Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

PENGORGANISASIAN INFORMASI/ PENGETAHUAN DALAM INGATAN MANUSIA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pengolahan informasi mengandung pengertian tentang bagaimana seorang individu
mempersepsi, mengorganisasi, dan mengingat sejumlah besar informasi yang diterima individu
dari lingkungan. Hal yang demikian juga dapat dikatakan bahwa penggolahan informasi dapat
dikatakan sebagai bagaimana respon individu terhadap informasi yang di berikan oleh
lingkungan di sekitarnya.
Otak merupakan pusat kendali perilaku manusia, artinya setiap hal yang dilakukan
manusia akan melibatkan kerja otak. Otak merupakan tempat menerima, menyimpan kemudian
mengenali informasi yang ada, artinya otak adalah pusat ingatan manusia (Markowitz dan
Jensen, 2002). Di dalam otak tersimpan berbagai macam informasi. Bermacam-macam jenis
ingatan juga ada dalam otak manusia. Selama otak dalam keadaan sehat manusia akan selalu
melakukan proses mengingat.
Proses mengingat adalah proses biologi yang secara alami pasti terjadi pada
manusia. Selain sebagai proses biologi, mengingat juga merupakan proses mental. Proses ini
bukan merupakan kemampuan bawaan yang diturunkan dari orang tua kepada anak, artinya
belum tentu orang tua yang mempunyai kemampuan mengingat rendah anaknya akan
mempunyai kemampuan mengingat yang rendah pula.
Seseorang dapat mengingat suatu informasi yang telah dipelajari pada waktu yang
lalu. Semakin banyak informasi yang diperoleh seseorang berarti semakin sering terjadi kaitan
antara informasi satu dengan informasi yang lain. Setiap informasi yang dipelajari telah
meninggalkan semacam jejak dalam otak manusia dan jejak itulah yang akan dikeluarkan oleh
otak berupa informasi terdahulu yang telah tersimpan. Hal tersebut terjadi pada saat seseorang
mengingat informasi.
Betapapun kuatnya ingatan seseorang pada suatu waktu kemudian ingatan itu akan
mengalami suatu proses kelupaan. Ingatan pada suatu ketika tidak dapat lagi menghadirkan
suatu keterangan yang diperlukan karena lupa. Kelupaan terjadi karena tiada penggunaan. Hal
ini dijelaskan dalam teori memudar pasif (passive decay theory) bahwa ingatan membuat jejak
fisik dalam otak seseorang yang lama-lama terhapus dengan berlalunya waktu. Kelupaan dapat
dikurangi dengan meningkatkan kemampuan mengingat, sehingga informasi yang diterima
maupun yang telah tersimpan dalam ingatan dapat bertahan lebih lama.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan yang akan dibahas dalam
makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan teori pengorganisasian informasi/ pengetahuan ?
2. Apakah yang dimaksud dengan sistem memori manusia ?
3. Apa saja aplikasi teori pengorganisasian informasi dalam belajar ?

1.3. Tujuan
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian dari teori pengorganisasian informasi/ pengetahuan ?
2. Untuk mengetahui sistem memori manusia ?
3. Untuk mengetahuai aplikasi teori pengorganisasian informasi dalam belajar ?

BAB II
PEMBAHASAN

Berikut satu per satu akan dibahas mengenai pengorganisasian informasi/


pengetahuan, ingatan/ memori manusia, dan aplikasi teori pengorganisasian informasi/
pengetahuan dalam ingatan/ memori manusia.

