Anda di halaman 1dari 15

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR


FAKULTAS TEKNIK
LABORATORIUM UJI BAHAN & BETON
Alamat : Alamat : Jl. Daeng Tata Raya, Parang Tambung, Makassar, Tlp.(0411)864935-861507

JOB XV
MIX DESIGN

ABSTRAK

Proporsi campuran dari bahan-bahan penyusun beton ditentukan melalui


perancangan beton (mix design). Hal ini dimaksudkan agar proporsi dari campuran dapat
memenuhi syarat kekuatan serta dapat memenuhi aspek ekonomis. Metode perancangan
pada dasarnya menetukan komposisi dari bahan-bahan penyusun beton untuk mutu
tertentu yang diharapkan. Penentuan proporsi campuran dapat digunakan dengan
beberapa metode, diantaranya Metode Standar Nasional Indonesia (SK.SNI.T-15-1990-03)
atau dikenal dengan Metode Departemen Pekerjaan Umum yang tertuang dalam SK.SNI.T-
15-1990-03 (Tata Cara Pembuatan Rencana Beton Campuran Beton Normal) merupakan
adopsi dari Department Of Environment (DoE).

A. Data Karakteristik Material

AGREGAT AGREGAT
JOB
HALUS KASAR

Spesific Grafity

- SSD 2. 477 2.480

7,6 0,060
- Water Absorbtion (%)

Berat Volume (kg/l) 91,241 85,273

Kadar Air (%) 10,04 6,75

Analisa Saringan

- Zona Pasir III Max 20 mm

- Ukuran Ayakan (mm) 0 mm

Tabel 20.1 Data Karakteristik Material


B. Mutu Beton Rencana
Mutu beton rencana yang digunakan dalam pembetonan ini adalah fc’
25 MPa, yang diasumsikan pada pembetonan untuk pelaksanaan proyek
dermaga dengan elemen dan struktur yang digunakan adalah kolom dan
balok.

C. Langkah-Langkah Perhitungan
Dalam proses perhitungan pada pengujian ini, untuk semua tabel dan
grafik mengacu pada SNI 03-2834-1993.
1) Mengambil kuat tekan beton yang disyaratkan (fc’) pada umur tertentu,
yaitu fc’ 25 MPa.
2) Deviasi standar diketahui dari besarnya jumlah (volume) pembebasan
yang akan dibuat, dalam hal ini deviasi standar yang digunakan yaitu
Sr = 7,5 MPa. Deviasi standar yang diperoleh dari pengalaman di
lapangan menggunakan rumus :

∑𝒏𝒕=𝟏(𝒙𝟏 − 𝒙
̅) 𝟐
𝒔=√
𝒏−𝟏

dimana :
s = Standar deviasi
x1 = Kuat tekan beton yang didapat dari masing-masing benda uji
𝑥̅ = Kuat tekan beton rata-rata

3) Menghitung nilai tambah dengan menggunakan rumus :


𝐌 = 𝟏, 𝟎𝟖 𝐱 𝐒𝐫
dimana :
M = Nilai tambah
1,08 = Tetapan statistik yang nilainya tergantung pada presentase
kegagalan hasil uji sebesar maksimum 5 %
Sr = Deviasi standar rencana

SISKA AUDINA 1621042026


Dengan menggunakan rumus di atas, maka
M = 1,08 x Sr
= 1,08 x 7,5 MPa
= 8,1 MPa

4) Menghitung kuat tekan beton rata-rata yang ditargetkan dengan


menggunakan rumus :
fc’r = fc’ + M
fc’r = fc’ + 1,08 Sr
dimana :
fc’r = Kuat tekan beton rata-rata
fc’ = Kuat tekan beton
M = Nilai tambah

Dengan menggunakan rumus di atas, maka


fc’r = fc’ + M
= 25 MPa + 8,1 MPa
= 33,1 MPa

5) Menetapkan jenis semen yang akan digunakan, dalam hal ini digunakan
Semen Portland type II.

