenai kebiasaan atau

tindakan yang siswi lakukan dalam menjaga kebersihan organ genetalia eksterna.

Kuisioner ini menggunakan skala Likert yang terdiri 13 pertanyaan, 8 pertanyaan

fourable(1,2,4,5,9,10,11,12)dan 5 pertanyaan unfourable(3,6,7,8,13). Setiap

pertanyaan memilikiempat katagori jawaban yaitu Selalu (SL), Sering (SR),

Sering Sekali (SS), Jarang (J), Jarang Sekali (JS). Nilai atau skor jawaban untuk

pertanyaan positif, yaitu:

Jawaban Skor Fourable Skor Unfourable

Selalu (SL) 5 1

Sering (SR) 4 2

Seringsekali (SS) 3 3

Jarang (J) 2 4

Jarangsekali (JS) 1 5

4.1 Tabel Skor Kuesioner Perilaku


34

F. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

1. Hasil Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat validitas atau

kesahihan suatu instrumen. Uji validitas dilakukan untuk menguji validitas

setiap pertanyaan angket. Instrumen yang valid memiliki validitas yang

tinggi, begitu juga sebaliknya, instrumen yang kurang valid memiliki

validitas rendah. Untuk mengetahui apakah korelasi tiap pertanyaan tersebut

signifikan, maka dilihat perbandingan antara r tabel dan r hitung. Jika r

hitung lebih besar dari r tabel dengan tingkat kemaknaan 5% maka

dikatakan valid (Hidayat, 2008).

Uji validitas ini dilakukan di MI Pembanguan Jakarta pada tanggal 26

september 2013. Responden dalam uji validitas ini adalah sebanyak 49

orang, dimana responden tersebut memilik ikriteria inkulsi dan ekskulsi

yang sama dengan sampel yang digunakan dalam penelitian.

Hasil uji kuesioner dianalisis menggunakan rumus teknik faktor analisa

dengan software komputer. Dari hasil analisa tersebut didapatkan r tabel

adalah 0,5 dengan n=49 orang. Ketika r hitung > r tabel maka kuesioner

dikatakan valid.

Adapun jumlah pernyataan kuesioner tingkat pengetahuan adalah 14

pernyataan. Hasil uji validitas menunjukan bahwa pada pernyataan

mengenai tingkat pengetahuan masih banyak yang belum valid, maka

peneliti melakukan validity contentdan expert validitySehingga instrumen

perilaku ini tetap dapat digunakan karena rentang kevalidan instrumen


35

berada pada rentang “cukup tinggi”, sebagaimana rentang kevalidan

menurut Hidayat (2008) sebagai berikut :

0,800-1,000 : sangat tinggi

0,600-0,799 : tinggi

0,400-0,599 : cukup tinggi

0,200-0,399 : rendah

0,000-0,199 : sangat rendah (tidak valid)

Pada pertanyaan mengenai perilaku siswi dalam menjaga

kebersihan organ genetalia eksterna yang terdiri dari 13 pertanyaan,

didapatkan hasil dengan menggunakan analisa faktor semua pernyataan

tersebut memiliki nilai r tabel >0,5. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

semua pertanyaan sudah valid.

2. Hasil Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur

pengukur dapat dipercaya atau diandalkan atau apakah alat ukur bisa digunakan

atau tidak. Hal ini dilakukan untuk melihat apakah hasil pengukuran tersebut tetap

konsisten bila dilakukan dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan

menggunakan alat ukur yang sama (Hidayat, 2008).

Uji reliabilitas ini menggunakan teknik Alpha Crombach (α), dalam uji

reliabilitas r hasil adalah alpha. Jika r alpha > r tabel maka pernyataan tersebut

reliabel, begitu juga sebaliknya. Suatu instrumen dikatakan reliable jika

memberikan nilai Alpha Cronbach > 0,50 (Azwar, 2008).

Nilai r pada uji reliabilitas instrumen penelitianuntuk tingkat pengetahuan

adalah 0,224 karena nilai Alpha Cronbach <0,50 maka instrumen ini dianggap
36

tidak reliabel. Sedangkan, Nilai r pada uji reliabilitas instrumen penelitian untuk

perilaku adalah 0,516 karena nilai Alpha Cronbach > 0,50, maka instrumen ini

dianggap reliabel.

G. Tahap Penelitian

1. Pengambilan data dilakukan setelah proposal penelitian mendapatkan

persetujuan dan mendapatkan surat permohonan izin penelitian dari institusi

Setelah mendapatkan izin dari institusi, maka peneliti memohon izin pada

kepala sekolah MI Pembangunan untuk melakukan penelitian pada beberapa

siswi di sekolah.

2. Setelah mendapatkan izin dari pihak sekolah, peneliti dibantu guru yang

berwenang untuk menjelaskan penelitian yang akan dilakukan agar dapat

meminta bantuan dalam mengumpulkan siswi yang akan menjadi responden

yang sesuai dengan kriteria sampel penelitian

3. Setelah responden penelitian didapatkan, langkah selanjutnya adalah

memberikan lembar persetujuan (informed consent) dengan tanpa paksaan.

Setelah itu peneliti memberikan kuisioner yang sudah dilakukan uji validitas

dan reliabilitas.

4. Setelah kuesioner diisi, peneliti memeriksa kembali kuisioner yang sudah diisi

oleh siswi MI Pembangunan yang menjadi responden.

5. Setelah lembar kuisioner terkumpul lengkap, selanjutnya dilakukan

pengolahan data menggunakan program komputer.


37

H. Pengolahan Data

1. Editing

Editing adalah upaya untuk melihat kembali dengan teliti

kebenaran data yangdiperoleh. Editing dilakukan saat tahap

pengumpulan data atau setelah data terkumpul. Peneliti tidak menemukan

data yang kurang maupun tidak sesuai dengan yang ketentuan.

