Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Profil Proses Pembelajaran di Kelas

1. Keadaan Sekolah Tempat P2K

SD Negeri Jonjo 1, Kecamatan Parigi, Kabupaten Gowa, berada pada

lokasi yang mudah diakses kendaraan umum. SD Negeri Jonjo 1 terdiri dari 6

ruangan belajar. Kegiatan pembelajaran dilakukan pada pagi hari sampai siang

hari mulai dari pukul 07.15 –12.45 WITA.

Keadaan fisik sekolah cukup memadai terdiri dari 6 ruang kelas, 1

ruang kantor (ruangan kepala sekolah), 1 ruangan guru, 2 WC siswa, 2 WC

guru, 1 Perpustakaan, 1 ruang UKS.

Personil tenaga edukasi SD Negeri Jonjo 1 terdiri dari kepala sekolah,

operator, guru kelas/wali kelas, guru bidang studi, dan bujang sekolah dengan

perincian sebagai berikut:

o Kepala Sekolah : 1 orang

o Wali Kelas : 6 orang

o Guru bidang studi : 2 orang

o Bujang sekolah : 1 orang

o Operator : 1 orang

1
2

Tugas
NAMA/ Jabatan Tugas
No Pokok/
NIP/ NIGK Guru Mengajar
Tambahan

Muzakkir, S.Pd.I Kepala


1. PNS
Nip. 196203201984111001 Sekolah

Darmawati, S.Pd.SD
2. PNS Guru Kelas Kelas I
Nip. 198607142014072002

Abd. Aziz, S.Pd.SD


3. PNS Guru Kelas Kelas II
Nip. 196304011984111002

Rosmiati, S.Pd
4. PNS Guru Kelas Kelas III
Nip. 197204011998032004

Kartini, S.Pd
5. PNS Guru Kelas Kelas IV
Nip. 196604211989072004

Jumariah, S.Pd
6. PNS Guru Kelas Kelas V
Nip. 196805181988032007

Nenang, S.Pd.I
7. PNS Guru Kelas Kelas VI
Nip. 196406051986112002
3

Pend.
Hajrah, S.Pd.I Guru Bidang
8. PNS Agama
Nip. 198004212008012018 Studi
Islam

Guru Bidang
9. Sauddin, S.Pd.I Honorer Studi/ Penjaskes
Operator

Bujang
10. Usman - -
Sekolah

2. Keadaan kelas sebelum melaksanakan P2K

Jumlah murid kelas I sebanyak 14 orang terdiri dari 11 orang laki-laki

dan 3 orang perempuan. Posisi duduk berhadapan dengan pengaturan kelas

yang berkelompok dan sederhana.

3. Keadaan proses pembelajaran sebelum dilaksanakan P2K (observasi)

Pada saat proses pembelajaran guru lebih dominan menggunakan

metode ceramah dan pemberian tugas dengan dominasi metode tersebut,

penyampaian materi kepada anak didik kurang maksimal sehingga

pembelajaran tidak sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Yang seharusnya

seorang guru harus memiliki bermacam – macam metode dan model

pembelajaran dalam mengajar agar pemahaman anak terhadap materi yang di

ajarkan lebih efektif dan terarah.

Pada pembelajaran Bahasa Indonesia sebenarnya mempunyai peran

yang sangat penting. Mata pelajaran Bahasa Indonesia diharapkan akan


4

mampu membentuk murid yang berpengetahuan yang luas, sehingga dapat

mengatasi permasalahan yang akan dihadapi.

Di kelas 1 SD Negeri Jonjo 1 telah menggunakan kurikulum 2013

sehingga materi tidak dipisahkan per mapel lagi melainkan per tema, subtema,

dan per pembelajaran, di dalam pembelajaran terdapat dua atau tiga mapel

yang diajarkan dalam 1 hari. Di kurikulum 2013 sendiri menggunakan

pendekatan saintifik yaitu lebih menfokuskan pada siswa bukan pada guru

tapi, selama ini proses pembelajaran yan terjadi adalah kebanyakan masih

mengunakan paradigma yang lama dimana guru memberikan pengetahuan

kepada murid yang pasif. Guru mengajar dengan metode konvensional yaitu

metode ceramah dan mengharapkan murid duduk, diam, dengar, catat dan

hafal (3DCH) Sehingga Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) menjadi monoton

dan kurang menarik perhatian murid. Kondisi seperti itu tidak akan

meningkatkan kemampuan murid dalam memahami materi yang disampaikan

oleh guru. Akibatnya nilai akhir yang dicapai murid tidak seperti yang

diharapkan. Di kelas I selama ini muridnya masih kurang aktif dalam hal

bertanya dan menjawab, murid yang aktif hanya 40 %, dan murid yang

mempunyai kemampuan menjawab 30% pada hasil ujian yang diperlihatkan

pada ulangan hariannya, hasil yang dicapai murid kelas 1 sangat jauh dari

memuaskan, dimana hanya mendapat daya serap kurang dari 60% atau nilai

rata-rata kelas atau Ketuntasan Kriteria Minimal (KKM) kurang dari 50,

sehingga pemahaman materi siswa sangat kurang. Maka dari itu saya akan

meneliti salah satu mata pelajaran yang bermasalah tersebut.