6) Menentukan jenis agregat, agregat ini dapat dalam bentuk


 Agregat halus; tak dipecahkan (pasir) alami (= pasir kali)
 Agregat kasar; dipecahkan; berupa batu pecah (= kerikil)

SISKA AUDINA 1621042026


7) Menentukan faktor air semen dengan langkah sebagai berikut:
Tabel 20.2 Perkiraan kekuatan tekan beton (MPa) dengan Faktor Air
Semen 0,50 dan agregat kasar yang biasa dipakai di Indonesia (SNI 03-
2834-1993)
Kuat tekan (MPa)
Jenis Agregat Pada umur (Hari) Bentuk
Jenis Semen
Kasar 3 7 28 91 Benda
uji
Batu tak
Semen 17 23 33 40
dipecahkan Silinder
Portland Tipe
Batu pecah 19 27 37 45
I Atau
Batu tak
Semen tahan 20 28 40 48
dipecahkan Kubus
sulfat Tipe II, V
Batu pecah 23 32 45 54
Semen Portland Batu tak
21 28 38 44
Tipe III dipecahkan Silinder
Batu pecah 25 33 44 48
Batu tak
25 31 46 53
dipecahkan Kubus
Batu pecah 30 40 53 60

Tabel 20.2 Perkiraan Kekuatan Tekan Beton

 Kekuatan Tekan Beton


33 + 37
Kekuatan Tekan Beton = = 𝟓 𝐌𝐏𝐚
2

a) Menentukan nilai kuat tekan pada umur 28 hari dengan menggunakan


tabel di atas sesuai dengan semen dan agregat yang akan dipakai.
b) Perhatikan Grafik 1

SISKA AUDINA 1621042026


1. Lukislah titik A pada grafik tersebut dengan FAS 35 sebagai absis
dan nilai kuat tekan yang dipakai pada Tabel 20.2 sebagai ordinat.
2. Pada titik A dibuat grafik baru yang sama bentuknya dengan dua
grafik di dekatnya.
3. Ditarik garis mendatar dari sumbu tegak pada kuat tekan rencana
rata – rata yang telah diperoleh sampai memotong grafik baru tadi.
4. Dari titik potong B tersebut ditarik garis ke bawah sampai
memotong sumbu mendatar, dan dapatlah dibaca faktor air-semen
yang dicari.
5. Tarik garis tegak lurus ke atas melalui faktor air semen 35 sampai
memotong kurva kuat tekan yang ditentukan pada point a) di atas.
6. Tarik garis lengkung melalui titik pada point c) secara
proporsional.
7. Tarik garis mendatar melalui nilai kuat tekan yang ditargetkan
sampai memotong kurva baru yang ditentukan pada point d) di
atas.
8. Tarik garis tegak lurus ke bawah melalui titik potong tersebut
untuk mendapatkan faktor air semen yang diperlukan, maka
diperoleh nilai faktor air semen yaitu 0,54.

SISKA AUDINA 1621042026


Benda Uji Berbentuk Kubus 150 mm x 150 mm x 150 mm)

Grafik 20.1.1 Grafik Hasil


Hubungan Kuat Tekan dan Faktor Air Semen

8) Menetapkan air semen maksimum, yaitu 0,54. Apabila faktor air semen
yang diperoleh pada point 7) > fas maks 0,60, maka pada perhitungan
selanjutnya digunakan faktor air semen yang lebih kecil. Dipakai FAS =
0,50.

SISKA AUDINA 1621042026


9) Menetapkan slump pada tabel 20.3, dalam hal ini slump ditetapkan
sesuai dengan kondisi pelaksanaan pekerjaan agar diperoleh beton yang
mudah dituangkan, dipadatkan dan diratakan yakni 30 -60 mm.
10) Menetapkan ukuran agregat maksimum, dalam hal ini ukuran agregat
maksimum ditetapkan 40 mm.
11) Menentukan nilai kadar air bebas dengan menggunakan rumus :

𝟐 𝟏
𝐊𝐀𝐁 = 𝐖𝐡 + 𝐖𝐤
𝟑 𝟑
dimana :
KAB = Kadar air bebas (kg/m3)
Wh = Perkiraan jumlah air untuk agregat halus
Wk = Perkiraan jumlah air untuk agregat kasar