2. Coding

Coding adalah kegiatan pemberian kode numerik (angka) dengan data

yang terdiri dari beberapa kategorik. Pemberian kode ini sangat penting

bila pengolahan dan analisa data menggunakan komputer. Peneliti

memberikan kode yang sesuai dengan kategorik yang ditentukan.

3. Entry data

Entry data adalah kegiatan memasukan data yang telah terkumpul

kedalam tabel atau database komputer, kemudian membuat distribusi

frekuensi sederhana.

4. Cleaning data

Cleaning data merupakan kegiatan memeriksa kembali data yang

sudah di-entry, agar terlihatadanya kesalahan atau tidak. Mungkin dapat

terjadi kesalahan pada saat meng-entry data.

I. Analisa Data

Analisa data pada penelitian ini menggunakan analisa univariat.

Menganalisa variabel-variabel dalam penelitian secara deskriptif dengan

menghitung distribusi frekuensi dan proporsinya. Konsep metodologi yang

digunakan adalah statistik katagorik. Dalam penelitian ini analisa digunakan


38

untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan dan perilaku dalam

menjaga kebersihan organ genetalia eksterna.

J. Etika Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan menekankan masalah etik yang meliputi :

1. Lembar persetujuan (informed consent)

Lembar persetujuan ini diberikan dan dijelaskan kepada responden yang

akan diteliti yang memenuhi kriteria inkulsi dan disertai judul penelitian

serta manfaat penelitian dengan tujuan responden dapat mengerti tujuan dan

maksud penelitian dilakukan. Bila subjek menolak maka peneliti tidak

memaksa kehendak dan menghormati hak-hak subyek.

2. Tanpa Nama (Anonymity)

Untuk menjaga kerahasiaan identitas subyek, peneliti tidak akan

mencantumkan nama jelas subyek pada lembar penelitia melainkan hanya

mencantumkan inisial dari subyek yang diteliti.

3. Kerahasiaan (Confidentiality)

Kerahasian informasi mengennai responden dijamin peneliti, hanya

kelompok data tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian.


BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Profil Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan

Madrasah Ibtidaiyah (MI) Pembangunan UIN merupakan sekolah swasta

yang sudah terakreditasi A. MI Pembangunan terletak di Jl.Ibnu Taimia IV

Komplek UIN Jakarta kelurahan pondok pinang, kecamatan kebayoran lama,

Jakarta Selatan. Drs. Yon Sugiono sebagai kepala sekolah saat ini menyebutkan

bahwa MI Pembangunan didirakan pada tahun 1974, dengan status tanak milik

pemerintah (9790 m2) dan tanah wakaf/hibah (7000 m2). Sekolah ini memiliki

banyak program yang memiliki tujuan sangat baik bagi siswinya dalam berbagai

bidang terutama bidang kesehatan. MI Pembangunan memiliki UKS yang

didalamnya terdapat seorang dokter dan perawat sebagai tenaga kesehatan. MI

Pembangunan juga memiliki program khusus bagi siswi perempuan dalam rangka

memperhatikan kesehatan reproduksi para siswi, salah satu programnya yaitu

Program Keputrian. Program ini diadakan untuk siswi kelas 4-6 yang sudah

mengalami menstruasi, biasanya program ini dilakukan pada waktu shalatbagi

siswi yang sedang mengalami haid. Program ini juga memberikan bekal

pengetahuan pada seluruh sisiwi kelas 6 setiap tahunnya. Pengetahuan yang

diberikan pada siswi berkaitan dengan reproduksi kewanitaan, yang terdiri dari

penjelasan mengenai menstruasi, kebersihan vagina, gangguan pada kelamin dsb.

39
40

B. Analisa Univariat

1. Pengetahuan kebersihan organ genetalia eksterna

Tabel dibawah ini merupakan gambaran tingkat pengetahuan mengenai

kebersihan organ genetalia eksterna yang disajikan dalam bentuk data

kategorik.

Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi
Pengetahuan Menjaga Kebersihan Organ Genetalia Eksterna Pada Siswi
MI Pembangunan (November 2013)
Pengetahuan Frekuensi Persen

Kurang 3 7,7

Cukup 17 43,6

Baik 19 48,7

Total 39 100,0

Berdasarkan hasil dari tabel 5.1 dapat diketahui bahwa dari 39 responden

terdapat 3 orang (7,7%) yang memiliki pengetahuan kurang, 19 orang

(48,7%) memiliki pengetahuan cukup dan sebanyak 17 orang (43,6%)

memiliki pengetahuan yang baik mengenai kebersihan organ genetalia

eksterna. Hal tersebut didapatkan dari hasil jawaban responden tentang

pengetahuannya tentang kebersihan organ genetalia.


41

2. Perilaku Menjaga Kebersihan Organ Genetalia Eksterna

Tabel dibawah ini merupakan gambaran perilaku responden dalam

menjaga kebersihan organ genetalia eksterna dalam bentuk data kategorik.

Tabel 5.3
Distribusi frekuensi
Perilaku Menjaga Kebersihan Organ Genetalia Eksterna Pada Siswi MI
Pembangunan (November 2013)
Perilaku Frekuensi Persen

Cukup 7 17,9

Baik 32 82,1

Total 39 100

Pada tabel 5.3 terlihat bahwa perilaku sebagian besar siswi dalam

menjaga kebersihan organ genetalia eksterna sudah baik sebanyak 32 (82,1%)

dan sebagian lainya 7 (17,9%) memiliki perilaku cukup.


