Anda di halaman 1dari 3

Nama: Sentanu Brillianu Vito

NIM: 18105010022

Prodi: Aqidah dan Filsafat Islam (A)

Mata Kuliah: Tafsir Hadits Tematik

Solidaritas Umat

Manusia pada hakikatnya adalah makhluk sosial yang sangat membutuhkan orang lain
disekitarnya. Multikulturalisme yang ada di Indonesia menyebutkan bahwa Indonesia
mempunyai banyak keragaman dan kekayaan yang sangat membutuhkan solidaritas antar
sesama umat manusia demi tercapainya kehidupan yang harmonis. Mengacu pada negara
Indonesia yang mempunyai budaya beraneka ragam, agama yang diakui dan suku yang
bermacam-macam, berbicara tentang solidaritas antar umat manusia rasanya sudah biasa.
Solidaritas yang pada umumnya adalah kata yang dipakai untuk mempersatukan dan
menyamakan perbedaan disekeliling kita pun, sudah mulai pudar. Perpecahan diantara umat
manusia semakin bertambah banyak jika tidak ada solidaritas yang dimulai dari dalam diri.
Perasaan solidaritas, senasib seperjuangan, setia, sifat satu rasa yang solider diberbagai
macam kalangan, sangat minim dan banyak dilupakan demi kepuasan diri sendiri atas
kepentingan pribadi.
Kerukunan antar umat beragama merupakan satu unsur penting yang harus dijaga di
Indonesia yang hidup di dalamnyaberbagai macam suku, ras, aliran dan agama. Untuk
itusikap toleransi yang baik diperlukandalam menyikapi perbedaan-perbedaan tersebut agar
kerukunan antar umat beragama dapat tetap terjaga, sebab perdamaian nasional hanya bisa
dicapai kalau masing-masing golongan agama pandai menghormati identitas golongan lain.
1. M. Natsir, Islam dan Kristen di Indonesia (Jakarta: Media Dakwah, 1988), hlm. 209.

Islam mengakui hak hidup agama-agama lain, dan membiarkan para pemeluk agama lain
tersebut untuk menjalankan ajaran agamanya masingmasing, inilah dasar ajaran Islam
mengenai toleransi beragama. Akan tetapi toleransi tidak diartikan sebagai sikap masa bodoh
terhadap agamanya. 2. Adeng Muchtar Ghazali, Pemikiran Islam Kontemporer Suatu Refleksi Keagamaan Yang

Dialogis (Bandung: Pustaka Setia, 2005), hlm. 55-58.


Istilah toleransi sebenarnyatidak terdapat dalam istilah Islam, tetapi toleransi termasuk istilah
modern yang lahir dari Barat sebagai respon dari sejarah yang meliputi kondisi politis, sosial
dan budayanya yang khas. 3. Anis Malik Thoha, Tren Pluralisme Agama (Jakarta:Gema Insani Press, 2005),

hlm.212.

Mengenai soal beragama, Islam tidak mengenal konsep pemaksaan dalam beragama. Setiap
diri individu diberi kebebasan sepenuhnya untuk memeluk agama tertentu dengan
kesadarannya sendiri, tanpa intimidasi. Karena manusia telah dibekali dengan akal dan
dianggap sudah dewasa untuk menentukan pilihannya sendiri. Allah SWT Berfirmandi dalam
QS. Yunus (10) : 99, yang artinya: “Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman
semua orang yang di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia
supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya.

Hakekat solidaritas islami adalah menjaga persatuan diantara kaum muslimin dan melakukan
ishlah diantara kaum muslimin yang berselisih. Allah SWT berfirman,

َ‫َّللاَ لَ َع َّل ُك ْم ت ُ ْر َح ُمون‬ ْ َ ‫ِإنَّ َما ْال ُمؤْ ِمنُونَ ِإ ْخ َوة ٌ فَأ‬
َّ ‫ص ِل ُحوا بَيْنَ أَخ ََو ْي ُك ْم َواتَّقُوا‬

Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah


hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat
rahmat. (QS Al Hujurat: 10)

Allah ta’ala juga berfirman,

َ‫سولَهُ ِإن ُكنتُم ُّمؤْ ِمنِين‬ ‫ص ِل ُحواْ ذَاتَ ِب ْينِ ُك ْم َوأَ ِطيعُواْ ه‬
ُ ‫َّللاَ َو َر‬ ْ َ ‫َّللاَ َوأ‬
‫فَاتَّقُواْ ه‬

Bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah perhubungan di antara sesamamu. dan ta’atlah
kepada Allah dan Rasul-Nya jika kamu adalah orang-orang yang beriman (QS al Anfal: 1)

Jelas bahwa kaum muslimin seluruhnya saudara satu dengan yang lainnya, meskipun
berbeda-beda warna kulit dan bahasa mereka. Meskipun kampung dan Negara-negara mereka
terpencar, Islam telah menyatukan mereka diatas keimanan dan ketaqwaan kepada Allah
subhanahu wa ta’ala. Allah berfirman,

ً ‫صبَحْ تُم بِنِ ْع َمتِ ِه إِ ْخ َوانا‬ ْ َ ‫ف بَيْنَ قُلُوبِ ُك ْم فَأ‬ َ َّ‫َّللاِ َعلَ ْي ُك ْم إِذْ ُكنت ُ ْم أَ ْعدَاء فَأ َل‬
‫َّللاِ َج ِميعا ً َوالَ تَفَ َّرقُواْ َواذْ ُك ُرواْ نِ ْع َمتَ ه‬
‫َص ُمواْ بِ َح ْب ِل ه‬
ِ ‫َوا ْعت‬
َ‫َّللاُ لَ ُك ْم آيَاتِ ِه لَعَلَّ ُك ْم تَ ْهتَدُون‬
‫ار فَأَنقَذَ ُكم ِهم ْن َها َكذَلِكَ يُ َبيهِنُ ه‬
ِ َّ‫شفَا ُح ْف َرةٍ ِ همنَ الن‬ َ َ‫َو ُكنت ُ ْم َعل‬
َ ‫ى‬
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai
berai, dan ingatlah akan ni’mat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah)
bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena
ni’mat Allah, orang-orang yang bersaudara. dan kamu telah berada di tepi jurang neraka,
lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-
Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. (QS Al Imran: 103).

Anda mungkin juga menyukai