Nilai Wh dan Wk dapat diperoleh dari tabel 1.3


Ukuran Butiran Nilai Slump (mm)
Maksimum Jenis Agregat
0 – 10 10 – 30 30 – 60 60 – 180
Agregat (mm)
Batu tak dipecah 150 180 205 225
10
Batu pecah 180 205 230 250
Batu tak dipecah 135 160 180 195
20
Batu pecah 170 190 210 225
Batu tak dipecah 115 140 160 175
40
Batu pecah 155 175 190 206

Tabel 20.3 Perkiraan Kadar Air Bebas (Kg/m3)


Berdasarkan data yang telah diperoleh, agregat tertahan pada
saringan 10 mm. Nilai Wh dan Wk dapat dilihat pada ukuran besar butir
agregat maksimum 40 pada slump 100. Maka diperoleh nilai Wh = 180
dan Wk = 210.

SISKA AUDINA 1621042026


Dengan melihat rumus di atas, maka :
2 1
Kadar air bebas = 3
𝑊ℎ + 3
𝑊𝑘 (slump 30-60)
2 1
= (180) + (210)
3 3

= 120 + 70
= 𝟏𝟗𝟎 𝐊𝐠/𝐦𝟑

12) Menghitung jumlah semen yang besarnya kadar semen, dengan rumus :

𝐊𝐀𝐁
𝐊𝐚𝐝𝐚𝐫 𝐒𝐞𝐦𝐞𝐧 =
𝐅𝐀𝐒
dimana :
KAB = Kadar air bebas
FAS = Faktor air semen

KAB
Kadar Semen =
FAS
190
=
0,5
380 Kg/m3

13) Menentukan faktor air semen yang disesuaikan jika jumlah semen
berubah karena lebih kecil dari jumlah semen minimum yang ditetapkan
(atau lebih besar dari jumlah semen maksim

14) um yang disyaratkan), maka faktor air semen harus diperhitungkan


kembali.

15) Berdasarkan grafik 20.1.1, susunan besar butir agregat halus terdapat pada
zona III berdasarkan standar analisa saringan agregat halus dengan ukuran
maksimum agregat 40 mm dengan slump 50 mm, maka :

SISKA AUDINA 1621042026


Grafik 20.1.2 Persentase agregat halus terhadap agregat keseluruhan
untuk ukuran butiran maksimum 40 mm

0,54

Grafik 20.1.3 Grafik hasil


Persentase agregat halus terhadap agregat keseluruhan untuk ukuran butiran
maksimum 42 mm

Presentase agregat halus terhadap agregat keseluruhan untuk ukuran butir


maksimum 42 mm
𝟒𝟐 % + 𝟑𝟓 %
% 𝐀𝐠𝐫𝐞𝐠𝐚𝐭 𝐡𝐚𝐥𝐮𝐬 (𝐀𝐇) = = 𝟑𝟖, 𝟓 %
𝟐
Agregat halus (Pasir) = 38,5 %
Agregat Kasar (Kerikil) = 100 % – 38,5 % = 69,5 %

SISKA AUDINA 1621042026


1) Menghitung berat jenis relatif agregat

AH AK
Berat jenis AH dan AK = x BJ. AH + x BJ. AK
100 100
38,5 61,5
= x 2,48 + x 2,48
100 100

= 0,9548 + 1,5252
= 𝟐, 𝟒𝟖 𝐊𝐠/𝐦𝟑

Grafik 20.1.4 Perkiraan berat isi beton basah yang telah selesai dipadatkan

Grafik 20.1.5 Grafik Hasil


Perkiraan berat isi beton basah yang telah selesai dipadatkan

SISKA AUDINA 1621042026


2) Menghitung berat volume beton basah, dimana berat volume beton basah
2270 kg/m3 menurut Grafik 3, sesuai dengan kadar air bebas 190 kg/m3,
menunjukkan berat jenis beton yang direncanakan.
𝐒𝐊𝐀 = 𝐁𝐕𝐁𝐁 − 𝐊𝐒 − 𝐊𝐀𝐁
dimana :
SKA = Sisa kandungan agregat (kg)
BVBB = Berat volume beton basah (kg/m3)
KS = Kadar semen (kg/m3)
KAB = Kadar air bebas (kg/m3)

SKA = BVBB − KS − KAB


= 2270 − 380 − 190
= 𝟏𝟕𝟎𝟎 𝐊𝐠/𝐦𝟑

3) Menghitung kadar agregat gabungan yang besarnya adalah berat jenis


beton dikurangi jumlah kadar semen dan kadar air bebas.

