Spek Teknis Dinkes
Spek Teknis Dinkes
A.1. UMUM
• Tanah dan halaman untuk pembangunan akan diserahkan kepada Kontraktor
dalam keadaan seperti pada waktu peninjauan lapangan/ observasi lapangan.
• Pekerjaan harus diserahkan oleh Kontraktor dalam keadaan selesai
keseluruhan sesuai dengan lingkup pekerjaan yang diborongkan, dalam mana
termasuk juga pembetulan kerusakan yang mungkin timbul/ terjadi dalam
menyingkirkan segala bahan-bahan sisa atau bongkaran lainnya.
• Untuk
barang-barang dan material yang akan didatangkan ke site, maka
Kontraktor dan sub-Kontraktor diwajibkan menyerahkan :
- Brosur
- Katalog
- Gambar kerja atau shop drawing
- Sample
yang dianggap perlu oleh Tim Teknis/ Konsultan Supervisi dan harus mendapat
persetujuan Tim Teknis/ Konsultan Supervisi/ Pemberi Tugas.
B. PEKERJAAN PERSIAPAN
B.1. PEKERJAAN PENGUKURAN DAN PEMATOKAN
Kontraktor harus memulai pekerjaan dari garis-garis yang telah disetujui
oleh Konsultan Pengawas dan bertanggung jawab penuh atas pengukuran-
pengukuran yang dibuatnya
Kontraktor harus menyediakan semua bahan peralatan dan tenaga kerja,
termasuk juru-juru ukur (surveyor) yang dibutuhkan sehubungan dengan
pengukuran dan pematokan untuk setiap pekerjaan yang memerlukannya.
Kontraktor diwajibkan untuk memelihara patok-patok serta tugu-tugu ukur
utama selama masa pembangunan.
Kontraktor diwajibkan melakukan penggambaran kembali lokasi
pembangunan dengan dilengkapi keterangan-keterangan mengenai peil
ketinggian tanah, lantai, letak batas-batas dengan alat-alat yang sudah
diterapkan kebenarannya.
Ketidak-cocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan
lapangan yang sebenarnya harus segera dilaporkan kepada Konsultan
Pengawas untuk dimintakan keputusannya.
Pengukuran sudut siku dengan prisma atau benang secara azas
segitiga phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang
disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Untuk pekerjaan bongkaran, apabila terdapat bahan material utuh (asbes, eks.
Kusen, besi/ baja, dll) harus di simpan atau dipergunakan sebagaimana mestinya
oleh pihak owner, sedangkan bahan material yang berupa puing-puing bekas
bongkaran dibersihkan dan dibuang.
C.1. PENGGALIAN
• Penggalian harus dilaksanakan menurut yang disyaratkan mengenai
panjangnya, dalamnya, serongan-serongan dan kelokan-kelokan yang
diperlukan untuk konstruksi pekerjaan-pekerjaan, atau seperti yang tertera
dalam gambar, dan tanah kelebihannya dipergunakan sebagai urugan atau
dibuang dengan persetujuan Tim Teknis / Konsultan Supervisi.
• Sebelum penggalian tanah untuk Parit dimulai harus dilakukan penggalian top
soil sedalam 20 cm dari permukaan tanah.
• Lapisan lumpur harus diangkat dan diganti dengan tanah urug yang
disetujui. Akar-akar bekas tanaman harus diangkat sampai bebas akar.
D. PEKERJAAN BETON
D.4. PELAKSANAAN
• Pekerjaan Persiapan
- Membuat shop drawing dan mengkoordinasikan / melaporkan kepada
Konsultan Pengawas, untuk selanjutnya mendapatkan persetujuan
dari Konsultan Perencana dan diketahui Pimpinan Kegiatan ;
- Memeriksa kembali gambar serta perhitungan konstruksi yang dibuat
oleh Konsultan Perencana, jika terdapat hal yang dianggap meragukan
serta membahayakan, Kontraktor Pelaksana harus melaporkan
kepada Konsultan Pengawas yang selanjutnya akan dilanjutkan
kepada Konsultan Perencana. Sebelum ada kepastian dari kebenaran
perhitungan tersebut, Kontraktor Pelaksana tidak diijinkan meneruskan
bagian pekerjaan tersebut.
