Anda di halaman 1dari 9

Assalamualaikum Wr.

Wb

Saya akan mencoba menjawab pertanyaan dari Bapak mengenai Tes Hasil Belajar. untuk
selanjutnya didiskusikan bersama-sama.

1. Mengapa jenis soal uraian disebut sebagai jenis tes Subyektip?


Dilihat dari luas-sempitnya (scope) materi/masalah yang ditanyakan, soal tes bentuk essay
atau uraian memiliki dua bentuk, yaitu essay atau uraian terbatas (restricted response
items) dan essay atau uraian bebas (extended respons items). Beberapa tahun ke
belakang, Depdikbud menyebut kedua jenis soal ini dengan istilah tes uraian objektif dan
tes uraian non-objektif.
Perbedaan antara soal bentuk uraian objektif dengan uraian non-objektif terletak pada
kepastian pemberian skor. Pada soal bentuk uraian objektif, kunci jawaban dan pedoman
penskorannya lebih pasti (diuraikan secara jelas halhal/komponen yang di skor dan berapa
skor untuk masing-masing komponen tersebut. Sedangkan pada soal uraian non-objektif
pedoman penskoran dinyatakan dalam rentangan (0 – 4 atau 0 – 10), sehingga pemberian
skor (penentuan kualitas jawaban) sedikit banyak akan dipengaruhi oleh unsur subjektif si
pemberi skor.
Tes Uraian Non-objektif adalah bentuk tes uraian yang butir soalnya memiliki sehimpunan
jawaban dengan rumusan jawaban yang bebas, menuntut siswa untuk mengingat dan
mengorganisasikan gagasan-gagasan (menguraikan dan memadukan gagasan- gagasan)
pribadi atau hal-hal yang telah dipelajarinya dengan cara mengemukakan atau
mengekspresikan gagasan tersebut dalam bentuk uraian tertulis sehingga dalam
penskorannya mengandung unsur subjektifitas (sukar dilakukan secara objektif). Hal inilah
yang menjadi penyebab mengapa jenis soal uraian disebut sebagai jenis tes subjektif. Tes
uraian sering disebut sebagai tes subjektif, artinya dalam memberikan skor terhadap setiap
siswa unsur subjektif pemeriksa diduga kuat turut memberikan warna.
Untuk meningkatkan objektifitas hasil pemeriksaan jawaban ada beberapa strategi/saran
yang diberikan sebagai berikut :
 Siapkan garis-garis besar jawaban yang dikehendaki sebelum pengoreksian
dilakukan.
 Sembunyikan identitas siswa, jangan melihat identitas siswa sebelum dan selama
memeriksa. Bila memungkinkan identitas diganti dengan sandi/kode tertentu.
 Tetapkan hal-hal yang akan mengganggu subjetifitas pemberian skor. Misalnya:
apakah bentuk huruf/tulisan, bentuk kertas, ejaan, struktur kalimat, kerapihan, dll.
akan diperhitungkan dalam pemberian skor, atau diabaikan saja.
 Tetapkan/gunakan metoda penskoran tertentu
 Skorlah semua jawaban untuk satu soal - satu soal untuk semua siswa, sebelum
pindah ke nomor soal lain (whole method).
 Susunlah pedoman penyekoran segera setelah soal selesai dirumuskan.
 Dalam hal ujian yang menentukan nasib seseorang (misalnya, SPMB atau UAN)
lakukan penskoran oleh lebih dari satu orang

2. Jelaskan kelemahan dan keunggulan dari jenis tes Obyektip dan Subyektip.
Bentuk tes yang digunakan dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu tes objektif dan tes non-
objektif. Objektif di sini dilihat dari sistem penskorannya, yaitu siapa saja yang memeriksa
lembar jawaban tes akan menghasilkan skor yang sama. Tes non-objektif yang juga sering
disebut tes uraian adalah tes yang sistem penskorannya dipengaruhi oleh pemberi skor.
Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa tes objektif adalah tes yang sistem penskorannya
objektif, sedang tes nonobjektif sistem penskorannya dipengaruhi oleh subjektivitas
pemberi skor.
A. TES OBJEKTIF
Tes objektif menuntut peserta didik untuk memilih jawaban yang benar diantara
kemungkinan jawaban yang telah disediakan, memberikan jawaban singkat, dan
melengkapi pertanyaan atau pernyataan yang belum sempurna. Tes objektif sangat cocok
untuk menilai kemampuan peserta didik yang mununtut proses mental yang tidak begitu
tunggi seperti kemampuan mengingat kembali, kemampuan mengenal kembali,
pengertian, dan kemampuan mengaplikasikan prinsip-prinsip.
a. Kelebihan Test Objektif yaitu:
 Untuk menjawab test objektif tidak banyak memakai waktu.
 Reabilitasnya lebih tinggi kalau di bandingkan dengan test Essay, karena
penilainnya bersifat objektif.
 Pemberian nilai dan cara menilai test objektif lebih cepat dan mudah karena tidak
menuntut keahlian khusus dari pada si pemberi nilai.
 Lebih mudah dan cepat cara memeriksanya karena dapat menggunakan kunci tes
bahkan alat-alat hasil kemajuan teknologi.
 Untuk menjawab test objektif tidak banyak memakai waktu
 Pemeriksaanya dapat diserahkan orang lain.
 Tes Objektif tidak memperdulikan penguasaan bahasa, sehingga mudah
dilaksanakan.
b. Kelemahan Test Objektif yaitu :
 Murid sering menerka-nerka dalam memberikan jawaban, karena mereka belum
menguasai bahan pelajaran tersebut.
 Memang test sampling yang diajukan kepada murid- murid cukup banyak, dan
hanya membutuhkan waktu yang relative singkat untuk menjawabnya
 Tidak biasa mengajak murid untuk berpikir taraf tinggi.
 Banyak memakan biaya, karena lembaran item- item test harus sebanyak jumlah
pengikut test.
 Kerjasama antar peserta didik pada waktu mengerjakan soal tes lebih terbuka.
Tes obyektif ini terdiri dari berbagai macam bentuk, antara lain ;
1. Salah- Benar atau True- False (T- F)
Bentuk tes benar salah memiliki soal yang berupa statemen. Statemen tersebut dapat
disusun sedemikian rupa, ada yang benar dan ada yang salah.
a. Kelebihan S - B yaitu :
 Soal ini baik untuk hasil- hasil, dimana hanya ada dua alternative jawaban.
 Tuntutan kurang ditekankan pada kemampuan baca.
 Tidak begitu sulit menentukan jawaban pengecoh.
 Pembuatan soal relative lebih mudah karena hanya mengarah pada 2 option
jawaban.
 Tidak perlu membuat jawaban pengecoh
b. Kelemahan S - B yaitu
 Sulit menuliskan soal diluar tingkat pengetahuan yang bebas dari maksud ganda.
 Jawaban soal tidak memberikan bukti bahwa siswa mengetahui dengan baik.
 Tidak bisa untuk mengukur kemampuan analisa.
 Kurang cocok untuk soal hitungan
 Soal kurang bervariasi.
 Tidak ada informasi diagnostic dari jawaban yang salah.
 Memungkinkan dan mendorong siswa untuk menerka-nerka.
2. Pilihan Berganda atau Multiple Choise ( M- Ch)
Tes pilihan ganda merupakan tes yang menggunakan pengertian/ pernyataan yang belum
lengkap dan untuk melengkapinya maka kita harus memilih satu dari beberapa
kemungkinan jawaban benar yang telah disiapkan. Tes pilihan ganda adalah bentuk test
yang mempunyai satu jawaban yang benar atau paling tepat.
a. Kelebihan Pilihan Berganda yaitu:
 Hasil belajar yang sederhana sampai yang komplek dapat diukur.
