Anda di halaman 1dari 4

Tabel 1 Hasil Analisis Saringan Agregat Kasar

Nomor Diameter Berat Tertahan Persen Tertahan Persen Kumulatif Persen


saringan Saringan (mm) (gram) (%) Tertahan (%) Lolos (%)
1.5" 37.50 0.00 0.00 0.00 100.00
3/4" 19.00 643.50 21.44 21.44 78.56
- 16.00 936.50 31.21 52.65 47.35
3/8" 9.50 1357.00 45.22 97.87 2.13
Pan - 64.00 2.13 100.00 0.00
Total 3001 100
Berdasarkan tabel 1, berat agregat kasar yang digunakan dalam analisis
saringan ini sebesar 3001 gram. Akan tetapi, berat agregat kasar sebelum dilakukan
pengadukan dengan rotary shaker adalah 3000 gram. Sehingga, kelebihan berat
agregat kasar setelah dilakukan pengadukan sebesar 1 gram. Penambahan berat 1 gram
ini dapat disebabkan oleh kekurangketelian praktikan dalam menimbang berat agregat
kasar yang akan diaduk dengan rotary shaker. Selain itu, kelebihan 1 gram ini juga
dapat disebabkan oleh agregat kasar yang masih tersangkut pada saringan sebelum
praktikan menggunakan saringan tersebut.
Berdasarkan tabel 1, sebagian besar agregat tertahan pada saringan dengan
diameter 9.50 mm. Agregat yang tertahan pada saringan tersebut sebanyak 1357 gram
atau 45.22 % dari keseluruhan agregat yang diuji. Agregat yang tertahan pada saringan
dengan diameter 16 mm sebanyak 936.5 gram atau 31.21%. Agregat yang lolos dari
saringan nomor 3/8” hanya 64 gram atau 2.13%. Hal tersebut dapat terjadi karena
agregat kasar telah banyak tertahan pada saringan dengan diameter 19 mm, 16 mm dan
9.5 mm.

100
90
80
70
Persen Lolos (%)

60
50
40
30
20
10
0
5.00 50.00
Diameter Saringan (mm)

Gambar 1 Grafik Ukuran Butir Agregat Kasar


Berdasarkan grafik 1, saringan dengan diameter 37.50 mm mampu meloloskan
seluruh agregat kasar. Saringan dengan diameter 19 mm dapat meloloskan sebanyak
2357 gram atau 78.56%. Hal tersebut dapat terjadi karena saringan dengan diameter 19
mm mampu menahan agregat kasar sebenyak 643.5 gram. Saringan dengan diameter
16 mm meloloskan agregat kasar sebanyak 1421 gram atau 47.35%. Hal ini dapat
terjadi karena sebagian agregat kasar sebanyak 1580 gram telah tertahan pada saringan.
Saringan dengan diameter 9.5 mm hanya meloloskan agregat kasar sebanyak 64 gram
atau 2.13%. Sehingga, agregat kasar yang diuji memiliki kecenderungan berukuran
berkisar antara 9.5 mm – 19 mm

Tabel 2 Hasil Analisis Saringan Agregat Halus


Nomor Diameter Berat Tertahan Persen Persen Kumulatif Persen
saringan Saringan (mm) (gram) Tertahan (%) Tertahan (%) Lolos (%)
No. 4 4.75 0.00 0.00 0.00 100.00
No. 8 2.38 31.50 6.32 6.32 93.68
No. 30 0.60 183.50 36.81 43.13 56.87
- 0.30 136.50 27.38 70.51 29.49
No. 100 0.15 89.50 17.95 88.47 11.53
No. 200 0.075 43 8.63 97.09 2.91
Pan - 14.50 2.91 100.00 0.00
Total 498.50 100.00

Berdasarkan tabel 2, berat agregat halus yang digunakan dalam analisis


saringan agregat halus sebanyak 500 gram. Akan tetapi, berat agregat halus setelah
pengujian mengalami penurunan sebesar 1.5 gram menjadi 498.5 gram. Pengurangan
berat agregat halus ini dapat terjadi pada saat pemindahan agregat halus yang tertahan
pada saringan menuju kertas koran. Pengurangan agregat halus ini dapat disebabkan
masih adanya agregat halus yang tersisa pada saringan karena kurang telitinya
praktikan dalam membersihkan saringan agregat halus. Pemindahan agregat halus
dilakukan di luar ruangan sehingga memungkinkan ada agregat halus yang terbawa
angin karena beberapa agregat halus yang telah lolos saringan dengan diameter 0.3 mm
sudah sangat halus sehingga mudah terbawa angin.
Berdasarkan tabel 2, sebagian besar agregat halus tertahan pada saringan
dengan diameter 0.6 mm dan 0.3 mm dengan berat tertahan pada masing-masing
saringan sebesar 183.5 gram dan 136.50 gram. Sehingga, persen tertahan pada saringan
tersebut berturut-turut adalah 36.81% dan 27.38%. Sebagian kecil agregat halus lolos
melewati seluruh saringan sebanyak 14.50 gram atau 2.91%. Sedangkan, agregat halus
yang tertahan pada saringan dengan diameter 0.075 mm dan 2.38 mm secara berturut-
turut sebesar 8.63 % dan 6.32%.

