BENIH :
Untuk mendapatkan benih, ada perlakuan yang dilakukan oleh Pak Rijal yaitu melakukan
seleksi sendiri.
Bagaimana caranya?
Karena hasil MT1 bagus, maka tanaman padi yang berada di barisan pinggir legowo -kiri dan
kanan- diambil. Kebutuhannya sekitar 6 karung, itupun masih dengan tangkainya. Kemudian
diilas dan dijemur sampai benar-benar kering dan ditapeni. Lalu disimpan untuk benih MT3
(menurut pengamatan kami padi yang berada di dekat legowo berbulir 170-200 dan lebih
bernas sedangkan yang ditengah 130-180 per malai). Setahu saya, Pak Rijal lebih sering
memakai sistem tanam jajar legowo 5:1 tanpa sisipan di MT-1 dan MT-2. Untuk di MT-3,
Pak Rijal memakai sisipan.
Mengapa? sebab dengan tanpa sisipan di MT-1 dan MT-2 akan mengurangi kelembapan.
Seperti kita ketahui bersama, kelembaban merupakan salah satu faktor yang menyebabkan
hama dan penyakit mudah berkembang biak.
PERLAKUAN BENIH :
Karena ingin menggunakan benih kembali maka benih-benih yang disimpan tsb diambil.
Kemudian
1. Dijemur 1 jam dan disortir dengan cara direndam dalam air dengan perlakuan telur
bebek dan dibuang yang mengapung (* telur bebek dimasukkan kedalam air dan
diberi garam grosok sampai mengapung).
2. Dicuci sampai bersih (tidak asin lagi).
3. Direndam dengan POC dan Silika sesuai dosis selama 24-36 jam (saya memakai MA-
11 dan Biomax), menurut pengalaman, hal itu membuat perakaran lebih banyak di
umur 15 hss dan tidak mudah putus, batang lebih kokoh/tidak mudah rusak ketika
dicabut.
4. Diperam selama 1 hari dan disebar ke lahan persemaian seluas 400 m2/25 Kg (benih
sudah pecah mata).
PEMBUATAN PERSEMAIAN (1 hari sebelum perlakuan benih)
1. Lahan 400 m2/Ha dan disemprot MO/pupuk hayati/MOL sebelum dibajak.
2. Diratakan dan dibedeng arah timur barat tiap 1,5 m.
3. Ditaburkan petroganik 80 Kg, biarkan selama 2-3 hari baru disebar benih.
PEMELIHARAAN BIBIT :
1. umur 5 hss digenangi dan dipupuk phonska 8 Kg.
2. umur 12 hss disemprot dengan urine yg difermentasi dengan daun nimba, gadung dan
tembakau.
3. umur 15 hss dicabut dan pindah tanamkan maksimal sampai keesokan harinya.
PENGOLAHAN TANAH:
1. Sebelum dibajak disemprot dengan MO (oplosan EM4 dan MA11 masing-masing 5
liter/Ha).
2. Pembajakan 1 dilakukan bersama dengan pembuatan persemaian.
3. Pembajakan 2 saat bibit berumur 10 hss.
4. Perataan tanah/penggaruan dilakukan saat bibit umur 11 hss.
5. dipupuk petroganik/kompos 18 zak (720 Kg/Ha).
6. lahan ditanami 5 hari setelah penggaruan (ada waktu untuk pengambilan keong yang
menjadi hama utama bibit muda).
PERTANAMAN/PENGELOLAAN / Ha:
1. Tanam jajar legowo 5:1 dengan sisipan 25x25cm
2. Pengairan macak-macak sampai 10 hst
3. umur 10 hst disemprot urine+MO
4. Lahan dibiarkan mengering sampai retak
5. umur 13 hst digenangi dan dipupuk 150 Kg phonska + 4 zak ( 160 Kg)
petroganik/kompos
6. umur 14 hst penggasrokan ke 1
7. Pengairan berselang 2x seminggu
8. umur 20 hst disemprot urine yg difermentasi dengan jus taoge
9. umur 23 hst penggasrokan ke 2
10. umur 24 hst dipupuk 150 Kg phonska + 75 Kg urea + 4 zak petroganik/kompos
11. umur 30 hst disemprot urine yg difermentasi dengan jus taoge
12. umur 35 hst dipupuk urea 75 Kg + 4 zak petroganik/kompos
13. mulai umur 40 hst lahan diari terus (dijaga tetap berair)
14. umur 40 hst disemprot urine fermentasi + mol buah (pisang)
15. umur 48 hst disemprot urine fermentasi + mol buah (pisang)
16. umur 56 hst disemprot urine yg difermentasi dengan daun nimba, gadung dan
tembakau + mol buah (pisang)
17. umur 62 hst (saat hampir berbunga) disemprot pestisida sistemik + fungisida gol.
Azol
18. umur 75 hst (selesai penyerbukan/mulai merunduk) disemprot mol buah (pisang)
19. umur 85 hst disemprot MO + mol buah (pisang), walaupun belum diteliti kami
bermaksud mengurangi dampak negatif dari pestisida dan fungisida yang diberikan.
20. umur 90 hst lahan dikeringkan
catatan:
1. waktu tanam dikondisikan pada tanggal muda sistem penanggalan hijriyah/bulan,
maksudnya agar saat mrapu/berbunga tidak bersamaan dengan penerbangan ngengat
yg banyak, pengalaman kami saat bulan terlihat terang lebih banyak ngengat yg
menyebabkan beluk/sundep.
2. hasil akhir pemakaian kompos ataupun petroganik tidak berbeda signifikan
3. saat bunting sangat rawan sehingga pemakaian pestisida sistemik dan fungisida
kadang diperlukan (kami belum full nabati).