2.1. Pengorganisasian Informasi/ Pengetahuan


Pengolahan informasi merupakan perluasan dari bidang kajian ranah psikologi
kognitif. Ranah psikologi kognitif ini sebagai upaya untuk memahami mekanisme dasar yang
mengatur cara berpikirnya orang (Anderson, 1980). Teori pengolahan informasi memiliki suatu
perbedaan dengan teori belajar yaitu pada derajat penekanan pada soal belajar. Teori
pengolahan informasi tidak memberlakukan belajar sebagai titik pusat penelitian yang utama
melainkan juga melihat sisi lainnya, seperti pada informasi yang diperoleh ataupun melihat
kemampuan memori seorang individu. Penelitian pengolahan informasi memberikan
sumbangan atas pengertian proses belajar. Belajar dan pengolahan informasi adalah dua
aspek yang saling melengkapi.
Berdasarkan temuan riset linguistik, psikologi, antropologi dan ilmu komputer, maka
dikembangkanlah model berpikir. Pusat kajiannya pada proses belajar dan menggambarkan
cara individu memanipulasi simbol dan memproses informasi.
Model belajar pemrosesan informasi ini sering pula disebut model kognitif
information processing, karena dalam proses belajar ini tersedia 3 (tiga) taraf struktural sistem
informasi, yaitu:
a) Sensory atau intake register: informasi masuk ke sistem melalui sensory register, tetapi
hanya disimpan untuk periode waktu terbatas.
b) Working memory: pengerjaan atau operasi informasi berlangsung di working memory, dan
di sini berlangsung berpikir yang sadar.
c) Long-term memory, yang secara potensial tidak terbatas kapasitas isinya sehingga
mampu menampung seluruh informasi yang sudah dimiliki peserta didik.
Diasumsikan, ketika individu belajar, di dalam dirinya berlangsung proses kendali
atau pemantau bekerjanya sistem yang berupa prosedur strategi mengingat, untuk menyimpan
informasi ke dalam long-term memory (materi memory atau ingatan) dan strategi umum
pemecahan masalah (materi kreativitas).
Menurut Gagne belajar dipandang sebagai proses pengolahan informasi, Gagne
adalah seorang psikolog pendidikan berkebangsaan amerika yang terkenal dengan
penemuannya berupa condition of learning. Gagne pelopor dalam instruksi pembelajaran yang
dipraktekkannya dalam training pilot AU Amerika. Ia kemudian mengembangkan konsep Robert
M Gagne, Jerome Seymour Bruner, Albert Bandura dan Lev Vygotsky merupakan tokoh-tokoh
penting yang telah mencetuskan berbagai teori pembelajaran dan memberi sumbangan yang
besar dalam dunia pendidikan. Teori informasi psikologi muncul dari temuan dan modifikasi dari
teori matematika, yang disusun oleh para peneliti untuk menilai dan meninngkatkan
penggiriman pesan. Pembelajaran di kelas merupakan teori proses informasi yang berkaitan
secaara langsung dengan proses kognitif. Teori informasi memberikan persfektif baru pada
pengolahan pembelajaran yang akan menghasilkan belajar yang efektif.
Dalam teori pengolahan informasi terdapat persepsi, pengkodean, dan
penyimpanan di dalam memori jangka panjang. Teori ini mengajarkan kepada siswa untuk
memecahkan masalah. Gagne pelopor dalam instruksi pembelajaran yang dipraktekkannya
dalam training adalah Edgar Dale dan James Finn merupakan dua tokoh yang berjasa dalam
pengembangan Teknologi Pembelajaran modern.
2.2. Ingatan/ Memori Manusia
Di mulai tahun 1960-an memori manusia dipandang sebagai suatu struktur yang
rumit untuk mengolah dan mengorganisasi semua pengetahuan, demikian menurut Naisser,
1967. Ada juga yang mengatakan memori adalah merupan gudang yang pasif, tetapi
merupakan suatu yang aktif memilih data penginderaan mana yang akan di olahnya, mengubah
data data menjadi informasi yang bermakna dan menyimpan infotmasi itu untuk digunakan di
waktu kemudian. Hal ini berarti memori juga dapat dikatankan sebagai suatu alat yang
berfungsi untuk menangkap, mengolah dan menggunakannya di lain waktu ketika di butuhkan.
Memori merupakan suatu sistem yang rumit dengan banyak tahapannya dan saling
berinteraksi. Ini berarti dalam memori terdapat interaksi-interaksi antara data-data dan lapisan-
lapisan atau tahapan-tahapan yang ada di dalamnya.
Ingatan atau memori telah menjadi salah satu pokok bahasan dalam psikologi
kognitif. Psikologi kognitif adalah pendekatan psikologi yang memusatkan perhatian pada cara
kita merasakan, mengolah, menyimpan dan merespons informasi. Menurut Richard Atkinson