BAB VI

PEMBAHASAN

A. Analisa Univariat

1. Gambaran Tingkat Pengetahuan Siswi MI Pembangunan Mengenai


Kebersihan Organ Genetalia eksterna

Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi melalui proses sensoris

khususnya mata dan telinga terhadap suatu objek tertentu. Menurut

Notoatmodjo perilaku yang disasari pengetahuan biasanya bersifat langgeng

(Notoatmodjo,2003). Hasil yang didapat dari penelitian ini ternyata dari 39

responden terdapat terdapat 3 orang (7,7%) yang memiliki pengetahuan

kurang sementara terdapat 19 orang (48,7%) memiliki pengetahuan cukup

mengenai kebersihan organ genetalia eksterna. Hal tersebut ditunjukan

dengan hanya sebagian kecil responden yang mengetahui akibat yang timbul

jika tidak menjaga kebersihan organ genetalia eksterna dan cara

membersihkan organ genetalia eksterna yang tepat . Mungkin beberapa hal

tersebut yang menyebabkan masih tingginya angka kejadian keputihan pada

sisiwi seperti yang disebutkan dalam sebuah penelitia sebanyak (96%) siswi

mengalami keputihan (Rabita, 2010). Hasil penelitian ini berbanding terbalik

dengan penelitian yang dilakukan di SLTP Jakarta Timur tahun 2003 yang

mendapatkan hasil sebagian besar siswi SLTP di sana memiliki pengetahuan

kurang sebanyak (93,4%) (Handayani, 2003). Dan ada penelitian lain yang

dilakukan di Madrasah Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta tahun 2004

yang mendapatkan hasil sebagian besar remaja putri disana memiliki

pengetahuan baik (53,4%) dan kurang (46,6%) (Rejaningsih, 2004).

42
43

Perbedaan hasil tersebut mungkin disebabkan oleh beberapa faktor lainnya

seperti informasi yang didapatkan para responden dari media, teman, orang

tua, maupun sumber informasi lainnya.

Sebuah penelitian meenunjukan hasil bahwa pengetahuan seseorang

mengenai perawatan organ genetalia dapat berubah setelah diberikan

pendidikan kesehatan. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil penelitian yang

menunjukan bahwa sebelum diberikan pendidikan kesehatan pengetahuan

siswi putri dalam kategori cukup yaitu (90,0%). Namun sesudah diberikan

pendidikan kesehatan, pengetahuan siswi dalam kategori baik yaitu (95,0%)

(Dewa, 2012).

2. Gambaran Perilaku Menjaga Kebersihan Organ Genetalia Eksterna

Pada Sisiwi MI Pembangunan

Notoatmodjo menyatakan bahwa perilaku terbuka (overt behavior) adalah

respon seseorang terhadap stimulus baik dalam bentuk tindakan nyata atau

terbuka.Respon terhadap stimulus tersebut sudah dalam bentuk tindakan atau

praktik (practice), yang dengan mudah diamati atau dilihat orang lain

(Notoatmodjo; 2003, 2007, 2010). Hasil penelitian ini menunjukan dari 39

responden terdapat 7 siswi (17,9%) memiliki perilaku yang cukup, sementara

32 siswi (82,1%) memiliki perilaku yang baik dalam menjaga kebersihan

organ genetalia eksterna. Penelitian lain menunjukan hasil yang sejalan,

sebagian besar siswi Madrasah Tsanawiyah memiliki perilaku baik dalam

menjaga kebersihan organ genetalia eksterna sebanyak 51 responden

(50%),perilaku cukup 39 responden (38,2%), dan perilaku kurang 12


44

responden (11,8%). Berbeda hal nya dengan hasil yang didapatkan dari

penelitian yang dilakukan di SLTP Jakarta Timur, kelompok terbesar

responden berperilaku kurang baik (86,8%) terhadap kebersihan alat kelamin

(Handayani, 2003). Sebuah penelitian mengenai perilaku remaja saaat

menstruasi menunjukan faktor yang memiliki pengaruh dalam perilaku

kebersihan pada saat menstruasi adalah pendidikan orang tua, pengetahuan,

sikap, ketersediaan fasilitas alat pembersih dan dukungan teman sebaya

(Suryati, 2012). Hal tersebut membuktikan bahwa terdapat faktor-faktor yang

menyebabkan perbedaan perilaku pada siswi dalam menjaga kebersihan organ

genetalia, sehingga terdapat perbedaan dalam hasil setiap penelitian.

Pada hasil penelitian terlihat masih banyaknya siswi yang jarang

membersihkan alat kelamin dengan baik, mengeringkan kelamin setelah BAB

dan BAK, memastikan kebersihan toilet dan mencuci tangan sebelum

menyentuh alat kelamin. Hal tersebut mungkin bersangkutan dengan

pengetahuan yang mereka dapatkan masih kurang, sehingga sangat diperlukan

untuk memberikan informasi yang benar dan mendalam mengenai hal

tersebut.

B. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini mempunyai keterbatasan-keterbatasan yang dapat

mempengaruhi hasil penelitian. Keterbatasan-keterbatasan tersebut, yaitu :

1. Kurangnya referensi yang didapatkan mengenai kesehatan reproduksi pada

siswi setara SD/MI karena masih sangat jarang sekali terdapat penelitian
45

mengenai kesehatan reproduksi pada siswi SD/MI khususnya mengenai

kebersihan organnya.

2. Tidak diketahuinya batasan perilaku dalam hal kebersihan dan perawatan

alat kelamin bagi siswi yang belum mengalami menstruasi.