• Pekerjaan Penulangan
- Pembengkokan, pemotongan dan penempatan tulangan harus sesuai
dengan gambar kerja dan mengikuti persyaratan yang tercantum di
dalam PBI 1971 (Bab 5 pasal 3-4-5) ;
E. PEKERJAAN STRUKTUR
E.3. PENGUKURAN
• Ukuran-ukuran dan ukuran tinggi telah ditetapkan dalam gambar-gambar.
• Jika terdapat perbedaan ukuran antar gambar-gambar utama dengan gambar-
gambar perincian, maka yang mengikat adalah ukuran-ukuran pada gambar
utama, Namun demikian hal-hal tersebut harus dilaporkan segera kepada
Direksi Lapangan.
• Pengambilan dan pemakaian ukuran-ukuran yang keliru sealam pelaksanaan
pekerjaan adalah menjadi tanggung jawab dan resiko Kontraktor sepenuhnya.
• Ketidakcocokan yang mungkin ada mengenai perbedaan-perbedaan antara
gambar dan kenyataan harus segera dilaporkan kepada Direksi Lapangan,
untuk diproses secara terulis.
E.5. AGREGAT
• Semua pemakaian koral (kerikil) batu pecah (agregat kasar ) dan pasir beton,
harus memenuhi syarat-syarat :
- Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan Bangunan (NI 3 –1958)
- Peraturan Beton Indonesia (NI 2 –1971)
- Tidak mudah hancur (tetap keras), tidak porous
- Bebas dari tanah / tanah liat (tidak bercampur dengan tanah liat atau
kotoran-kotoran lainnya.
• Kekerasan dari butir-butir agregat kasar diperiksa dan harus memenuhi
syarat:
- Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 9,5 – 19 mm lebih dari 24 %
- Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 19 - 30 mm lebih dari 22 %
• Koral
(kerikil ) dan batu pecah (aagregat kasar) yang mempunyai ukuran lebih besar
dari 38 mm, untuk penggunaannya harus mendapat persetujuan Pengawas.
• Gradasi dari agregat-agregat tersebut secara keseluruhan harus dapat
menghasilkan mutu beton yang baik, padat dan mempunyai daya kerja yang
baik dengan semen dan air, dalam proporsi campuran yang akan dipakai.
• Pengawas dapat meminta kepada Kontrkator untuk mengadakah test kwalitas
dari agregat-agregat tersebut dari tempat penimbunan yang ditunjuk oleh
Pengawas, setiap saat dalam laboratorium yang diakui atas biaya kontraktor.
• Dalam hal adanya perubahan sumber dari mana agregat tersebut disupply,
maka kontraktor diwajibkan unatuk memberitahukan kepada Pengawas.
• Agregat harus disimpan di tempat yang bersih, yang keras permukaannya dan
dicegah supaya tidak terjadi pencampuran satu sama lain dan terkotori.
E.6. AIR
• Air yang akan dipergunakan untuk semua pekerjaan –pekerjaan dilapangan
adalah air bersih, tidak berwarna, tidak mengandung bahan-bahan kimia
(asam alkali) didak mengandung ornagisme yang dapat memberikan efek
merusak beton, minyak atau lemak. Memenuhi syarat-syarat Peraturan Beton
Indonesia (NI 2 – 1971) dan diuji oleh Laboratorium yang diakui sah oleh yang
berwajib dengan biaya ditanggun oleh pihak Kontraktor.
• Air yang mengandung garam (air laut) tidak diperkenankan untuk dipakai.
• Semua kubu/silinder coba jika perlu akan dicoba dalam laboratorium yang
berwenang, dan disetujui Pengawas.Laporan hasil percobaan harus
disertahkan kepada Pengawas segera sesudah selesai percobaan, paling
lambat 7 hari sesudah pengecoran, dengan mencantumkan besarnya
kekuatan karakteristik, deviasi standard, campuran adukan berat kubus benda
uji tersebut dan data-data lain yang diperlukan.