4) Menghitung kadar agregat halus yang besarnya adalah hasil kali persen
pasir butir 16 dengan agregat gabungan point.
Pasir = 38,5 %
Pasir = 38,5 % x SKA
38,5
= x 1700
100
= 𝟔𝟓𝟒, 𝟓 𝐊𝐠/𝐦𝟑

5) Menghitung kadar agregat kasar yang besanya adalah kadar agregat


gabungan dikurangi persentase kadar agregat halus point (14). Dari
langkah-langkah tersebut di atas point (1) sampai point (19) telah dapat
diketahui susunan campuran bahan-bahan untuk 1 m3 beton.
Kerikil = 61,5 %

Kerikil = 61,5 % x SKA

SISKA AUDINA 1621042026


61,5
= x 1700
100
= 𝟏𝟎𝟒𝟓, 𝟓𝟎 𝐊𝐠/𝐦𝟑

6) Menentukan kebutuhan material kondisi SSD per m3 beton


 AIR = 𝟏𝟗𝟎 Kg/m3
 SEMEN = 300 Kg/m3
 PASIR = 654,50 Kg/m3
 KERIKIL = 1045,50 Kg/m3

7) Kebutuhan material kondisi Lapangan

Rumus :

𝐀𝐛𝐬.𝐀𝐇 − 𝐊𝐚.𝐀𝐇 𝐀𝐛𝐬.𝐀𝐊 − 𝐊𝐚.𝐀𝐊


Air = 𝐊𝐀𝐁 − {( ) 𝐱 𝐁𝐕. 𝐀𝐇 + ( ) 𝐱 𝐁𝐕. 𝐀𝐊 }
𝟏𝟎𝟎 𝟏𝟎𝟎

𝐀𝐛𝐬.𝐀𝐇 − 𝐊𝐚.𝐀𝐇
Pasir = 𝐁𝐕. 𝐀𝐇 + {( ) 𝐱 𝐁𝐕. 𝐀𝐇}
𝟏𝟎𝟎

𝐀𝐛𝐬.𝐀𝐊−𝐊𝐚.𝐀𝐊
Kerikil = 𝐁𝐕. 𝐀𝐊 + {( ) 𝐱 𝐁𝐕. 𝐀𝐊}
𝟏𝟎𝟎

Dimana :
KAB = Kadar Air Bebas
BV.AH = Berat Volume Agregat Halus
BV.AK = Berat Volume Agregat Kasar
Ka.AH = Kadar Air Agregat Halus
Ka.AK = Kadar Air Agregat Kasar
Abs.AH = Absorsi Agregat Halus
Abs.AK = Absorsi Agregat Kasar

𝐀𝐛𝐬.𝐀𝐇 − 𝐊𝐚.𝐀𝐇 𝐀𝐛𝐬.𝐀𝐊 − 𝐊𝐚.𝐀𝐊


Air =𝐊𝐀𝐁 − {( ) 𝐱 𝐁𝐕. 𝐀𝐇 + ( ) 𝐱 𝐁𝐕. 𝐀𝐊 }
𝟏𝟎𝟎 𝟏𝟎𝟎
7,6−10,04 6,029−6,75
= 190 − {( 100
) x 654,50 + ( 100
) x 1045.50}

SISKA AUDINA 1621042026


= 190 + 23,51

= 𝟏𝟔𝟔, 𝟒𝟗 𝐊𝐠/𝐦𝟑

𝐀𝐛𝐬.𝐀𝐇 − 𝐊𝐚.𝐀𝐇
Pasir = 𝐁𝐕. 𝐀𝐇 + {( ) 𝐱 𝐁𝐕. 𝐀𝐇}
𝟏𝟎𝟎
10,04 −7,6
= 654,50 + {( ) x 654,50}
100