 Terstruktur dan petunjuknya jelas.
 Alternatif jawaban yang salah dapat memberikan informasi diagnostik.
 Tidak dimungkinkan untuk menerka jawaban.
 Dapat diaplikasikan dengan komputer baik penampilan soal dan perhitungan
nilainya, interaktif
b. Kelemahan Pilihan Berganda yaitu:
 Menyusunnya membutuhkan waktu yang lama.
 Sulit menemukan pengacau
 Kurang efektif mengukur beberapa tipe pemecahan masalah, kemampuan untuk
mengorganisir dan mengekspresikan ide.
 Kurang menggambarkan sebuah proses
 Tingkat kemampuan yang terukur sangat terbatas
 Jumlah soal harus banyak agar dapat mewakili semua materi yang telah dipelajari
 Nilai dapat dipengaruhi dengan kemampuan baca.
3. Isian atau Completion
Tes isian terdiri dari kalimat yang dihilangkan (diberi titik-titik). Bagian yang dihilangkan ini
yang diisi oleh peserta tes merupakan pengertian yang diminta agar pernyataan yang
dibuat menjadi pernyataan yang benar.
a. Kelebihan Isian atau Completion yaitu :
 Sangat mudah dalam penyusunannya
 Lebih menghemat tempat ( menghemat kertas ).
 Persyaratan komprehensif dapat dipenuhi oleh test model ini.
 Digunakan untuk mengukur berbagai taraf kompetensi dan tidak sekedar
mengungkap taraf pengenalan atau hafalan saja.
b. Kelemahan Isian atau Completion yaitu :
 Lebih cenderung mengungkap daya ingat atau aspek hafalan saja.
 Butir- butir item dari test model ini kurang relevan untuk diajukan.
 Tester kurang berhati-hati dalam menyusun kalimat dalam soal.
4. Jawaban Singkat atau Short Answer
Bentuk tes jawaban singkat ini menghendaki jawaban dengan kalimat dan atau angka-
angka yang hanya dapat dinilai benar atau salah. Soal bentuk jawaban singkat biasanya
dekemukakan dalam bentuk pertanyaan. Dengan kata lain, item tersebut berupa suatu
kelimat bertanya yang dapat dijawab dengan singkat.
a. Kelebihan Jawaban Singkat yaitu :
 Mudah dalam perbuatan
 Kemungknan menebak jawaban sangat sulit
 Cocok untuk soal- soal hitungan
 Hasil- hasil pengetahuan dapat diukur secara luas
b. Kelemahan Jawaban Singkat yaitu:
 Sulit menyusun kata- kata yang jawabannya hanya satu.
 Tidak cocok untuk mengukur hasil- hasil belajar yang komplek.
 Penilaian menjemukan da memerlukan waktu banyak.
5. Menjodohkan atau Matching
Soal menjodohkan sebenarnya masih merupakan pilihan ganda. Perbedaanya adalah
pilihan ganda terdiri atas item dan option, kemudian testi tinggal memilih salah satu option
yang diberikan. Sedangkan bentuk menjodohkan terdiri atas kumpulan soal dan kumpulan
jawaban yang keduanya dikumpulkan pada dua kolom yang berbeda. Kolom sebelah kiri
menunjukan kumpulan soal, dan kolom sebelah kanan menunjukan kumpulan jawaban.
Jumlah alternatif jawaban harus dibuat lebih banyak daripada soal.
a. Kelebihan Menjodohkan yaitu:
 suatu bentuk yang efisien diberikan dimana sekelompok respon sama
menyesuaikan dengan rangkaian isi soal.
 Waktu membaca dan merespon relative singkat.
 Mudah untuk dibuat.
 Mudah dalam pengoreksian.
 Memudahkan siswa menjawab soal karena jawaban sudah tersedia.
