Sukabumi Utara
Febriana Loto Patandianan
102016056/ FF15
patandianan.febriana@gmail.com
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No. 6 Kebon Jeruk, Jakarta 11510
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Masalah
Diabetes Melitus (DM) adalah suatu penyakit yang mengakibatkan tidak seimbangnya
kemampuan tubuh menggunakan makanan secara efisien yang disebabkan oleh pankreas
gagal memproduksi insulin atau terjadi disfungsi tubuh yang tidak bisa menggunakan insulin
secara tepat. Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit kronik yang prevalensinya terus
meningkat setiap tahun. Jumlah penderita diabetes mellitus di Indonesia tahun 2000 mencapai
8,43 juta jiwa dan diperkirakan mencapai 21,257 juta jiwa pada tahun 2030, bahkan saat ini
prevalensi DM di Indonesia menduduki urutan ke empat di dunia setelah India, China dan
Amerika Serikat.
World Health Organization (WHO) memperkirakan sekitar 4 juta orang meninggal
setiap tahun akibat komplikasi DM. Berdasarkan data Departemen Kesehatan (DepKes)
angka prevalensi penderita diabetes di Indonesia pada tahun 2008 mencapai 5,7% dari jumlah
penduduk Indonesia atau sekitar 12 juta jiwa. Penyakit DM terdiri dari DM tipe 1 dan DM
tipe 2. DM tipe 1 yaitu diabetes yang bergantung pada insulin di mana tubuh kekurangan atau
tidak diproduksinya hormon insulin sedangkan DM tipe 2 yaitu keadaan di mana hormon
insulin dalam tubuh tidak dapat berfungsi dengan semestinya. Penyakit DM tipe 2 di
Indonesia merupakan salah satu penyebab utama penyakit tak menular atau sekitar 2,1% dari
seluruh kematian.
Diperkirakan sekitar 90% kasus DM di seluruh dunia tergolong DM tipe 2. Jumlah
penderita DM tipe 2 semakin meningkat pada kelompok umur dewasa terutama umur >30
tahun dan pada seluruh status sosial ekonomi Obesitas terutama yang bersifat sentral
merupakan salah satu factor yang mempengaruhi timbulnya penyakit DM Tipe 2. Timbunan
lemak yang berlebihan di dalam tubuh dapat mengakibatkan resistensi insulin yang
berpengaruh terhadap kadar gula darah penderita diabetes mellitus.1
1.3 Manfaat
1. Mengetahui dan memahami tentang penyakit Diabetes Melitus baik penyebab dan
komplikasinya serta menerapkan prinsip-prinsip pelayanan kedokteran secara
komprehensif dan holistik
2. Untuk memenuhi tugas Skill Lab Family Folder pada blok community medicine.
3. Meningkatkan kesadaran pasien dan keluarganya mengenai pentingnya kesehatan.
4. Memantau perkembangan penyakit pasien serta kepatuhan pasien menjalani
terapi.
5. Memberikan penatalaksaan penyakit baik secara promotif, preventif, kuratif,
rehabilitatif
BAB II
KERANGKA TEORI
Secara epidemiologi diabetes seringkali tidak terdeteksi dan diakatakan onset atau
mulai terjadinya diabetes adalah 7 tahun sebelum diagnosis ditegakkan, sehingga morbiditas
dan mortalitas dini dapat terjadi pada kasus yang tidak terdeteksi. Yang menjadi faktor risiko
dari diabetes adalah bertambahnya usia, obesitas, kurangnya aktivitas jasmani dan juga
karena faktor genetik yang berhubungan dengan terjadinya DM tipe 2.
Puasa 2jam PP
Diabetes melitus tipe 2 disebabkan kegagalan relatif sel β dan resistensi insulin.
Resistensi insulin adalah turunnya kemampuan insulin untuk merangsang pengambilan
glukosa oleh jaringan perifer dan untuk menghambat produksi glukosa oleh hati.Sel β tidak
mampu mengimbangi resistensi insulin ini sepenuhnya, artinya terjadi defisiensi relatif
insulin. Ketidakmampuan ini terlihat dari berkurangnya sekresi insulin pada rangsangan
glukosa, maupun pada rangsangan glukosa bersama bahan perangsang sekrasi insulin lain.