• Apabila dalam pelaksanaan nanti kedapatan bahwa mutu beton yang dibuat
seperti yang ditunjukkan oleh kubus cobanya gagal memenuhi syarat
spesifikasi, maka Pengawas berhak meminta kontraktor supaya mengadakan
percobaan-percobaan non destruktif atau kalau memungkinkan mengadakan
percobaan destructif.
• Percobaan-percobaan ini harus memenuhi syarat-syarat dalam Peraturan
Beton Bertulang Indonsesia (NI.2-1971)Apabila gagal, maka bagian pekerjaan
tersebut harus dibongkar dan dibangun baru sesuai dengan petunjuk
Pengawas.
• Semua biaya-biaya untuk percobaan dan akibat-akibat gagalnya pekerjaan
tersebut menjadi tanggung jawab kontraktor. Kontraktor juga diharuskan
mengadakan slump test menurut syara-syarat dalam Peraturan Beton
Bertulang Indonesia (NI.2- 1971).Slump beton berkisar antar 8 cm sampai
12cm.
E.14. PENGECORAN
• Pengecoran beton dapat dilakukan setelah :
- Direksi / Pengawas lapangan selesai memeriksa dan menyetujui acuan /
bekisting yang dibuat
- Direksi / Pengawas Lapangan selesai memeriksa dan menyetujui
pembesian yang akan di cor, dan harus bersih dari kotoran
- Direksi / Pengawas lapangan telah menerima Campuran Beton untuk
pengecoran.
• Untuk melindungi beton yang dicor dari cahaya Matahari, hujan maupun angin
sampai beton tersebut mengeras dengan baik dan untuk pengeringan yang
terlalu cepat, maka harus dilakukan perawatan sebagai berikut :
- Semua cetakan yang sudah diisi adukan beton dibasahi sampai cetakan
tersebut di bongkar.
- Membasahi permukaan atas adukan beton selama 14 hari terus menerus
setelah adukan beton cukup keras.
• Pembongkaran Bekisting
- Pembongkaran bekisting harus dilakukan dengan hati-hati dan mengikuti
petunjuk Konsultan Pengawas. Beton yang masih muda tidak diijinkan
untuk dibebani segera. Setelah cetakan dibongkar permukaan beton
diperiksa, jika terdapat permukaan yang cacat akibat pembungkaran
bekisting maupun oleh proses pengecoran maka kontraktor harus segera
memperbaikinya.
- Umumnya diperlukan waktu sekurang-kurangnya 21 (dua puluh satu) hari
untuk pemikul beban dan plat lantai.
- Bahan-bahan bekas cetakan yang sudah tidak digunakan lagi harus
segera dikumpulkan serta segera dkeluarkan dari lokasi agar tidak
mengganggu pelaksanaan pekerjaan selanjutnya.
- Seluruh pekerjaan dan pembuatan dan pembongkaran bekisting harus
sesuai dengan PBI 1971.
F.3. BAHAN-BAHAN
• Batu bata yang digunakan adalah batu bata tamiyang. Bata harus baru,
terbakar, keras, terbuat dari tanah liat terpilih sesuai dengan persyaratan-
persyaratan dalam NI-10-1973. Bilamana tidak terdapat bahan yang sesuai
standar tersebut diatas, maka Tim Teknis dapat menentukan jenis-jenis lain
yang ada dipasaran lokal dengan persyaratan-persyaratan yang ditentukannya.
• Adukan / spesi untuk seluruh dinding bata merah harus berupa campuran
1 semen : 4 pasir.
• Contoh-contoh
Contoh bahan yang diusulkan untuk dipakai harus diserahkan kepada
Konsultan Pengawas dan persetujuan atas bahan-bahan tersebut harus sudah
didapat sebelum bahan yang dimaksud dapat dibawa ke lapangan kerja untuk
dipasang.
Pengambilan contoh atas bahan-bahan yang telah berada di lapangan akan
dilakukan sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan Konsultan Pengawas guna
keperluan Pengujian.
Bahan yang tidak sesuai, akan ditolak dan harus segera disingkirkan dari
lapangan dalam waktu 2 x 24 jam.
• Pekerjaan dan Penyimpanan
Bahan untuk pekerjaan pasangan harus disimpan dengan cara-cara yang
disetujui Konsultan Pengawas, untuk menghindarkan dari segala hal yang
dapat mengakibatkan kerusakan terhadap barang tersebut.