5

Karena terlalu banyak mata pelajaran di dalam kurikulum 2013 dan

mengingat waktu yang tidak memungkinkan untuk meneliti semuanya maka,

saya hanya meneliti satu mata pelajaran saja yaitu Bahasa Indonesia. Seperti

yang telah dijelaskan sebelumnya semua mata pelajaran dilihat dari nilai rata-

rata kelas kurang dari nilai KKM begitu pun juga dengan mata pelajaran

Bahasa Indonesia, otomatis pemahaman siswa terhadap mata pelajaran Bahasa

Indonesia juga berkurang. berdasarkan analisis situasi/latar belakang di atas

maka penulis berkeinginan untuk menjalankan pendekatan saintifik dan

metode Example non Example yang mana di dalam rpp kurikulum 2013 telah

tercantum di semua rpp kurikulum 2013 kelas 1 .

B. Profil Hasil Belajar

Memperhatikan permasalahan diatas, sudah selayaknya dalam pengajaran

Bahasa Indonesia dilakukan suatu pembelajaran yang berpusat pada siswa, yang

mana guru hanya menjadi fasilitator dalam kegiatan pembelajaran tersebut agar

siswa lebih memahami apa yang diajarkan. Metode yang tepat yang dapat

digunakan yaitu metode pembelajaran Example Non Example .

Diharapkan melalui pembelajaran dengan metode Example Non Example

dapat meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Serta semangat kebersamaan dan saling membantu dalam menguasai materi

Bahasa Indonesia, sehingga siswa dapat meningkatkan pemahaman yang optimal

terhadap mata pelajaran Bahasa Indonesia.


6

Permasalahan dalam penelitian ini adalah tindakan apa yang dilakukan

guru untuk meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran Bahasa

Indonesia. Banyak faktor yang mungkin bisa menjadi penyebab terjadi

permasalahan tersebut di atas.

Dengan merefleksi bersama antar teman P2K teridentifikasi akar

permasalahan diduga penyebab masalah tersebut, yaitu penggunaan strategi

pembelajaran yang dilakukan guru masih konvensional, dominasi guru dalam

kelas dominan. Oleh karena itu perlu dicari jalan keluar untuk mengatasi masalah

tersebut. Sehingga dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, aktif,

kreatif, bisa bekerja sama dan membangun daya pikir yang optimal. Untuk itu

melalui penelitian ini akan dicobakan suatu metode Pembelajaran Bahasa

Indonesia, Keunggulan dari model pembelajaran Example Non Example adalah

mendorong siswa untuk belajar berfikir kritis dengan jalan memecahkan

permasalahan-permasalahan yang terkandung dalam contoh-contoh gambar yang

disajikan.

Melihat kenyataan ini, perlu dilakukan suatu tindakan untuk

meningkatkan hasil belajar murid pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Oleh

karena itu, peneliti ingin mencoba menerapkan pembelajaran langsung dengan

menggunakan metode pembelajaran Example Non Example.


7

C. Rumusan Masalah Berdasarkan Profil Proses Pembelajaran dan Hasil

Belajar

Berdasarkan uraian dari profil proses pembelajaran di atas, maka yang

menjadi fokus perhatian pada penelitian ini adalah : “Apakah model

pembelajaran Example Non Example dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa

Indonesia siswa kelas 3 SD Negeri Jonjo 1 Kecamatan Parigi Kabupaten Gowa?

D. Bentuk Tindakan Untuk Memecahkan Masalah Sesuai Dengan Masalah

Tindakan yang dilakukan setelah mengamati proses pembelajaran Bahasa

Indonesia di kelas 3 Untuk mengetahui ada tidaknya hasil peningkatan siswa

dalam pengetahuan mata pelajaran Bahasa Indonesia, dengan pembelajaran

Example Non Example dengan melakukan observasi, lalu merancang evaluasi,

situasi belajar dengan pembentukan situasi belajar sambil bermain.

E. Argumentasi Logis Pilihan Tindakan

Berdasarkan masalah tersebut, penulis tertarik melakukan perbaikan

pembelajaran dengan melakukan penelitian tindakan kelas. Perbaikan awal yang

dilakukan adalah penerapan metode pembelajaran yang lebih mengutamakan

keaktifan murid dan memberi kesempatan kepada murid untuk mengembangkan

potensi secara maksimal. Metode pembelajaran yang dimaksud adalah metode

pembelajaran Example Non Example.

Metode ini merupakan salah satu jenis metode yang biasa digunakan

untuk proses pembelajaran yang menfokuskan siswa pada pembelajaran (Student

Centre). Menurut Buehl (1996) dalam Apriani dkk, (2010:20) menjelaskan


8

bahwa Example non example adalah taktik yang dapat digunakan untuk

mengajarkan definisi konsep. Taktik ini bertujuan untuk mempersiapkan siswa

secara cepat dengan menggunakan 2 hal yang terdiri dari example dan non

example dari suatu definisi konsep yanga ada dan meminta siswa untuk

mengklasifikasikan keduanya sesuai dengan konsep yang ada. Example

memberikan gambaran akan sesuatu yang menjadi contoh akan suatu materi yang

sedang dibahas, sedangkan non example memberikan gambaran akan sesuatu

yang bukanlah contoh dari suatu materi yang sedang dibahas.

F. Tujuan Penelitian

Berdasakan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas maka tujuan

penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa

kelas 3 SD Negeri Jonjo 1 Kecamatan Parigi Kabupaten Gowa melalui model

pembelajaran Example Non Example.

Anda mungkin juga menyukai