Berarti sel β pankreas mengalami desensitisasi terhadap glukosa.1,2
Pemeriksaan Penunjang
2. HbA1C.
3. Profil lipid pada keadaan puasa (kolesterol total, HDL, LDL, trigliserida).
4. Kreatinin serum.
5. Albuminuria.
2.2 Penatalaksanaan
1. Jangka pendek: hilangnya keluhan dan tanda diabetes melitus, mempertahankan rasa
nyaman dan tercapainya target pengendalian glukosa darah.
2. Jangka panjang: tercegah dan terhambatnya progresivitas penyulit mikroangiopati,
makroangiopati dan neuropati. Tujuan akhir pengelolaan adalah turunnya morbiditas
dan mortalitas diabetes melitus.3
BAB III
HASIL DATA
A. Pengumpulan data
Tempat : Puskesmas Kelurahan Sukabumi Utara
Jl. Harun Raya No.5, RT.9/RW.7, Kec.Kebon Jeruk,
Kota Jakarta Barat, 11540
B. Pasien
1. Identitas
a. Nama lengkap : Rita Darlina
b. Usia : 57 tahun
c. Jenis kelamin : Perempuan
d. Agama : Islam
e. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
f. Pendidikan : Tamat SMA
g. Alamat : Jl. Filodendrum I No.3, RT.007, RW.011
3. Psikologis Keluarga
a. Kebiasaan buruk : Suka makan manis-manis,
minum teh yang sangat manis
b. Pengambilan keputusan : Keputusan diambil dengan cara
dibicarakan terlebih dahulu dengan Suami dan Anak
c. Ketergantungan obat : Glucophage
d. Tempat mencari pel. Kesehatan : Puskesmas dan RS
e. Pola rekreasi : Baik
(Sering berlibur ke
Magelang, Wonosobo
bersama keluarga)
4. Keadaan Rumah/Lingkungan
f. Jenis bangunan : Permanen
g. Lantai rumah : Keramik
h. Penerangan : Baik
i. Kebersihan : Baik
j. Ventilasi : Baik
k. Dapur : Ada
l. Jamban keluarga : Ada
m. Sumber air minum : Air Galon isi ulang
n. Sumber pencemaran air : Tidak
o. Pemanfaatan pekarangan : Tidak ada
p. Sistem pembuangan air limbah : Ada
q. Tempat pembuangan sampah : Ada
r. Sanitasi lingkungan : Baik
5. Spiritual Keluarga
b. Ketaatan beribadah : Baik
c. Keyakinan tentang kesehatan : Baik
7. Kultural Keluarga
a. Adat yang berpengaruh : Suku Jawa Tengah
b. Lain-lain :-
a. Promotif :
- Penyuluhan kesehatan tentang pengertian penyakit DM, gejala DM serta
faktor risiko yang terjadi.
-Penyuluhan kepada keluarga penderita diabetes yaitu dengan memberikan
dukungan dan mengawasi pasien agar teratur minum obat.
b. Preventif :
Pencegahan penyakit DM adalah dengan membiasakan diri hidup sehat
dengan olahraga secara teratur dan menjaga pola makan, seperti:
-Tidak mengonsumsi makanan yang mengandung gula dan garam berlebih
-Hindari makanan siap saji dengan kandungan karbohidrat dan lemak tinggi
-Konsumsi sayur dan buah-buahan
c. Kuratif :
Pengobatan dengan cara teratur minum obat dan rajin kontrol ke puskesmas
kadar kadar gula darah puasa < 100 mg/dl, 2 jam PP < 140.
d. Rehabilitatif :
Tujuannya yaitu untuk memelihara dan memulihkan kondisi/ mencegah
terjadinya kecacatan akibat dari penyakit DM seperti diabetic foot. Diabetic
foot adalah luka yang sering menyebabkan pasien DM harus diamputasi.
Keadaan ini disebabkan oleh terjadinya kematian jaringan pada tubuh.
Prognosis:
1. Penyakit : Bila pasien teratur meminum obat yang diberikan dan rajin
memeriksa gula darah ke Puskesmas secara teratur, dan didukung dengan pola
hidup sehat yang baik maka prognosis penyakit pasien adalah baik (dubia ad
bonam).
2. Keluarga : Adanya hubungan yang baik antar anggota keluarga pasien
serta keluarga yang sangat mendukung kesehatan pasien, dan suami sebagai
PMO (Pengawas Minum Obat) sehingga pengobatan pasien lebih
teratur.(dubia ad bonam)
3. Masyarakat : Prognosis masyarakat baik jika masyarakat tahu faktor resiko
dan gejala diabetes mellitus untuk diagnosis dini penyakit tersebut sehingga
mencegah kematian dan kecatatan serta komplikasi akibat penyakit tersebut.