F.3. PELAKSANAAN
Pemasangan batu bata yang dilaksanakan harus dipasang tegak, dan lajur
penaikannya diukur tepat dengan tiang lot, dan kecuali bilamana tidak
diperlihatkan dalam gambar-gambar maka setiap lajur naik, bata harus putus
sambungan dengan lajur dibawahnya.
Sebelum dipasang, bata harus direndam sampai gelembung airnya habis. Beton
untuk sloof, kolom praktis dan ring balok dipasang untuk setiap luas dinding
maksimum 12 m2 dengan pembesian sesuai dengan persyaratan penulangan
kolom praktis.
F.4. PERLINDUNGAN
Sesuai jam kerja, seluruh lajur pasangan batu bata yang belum selesai, harus
ditutupi (dilindungi) dengan kertas semen, atau dengan cara-cara lain yang
disetujui oleh Konsultan Pengawas.
G. PEKERJAAN PLAFOND
G.1 LINGKUP PEKERJAAN
Dalam pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pekerjaan ini hingga dapat dicapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna. Pekerjaan ini dilakukan meliputi
pemasangan plafond PVC ( Shunda Plafond atau Setara ) pada ruang-ruang sesuai
yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk Direksi Pengawas.
Semua hubungan terhadap bagian dari pekerjaan lain harus diperhatikan kerapihan dan
kekuatannya. Lubang-lubang bekas pemasangan, dan penguat lain harus tidak terlihat dan
semua penguat harus terpasang baik dan dapat menjamin kekuatannya.
H.3. PERANCANGAN
Bahan-bahan yang akan dipasang harus sesuai dengan gambar perancangan
atau bila belum ditentukan harus lebih dahulu dibuat gambar shop drawing
mendapat persetujuan Konsultan Pengawas dalam bentuk dan warnanya, untuk
selanjutnya dipakai sebagai standard dalam pekerjaan.
H.4. PELAKSANAAN
• Semua bentukan yang dilas yang akan tampak, harus diratakan dan difinish
sehingga sama dengan permukaan sekitarnya ;
• Semua pengikat yang lain seperti “clip” keling dan lain-lain yang tampak harus
sama finishing dan warnanya dengan bahan yang diikatnya. Di samping itu,
pengikat yang bertemu dengan pekerjaan plesteran, harus ditekuk
membentuk “plester key” ;
• Lubang-lubang untuk sekrup dan baut harus dibor ;
• Hubungan-hubungan yang langsung berhubungan dengan udara luar harus
dibentuk sedemikian sehingga tidak menampung air ;
• Angker ke dalam tembok/ kolom praktis dan ring balok untuk alat dari
aluminium harus dari baja tak berkarat (stainless steel), khusus untuk
pemasangan semua jenis kusen ;
• Penyambungan paku keling untuk bahan-bahan aluminium harus dari bahan
aluminium.
I.3. BAHAN-BAHAN
• Neoprene: dipakai pada hubungan antara kaca dengan rangka aluminium. S-Dine
Sealant 4100 (polysulfide) atau setaraf: untuk hubungan antara 2 bahan yang
berlainan. Bahan-bahan ini harus bersifat tidak menghisap, tidak membekas dan
sealant yang tampak tebalnya 1 cm dengan diberi lapisan pengisi (backing strip)
yang bersifat sama untuk mencapai ketebalan yang dibutuhkan. Sebagai bahan
pembersih untuk memasang sealant, dipakai “Xylol”, “Xylene”, atau Toluene.
• Contoh bahan
-Contoh bahan dan spesifikasi dari bahan yang akan dipakai harus diajukan
kepada pengawas untuk mendapat persetujuan.
-Pada saat diterima di site Material harus dalam keadaan utuh pada kemasannya
jelas merek dan tanggal kadaluarsanya, tertera contoh warnanya dan disimpan di
tempat dengan kondisi yang tidak menimbulkan material rusak.
I.4. PELAKSANAAN
Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh kontraktor khusus pekerjaan ini dan
berpengalaman sekurangnya 5 tahun dan telah menunjukkan hasil pekerjaan
sejenis yang memuaskan.