dan Richard Shiffrin (dalam Matlin, 1998), ingatan disimpan dalam tiga sistem penyimpanan
informasi, yaitu memori sensori (sensory memory), memori jangka pendek (short term memory),
dan memori jangka panjang (long term memory).
1) Memori Sensoris
Memori sensoris adalah ingatan yang berkaitan dengan penyimpanan informasi
sementara yang dibawa oleh pancaindera. Setiap pancaindera memiliki satu macam memori
sensoris. Memori Sensoris adalah informasi sensoris yang masih tersisa sesaat setelah
stimulus diambil. Jadi, di dalam diri manusia ada beberapa macam sensori-motorik, yaitu
sensori-motorik visual (penglihatan), sensori-motorik audio (pendengaran), dan
sebaganya. Memori sensorik cukup pendek, dan biasanya akan menghilang segera setelah
apa yang kita rasakan berakhir. Sebagai contoh, ketika anda melihat. Kita melihat ratusan hal
ketika berjalan selama beberapa menit. Meskipun perhatian tertuju oleh sesuatu yang anda
lihat, itu segera terlupakan oleh sesuatu yang lain yang menarik perhatian anda di antara sekian
banyak yang ditangkap indera penglihatan.
Ketika kita mendengar sesuatu, melihat sesuatu, atau meraba sesuatu, informasi-
informasi dari indera-indera itu diubah dalam bentuk impuls-impuls neural (bentuk neuron) dan
dikirim ke bagian-bagian tertentu dari otak. Proses tersebut berlangsung dalam sepersekian
detik.
Salah satu contohnya adalah pada saat kita pertama kali masuk sekolah maka akan
mendapat teman baru dengan berbagai nama yang berbeda-beda. Kemudian kita berkenalan
dengan teman kita tersebut dan mengingat namanya, tetapi kita kenalan dengan teman lain lagi
sehingga tidak bisa kita ingat nama teman kita semua dalam 1 kelas dengan cepat karena
banyak nama yang harus diingat dan berbeda-beda dan kita lebih mudah mengingat nama
teman kita yang 'unik' dengan alasan beda dari biasanya.
2) Ingatan Jangka Pendek
Ingatan jangka pendek atau sering disebut dengan short-term
memory atau working memory adalah suatu proses penyimpanan memori sementara, artinya
informasi yang disimpan hanya dipertahankan selama informasi tersebut masih dibutuhkan.
Ingatan jangka pendek adalah tempat kita menyimpan ingatan yang baru saja kita pikirkan.
Ingatan yang masuk dalam memori sensoris diteruskan kepada ingatan jangka pendek. Ingatan
jangka pendek berlangsung sedikit lebih lama dari memori sensoris, selama anda menaruh
perhatian pada sesuatu, anda dapat mengingatnya dalam ingatan jangka pendek.
Dari ingatan jangka pendek ini, ada sebagian materi yang hilang, sebagian lagi
diteruskan ke dalam ingatan jangka panjang. Jika kita mengingat kembali akan suatu informasi,
informasi dari ingatan jangka panjang tadi akan dikembalikan ke ingatan jangka pendek.
Contohnya pada nomor telepon yang telah anda ulang terus sampai anda bisa
menuliskannya, dan nomor tersebut akan tetap tersimpan dalam memori anda selama anda
aktif memikirkannya. Jika anda berhenti memberikan perhatian pada itu, maka akan terhapus
dalam waktu 10-20 detik. Dalam rangka untuk mengingat sesuatu berikutnya, otak
mentransfernya ke memori jangka panjang. Proses mengingat nomor telepon, pada
kenyataannya, suatu cara untuk memindahkan nomor dari memori jangka pendek ke memori
jangka panjang.
3) Ingatan Jangka Panjang
Ingatan jangka panjang (long term memory) adalah suatu proses memori atau
ingatan yang bersifat permanen, artinya informasi yang disimpan sanggup bertahan dalam
waktu yang sangat panjang. Kapasitas yang dimiliki ingatan jangka panjang ini tidak terbatas.
Memori jangka panjang adalah gundangnya informasi yang dimiliki oleh manusia. Ingatan
jangka panjang berisi informasi dalam kondisi psikologis masa lampau, yaitu semua informasi
yang telah disimpan, tetapi saat ini tidak sedang dipikirkan.
Informasi yang disimpan dalam ingatan jangka panjang diduga dapat bertahan
dalam waktu yang panjang bahkan selamanya. Kehilangan ingatan pada ingatan jangka
panjang ini hanya dimungkinkan apabila seseorang mengalami kerusakan fungsional dari
sistem ingatannya.
Contohnya adalah ketika kita mengalami sesuatu hal yang sangat amat mebuat hati
kita sakit ataupun sedih sehingga membuat kejadian tersebut tidak bisa kita lupakan sampai
kapanpun karena mengandung arti yang sangat berarti bagi kita.