3. Proses pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui

penyebaran kuesioner saja sehingga sulit mengetahui kebenaran dari

jawabannya.
BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan data yang didapatkan dari Madrasah

Ibtidaiyah (MI) Pembangunan tahun 2013 dapat diambilkesimpulan sebagai

berikut:

1. Pada siswi MI Pembangunan kelas 4, 5 dan 6 sebagian besar memiliki

pengetahuan yang cukup mengenai kebersihan organ genetalia eksterna yaitu

sebanyak 19 orang (48,7%) sementara terdapat 3 orang (7,7%) yang memiliki

pengetahuan kurang.

2. Pada siswi kelas 4,5 dan 6 MI Pembangunan sebagian besar memiliki perilaku

yang baik dalam menjaga kebersihan organ genetalia eksterna sebanyak 32

siswi (82,1%). Dan terdapat 7 siswi (17,9%) memiliki perilaku yang cukup

dalam menjaga kebersihan organ genetalia eksterna.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan, saran yang dapat

diajukan antara lain :

1. Bagi Pelayanan Kesehatan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi pelayanan

keperawatan. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dalam

memberikan pelayanan kesehatan baik maternitas, keperawatan anak

46
47

maupun komunitas pendidikan kesehatan kepada anak serata SD/MI tentang

pentingnya menjaga kebersihan organ genetalia eksterna yang baik disadari

dan dijaga secara dini agar dapat menekan jumlah terjadinya gangguan

terhadap kesehatan reproduksi pada perempuan.

2. Bagi Madrasah Tsanawiyah (MI) Pembangunan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak sekolah

dalam menambahkan kurikulum untuk kesehatan reproduksi serta

pengembangan program keputrian dan UKS sekolah untuk membahas

pentingnya menyadari dan menjaga kebersihan organ genetalia eksterna

secara dini untuk menghindari gangguan pada organ reproduksi perempuan.

Dari hasil penelitian, disarankan untuk pihak sekolah agar membahas lebih

mendalam mengenai cara membersihkan alat kelamin yang tepat.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya diharapkan dapat memperluas area penelitian.

Penelitian selanjurnya dapat dilakukan untuk melihat faktor-faktor lain yang

dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan serta perilaku siswi dalam

menjaga kebersihan organ genetalia.


DAFTAR PUSTAKA

Abdel Hady, dkk. Menstrual Hygiene Among Adolescent Schoolgirls in Mansoura,Egypt;


reproductive Health Matters; Egypt: 2005.
Adrini,Maya. Perilaku Remaja Putri Dalam Perawatan Kebersihan Alat Kelamin Pada Saat
Menstruasi di SMPN 3 Pulau Rakyat Kabupaten Asahan tahun 2010.Skripsi;2010.
Arikunto, Suharsimi. Manajement Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta; 2010.
Benson&Pernoll. Buku Saku Obstetri & Ginekologi. Jakarta: ECG; 2009
Bobak, dkk. Keperawatan Maternitas Edisi 4. Jakarta: ECG; 2004.
Budiman, Agus Rianto. Kapita Selekta Kuisioner: Pengetahuan dan Sikap dalam Penelitian
Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika,2013.
Dewa, Ayu. Perbedaan Pengetahuan Tentang Perawatan Organ Genetalia Sebelum Dan
Sesudah Diberikan Pendidikan Kesehatan Pada Siswa Di MT’s Al-Asroh Gunung
Pati Semarang (Skripsi). Semarang, 2012.
Djajadilaga, dkk. Langkah-langkah Praktis Paket Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial
Edisi Kedua. Jakarta: Pusat Kesehatan Reproduksi FKUI; 2007.
Djoerban, Zubairi. Tanya Jawab Kesehatan. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia; 2007
Dwikarya, Maria. Menjaga Organ Intim (Penyakit&Penanggulangannya). Tangerang; PT
Kawan pustaka: 2004.
Fitriani, Tapparan. Gambaran Perilaku Kebersihan Organ Genetalia Eksterna Siswi Kelas X
SMA Negeri 1 Kawangkoan. Kwangkoan, 2012.
Glasier & Gebbie. Keluarga Berencana & Kesehatan Reproduksi. Jakarta : ECG; 2006.
Handayani, Hani. Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Remaja Putri Tentang
Kebersihan Organ Genetalia Eksterna Di Madrasah Tsanawiyah Pembangunan
Tahun 20011. (Skripsi). Jakarta; 2011.
Handayani, Ikke. Gambaran Perilaku Menjaga Kebersihan Alat Reproduksi dan Faktor-
Faktor Yang Berhubungan Pada Siswi SLTP di Jakarta Timur (Skripsi).
Jakarta,2003.
Hidayat, A. Aziz Alimul. Metode Penelitian Keperawatan dan Tehnik Analisis Data. Jakarta:
Salemba Medika; 2008.
Ida Ayu Chandranita,dkk. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: ECG; 2009
Jawetz,Melnick,&Adelberg. Mikrobiologi Kedokteran. Ed.23.Jakarta:EGC;2007.
Kusmiran, Eny. Kesehatan Reproduksi Remaja Dan Wanita. Jakarta; Salemba Medika,2012.
Linda J. Heffer,&Danny J. Schust. The Reproductive System At a Glance Third Edition.
USA: Wiley-Blackwell; 2010
Mardiyanti, Etty. Pengaruh Pengetahuan, Sikap Dan Karakteristik Demografi Terhadap
Praktek Menjaga Kebersihan Alat Reproduksi Eksterna Pada Remaja Putri SMPN 2
Limbangan (Skripsi). Kendal, 2004.
Nadesul, Hendrawan. Cara Sehat Menjadi Perempuan. Jakarta; Kompas; 2008.
Narendra, dkk. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Jakarta: Agung Seto; 2010.
Notoatmodjo, Soekidjo. Metodelogi Penelitian Kesehatan (Edisi Revisi). Jakarta: Rineka
Cipta; 2006.
Notoatmodjo, Soekidjo.Pendidikan dan Perilaku Kesehatan.Jakarta: Rineka Cipta; 2003.
Notoatmodjo,Soekidjo.Konsep Perilaku Kesehatan.Dalam:Promosi Kesehatan
Teori&Aplikasi edisi revisi 2010.Jakarta:Rineka Cipta;2010.
Notoatmodjo,Soekidjo.Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku.Jakarta:Rineka Cipta;2007.
NS Salika.Serba-serbi Kesehatan Perempuan,Apa Yang Perlu Kamu Ketahui Tentang
Tubuhmu.Jakarta:Bukune;2010
Pinem, saroha. Kesehatan Reproduksi dan Kontrasepsi. Jakarta: TIM; 2009
Purwanti, Sugi. Deskripsi Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kesiapan Anak Dalam
Menghadapi Menarche Di SD Negeri 1 Kretek Kecamatan Paguyungan Kabupaten
Brebes Tahun 2011. Brebes; 2011.
Rabita. Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Perawatan Alat Genetalia Eksterna.
(Skripsi). Medan; 2010
Rachihadhi T. Anatomi Alat Reproduksi. Jakarta;PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo;2009.
Sari, Bonita. Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Alat Genetalia Interna Dan Eksterna
Di Kelas X SMK Batik I Surakarta (Skripsi). Surakarta, 2013.
Setiadi. Konsep Dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu; 2007.
Soetjiningsih, IBCLC. Tumbuh Kembang Remaja Dan Permasalahannya. Jakarta : Sagung
Seto; 2004.
Subhashi, dkk. Menstrual Hygiene: Knowledge and Practice among Adolescent School Girls
of Saoner, Ngapur Distric (Artikel); 2011.
Suriyati, B. Perilaku Kebersihan Remaja Saat Menstruasi (Skripsi). Depok, 2012.
Takasihaeng,Tan. Hidup Sehat Bagi Wanita. Jakarta: Harian Kompas; 2005
Tatik Indrawati&Heni Pitriyani. Hubungan Personal Higiene Organ Genetalia Dengan
Kejadian Kanker Serviks Di RSUP Dr.Kariadi Kota Semarang (Skripsi). Semarang:
2012.
Uliyah, Musrifatul. Keterampilan Dasar Praktik Klinik Untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba
Medika; 2009.
Umar, Husein. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta; Rajawali Pers;
2011.
Widyastuti Y. Kesehatan reproduksi. Yogyakarta: Fitramaya;2009.
LAMPIRAN