I.5. PERSIAPAN
Bagian yang akan di caulking atau seal harus dibersihkan dari kotoran dan debu,
cat lainnya. Bagian yang sifatnya porous dibersihkan dengan cara vacum atau
blasting. Keseluruhan permukaan harus kering dan bebas dari oli/minyak.
Tipe dan konsistensi harus sesuai yang disyaratkan pabrik.
Daerah bersebelahan dengan bagian yang akan di seal atau caulked harus
dilindungi sehingga baik hasil seal atau caulkingnya rapih dan bersih.
J.3. BAHAN-BAHAN
- Kusen Aluminium ;
- Kusen aluminium yang digunakan adalah produksi setara “ALEXINDO”.
- Sealant harus dari mutu yang baik ;
- Kaca sesuai dengan poin 3.10. Pada persyaratan teknis ini.
- Karet sealer harus sesuai ukuran dan bentuknya dengan jendela dan kaca
yang dimaksud dan harus dari mutu yang terbaik.
• Gambar Rancangan Pembuatan
Pemborong diminta untuk mempersiapkan gambar kerja dengan ukuran- ukuran
yang disesuaikan di lapangan.
Pemborong diminta untuk merencanakan sistem pemasangan dengan
memperhitungkan keamanan terhadap defleksi yang bisa terjadi akibat bentangan,
tekanan angin dan sebagainya, sesuai dengan rekomendasi pabrik dan peraturan-
peraturan muatan yang berlaku.
J.4. PELAKSANAAN
• Pengerjaan
Semua pengerjaan harus dilaksanakan oleh tukang-tukang terbaik dengan standar
pengerjaan disetujui Konsultan Pengawas ;
- Pemakaian alat-alat terbaik ;
- Pemasangan sambungan harus tepat tanpa cela sedikitpun ;
- Semua detail pertemuan harus runcing, halus dan rata, bersih dari goresan-
goresan, serta cacat-cacat yang mempengaruhi permukaan alumunium.
• Pemasangan
Pemasangan harus sesuai dengan gambar-gambar dan persyaratan teknis ini.
Setiap sambungan dengan dinding atau benda yang berlainan sifatnya harus
diberi sealant.
Tanda-tanda dan cacat akibat proses anodizing, yaitu “rack” atau “gipper” yang
timbul di permukaan aluminium harus dihilangkan.
• Perlindungan
Semua aluminium harus dilindungi dengan “lacquer film” atau bahan yang lain
yang disetujui oleh Konsultan Pengawas ketika dibawa ke lapangan.
Perlindungan tersebut harus dibuka dimana diperlukan ketika aluminium akan
dikerjakan.Tepi-tepi kusen harus dilindungi dengan plastic tape atau zinc chromate
primer (pernis transparan) ketika pekerjaan plester dilaksanakan. Bagian-bagian
lain dapat tetap dilindungi dengan “lacquer film” sampai pekerjaan selesai.
• Weather Seal
Pemasangan kusen harus dilengkapi dengan weather seal (backing strip) di dalam
dan di luar sebagai lapisan pengisi, sebelum sealant dipasang.
• Pengujian
Jendela tipikal
Semua jendela tipikal dikerjakan lebih dahulu termasuk pemasangan kaca dan
sealant.
Contoh (sample) produksi aluminium tersebut harus ditest pada sebuah labotorium
yang disetujui oleh Konsultan Pengawas dan test itu meliputi:
- Ketebalan lapisan ;
- Staining ;
- Berat ;
- Test korosi.
Konsultan Pengawas akan menguji kekuatan, kualitas pekerjaan dan kedap air
dari kusen tersebut, pekerjaan aluminium yang lain boleh dilanjutkan setelah
pekerjaan disetujui oleh Konsultan Pengawas.
L. JENDELA ALUMINIUM
Semua pekerjaan daun jendela aluminium dengan perlengkapan yang diperlukan
sesuai penjelasan dalam gambar atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
• Bahan-bahan
Rangka aluminium untuk jendela yang ditunjukkan dalam gambar adalah
merupakan ide dasar Ahli, yang selanjutnya harus dilengkapi gambar kerja
oleh Pemborong sesuai dengan jenis profil aluminium yang akan digunakan.