Kemudian hasil analisis saringan agregat kasar dan halus yang telah diuji
dibandingkan dengan hasil analisis saringan agregat kasar dan halus dari kelompok @.
Hasil analisis yang dilakukan oleh kelompok 2 disajikan pada Tabel 3 dan 4 berikut
ini.
Tabel 3 Hasil Analisis Saringan Agregat Kasar Kelompok 2

Diameter Berat Persen


Persen Kumulatif Persen
No Saringan Saringan Tertahan Tertahan
Tertahan (%) Lolos (%)
(mm) (gram) (%)

1.5” 37 0 0.00 0.00 100.00


3/4“ 19 849 28.50 28.50 71.50
16 911.5 30.60 59.11 40.89
3/8” 9.5 1186.5 39.84 98.94 1.06
Pan 0 31.5 1.06 100.00 0.00
Total 2978.5 100.00

Berdasarkan hasil analisis agregat kasar yang dilakukan oleh kelompok 2, dapat
dilihat bahwa berat yang tertahan di masing-masing saringan tidak berbeda jauh
beratnya di kedua kelompok. Gradien yang dihasilkan pun tidak jauh berbeda. Tetapi,
berat agregat yang tertahan di saringan no ¾” kelompok 2 adalah 849 gram, sedangkan
kelompok 1 adalah 643,5 gram. Sama halnya dengan kelompok 1, agregat kasar paling
banyak tertahan di saringan no 3/8” pada kelompok 2, yaitu sebanyak 1186,5 gram.
Agregat kasar paling sedikit tersisa di pan, yaitu sebanyak 31.5 gram.
Tabel 4 Tabel 2 Hasil Analisis Saringan Agregat Halus Kelompok 2

Diameter Berat Persen


Persen Kumulatif Persen
No Saringan Saringan Tertahan Tertahan
Tertahan (%) Lolos (%)
(mm) (gram) (%)
No 4 4.75 1.5 0.30 0.30 99.70
No 8 2.36 40.5 8.12 8.43 91.57
No 30 0.6 194.5 39.02 47.44 52.56
300 135.5 27.18 74.62 25.38
No 100 0.15 81 16.25 90.87 9.13
No 200 0.075 28.5 5.72 96.59 3.41
Pan 0 17 3.41 100.00 0.00
Total 498.5 100.00

Berdasarkan hasil analisis agregat halus kelompok 2, dapat dilihat bahwa pada
saringan no 4, tidak seperti kelompok 1 yang tidak memiliki agregat yang tertahan, ada
agregat halus sebanyak 1,5 gram tertahan. Pada saringan yang lainnya, terlihat
perbedaan berat yang tidak terlalu signifikan antara kelompok 1 dan kelompok 2. Tapi
pada saringan no 200, ada 43 gram agregat halus yang tertahan pada kelompok 1,
sedangkan hanya 28,5 gram agregat halus yang tertahan pada kelompok 2. Pada
akhirnya, gradien agregat halus yang ditunjukkan kedua kelompok tidak jauh berbeda.
Hasil gradasi agregat kasar dan gradasi agregat halus dibandingkan dengan grafik
gradasi pada SNI 03-2834-2000 tentang Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran
Beton Normal. Hasil grafik gradasi agregat kasar masuk pada grafik 8 yakni batas
gradasi kerikil atau koral ukuran maksimum 20 mm. Hal ini disebabkan nilai-nilai
persen lolos kumulatif hasil perhitungan berada pada rentang grafik tersebut, kecuali
saringan nomor 19. Sedangkan grafik gradasi agregat halus berada pada batas gradasi
pasir no.1. Batas gradasi pasir no.1 ini masih termasuk kasar karena sebaran persen
lolos pada tiap saringan tidak berbeda jauh. Hasil perhitungan gradasi menunjukkan
grafik yang merata seperti gradasi tersebut dan nilainya berada pada rentang
batasannya. Grafik lengkap hasil kategori gradasi agregat dapat dilihat pada gambar 3
dan gambar 4.

Gambar 3 Grafik batas gradasi kerikil atau koral dan hasil gradasi agregat kasar

Gambar 4 Grafik batas gradasi no.1 dan hasil gradasi agregat halus

Anda mungkin juga menyukai