Belajar
Belajar
Disusun oleh :
Albertus Satria Yudha (23090442)
Ruang publik merupakan salah satu sarana yang selalu digunakan oleh masyarakat umum
dalam beraktifitas sehingga dibutuhkan adanya akses tak terbatas terhadap informasi ruang
publik. Penyediaan sumber informasi yang diiringi dengan kemudahan pengaksesan informasi
oleh masyarakat secara detail dan lengkap merupakan salah satu bentuk dari pemenuhan
kebutuhan tersebut. Metode pengkomunikasian informasi yang tepat merupakan salah satu
strategi guna menyediakan informasi yang mempunyai banyak atribut data.
Pemanfaatan teknologi informasi yang berkembang dewasa ini merupakan salah satu
strategi yang dapat dipergunakan untuk membantu menjawab kebutuhan masyarakat akan
informasi. Sistem informasi yang menggunakan referensi geografis dengan visualisasi lokasi
(peta) akan memudahkan masyarakat untuk mendapatkan akses terhadap informasi ruang publik.
Sistem Informasi Geografis memberikan sebuah aplikasi yang dapat menampung dan
mempublikasikan informasi ruang-ruang publik yang tersedia pada suatu lokasi. Informasi yang
ditampilkan dalam bentuk peta dapat memudahkan masyarakat dalam mencari informasi yang
dibutuhkan. Pemanfaatan teknik visualisasi simbol-simbol sebagai referensi dari ruang publik
merupakan salah satu fitur yang tersedia dalam Sistem Informasi Geografis yang selanjutnya
akan mendorong masyarakat untuk memanfaatkan ruang-ruang publik yang tersedia.
Kata Kunci : ruang publik, informasi, visualisasi informasi, Sistem Informasi Geografis
1
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam dunia IT, bentuk visualisasi georeferensi dapat diperoleh dengan adanya
Geographic Information System (GIS) atau Sistem Informasi Geografis (SIG). SIG merupakan
sistem komputer dengan kemampuan mengolah, menganalisis, memanipulasi dan menyajikan
data spasial yang bergeorefensi beserta atribut-atributnya. Data spasial adalah data yang merujuk
terhadap lokasi yang mempunyai koordinat-koordinat geografis sedangkan atribut adalah detail
informasi dari setiap lokasi yang tersedia, contoh jumlah penduduk suatu provinsi, ruang terbuka
hijau pada suatu kota, dan lain-lain. Dengan kata lain, SIG mampu memberikan informasi yang
aktual dan bersifat dinamis terhadap suatu lokasi.
Adanya kemampuan sebuah sistem informasi seperti SIG dapat dimanfaatkan sebagai
sistem bantu dalam memetakan, mengklasifikasikan, dan memvisualisasikan lokasi-lokasi publik
yang begitu banyak dibutuhkan dewasa ini, seperti tempat wisata, rumah sakit, kantor polisi,
hotel, dan lain-lain. Sistem dengan kemampuan penyajian informasi secara detail dan
komprehensif dapat membantu pengguna informasi untuk menentukan tujuan mereka.
Artikel ilmiah akan disusun ke dalam sebuah laporan dengan sistematika penulisan yang
terdiri dari 3 bab, yakni Pendahuluan, Pembahasan, dan Penutup. Pendahuluan berisi latar
belakang penulisan artikel ilmiah. Pembahasan yang berisi konsep-konsep dasar SIG beserta
implementasinya. Penutup, bab yang berisi kesimpulan dan saran dari Bab II.
2
BAB II
PEMBAHASAN
C. Brainware (Manusia)
Komponen manusia terlibat dalam SIG, mulai dari tahap pengoperasian (operator)
sampai pada tahap pengambilan keputusan direktif (stakeholder).
D. Data
Data grafis dan data atribut merupakan data yang digunakan dalam SIG. Data
grafis meliputi data sebagai representasi fenomena yang terjadi di permukaan bumi.
Titik (node), Garis (arc), dan luasan atau poligon (polygon) merupakan elemen-
elemen yang dimiliki oleh data grafis dalam bentuk vektor maupun raster.
Model data vektor merupakan model data yang merupakan referensi dari suatu area
atau lokasi yang dideskripsikan dengan sepasang koordinat sumbu x dan sumbu y
3
sedangkan model data raster merupakan model data yang mereferensi suatu area
berdasarkan kumpulan dari grid atau sel atau pixel yang memiliki nilai tertentu sesuai
dengan penggambaran data. Berikut merupakan contoh dari model data raster dan
model data vektor :
E. Metode
Metode merupakan kumpulan dari berbagai macam prosedur yang digunakan
untuk mengolah data SIG menjadi informasi.
Data geografi merupakan data yang digunakan dalam SIG, untuk mengaksesnya
langkah pertama yang harus dilakukan adalah digitasi, yakni proses pengkonversian data
geografi menjadi data dengan format digital. Digitasi dilakukan dengan teknologi scanning
terhadap sebuah tata letak (layout) dasar dari sebuah area geografis. Hasil dari proses
digitasi kemudian dikoreksi dalam proses editing dengan menambah garis (arc) yang
kurang (undershoot) atau menambah garis (arc) yang kurang (overshoot) atau feature (fitur
area). Penambahan arc secara manual juga dilakukan untuk membuat luasan (poligon) atau
titik. Lalu, hasil dari tahap editing diolah dengan menambahkan data deskriptif yang
melekat pada tiap titik, arc, dan poligon. Annotasi (pemberian tulisan pada luasan),
Labelling (pemberian informasi terhadap objek geografis), dan Attributing (tahap
penambahan atribut secara detail terhadap hasil dari tahap labelling) adalah proses – proses
yang terjadi dalam tahap selanjutnya.