Aluminium yang akan digunakan adalah produksi setara “ALEXINDO”.
Kaca, sesuai 3.10. Pada persyaratan teknis ini.
• Pelaksanaan
Lakukan pengukuran seteliti mungkin ditempat pemasangan, laporan
kelainan-kelainan yang terjadi pada Konsultan Pengawas agar mendapat
petunjuk lanjutan dan persetujuan sebelum pemasangan.
M. PEKERJAAN KACA
M.1. LINGKUP PEKERJAAN
Dalam lingkup ini meliputi pengadaan dan pemasangan kaca seperti yang tertera
dalam gambar-gambar.
Pengendalian Pekerjaan
- NI-3-1970 ;
- Keterangan dari Suplayer ;
- Persyaratan teknis.
M.2. BAHAN-BAHAN
Kaca jenis Raybend, kaca bening, kaca tempered dan kaca stopsol yang masing-
masing mempunyai ketebalan 5 dan 12 mm dipasang pada tempat-tempat
sesuai gambar pelaksanaan. Kaca-kaca tersebut harus mempunyai toleransi
ketebalan maksimal 3%, setaraf dengan produksi PT ASAHI MAS, Jakarta.
M.3. PELAKSANAAN
Kecuali dinyatakan lain oleh Konsultan Pengawas, kaca-kaca didatangkan ke
lapangan pekerjaan sudah dalam siap pasang.
Sebelum pemasangan, Pemborong harus mengambil ukuran-ukuran yang tepat
dari lubang-lubang/bukaan-bukaan kusen yang bersangkutan, sehingga jika ada
perubahan ukuran kaca di lapangan yang disebabkan tidak melakukan
pengukuran terlebih dahulu, menjadi tanggung jawab Pemborong sepenuhnya.
N. PEKERJAAN FINISHING
- Air
Air harus bersih segar dan bebas dari bahan-bahan yang merusak seperti:
minyak, asam dan unsur organik, kecuali ditunjukkan lain. Pemborong harus
menyediakan air kerja atas biaya sendiri
N.2. PERANCANGAN
• Campuran Adukan dan Plester
- Perbandingan campuran dan pengetesannya dapat dilaksanakan dalam
waktu 1 minggu dan tidak ada penambahan waktu lagi untuk itu.
- Plester/adukan dengan campuran 1 pc : 4 ps digunakan pada daerah-daerah
seluruh dinding bata merah seperti ditunjukkan dalam gambar.
- Plester/adukan dengan campuran 1 pc : 2 ps digunakan pada daerah-daerah
basah untuk kedap air, seperti daerah toilet setinggi 160 cm dari lantai dan
daerah lainnya setinggi 20 cm dari lantai sebagaimana ditunjukkan dalam
gambar.
- Plester/adukan harus dicampur dengan bahan “additive” untuk mencegah
keretakan yang tak diinginkan dan terlebih dahulu mendapat persetujuan ahli.
• Acian
Acian dibuat dalam campuran 1 pc : 2 air (volume) dan digunakan hanya pada
dinding-dinding yang akan di cat.
N.3. PELAKSANAAN
• Umum
Pergunakan mesin-mesin pengaduk (molen) dan peralatan yang memadai.
Bersihkan semua permukaan yang akan dipletser dan disiram air hingga
jenuh. Pekerjaan plesteran harus rata sesuai perintah Konsultan Pengawas,
dengan tebal plesteran kecuali bila dinyatakan lain adalah 20 mm dengan
toleransi minimal 15 mm dan maksimal 25 mm.
• Pencampuran
Membuat campuran adukan/plester tanpa mesin pengaduk hanya dapat
dilaksanakan bila ada izin dari Konsultan Pengawas.
• Pelaksanaan Adukan/ Plesteran
- Pesteran ke dinding bata biasa
Bersihkan permukaan dinding bata dari noda-noda debu, minyak, cat dan
bahan-bahan lain yang dapat mengurangi daya ikat plester. Basahkan
sebelum pekerjaan dimulai.