Tabel 5.2
Gambaran Tingkat Pengetahuan Dan Perilaku Menjagakebersihan Organ
Genetalia
B S
No Pernyataan
Frekuensi Persen Frekuensi persen
1 Kesehatan reproduksi adalah keadaan yang
37 94,9 2 5,1
sehat pada organ reproduksi
2 Tujuan membersihkan alat kelamin yaitu
agar terhindar dari penyakit pada alat 35 89,7 4 10,3
kelamin
3 Mengganti celana dalam minimal 2x sehari 34 87,2 5 12,8
4 Celana dalam yang baik terbuat dari bahan
30 76,9 9 23,1
yang menyerap keringat dan air
5 Sabun pembersih alat kelamin perempuan
baik digunakan setiap habis membersihkan 31 79,5 8 29,5
alat kelamin
6 Pertumbuhan bakteri dan jamur pada alat
kelamin perempuan terjadi karena keadaan 33 87,6 6 15,4
yang lembab pada alat kelamin
7 Arah membersihkan alat kelamin
perempuan yang benar adalah dari arah 25 64,1 14 35,8
anus menuju alat kelamin
8 Keputihan yang normal berwarna bening,
27 69,2 12 30,8
tidak berbau dan tidak gatal
9 Membersihkan alat kelamin dengan
menggunakan air hangat dapat
26 66,2 13 33,3
menyebabkan kulit kelamin perih dan
kemerahan
10 Kanker leher rahim adalah penyakit alat
kelamin perempuan yang sangat 36 92,3 3 7,7
berbahaya dan mengancam nyawa
11 Tidak perlu mencukur rambut pada alat
kelamin agar terhindar dari masuknya 22 56,4 17 43,6
kuman pada alat kelamin
12 Toilet yang digunakan untuk buang air
39 100 - -
besar dan buang air kecil harus bersih
13 Membersihkan alat kelamin
sebaiknyamenggunakan air bersih, 38 97,4 1 2,6
tidakberwarnadantidakberbau
14 Penggunaan celana dalam yang terlalu
ketat dan sempit tidak baik untuk 33 84,6 6 15,4
kesehatan pada alat kelamin
Pengetahuan Pertanyaan Benar Salah
Pengertian 1.Kesehatan reproduksi adalah keadaan yang 37 2
sehat pada organ reproduksi (94,9%) (5,1%)
Manfaat 2. Tujuan membersihkan alat kelamin yaitu agar 35 4
terhindar dari penyakit pada alat kelamin (89,7%) (10,3%)
6. Pertumbuhan bakteri dan jamur pada alat 33 6
kelamin perempuan terjadi karena keadaan yang (87,6%) (15,4%)
lembab pada alat kelamin
Cara membersihkan 3. Mengganti celana dalam minimal 2x sehari 34 3
(87,2%) (12,8%)
4. Celana dalam yang baik terbuat dari bahan 30 9
yang menyerap keringat dan air (76,9%) (23,1%)
5. Sabun pembersih alat kelamin perempuan baik 31 8
digunakan setiap habis membersihkan alat (79,5%) (29,5%)
kelamin
7. Arah membersihkan alat kelamin perempuan 25 14
yang benar adalah dari arah anus menuju alat (64,1%) (35,8%)
kelamin
11. Tidak perlu mencukur rambut pada alat 22 17
kelamin agar terhindar dari masuknya kuman (56,4%) (43,6%)
pada alat kelamin
12. Toilet yang digunakan untuk buang air besar 39 -
dan buang air kecil harus bersih (100%)
13. Membersihkan alat kelamin 38 1
sebaiknyamenggunakan air bersih, (97,4%) (2,6%)
tidakberwarnadantidakberbau
Akibat yang timbul 8.Keputihan yang normal berwarna bening, tidak 27 12
berbau dan tidak gatal (69,2%) (30,8%)
9.Membersihkan alat kelamin dengan 26 13
menggunakan air hangat dapat menyebabkan (66,2%) (33,3%)
kulit kelamin perih dan kemerahan
10.Kanker leher rahim adalah penyakit alat 36 3
kelamin perempuan yang sangat berbahaya dan (92,3%) (77,7%)
mengancam nyawa
14.Penggunaan celana dalam yang terlalu ketat 33 6
dan sempit tidak baik untuk kesehatan pada alat (84,6%) (15,4%)
kelamin
Tabel 5.4 Gambaran Perilaku Menjaga Kebersihan Organ Genetalia Eksterna