2.3. Aplikasi Teori Pengorganisasian Informasi/ Pengetahuan dalam Ingatan/ Memori


Manusia
Belajar merupakan tindakan yang dilakukan seseorang untuk membekali diri
dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap mulia yang bermanfaat bagi kehidupannya.
Menurut Bloom (1988) defenisi belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif menetap
sebagai hasil dari pengalaman . Secara praktis dan diasosiasikansebagai proses memperoleh
informasi . Menurut Kupferman (1981) belajar adalah proses dimana manusia dan binatang
menyesuaikan tingkah lakunya sebagai hasil dari pengalaman.Memori ingatan adalah proses
dimana informasi belajar disimpan dan dapat dibaca kembali (dikeluarkan kembali).
(library.usu.ac).
Penerapan teori pengolahan informasi dalam belajar berasumsi bahwa meemori
manusia itu suatu sistem yang aktif, yang mampu menyeleksi, mengorganisasi dan mengubah
menjadi suatu sandi-sandi informasi dan keterampilanbagi penyimpananya untuk di pelajari.
Dalam hal ini individu diartikan sebagai suatu objek yang memiliki kemampuan untuk
menghasilkan suatu penyleksian, pengorganisasian danpengubahan terhadap informasi yang di
dapat menjadi suatu sandi-sandi yang berguna untuk memudahkan individu dalam proses
belajar yang akan dijalani dirinya.
Mengenai hal di atas, para ahli kognitif juga berasumsi bahwa belajar yang berhasil
sangat bergantung pada tindakan belajar daripada hal-hal yang ada di lingkungannya. Ini
menunjukan bahwa dalam proses belajar ini tindakan dari peserta didik adalah hal utama yang
mempengaruhi terhadap hasil belajar yang akan di capai dari peserta didik, dalam hal ini
menyangkut aspek perubahan perilaku seperti: aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Komponen belajar menurut teori pengolahan informasi seperti yang telah dijelaskan
pada pembahasan di atas, bahwakomponen belajar adalah perhatian yang ditujukan pada
stimulus, pengkodean stimulus, dan penyimpanan dan mendapatkan kembali (retrival). Atas
dasar komponen dasar tersebut, selanjutnya hal yang esensial dari pembelajaran yaitu (a)
membimbing untuk menerima stimulus, (b) memperlancar pengkodean, (c) memperlancar
penyimpanan dan retrieval. Ketiganya merupakan kesatuan yang harus dilakukan secara
berurutan dan akan selalu mempengaruhi hasil yang akan oleh peserta didik.
Membimbing peserta didik untuk penerimaan stimulus dapat dilakukan pendidik
dengan (1) memusatkan perhatian ke stimulus-stimulus tertentu yang di pilih. Dalam hal ini
pendidik akan memberikan perhatian khusus terhadap siswa mengenai stimulus-stimulus yang
akan dipilih. Jadi dengan demikian siswa/peserta didik akan lebih terkosentrasi pada stimulus
yang telah ditentukan. (2) Mengenali secara awal stimulus dengan kode-kode tertentu. Dalam
pengenalan awal stimulus melalui pengkodean yaitu bagaimana individu mengubah stimulus
yang ada sehingga dapat di simpan dan pada waktu yang lain dapat dimunculkan kembali
dengan mudah. Dalam pengkodean ini akan terjadi proses pengulangan dan menghubungkan
dengan informasi lama yang sudah tertanam dalam memori manusia.
Memperlancar pengkodean adalah bagian yang penting dalam penggorganisasian
informasi dalam pembelajaran. Pengkodean berfungsi untuk menyiapkan informasi baru untuk
di simpan kedalam memori jangka panjang. Proses ini menghendaki adanya tranformasi
informasi menjadi kode ringkasan guna memudahkan dan mengingat kembali informasi
tersebut di kemudian hari. Ada 2 (dua) rancangan yang berbeda yang dapat memudahkan
pengkodean yaitu dengan memberikan pengisyaratan, elaborasi, dan cara titian ingatan
sebagai pembantu untuk menyusun sandi atau kode-kode guna memudahkan dalam proses
