Materi Pembinaan Kader
Materi Pembinaan Kader
Pembinaan Kader
Kader kesehatan masyarakat adalah laki-laki atau wanita yang dipilih oleh masyarakat dan
dilatih untuk menangani masalah-masalah kesehatan perseorangan maupun masyarakat untuk
berkerja dalam hubungan yang amat dekat dengan tempat-tempat pemberian pelayanan kesehatan.
Kader merupakan tenaga masyarakat yang dianggap paling dekat dengan masyarakat
departemen kesehatan membuat kebijakan mengenai latihan untuk kader yang dimaksudkan untuk
meningkatkan pengetahuan, menurunkan angka kematian ibu dan anak..
Kader kesehatan masyarakat bertanggung jawab atas masyarakat setempat serta pimpinan yang
ditujuk oleh pusat-pusat pelayanan kesehatan. Diharapkan mereka dapat melaksanakan petunjuk
yang diberikan oleh para pembimbing dalam jalinan kerja dari sebuah tim kesehatan.
Para kader kesehatan masyarakat dalam bidang pelayanan kesehatan dan mereka tidak dibayar
dengan uang atau bentuk lainnya oleh masyarakat setempat atau oleh puskesmast.
C. Pembentukan Kader
Mekanisme pembentukan kader membutuhkan kerjasama tim. Hal ini disebabkan karena kader
yang akan dibentuk terlebih dahulu harus diberikan pelatihan kader. Pelatihan kader ini diberikan
kepada para calon kader didesa yang telah ditetapkan. Sebelumnya telahdilaksanakan kegiatan
persiapan tingkat desa berupa pertemuan desa, pengamatan dan adanya keputusan bersama untuk
terlaksanakan acara tersebut. Calon kader berdasarkan kemampuan dan kemauan berjumlah 4-5
orang untuk tiap posyandu. Persiapan dari pelatihan kader ini adalah:
1. calon kader yang kan dilatih
2. waktu pelatihan sesuai kesepakatan bersama
3. tempat pelatihan yang bersih, terang, segar dan cukup luas
4. adanya perlengkapan yang memadai
5. pendanaan yang cukup
Para kader kesehatan yang bekerja dipedesaan membutuhkan pembinaan atau pelatihan dalam
rangka menghadapi tugas-tugas mereka, masalah yang dihadapinya.
Pembinaan atau pelatihan tersebut dapat berlangsung selama 6-8 minggu atau bahkan lebih
lama lagi. Salah satu tugas bidan dalam upaya menggerakkan peran serta masyarakat adalah
melaksanakan pembinaan kader.
Adapun hal-hal yang perlu disampaikan dalam pembinaan kader adalah :
1. Pemberitahuan ibu hamil untuk bersalin ditenaga kesehatan ( promosi bidan siaga)
2. Pengenalan tanda bahaya kehamilan, persalinan dan nifas serta rujukannya.
3. Penyuluhan gzi dan keluarga berencana
4. Pencatatan kelahiran dan kematian bayi atau ibu
5. Promosi tabulin, donor darah berjalan,ambulan desa,suami siaga,satgas gerakan sayang
ibu.
1. Pemberitahuan ibu hamil untuk bersalin ditenaga kesehatan ( promosi bidan siaga)
Pembinaan kader yang dilakukan bidan didalamnya berisi tentang perran kader adalah dalam daur
kehidupan wanita dari mulai kehamilan sampai dengan masa perawatan bayi. Adapun hal-hal yang
perlu disampaikan dalam persiapan persalinan adalah sebagai berikut :
a. Sejak awal, ibu hamil dan suami menentukan persalinan ini ditolong oleh bidan atau dokter
b. Suami atau keluarga perlu menabung untuk biaya persalinan.
c. Ibu dan suami menanyakan kebidan atau kedokter kapan perkiraan tanggal persalinan
d. Jika ibu bersalin dirumah, suami atau keluarga perlu menyiapkan terang, tempat tidur dengan
alas kain yang bersih, air bersih dan sabun untuk cuci tangan, handuk kain, pakaian kain yang
bersih dan kering dan pakaian ganti ibu.
Pembinaan kader yang dilakukan bidan yang berisi tentang peran kader dalam deteksi dini tanda
bahaya dalam kehamilan maupun hal-hal berikut ini.
§ Perdarahan ( hamil muda dan hamil tua)
§ Bengkan dikaki, tangan, wajah, atau sakit kepala kadang disertai kejang
§ Demam tinggi
§ Keluar air ketuban sebeleum waktunya
§ Bayi dalam kandungan gerakannya berkurang atau tidak bergerak
§ Ibu muntah terus dan tidak mau makan
Setelah dibersihkan luka tali pusat ditutup dengan kain kasa kering.
Demikian dilakukan terus sampai luka kering dan tali pusat puput.
Memberi kekebalan kepada bayi baru lahir dengan member imunisasi tetanus toksoid sebanyak 2
kali kepada ibu hamil, calon pengantin,dan anak perempuan kelas 6 sekolah dasar.
Imunisasi TT bagi calon ibu berguna agar ibu dan bayi mendapat kekebalan terhadap tetanus.
Imunisasi TT diberikan sebanyak 2 kali karena imunisasi yang pertama belum member kekebalan
pada bayi baru lahir terhadap penyakit tetanus sehingga bayi yang berusia kurang dari 1 bulan
dapat terkena tetanus melamui luka tali pusat.
Imunisasi TT umumnya diberrikan kepada ibu hamil, calon pengantin wanita, dan anak perempuan
kelas 6 SD.
Pada ibu hamil:
TT-1 : Segera setelah ada tanda-tanda kehamilan.
TT-2 : Satu bulan setelah TT-1.
Pada calon pengantin wanita:
TT-1 : Pada saat penaftaran nikah.
TT-2 : Satu bulan setelah TT-1.
Anak perempuan kelas 6 SD:
TT : Kapan saja selama SD kelas 6.
DAFTAR PUSTAKA :
Bari saifudin, abdul. 2002. buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan neonatal.
Jakarta : yayasan bina pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Prof. Dr. Azwar, Azrul. MPH. 2002. asuhan persalinan normal. Jakarta : tim revisi edisi 2007.