N Pertanyaan SL SR SS J JS
o f % f % f % f % f %
1 Mengganti celana dalam 2 kali sehari 2 74, 6 1 1 2,6 3 7,7 - -
atau lebih 9 4 5
,
4
2 Memakai celana dalam yang 1 46, 11 2 7 17, 3 7,7 - -
berbahan halus dan mudah menyerap 8 2 8 9
keringat ,
2
3 Memakai celana dalam yang sempit - - 2 5 - - 1 30, 25 6
, 2 8 4
1 ,
1
4 Membersihkan alat kelamin (cebok) 1 43, 13 3 2 5,1 5 12, 2 5
dari arah depan ke belakang 7 6 3 8 ,
, 1
3
5 Mengeringkan alat kelamin setelah 1 38, 10 2 6 15, 5 12, 3 7
buang air kecil (BAK) / buang air 5 5 5 4 8 ,
besar (BAB) menggunakan handuk , 7
atau tissu 6
6 Memakai air panas untuk mencuci - - - - 3 7,7 3 64, 11 2
alat kelamin 5 1 8
,
2
7 Memakai sabun sirih/ sabun 1 2,6 1 2 - - 1 28, 26 6
pembersih alat kelamin perempuan , 1 2 6
secara berlebihan 6 ,
7
8 Menggaruk sekitar alat kelamin saat 1 2,6 1 2 3 5,1 1 33, 22 5
kuku panjang , 3 3 6
6 ,
4
9 Memastikankebersihan toilet yang 2 53, 4 1 6 15, 7 17, 1 2
akandigunakansebelum BAB/BAK 1 8 0 4 9 ,
, 6
3
10 Menggunakan air yang bersih (tidak 2 66, 4 1 7 17, 1 2,6 1 2
keruh, tidak berbau, dan tampak 6 7 0 9 ,
jernih) untuk membersihkan alat , 6
kelamin 3
11 Mencucitangansebelum menyentuh 1 38, 7 1 8 20, 9 23, - -
alatkelamin 5 5 7 5 1
,
9
12 Mencucicelanadalammenggunakansa 2 53, 8 2 5 12, 4 10, 1 2
buncuci agar celana menjadi bersih 1 8 0 8 3 ,
, 6
5
13 Memasukanbendaasing - - 1 2 1 2,6 6 15, 31 7
(jari,tissu,kapas,dsb) kedalamlubang , 4 9
alat kelamin 6 ,
5
HASIL UJI SPSS

HASIL UJI VALIDITAS

Uji Validitas Perilaku


Case Processing Summary

N %

Cases Valid 49 100.0


a
Excluded 0 .0

Total 49 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.522 13

Item-Total Statistics

Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted

VAR00001 49.9592 30.790 -.109 .582

VAR00002 49.6531 25.523 .337 .465

VAR00003 49.3878 29.492 .055 .530

VAR00004 49.8163 28.653 .039 .546

VAR00005 50.4286 28.125 .058 .544

VAR00006 49.2857 27.125 .216 .497

VAR00007 49.3673 25.404 .467 .443

VAR00008 49.2449 27.897 .213 .499

VAR00009 49.6327 23.696 .419 .435

VAR00010 49.3469 26.440 .340 .471

VAR00011 49.6531 27.898 .205 .500

VAR00012 49.5306 26.921 .303 .480

VAR00013 49.0204 27.770 .223 .497


HASIL UJI REALIBILITAS

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 39 100.0


a
Excluded 0 .0

Total 39 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

PENGETAHUAN

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.224 14

PERILAKU

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.516 13
Item-Total Statistics

Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted

VAR00001 50.3846 22.348 .287 .476

VAR00002 50.8205 24.362 .021 .535

VAR00003 50.4103 23.090 .256 .486

VAR00004 50.9744 23.710 .026 .544

VAR00005 51.2051 16.746 .657 .332

VAR00006 50.7436 26.511 -.224 .554

VAR00007 50.4103 25.722 -.107 .554

VAR00008 50.5641 24.200 .056 .525

VAR00009 51.0000 20.526 .282 .469

VAR00010 50.5897 22.459 .202 .493

VAR00011 51.2308 18.656 .515 .395

VAR00012 50.8205 22.256 .179 .500

VAR00013 50.2308 23.551 .248 .491


FREKUENSI

Pernyataan Pengetahuan

VAR00001

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 0 2 5.1 5.1 5.1

1 37 94.9 94.9 100.0

Total 39 100.0 100.0

VAR00002

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 0 4 10.3 10.3 10.3

1 35 89.7 89.7 100.0

Total 39 100.0 100.0

VAR00003

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 0 5 12.8 12.8 12.8

1 34 87.2 87.2 100.0

Total 39 100.0 100.0

VAR00004

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 0 9 23.1 23.1 23.1

1 30 76.9 76.9 100.0

Total 39 100.0 100.0


VAR00005

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 0 31 79.5 79.5 79.5

1 8 20.5 20.5 100.0

Total 39 100.0 100.0

VAR00006

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 0 6 15.4 15.4 15.4

1 33 84.6 84.6 100.0

Total 39 100.0 100.0

VAR00007

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 0 25 64.1 64.1 64.1

1 14 35.9 35.9 100.0

Total 39 100.0 100.0

VAR00008

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 0 12 30.8 30.8 30.8

1 27 69.2 69.2 100.0

Total 39 100.0 100.0


VAR00009

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 0 13 33.3 33.3 33.3

1 26 66.7 66.7 100.0

Total 39 100.0 100.0

VAR00010

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 0 3 7.7 7.7 7.7

1 36 92.3 92.3 100.0

Total 39 100.0 100.0

VAR00011

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 0 22 56.4 56.4 56.4

1 17 43.6 43.6 100.0

Total 39 100.0 100.0

VAR00012

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 39 100.0 100.0 100.0

VAR00013

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 0 1 2.6 2.6 2.6

1 38 97.4 97.4 100.0


VAR00013

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 0 1 2.6 2.6 2.6

1 38 97.4 97.4 100.0

Total 39 100.0 100.0

VAR00014

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 0 6 15.4 15.4 15.4

1 33 84.6 84.6 100.0

Total 39 100.0 100.0

Pernyataan Perilaku

VAR00001

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 2 3 7.7 7.7 7.7

3 1 2.6 2.6 10.3

4 6 15.4 15.4 25.6

5 29 74.4 74.4 100.0

Total 39 100.0 100.0

VAR00002

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 2 3 7.7 7.7 7.7

3 7 17.9 17.9 25.6

4 11 28.2 28.2 53.8

5 18 46.2 46.2 100.0


VAR00002

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 2 3 7.7 7.7 7.7

3 7 17.9 17.9 25.6

4 11 28.2 28.2 53.8

5 18 46.2 46.2 100.0

Total 39 100.0 100.0

VAR00003

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 2 2 5.1 5.1 5.1

4 12 30.8 30.8 35.9

5 25 64.1 64.1 100.0

Total 39 100.0 100.0

VAR00004

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 2 5.1 5.1 5.1

2 5 12.8 12.8 17.9

3 2 5.1 5.1 23.1

4 13 33.3 33.3 56.4

5 17 43.6 43.6 100.0

Total 39 100.0 100.0


VAR00005

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 3 7.7 7.7 7.7

2 5 12.8 12.8 20.5

3 6 15.4 15.4 35.9

4 10 25.6 25.6 61.5

5 15 38.5 38.5 100.0

Total 39 100.0 100.0

VAR00006

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 3 3 7.7 7.7 7.7

4 25 64.1 64.1 71.8

5 11 28.2 28.2 100.0

Total 39 100.0 100.0

VAR00007

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 1 2.6 2.6 2.6

2 1 2.6 2.6 5.1

4 11 28.2 28.2 33.3

5 26 66.7 66.7 100.0

Total 39 100.0 100.0


VAR00008

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 1 2.6 2.6 2.6

2 1 2.6 2.6 5.1

3 2 5.1 5.1 10.3

4 13 33.3 33.3 43.6

5 22 56.4 56.4 100.0

Total 39 100.0 100.0

VAR00009

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 1 2.6 2.6 2.6

2 7 17.9 17.9 20.5

3 6 15.4 15.4 35.9

4 4 10.3 10.3 46.2

5 21 53.8 53.8 100.0

Total 39 100.0 100.0

VAR00010

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 1 2.6 2.6 2.6

2 1 2.6 2.6 5.1

3 7 17.9 17.9 23.1

4 4 10.3 10.3 33.3

5 26 66.7 66.7 100.0

Total 39 100.0 100.0


VAR00011

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 2 9 23.1 23.1 23.1

3 8 20.5 20.5 43.6

4 7 17.9 17.9 61.5

5 15 38.5 38.5 100.0

Total 39 100.0 100.0

VAR00012

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 1 2.6 2.6 2.6

2 4 10.3 10.3 12.8

3 5 12.8 12.8 25.6

4 8 20.5 20.5 46.2

5 21 53.8 53.8 100.0

Total 39 100.0 100.0

VAR00013

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 2 1 2.6 2.6 2.6

3 1 2.6 2.6 5.1

4 6 15.4 15.4 20.5

5 31 79.5 79.5 100.0

Total 39 100.0 100.0


Statistics

Pengetahuan Perilaku

N Valid 39 39

Missing 0 0

Mean 2,36 2,82

Median 2,00 3,00

Mode 2 3

Std. Deviation ,628 ,389

Variance ,394 ,151

Minimum 1 2

Maximum 3 3

Sum 92 110

Percentiles 25 2,00 3,00

50 2,00 3,00

75 3,00 3,00
FORMULIR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN

(INFORMED CONSENT)

SURAT PERSETUJUAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : …………………………

Umur : …………………………

Setelah mendapatkan keterangan secukupnya serta menyadari manfaat dari penelitian


tersebut di bawah ini yang berjudul :

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU MENJAGA


KEBERSIHAN ORGAN GENETALIA EKSTERNA PADA SISWI MADRASAH
IBTIDAIYAH (MI) PEMBANGUANAN

dengan sukarela menyetujui diikut sertakan dalam penelitian di atas dengan catatan bila suatu
waktu merasa dirugikan dalam bentuk apapun, berhak membatalkan persetujuan ini serta
berhak untuk mengundurkan diri.