- Pasang lapisan plester setebal yang diisyaratkan (20 mm), ratakan
dengan roskam kayu/almunium dengan panjang minimal 1,2 m. Basahkan
terus selama kurang lebih 3 hari.
- Untuk Pelaksanaan Acian harus rapih dan halus, sebelum diaci
permukaan plesteran atau permukaaan dinding yang akan diaci harus
disiram oleh air terlebih dahulu dan permukaan dinding plesteran harus
rata atau rapih, dan pada saat pekerjaan acian harus digosok terus
dengan amplas sampai berair dan halus, sehingga pekerjaan acian rapih
dan halus
O.2. BAHAN-BAHAN
• Keramik dinding ukuran 20 x 25 Kombinasi
• Keramik lantai 40 x 40 cm (Romangress/ setara)
• Keramik lantai Toilet dan Pantry 20 x 20 cm
• Bahan perekat
Untuk bahan perekat keramik yang akan dipergunakan untuk pemasangan
pada lantai adalah Portland Cement, biasa disaring / ayak dengan ayakan
halus dan disetujui Konsultan Pengawas.
• Contoh-contoh
Sebelum dilakukan pemasangan, Pemborong harus memberikan contoh data
teknis bahan-bahan yang akan dipakai untuk disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
O.3. PENYIMPANGAN
Ketika tiba di site, bahan keramik tile harus dalam keadaan dalam pak tertutup
dan bersegel, dan disimpan di ruang yang kering dan tertutup.
O.4. PEMASANGAN
• Sebelum lapisan keramik dipasang, permukaan lantai beton harus diberi
plester yang rata dan padat. Untuk lantai beton, tiap 12 m2 lantai harus dibuat
expansion joint yang gambar kerjanya diajukan kepada pengawas untuk
persetujuan sebelum pelaksanaan. Pemasangan keramik harus rata dan
toleransi nat 1,5-2 mm arah horizontal maupun vertikal tapi tidak kumulatif.
• Pengisi celah antara ubin digunakan acian portland cement putih dengan
diberi warna sesuai ubin yang dipasang yang dicampur dengan pasta khusus
pengisi nat/celah untuk keramik dan atas persetujuan Konsultan Pengawas.
• Pemotongan keramik harus menggunakan alat khusus potong keramik.
Apabila terdapat fixture saniter pada bidang tile tersebut, maka pemotongan
harus rapih dan diselesaikan/ditrim dengan rapih. Pemasangan harus
dilakukan oleh tukang yang ahli untuk pekerjaan ini.
• Konsultan Pengawas berhak menolak tukang yang dianggap tidak mampu/ahli
untuk pekerjaan dimaksud dan Pemborong harus segera mengganti dengan
tukang yang sesuai dan ahli serta disetujui oleh Konsultan Pengawas.
• Keramik yang sudah terpasang (dilantai) tidak boleh dibebani/diinjak sebelum
berumur 7 hari. Keramik harus dilindungi dengan plastik selama periode
konstruksi.
P. PEKERJAAN CAT
Pengendalian Pekerjaan
Seluruh pekerjaan harus sesuai dengan standar sebagai berikut:
NI-3-1970
NI-4
P.2. BAHAN-BAHAN
Cat serta pelapis-pelapis lain yang akan digunakan disini, adalah Untuk Dinding
Interior menggunakan Cat kualitas Setara DANABRITE dan Dinding exterior
menggunakan Cat weathershield kualitas Setara MOWILEX Semua cat dasar
dan cat akhir yang digunakan dalam pekerjaan ini harus dari satu pabrik. Warna-
warna akan ditentukan oleh tim teknis beserta owner kemudian. Cat dinding luar
harus memenuhi persyaratan tahan terhadap cuaca.
P.4. PELAKSANAAN
• Sebelum dilaksanakannya pengecatan bidang permukaaan yang akan dicat
harus dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran-kotoran yang menempel pada
bidang yang akan dicat. Pelaksanaaan pengecatan atas semua permukaan
sesuai dengan aturan pakai yang dijelaskan oleh pabrik pembuat cat.
• Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas aturan
pemakaian cat dari pabrik pembuat cat yang disetujui Konsultan Pengawas.