4
Atribut informasi yang tersedia pada SIG disimpan secara tabular sehingga
mempermudah pengaksesan saat SIG berjalan. Selain itu, tipe data yang digunakan harus
ditransformasikan atau dimanipulasi terlebih dahulu agar sesuai dengan sistem. Contohnya
jika terdapat perbedaan skala maka sebelum diolah dan diintegrasikan ke dalam sistem,
skala perlu ditransformasikan dahulu sampai skala yang ada benar-benat tepat dan sama.
Query atau pengambilan data yang terjadi dalam SIG merupakan suatu proses
analisis secara tabular. Namun, terdapat 2 macam analisis yang membedakan SIG dengan
sistem computer lain, yakni :
B. Garis (Arc)
Notasi garis merupakan pencitraan terhadap beberapa notasi titik yang terhubung
menjadi garis, mempunyai panjang namun tanpa luasan, mempunyai koordinat awal
dan akhir, dapat mewakili suatu koordinat diskrit. Contoh, jalan, sungai.
5
C. Luasan atau Poligon (Polygon)
Notasi polygon merupakan gabungan dari beberapa notasi garis (polyline) yang
membentuk kurva tertutup, mempunyai panjang dan luasan dengan koordinat awal
berhimpit dengan koordinat akhir. Contoh, area suatu provinsi.
Modul masukan dan penyuntingan data, modul penyimpanan dan pengorganisasian data,
modul pemrosesan dan penyajian data, modul transformasi data, dan modul interaksi
pengguna adalah modul-modul dasar platform SIG.
6
Gambar 2.7 Gambar 2.8 Gambar 2.9
Contoh Pemanfaatan SIG-1 Contoh Pemanfaatan SIG-2 Contoh Pemanfaatan SIG-3
Pada gambar diatas terlihat bentuk dari representasi data SIG yang telah
diimplementasikan. Pada gambar 2.7 terlihat adanya representasi data berupa titik dengan garis
yang menginformasikan jalur atau lintasan suatu kendaraan. Titik yang merepresentasikan lokasi
terminal atau pos trayek sedangkan garis hitam merepresentasikan lintasan trayek. Pembedaan
warna pada lokasi terminal juga merupakan bagian dari teknik pemvisualisasian informasi.
Adanya pembedaan titik tersebut mengartikan adanya titik tertentu yang dilewati atau tidak
dilewati oleh suatu angkutan umum.
Pemanfataan SIG pada gambar 2.8, merepresentasikan suatu area yang diwakili oleh
notasi poligon dengan kombinanasi labeling pada sistem. Luasan atau area yang dibatasi oleh
notasi poligon berwarna kuning merupakan representasi dari “KODYA” suatu provinsi. Selain
notasi kurva tertutup berbentuk poligon, perepresentasian suatu area juga dapat dilakukan dengan
pembedaan warna dengan area sekitarnya. Namun, warna yang digunakan sebagai pembeda
harus kontras dengan warna area sekitarnya. Adanya pembedaan area seperti pada gambar 2.8
memudahkan pengguna informasi untuk mendapatkan dan menemukan informasi mengenai
suatu daerah yang dicari.
Perepresentasian data gambar 2.9 merupakan wilayah Yogyakarta dengan kombinasi
notasi titik, garis, dan luasan atau poligonal. Pencitraan informasi yang terdapat pada gambar
juga sudah melibatkan pembedaan warna yang menunjukkan SIG yang juga menampilkan
atribut-atribut yang melekat pada Yogyakarta seperti, hotel yang disimbolkan dengan bintang
merah, tempat wisata yang disimbolkan dengan titik biru, jalur kereta api yang disimbolkan
dengan garis dengan warna merah tua dan merah muda.
7
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari bahasan mengenai teknik pemvisualisasian informasi lokasi atau ruang
publik pada Sistem Informasi Geografis adalah Sistem Informasi Geografis mampu
memvisulisasikan informasi geografis sebagai salah satu metode pengkomunikasian informasi
data spasial yang efektif dan efisien. Ketepatan dan kecepatan penangkapan informasi dengan
mudah dicapai dengan adanya pencitraan dari informasi yang ada.
3.2 Saran
Guna kepentingan pengembangan serta pemanfaatan lebih lanjut terhadap Sistem
Informasi Geografis guna memvisualisasikan lokasi atau ruang publik penulis menyarankan
adanya penambahan data ruang publik secara berkala sehingga aktualitas informasi terhadap data
pada sistem dengan data realita dapat terjaga dan tidak usang.
8
DAFTAR PUSTAKA
Fibriani, Charitas (2006) . Analisis Spasial Trayek Bis Kota Dalam Wilayah Konurbasi Kota
Yogyakarta Berbasis Sistem Informasi. Yogyakarta: SInTA UKDW
Makatita, Kristin Yunike (2007) . Yogyakarta Dan Sekitarnya Berbasis Sistem Informasi
Geografis. Yogyakarta : SInTA UKDW