Jakarta, 2013

Mengetahui (Peneliti) Menyetujui (Peserta)

( ) ( )
KUESIONER PENELITIAN:

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU MENJAGA


KEBERSIHAN ORGAN GENETALIA EKSTERNA PADA SISWI
MADRASAH IBTIDAIYAH(MI) PEMBANGUNAN

BAGIAN I

DATA RESPONDEN

Nama (inisial) : .......................

Umur : ..........

Kelas : ...............

Jenis Kelamin : L/P

Silahkan baca petunjuk pengisian terlebih dahulu,


selanjutnya isi dengan teliti setiap pertanyaan yang
sudah tersedia
BAGIAN II
KUESIONER PENGETAHUAN SISWI MENGENAI KEBERSIHAN ORGAN
GENETALIA EKSTERNA
Petunjuk pengisian:
1. Baca setiap pernyataan dibawah ini dengan teliti
2. Setiap pernyataan memiliki dua jawaban. Pilihan jawaban tersebutb adalah :
Benar (B) : jika menurut adik pernyataan tersebut benar
Salah (S) : jika menurut adik pernyataan tersebut salah
3. Pilihlah hanya satu jawaban dari setiap pernyataan dengan memberikan tanda
contreng (√) pada kotak pilihan jawaban dan usahakan semua jawaban tidak ada yang
terlewat.
Contoh :
No Pernyataan B S
1 MI adalah singkatan dari Madrasah Ibtidaiyah √

SELAMAT MENGERJAKAN
No Pernyataan B S
1 Kesehatan reproduksi adalah keadaan yang sehat pada organ
reproduksi
2 Tujuan membersihkan alat kelamin yaitu agar terhindar dari penyakit
pada alat kelamin
3 Mengganti celana dalam minimal 2x sehari
4 Celana dalam yang baik terbuat dari bahan yang menyerap keringat
dan air
5 Sabun pembersih alat kelamin perempuan baik digunakan setiap habis
membersihkan alat kelamin
6 Pertumbuhan bakteri dan jamur pada alat kelamin perempuan terjadi
karena keadaan yang lembab pada alat kelamin
7 Arah membersihkan alat kelamin perempuan yang benar adalah dari
arah anus menuju alat kelamin
8 Keputihan yang normal berwarna bening, tidak berbau dan tidak gatal
9 Membersihkan alat kelamin dengan menggunakan air hangat dapat
menyebabkan kulit kelamin perih dan kemerahan
10 Kanker leher rahim adalah penyakit alat kelamin perempuan yang
sangat berbahaya dan mengancam nyawa
11 Tidak perlu mencukur rambut pada alat kelamin agar terhindar dari
masuknya kuman pada alat kelamin
12 Toilet yang digunakan untuk buang air besar dan buang air kecil harus
bersih
13 Membersihkan alat kelamin sebaiknya menggunakan air bersih, tidak
berwarna dan tidak berbau
14 Penggunaan celana dalam yang terlalu ketat dan sempit tidak baik
untuk kesehatan pada alat kelamin
BAGIAN III
KUESIONER PERILAKU SISWI DALAM MENJAGA KEBERSIHAN ORGAN GENETALIA
EKSTERNA
Petunjuk pengisian:
1. Baca setiappernyataan dibawah ini dengan teliti
2. Setiap pernyataan memiliki dua jawaban. Pilihan jawaban tersebut adalah :
 Selalu (SL) : Jika adik selalu melakukan pernyataan tersebut dalam
keseharian
 Sering (SR) : Jika adik selalu namun kadang beberapa kali tidak
melakukan pernyataan tersebut dalam keseharian
 Sering Sekali (SS) : Jika adik selalu melakukan namun sesekali
tidak melakukan pernyataan tesebut dalam keseharian
 Jarang (J) : Jika adik kadang-kadang melakukannya
 Jarang Sekali (JS) : Jika adik hanya beberapa kali
melakukannya dalam keseharian
3. Pilihlah hanya satu jawaban dari setiap pernyataan dengan memberikan tanda contreng (√)
pada kotak pilihan jawaban dan usahakan semua jawaban tidak ada yang terlewat.
Contoh :
No Pertanyaan SL SR SS J JS
1 makan nasi sehari 3 kali √
SELAMAT MENGERJAKAN...

No Pertanyaan SL SR SS J JS
1 Mengganti celana dalam 2 kali sehari atau lebih
2 Memakai celana dalam yang berbahan halus dan
mudah menyerap keringat
3 Memakai celana dalam yang sempit
4 Membersihkan alat kelamin (cebok) dari arah
depan ke belakang
5 Mengeringkan alat kelamin setelah buang air
kecil (BAK) / buang air besar (BAB)
menggunakan handuk atau tissu
6 Memakai air panas untuk mencuci alat kelamin
7 Memakai sabun sirih/ sabun pembersih alat
kelamin perempuan secara berlebihan
8 Menggaruk sekitar alat kelamin saat kuku
panjang
9 Memastikan kebersihan toilet yang akan
digunakan sebelum BAB/BAK
10 Menggunakan air yang bersih (tidak keruh, tidak
berbau, dan tampak jernih) untuk membersihkan
alat kelamin
11 Mencuci tangan sebelum menyentuh alat kelamin
12 Mencuci celana dalam menggunakan sabun cuci
agar celana menjadi bersih
13 Memasukan benda asing (jari,tissu,kapas,dsb) ke
dalam lubang alat kelamin

Anda mungkin juga menyukai