• Sebelumnya dilakukan pengecatan, dilakukan pelapisan dasar dengan bahan
alkali yang kemudian dilanjutkan dengan pengecatan yang dilakukan
sebanyak dua lapis pengecatan.
• Apabila diperlukan, Kontraktor harus melakukan konsultasi kepada
pabrik/pengawas teknis pabrik sebagai yang disarankan dan disetujui
Konsultan Pengawas
Q. PEKERJAAN LISTRIK
Q.1. SPESIFIKASI KABEL LISTRIK YANG DIPERGUNAKAN ADALAH :
• Kabel Listrik NYM
• Penandaan
Kode pengenal
Huruf Kode Komponen
N = Kabel jenis standard dengan tembaga sebagai penghantar
Y = Isolasi PVC
M = Selubung PVC
re = Penghantar padat bulat
m = Penghantar bulat berkawat banyak
-I = Kabel dengan system pengenal warna inti hijau kuning
-O = Kabel dengan system pengenal warna inti tanpa hijau kuning
• Penandaan kode pengenal dilengkapi dengan luas penampang penghantar
dan tegangan pengenal.
• Karakteristik kabel
- Resistans Penghantar
Resista
ns penghantar kabel yang diukur sesuai dengan SPLN 39, nilai resistans
penghantar setiap inti tidak boleh melebihi persyaratan maksimum
sebagaimana tercantum dalam SPLN 41-1.
- Resistans Isolasi pada 20 oC
Pengukuran resistans isolasi diukur sesuai dengan SPLN 39, nilai
resistans isolasi masing-masing inti terhadap inti/gabungan inti yang lain
pada kabel utuh tidak boleh kurang dari nilai spesifikasi yaitu 50
M.Ohm.Km. Apabila suhu pengukuran selain 20 oC, maka resistans
isolasi harus dikoreksi ke suhu 20 oC dengan mengalikan factor koreksi.
- Resistans isolasi Pada 70 oC
Pengukuran resistans isolasi dilaksanakan sesuai dengan SPLN 39,
antara penghantar dan air.
- Contoh uji sepanjang 5 m, setelah lapisan pembungkus inti dan selubung
luar dikupas, harus direndam dalam air pada suhu 70 oC selama
minimum 2 jam.
- Ujung-ujung inti harus menonjol diatas permukaan air, minimum 0,25 m.
Nilai resistans tidak boleh kurang dari 0,0010 M.Ohm.K untuk kabel
3x2,5re dan 0,009 M.Ohm.K untuk kabel 3x2,5rm.
R. PEKERJAAN SANITAIR
R.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu lainnya uyang diperlukan dalam pelaksanaan, hingga dapat tercapai
hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
Pekerjaan sanitary ini dipasang pada ruang toilet / kamar mandi / WC serta
seluruh detail yang dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar.
R.2 Persyaratan Bahan
Bahan – bahan yang digunakan sebagai berikut :
-. Tandon Air Kapasitas 2000 Liter
-. Pipa PVC AW Ø 2”
S. PEKERJAAN PENUTUP
Meskipun dalam uraian Proposal Teknis ini tidak dibuatkan kata-kata yang harus
disediakan, yang harus dipasang tetapi tidak disebutkan dalam penjelasan
pekerjaan ini, maka perkataan tersebut diatas dianggap ada dan dianggap
dimuat di Proposal Teknis ini.
Pekerjaan yang nyata-nyata menjadi bagian dari bangunan ini tetapi tidak
diuraikan atau tidak dimuat dalam Proposal Teknis ini dan harus tetap
diselenggarakan dan diselesaikan oleh Kontraktor Pelaksana maka pekerjaan
tersebut dianggap diuraikan dan dimuat dalam Proposal Teknis ini untuk menuju
penyerahan serta penyelesaian yang lengkap dan sempurna menurut
pertimbangan Direksi.
Meskipun dalam uraian Proposal Teknis ini tidak dibuatkan kata-kata yang harus
disediakan, yang harus dipasang tetapi tidak disebutkan dalam penjelasan
pekerjaan ini, maka perkataan tersebut diatas dianggap ada dan dianggap
dimuat di Proposal Teknis ini.