 Penilaian mudah, objektif dan dapat dipercaya
b. Kelemahan Menjodohkan yaitu:
 Materi soal dibatasi oleh faktor ingatan/ pengetahuan yang sederhana dan kurang
dapat dipakai untuk mengukur penguasaan yang bersifat pengertian dan
kemampuan membuat tafsiran.
 Sulit menyusun soal yang mengandung sejumlah respon yang homogen.
 Terlalu banyak jawaban yang harus dipilih.
 Sulit mencari pasangan-pasangan yang relevan dengan soal.
 Hanya mengukur materi yang bersifat hapalan/recall.
 Bila yang belum terjawab tinggal sedikit dapat ditebak.
B. TEST SUBJEKTIF
Pada umumnya test subjektif berbentuk tes esai (uraian). Ciri-ciri pertanyaanya didahului
dengan kata-kata seperti, uraikan, jelaskan, mengapa, bagaimana, bandingkan, simpulkan
dan sebagainya.
a. Kelebihan Test Subjektif yaitu:
 Mudah dipersiapkan dan disusunT
 Tidak memberi banyak kesempatan untuk berspekulasi atau untung-untungan
 Mendorong peserta didik untuk berani mengemukakan pendapat serta menysun
dalam bentuk kalimat yang bagus
 Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengutarakan maksudnya
dengan gaya bahasa dan carannya sendiri.
 Dapat mengetahui sejauhmana peserta didik mendalami suatu masalah yang
diujikan/dites.
b. Kelemahan Test Subjektif yaitu:
 Terbatasnya lingkup bahan pelajaran yang dinilai dan sulitnya mengoreksi jawaban
dengan objektif (Sudjana, 2001:262)
 Kadar validitas dan realibilitas rendah karena sukar diketahui segi-mana dai
pengetahuan siswa yang betul-betul telah dikuasai.
 Kurang representatif dalam hal mewakili seluruh scope bahan pelajaran yang akan
dites karena soalnya hanya beberapa saja (terbatas)
 Cara pemeriksaannya banyak dipengaruhi oelh unsur-unsur subjektif
 Pemeriksaaannya lebih sulit sebab membutuhkan pertimbangan individual lebih
banyak dari penilai.
 Waktu untuk koreksinya lama dan tidak dapat diwakilkan kepada orang lain.
Bentuk-bentuk Tes Subjektif:
1. Test Essay
Tes Essay adalah tes yang disusun dalam bentuk pertanyaan terstruktur dan siswa
menyusun, mengorganisasikan sendiri jawaban tiap pertanyaan itu dengan bahasa sendiri.
Tes essay ini sangat bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan dalam menjelaskan
atau mengungkapkan suatu pendapat dalam bahasa sendiri.
a. Kelebihan Test Essay yaitu:
 Peserta didik dapat mengorganisasikan jawaban dengan pendapatnya sendiri.
 Murid tidak dapat menerka- nerka jawaban soal.
 Test ini sangat cocok untuk mengukur dan mengevaluasi hasil suatu proses belajar
yang kompleks yang sukar diukur dengan mempergunakan test objektif.
 Derajad ketepatan dan kebenaran murid dapat dilihat dari kalimat- kalimatnya.
 Jawaban diungkapakan dalam kata- kata dan kalimat sendiri, sehingga test ini dapat
digunakan untuk melatih penyusunan kalimat dengan bahasa yang baik, benar, dan
cepat.
 Test ini digunakan dapat melatih peserta didik untuk memilih fakta yang relevan
dengan persoalan, dan Sukar dinilai secara tepat mengorganisasikannya sehingga
dapat mengungkapkan satu hasil pemikiran yang terintegrasi secara utuh.
b. Kelemahan Test Essay yaitu:
 Sukar dinilai secara tepat.
 Bahan yang diukur terlalu sedikit, sehingga agak sulit untuk mengukur penguasaan
siswa terhadap keseluruhan kurikulum.
 Sulit mendapatkan soal yang memiliki standar nasional maupun internasional.
 Membutuhkan waktu memeriksa hasilnya.
