Anda di halaman 1dari 6

A.

Hakikat Akhlak

Kedudukan akhlak dalam kehidupan manusia menempati tempat yang penting, sebagai
individu maupun masyarakat dan bangsa, sebab jatuh bangunya suatu masyarakat tergantung
bagaimana akhlaknya. Apabila akhlaknya baik, maka sejahteralah lahir dan batinnya, apabila
akhlaknya rusak, maka rusaklah lahir dan batinnya.
Didalam bukunya Drs. M. Yatimin Abdullah, M.A menuliskan. Akhlak menurut bahasa
(etimologi) perkataan akhlak ialah bentuk jamak dari khuluk (khuluqun) yang berarti budi
pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Akhlak disamakan kesusilaan, sopan santun. Khuluk
merupakan gambaran sifat batin manusia, gambaran bentuk lahiriah manusia, seperti raut wajah,
gerak anggota badan dan seluruh tubuh. Sedangkan dalam bahasa Yunani khuluq ini disamakan
dengan kata ethicos atau ethos, artinya adab kebiasaan, perasaan batin, kecendrungan hati untuk
melakukan perbuatan. Ethhicos kemudian berubah menjadi etika. Dilihat dari sudut istilah
(terminologi), para ahli para ahli berbeda pendapat, namun intinya sama yaitu tntang prilaku
manusia.
Pendapat-pendapat para ahli tersebut dihimpun sebagai berikut:

1. Abdul Hamid mengatakan akhalak ialah ilmu tetang keutamaan yang harus dilakukan
dengan cara mengikutinya sehingga jiwannya terisi dengan kebaikan, dan tentang
keburukan yang harus dihindarinya sehingga jiwanya kosong (bersih) dari segala bentuk
keburukan.

2. Ibrahim Anis mengatakan akhlak ialah ilmu yang obyeknya membahas nilai-nilai yang
berkaitan dengan perbuatan manusia, dapat disifatkan dengan baik dan buruknya.

3. Soegarda Poerbawatja mengatakan akhlak ialah budi pekerti, watak, kesusilaan, dan
kelakuan baik yang merupakan akibat dan sikap jiwa yang benar terhadap khaliknya dan
terhadap sesame manusia.

4. Imam Ghazali mengatakan akhlak ialah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan
bermacam-macam perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran
dan pertimbangan.

5. Ibnu Miskawaih (w. 1020 M) mendefinisikan akhlak sebagai suatu keadaan yang melekat
pada jiwa manusia, yang berbuat dengan mudah tanpa melalui proses pemikiran atau
pertimbangan (kebiasaan sehari-hari).
Khuluq atau akhlaq berarti suatu perangai (watak, tabiat) yang menetap kuat didalam jiwa
seseorang dan merupakan sumber timbulnya perbuatan-perbuatan tertentu dari dirinya, secara
mudah dan ringan, tanpa perlu dipikirkan atau direncanakan sebelumnya. Maka apabila dari
perangai tersebut timbul perbuatan-perbuatan yang baik dan trpuji menurut akal sehat dan
syariat, dapatlah ia disebut perangai atau khuluq yang baik dan. Sebaliknya, apabila yang timbul
darinya adalah perbuatan-perbuatan yang buruk, maka disebut khuluq yang buruk pula.
Menurut Imam Al-Ghazali, bahwa akhalak yang disebutnya dengan tabiat manusia
dapat dilihat dalm dua bentuk, yaitu :
1) Tabiat-tabiat fitrah, kekuatan tabiat pada asal kesatuan tubuh dan berkelanjutan selama
hidup. Sebagai tabiat tersebut lebih kuat dan lebih lama dibandingkan dengan tabiat
lainnya. Seperti tabiat syahwat yang ada pada manusia sejak ia dilahirkan, lebih kuat dan
lebih sulit diluruskan dan diarahkan dibandingkan tabiat marah.
2) Akhlak yang muncul dari perangai yang banyak diamalkan dan ditaati, sehingga menjadi
bagian dari adat kebiasaan yang berurat berakar pada dirinya.
3) Akhlak menurut pengertian Islam adalah salah satu dari iman dan ibadat, karena iman
dan ibadat manusia tidak sempurna kecuali dari situ sendiri muncul akhlak yang mulia.
Maka akhlak dalm Islam bersumber pada iman dan taqwa dan mempunyai tujuan
langsung, yang dekat yaitu harga diri dan tujuan jauh, yaitu ridho Allah SWT.

Adapun ciri-ciri akhlak Islam antara lain :