= 𝟔𝟕𝟎, 𝟒𝟕 𝐊𝐠/𝐦𝟑

𝐀𝐛𝐬.𝐀𝐊−𝐊𝐚.𝐀𝐊
Kerikil = 𝐁𝐕. 𝐀𝐊 + {( ) 𝐱 𝐁𝐕. 𝐀𝐊}
𝟏𝟎𝟎
6,75−6,029
= 1045,50 + {( ) x 1045,50}
100

= 𝟏𝟎𝟓𝟑, 𝟎𝟒 𝐊𝐠/𝐦𝟑
8) Proporsi Campuran

KONDISI KONDISI LAPANGAN


MATERIAL
SSD ( Kg/m3 ) (Kg/m3)

AIR 190 166,49


SEMEN 380 380
PASIR 654,50 670,47
KERIKIL 1045,50 1053,04
JUMLAH 2270 2270

Tabel 20.4 Proporsi Campuran


a. Proporsi Campuran Tonase
Dalam proporsi campuran tonase mencari perbandingan proporsi
massa tiap benda uji sebagai berikut :
AIR SEMEN PASIR KERIKIL
AIR : SEMEN SEMEN : SEMEN PASIR : SEMEN KERIKIL : SEMEN
166,49 : 380 380 : 380 670,47: 380 1053,04 : 380
0,438 1 1,764 2,771

Tabel 3.5 Proporsi campuran Tonase

SISKA AUDINA 1621042026


b. Proporsi Campuran Kubikasi per m3
1. Menghitung volume kubus yang berukuran ( 15x15x15cm )
Rumus :
𝑽𝒐𝒍𝒖𝒎𝒆 𝑲𝒖𝒃𝒖𝒔 = 𝒑 𝒙 𝒍 𝒙 𝒕
Dengan ;
p = 15 cm = 0,15 m
l = 15 cm = 0,15 m
t =15 cm = 0,15 m
Penyelesaian :
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐾𝑢𝑏𝑢𝑠 = 𝑝𝑥𝑙𝑥𝑡
= 0,15 𝑥 0,15 𝑥 0,15
= 𝟎, 𝟎𝟎𝟑𝟑𝟕𝟓 𝐦𝟑
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐾𝑢𝑏𝑢𝑠 𝑥 𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝐵𝑒𝑛𝑑𝑎 𝑈𝑗𝑖
= 0,003375 𝑥 10
= 𝟎, 𝟎𝟑𝟑𝟕𝟓 𝐦𝟑

9) Persiapan pelaksanaan
Rumus :
Nilai material lapangan x Volume total benda uji x n
* n = ( % kehilangan material

- AIR = 190 x 0,03375 x 1,20 = 7,695 Kg/m3


- SEMEN = 380 x 0,03375 x 1,2 = 15,39 Kg/m3
- PASIR = 654,50 x 0,03375 x 1,2 = 26,51 Kg/m3
- KERIKIL = 1045,50 x 0,03375 x 1,2 = 42,342 Kg/m3

D. Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh pada perencanaan ini, yaitu :

SISKA AUDINA 1621042026


1. Proporsi campuran dalam kondisi SSD per m3 beton yang dibutuhkan
yaitu, Air = 190 Kg/m3, Semen = 380 Kg/m3, Pasir = 654,50 Kg/m3,
dan Kerikil = 1045,50 Kg/m3.
2. Diperoleh nilai slump sebesar 5,5 cm.

E. Saran
Dari perencanaan ini, dibutuhkan :
1. Ketelitian dalam melakukan proses perhitungan.
2. Kekompakan dalam satu tim.
3. Kehadiran dalam proses praktikum berlangsung.

F. Referensi
Referensi yang digunakan dalam perencanan ini, yaitu :
1. SK.SNI.T-15-1990-03 Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran
Beton.
2. SK.SNI.T-28-1991-03 Tata Cara Pengadukan dan Pengecoran Beton
3. ASTM C.685 Standard Made by Volumetric Batching and Continous
Mixing
4. Kardiyono T, Ir.M.E. Buku Ajar Teknologi Beton. Penerbit Jurusan
Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada, Yogyakarta

SISKA AUDINA 1621042026

Anda mungkin juga menyukai