penyimpanan pada memori kerja peserta didik. Rancangan ini disebut bantuan berbasis
pembelajaran, contohnya: penggunaan sinonim untuk kata-kata yang sulit dalam pertanyaan
ulangan, akronim untuk belajar asosiasi yang sifatnya sembarang. Rancangan yang lain
berfungsi untuk memberikan kesempatan terjadinya elaborasi (pengubahan) yang dihasilkan
peserta didik. Rancangan ini disebut bantuan berbasis peserta didik. Dalam hal ini peserta didik
diberikan suatu kesempatan untuk melakukan pengubahan informasi dengan caranya sendiri
agar mudah untuk diingat dan dimunculkan kembali.
Memperlancar penyimpanan dan retrieval sangat penting karena hal ini dapat
meningkatkan kemampuan mengingat kembali pada waktu yang akan datang. Ini dapat
ditujukan berupa irama, bunyi, sajak, kata-kata pokok, citra visual dan sebagainya, yang
semuanya memberikan pengisyaratan untuk maksud retrival bagi peserta didik dalam proses
belajar. Elaborasi berbasis pembelajaran dan peserta didik keduanya juga memberikan
sumbangan yang besar dalam proses mengingat kembali terhadap informasi yang sudah
tersimpan dalam memori menusia. Proses pemunculan kembali apa yang telah tersimpan atau
dsimpan dalam memori manusia dianalogikan dengan mekanisme penelusuran. Maksud dari
hal itu juga dapat dikatakan bahwa retrival dikatakan sebagai suatu proses pemunculan
informasi yang tersimpan dalam long term memory (ingatan jangka panjang) melalui suatu
penelusuran dan penyeleksian terhadap informasi yang akan dimunculkan.
Menanggapi penjelasan di atas Norman dan Bobrow, mengemukakan dua tahapan
dalam melaksanakan penelusuran, yaitu:
(a) Tahap pertama : menetapkan informasi yang diinginkan atau yang ingin dimunculkan
dari dalam ingatan (retrival). Berarti dalam tahap ini individu melakukan suatu peenyeleksian
terhadap informasi-informasi yang ada pada memorinya dan memilih sesuai apa yang akan di
munculkan.
(b) Tahap kedua : penelusuran yang sebenarnya yaitu dapat dikatakan hal yang mencakup
tindakan peninjauan kembali struktur ingatan dan informasi-informasi yang terkait di dalamnya,
sampai informai yang diinginkan didapatkan atau di munculkan kembali.asumsi yang di pakai
dalam hal ini adalah bahwa ingatan terdiri dari struktur informasi yang terorganisasi dan dan
proses penelusurannya bergerak secara herarkis, dari informasi yang paling umum dan
eksklusif ke informasi yang umum dan rinci, sampai pada informasi yang ingin diinginkan atau
di munculkan kembali dapat didapatkan oleh individu.

BAB III
SIMPULAN

Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:


1. Pengorganisasian informasi/ pengetahuan adalah bagaimana seorang individu
mempersepsi, mengorganisasi, dan mengingat sejumlah besar informasi yang diterima
individu dari lingkungan.
2. Memori merupakan suatu sistem yang rumit dengan banyak tahapannya dan saling
berinteraksi. Ini berarti dalam memori terdapat interaksi-interaksi antara data-data dan
lapisan-lapisan atau tahapan-tahapan yang ada di dalamnya. Terdapat tiga unsur struktur
memori yaitu: Pencatatan penginderaan (Sensoric Memori), Penyimpanan Jangka Pendek
(working memory), dan Penyimpanan Jangka Panjang (Long Term Memory).
3. Penerapan teori pengolahan informasi dalam belajar berasumsi bahwa meemori manusia
itu suatu sistem yang aktif, yang mampu menyeleksi, mengorganisasi dan mengubah
menjadi suatu sandi-sandi informasi dan keterampilanbagi penyimpananya untuk di
pelajari. Terdapat tiga tahapan belajar dalam teoti pengolahan informasi yaitu; Perhatian ke
stimulus, Mengkode stimulus, dan memperlancar penyimpanan dan retrival.

Anda mungkin juga menyukai