JOB XV
MIX DESIGN
ABSTRAK
AGREGAT AGREGAT
JOB
HALUS KASAR
Spesific Grafity
7,6 0,060
- Water Absorbtion (%)
Analisa Saringan
C. Langkah-Langkah Perhitungan
Dalam proses perhitungan pada pengujian ini, untuk semua tabel dan
grafik mengacu pada SNI 03-2834-1993.
1) Mengambil kuat tekan beton yang disyaratkan (fc’) pada umur tertentu,
yaitu fc’ 25 MPa.
2) Deviasi standar diketahui dari besarnya jumlah (volume) pembebasan
yang akan dibuat, dalam hal ini deviasi standar yang digunakan yaitu
Sr = 7,5 MPa. Deviasi standar yang diperoleh dari pengalaman di
lapangan menggunakan rumus :
∑𝒏𝒕=𝟏(𝒙𝟏 − 𝒙
̅) 𝟐
𝒔=√
𝒏−𝟏
dimana :
s = Standar deviasi
x1 = Kuat tekan beton yang didapat dari masing-masing benda uji
𝑥̅ = Kuat tekan beton rata-rata
5) Menetapkan jenis semen yang akan digunakan, dalam hal ini digunakan
Semen Portland type II.
8) Menetapkan air semen maksimum, yaitu 0,54. Apabila faktor air semen
yang diperoleh pada point 7) > fas maks 0,60, maka pada perhitungan
selanjutnya digunakan faktor air semen yang lebih kecil. Dipakai FAS =
0,50.
𝟐 𝟏
𝐊𝐀𝐁 = 𝐖𝐡 + 𝐖𝐤
𝟑 𝟑
dimana :
KAB = Kadar air bebas (kg/m3)
Wh = Perkiraan jumlah air untuk agregat halus
Wk = Perkiraan jumlah air untuk agregat kasar
= 120 + 70
= 𝟏𝟗𝟎 𝐊𝐠/𝐦𝟑
12) Menghitung jumlah semen yang besarnya kadar semen, dengan rumus :
𝐊𝐀𝐁
𝐊𝐚𝐝𝐚𝐫 𝐒𝐞𝐦𝐞𝐧 =
𝐅𝐀𝐒
dimana :
KAB = Kadar air bebas
FAS = Faktor air semen
KAB
Kadar Semen =
FAS
190
=
0,5
380 Kg/m3
13) Menentukan faktor air semen yang disesuaikan jika jumlah semen
berubah karena lebih kecil dari jumlah semen minimum yang ditetapkan
(atau lebih besar dari jumlah semen maksim
15) Berdasarkan grafik 20.1.1, susunan besar butir agregat halus terdapat pada
zona III berdasarkan standar analisa saringan agregat halus dengan ukuran
maksimum agregat 40 mm dengan slump 50 mm, maka :
0,54
AH AK
Berat jenis AH dan AK = x BJ. AH + x BJ. AK
100 100
38,5 61,5
= x 2,48 + x 2,48
100 100
= 0,9548 + 1,5252
= 𝟐, 𝟒𝟖 𝐊𝐠/𝐦𝟑
Grafik 20.1.4 Perkiraan berat isi beton basah yang telah selesai dipadatkan
4) Menghitung kadar agregat halus yang besarnya adalah hasil kali persen
pasir butir 16 dengan agregat gabungan point.
Pasir = 38,5 %
Pasir = 38,5 % x SKA
38,5
= x 1700
100
= 𝟔𝟓𝟒, 𝟓 𝐊𝐠/𝐦𝟑
Rumus :
𝐀𝐛𝐬.𝐀𝐇 − 𝐊𝐚.𝐀𝐇
Pasir = 𝐁𝐕. 𝐀𝐇 + {( ) 𝐱 𝐁𝐕. 𝐀𝐇}
𝟏𝟎𝟎
𝐀𝐛𝐬.𝐀𝐊−𝐊𝐚.𝐀𝐊
Kerikil = 𝐁𝐕. 𝐀𝐊 + {( ) 𝐱 𝐁𝐕. 𝐀𝐊}
𝟏𝟎𝟎
Dimana :
KAB = Kadar Air Bebas
BV.AH = Berat Volume Agregat Halus
BV.AK = Berat Volume Agregat Kasar
Ka.AH = Kadar Air Agregat Halus
Ka.AK = Kadar Air Agregat Kasar
Abs.AH = Absorsi Agregat Halus
Abs.AK = Absorsi Agregat Kasar
= 𝟏𝟔𝟔, 𝟒𝟗 𝐊𝐠/𝐦𝟑
𝐀𝐛𝐬.𝐀𝐇 − 𝐊𝐚.𝐀𝐇
Pasir = 𝐁𝐕. 𝐀𝐇 + {( ) 𝐱 𝐁𝐕. 𝐀𝐇}
𝟏𝟎𝟎
10,04 −7,6
= 654,50 + {( ) x 654,50}
100
= 𝟔𝟕𝟎, 𝟒𝟕 𝐊𝐠/𝐦𝟑
𝐀𝐛𝐬.𝐀𝐊−𝐊𝐚.𝐀𝐊
Kerikil = 𝐁𝐕. 𝐀𝐊 + {( ) 𝐱 𝐁𝐕. 𝐀𝐊}
𝟏𝟎𝟎
6,75−6,029
= 1045,50 + {( ) x 1045,50}
100
= 𝟏𝟎𝟓𝟑, 𝟎𝟒 𝐊𝐠/𝐦𝟑
8) Proporsi Campuran
9) Persiapan pelaksanaan
Rumus :
Nilai material lapangan x Volume total benda uji x n
* n = ( % kehilangan material
D. Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh pada perencanaan ini, yaitu :
E. Saran
Dari perencanaan ini, dibutuhkan :
1. Ketelitian dalam melakukan proses perhitungan.
2. Kekompakan dalam satu tim.
3. Kehadiran dalam proses praktikum berlangsung.
F. Referensi
Referensi yang digunakan dalam perencanan ini, yaitu :
1. SK.SNI.T-15-1990-03 Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran
Beton.
2. SK.SNI.T-28-1991-03 Tata Cara Pengadukan dan Pengecoran Beton
3. ASTM C.685 Standard Made by Volumetric Batching and Continous
Mixing
4. Kardiyono T, Ir.M.E. Buku Ajar Teknologi Beton. Penerbit Jurusan
Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada, Yogyakarta