Resume
Dari hasil kunjungan rumah pada Senin, 8 Juli 2019 didapatkan bahwa pasien
bernama Ibu Rita 57 tahun, didiagnosis dokter puskesmas terkena penyakit diabetes melitus
(DM). Keluhan yang dirasakan pasien yaitu sering kesemutan dan sakit kepala. Pada saat
melakukan autoanamnesis, ibu Rita mengatakan bahwa ia menderita DM sejak tahun 2000
dan terakhir kontrol gula darah dua bulan lalu. Selain itu, pasien juga memiliki riwayat
penyakit hipertensi dan pernah operasi batu ginjal sebelumnya. Ibu Rita juga mengatakan
bahwa ibu dan adiknya juga menderita DM.
Kebiasaan buruk yang sering dilakukan Ibu Rita adalah suka makan makanan manis
dan minum teh dengan gula yang sangat banyak. Pada saat itu ia membeli obat glucophage
karena sudah ketergantungan dengan obat tersebut. Olahraga jarang dilakukan, pola makan
cukup baik dan teratur. Pada pola rekreasi pasien baik dan sering berpergian ke Wonosobo
dan Magelang, sehingga pola istirahat pasien kurang. Ibu Rita beragama Islam dan ikut dalam
organisasi Wanita Islam.
Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital Ibu Rita, Tekanan darah 140/80mmHg, Nadi
60/menit, RR 26/menit dan pemeriksaan suhu tidak sempat saya lakukan tetapi dari hasil
palpasi tampak pasien tidak mengalami demam. Pada saat itu juga petugas puskesmas
melakukan pemeriksaan Gula darah sewaktu pasien yaitu 383mg/dl.
Keluarga Pasien tergolong sehat secara fisik saat kunjungan dilakukan. Namun,
karena menganggap dirinya sehat, pasien tidak penah melakukan pemeriksaan kesehatan
dalam upaya mendeteksi dini penyakit yang mungkin belum menunjukan gejala. Keluarga
pasien dirumah masih dalam keadaan sehat. Kebersihan perorangan dirasa cukup.
Dalam rumah tersebut, ditinggali oleh 3 orang, terdiri dari pasien sendiri, suaminya
dan 1 anaknya. Keadaan rumah dirasa cukup memenuhi syarat rumah yang sehat. Keadaan
ekonomi dan pendidikan, keluarga ini termasuk dalam golongan sedang, rumah yang
ditinggali merupakan milik pribadi serta memiliki latar belakang pendidikan terakhir yaitu
SMA.
Diagnosis dari kasus ini adalah diabetes melitus tidak terkontrol disertai dengan
hipetensi, karena pasien jarang melakukan kontrol ke puskesmas dan saat dilakukan
pemeriksaan fisik tekanan darah pasien tinggi.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Penyakit Diabetes melitus tipe 2 adalah penyakit yang disebabkan kegagalan relatif
sel β dan resistensi insulin yang dapat sembuh jika didiagnosis cepat dengan menjaga pola
makan, pengobatan yang adekuat, rajin mengontrol gula darah dan didukung dengan program
pengawasan minum obat (PMO) yaitu suami dari pasien yang mengingatkan untuk minum
obat. Pemberian pemahaman yang benar tentang perawatan mandiri pasien DM kepada
pasien dan keluarga, penderita DM dapat hidup layaknya seperti orang lain yang sehat, yang
pada akhirnya dapat meningkatkan produktifitas dan tingkat kesejahteraan keluarga dimana
pasien tersebut tinggal.
Saran
a) Puskesmas
Diharapkan dapat lebih sering melakukan pendekatan kepada masyarakat melalui
penyuluhan-penyuluhan dalam usaha promotif dan preventif kesehatan masyarakat.
b) Pasien
Membicarakan masalahnya kepada orang terdekat atau orang yang dipercaya,
sehingga mengurangi beban pikirannya.
Berusaha untuk lebih memahami penyakit yang dideritanya dan tetap menjaga
kesehatan melalui pola hidup sehat dan minum obat secara teratur.
Tetap rajin mengontrol kesehatannya ke pelayanan kesehatan masyarakat.
LAMPIRAN