1) Bersifat mnyeluruh (universal). Akhlak Islam adalah suatu metode (minhaj) yang sempurna,
meliputi seluruh gejala aktivitas biologis perorangan dan masyarakat. Melipti segala hubungan
manusia dalam segala segi kehidupannya, baik hubungan dengan Tuhan, dengan manusia,
makhluk lainnya dan dengan alam.
2) Ciri-ciri keseimbangan Islam dengan ajaran-ajaran dan akhlaknya menghargai tabiat manusia
yang terdiri dari berbagai dimensi memperhatikan seluruh tuntutannya dan kemaslahatan dunia
dan akhirat.
3) Bersifat sederhana. Akhlak dalam Islam berciri kesederhanaan dan tidak berlebihan pada salah
satu aspek. Ciri ini memastikan manusia berada pada posisi pertengahan, tidak berlebih-lebihan
dalam suatu urusan dan tidak pula bakhil.
4) Realitis. Akhlak Islam sesuai dengan kemampuan manusia dan sejalan dengan naluri yang
sehat. Islam tidak membebankan manusia kecuali dengan kemampuaanya dan dalam batas-batas
yang masuk akal.
5) Kemudahan. Manusia tidak dibebani kecuali dalam batas-batas kesanggupan dan
kekuatannya, ia tidak dianggap bertanggung jawab dari akhlak (moral) dan syara kecuali jika
berada dalam keamanan, kebebasan dan kesadaran akal yang sempurna. 6) Mengikat
kepercayaan dengan amal, perkataan dan perbuatan, teori, dan praktek. 7) Tetap dalam dasar-
dasar dan prinsip-prinsip akhlak umum. Akhlak Islam kekal sesuai dengan zaman dan cocok
dalam segala waktu ia tidak tunduk pada perubahan dan pertukaran sesuai dengan hawa nafsu.

B. Alasan Diwajibkan

1. Memperbaiki akhlak manusia adalah satu misi utama diutusnya nabi Muhammad.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya saya diutus untuk


menyempurnakan akhlak-akhlak yang mulia.” (HR. Ahmad /318, dishahihkan Albani)

2. Akhlak yang baik menjadi salah satu penyebab utama masuk surga.

Saat ditanya tentang amalan yang paling banyak menyebabkan masuk surga
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, “Ketaqwaan pada Allah dan akhlak
yang baik.” (HR. Tirmidzi no. 2004, Albani mengatakan sanadnya hasan)

3. Akhlak menjadi salah satu ukuran kebaikan seseorang.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

‫سنَ ُك ْم أَ ْخالَقًا‬
َ ْ‫ار ُك ْم أَح‬
ِ ‫ِإ َّن ِم ْن ِخ َي‬

“Sesungguhnya diantara yang terbaik dari kalian adalah yang paling baik akhlaknya.”
(HR Bukhari no. 3559 dan Muslim no. 2321)
4. Akhlak yang mulia menjadi ukuran sempurnanya keimanan.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

َ ْ‫أ َ ْك َم ُل ال ُمؤْ ِمنِينَ إِي َمانًا أَح‬


‫سنُ ُه ْم ُخلُقًا‬

“Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya.” (HR.
Tirmidzi no. 1162. Albani mengatakan hasan shahih)

5. Akhlak yang mulia berat dalam timbangan amal kebaikan.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tidak ada sesuatu yang diletakkan di
timbangan (amal kebaikan) yang lebih berat dari akhlak yang baik. Pemilik akhlak yang
baik akan mencapai derajat ahli puasa dan ahli sholat.” (HR. Tirmidzi no. 2003.
Dishahihkan Albani)

6. Akhlak yang mulia (sifat lembut) adalah salah satu sebab diterimanya dakwah.

ِ ‫ظ ْالقَ ْل‬
َ‫ب الَنفَضُّواْ ِم ْن َح ْولِك‬ ‫ّللاِ لِنتَ لَ ُه ْم َولَ ْو ُكنتَ فَ ه‬
َ ‫ظا ً َغ ِلي‬ ‫فَبِ َما َرحْ َم ٍة ِ همنَ ه‬

“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka.
Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari
sekelilingmu.” (QS. Ali Imran: 159)

7. Akhlak yang mulia menjauhkan manusia dari permusuhan.

Allah befirman :

ٌّ ‫سنُ فَإِذَا الَّذِي َب ْينَكَ َو َب ْينَهُ َعدَ َاوة ٌ َكأَنَّهُ َو ِل‬


‫ي َح ِمي ٌم‬ َ ْ‫ِي أَح‬
َ ‫س هِيئَةُ ادْفَ ْع ِبالَّ ِتي ه‬ َ ‫َو َال ت َ ْست َ ِوي ْال َح‬
َّ ‫سنَةُ َو َال ال‬
“Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang
lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-
olah telah menjadi teman yang sangat setia.” (QS Fushilat: 34)

8. Akhlak yang mulia adalah satu sifat utama Nabi Muhammad.

Allah ta’ala befirman mensifati nabi-Nya,

ٍ ُ‫َو ِإنَّكَ لَعَلى ُخل‬


‫ق َع ِظ ٍيم‬

“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (QS Al Qalam: 4)

9. Orang yang memiliki akhlak yang mulia dicintai oleh Rasulullah.

Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya yang paling aku cintai di antara kalian dan yang
paling dekat majelisnya denganku pada hari Kiamat adalah yang paling baik
akhlaknya…” (HR. Tirmidzi no. 2018. Dishahihkan Albani)

10. Nabi berdo’a agar diberi akhlak yang mulia, hal ini menunjukkan akhlak yang mulia sangat
penting. Diantara doa yang dibaca Nabi Muhammad:

َ‫س ِن َها ِإالَّ أَ ْنت‬


َ ْ‫ق الَ َي ْهدِى ألَح‬
ِ َ‫س ِن األ َ ْخال‬
َ ْ‫الله ُه َّم ا ْه ِد ِنى ألَح‬

“Ya Allah, tunjuki saya akhlak yang baik, tidak ada yang dapat menunjuki pada baiknya
akhlak tersebut kecuali Engkau” (HR. Muslim no. 771).
C. Tujuan Akhlak

D. Fungsi Akhlak

E. Hikmah dan Makna Spiritual Akhlak

Anda mungkin juga menyukai