2. Test Lisan
Tes lisan adalah tes yang pelaksanaannya dilakukan dengan mengadakan tanya jawab
secara langsung antara pendidik dan peserta didik. tes ini termasuk kelompok tes verbal,
yaitu tes soal dan jawabannya menggunakan bahasa lisan.
a. Kelebihan tes lisan:
 Dapat menilai kemampuan dan tingkat pengetahuan yang dimiliki peserta didik,
sikap, serta kepribadiannya karena dilakukan secara berhadapan langsung.
 Bagi peserta didik yang kemampuan berpikirnya relatif lambat sehingga sering
mengalami kesukaran dalam memahami pernyataan soal, tes bentuk ini dapat
menolong sebab peserta didik dapat menanyakan langsung kejelasan pertanyaan
yang dimaksud.
 Hasil tes dapat langsung diketahui peserta didik.
b. Kelemahan tes lisan:
 Subjektivitas pendidik sering mencemari hasil tes,
 Waktu pelaksanaan yang diperlukan

3. Syarat instrument tes, beberapa diantaranya harus valid, reliabel dan memiliki tingkat
kesukaran yang memadai. Coba jelaskan maksud dari pernyataan tersebut.
Membuat soal yang baik adalah suatu hal yang harus dilakukan seorang guru. Sebuah tes
yang dapat dikatakan baik sebagai alat pengukur harus memenuhi persyaratan tes
diantaranya harus valid, reliabel dan memiliki tingkat kesukaran yang memadai. Untuk
mengetahui sebuah intrument test itu dikatakan baik, maka harus dilakukan analisis soal
(item analysis). Menurut Suharsimi Arikunto (2013: 220), “analisis soal (item analysis)
adalah suatu prosedur yang sistematis, yang akan memberikan informasi-informasi yang
sangat khusus terhadap butir tes yang kita susun”. Menurut Kusaeri Supranato (2012: 163),
“Kegiatan analisis butir soal merupakan kegiatan penting dalam penyusunan soal agar
diperoleh butir soal yang bermutu”. Soal yang bermutu adalah soal yang bisa memberikan
informasi yang sebenarnya mengenai kemampuan siswa dalam menguasai materi.
Informasi yang didapatkan dari proses analisis soal tersebut selanjutnya akan digunakan
untuk perbaikan, pembenahan dan penyempurnaan butir-butir soal.
A. Validitas
Menurut Scarvia B. Anderson yang dikutip dalam Suharsimi Arikunto (2013: 80), “A test is valid
if it measures what it purpose to measure”, atau jika diartikan, sebuah tes dikatakan valid
apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur. Validitas tes merupakan sifat
terpenting dari tes dalam kaitannya dengan mutu atau kualitas. Tes yang baik memiliki
validitas yang tinggi atau baik. Validitas tes adalah kesesuaian hasil dengan kriteria-kriteria
yang telah dirumuskan serta sejauh mana sebuah tes dapat mengukurnya. Sebuah alat ukur
(tes) dapat dikatakan mempunyai validitas yang baik apabila tes tersebut tepat mengukur
kemampuan siswa dengan benar sesuai kenyataan yang ada (sesungguhnya).
B. Reliabilitas
Reliabilitas adalah serangkaian pengukuran atau serangkaian alat ukur yang memiliki
konsistensi bila pengukuran yang dilakukan dengan alat ukur itu dilakukan secara berulang.
Reabilitas tes adalah tingkat keajegan (konsitensi) suatu tes, yakni sejauh mana suatu tes
dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang ajeg, relatif tidak berubah walaupun diteskan
pada situasi yang berbeda-beda. Menurut Arifin (1991), suatu tes dapat dikatakan andal
(reliable) jika tes tersebut mempunyai hasil yang taat asas (konsisten). Sedangkan Sudjana
(2004) mengatakan bahwa reliabilitas suatu tes adalah ketepatan atau kejegan tes tersebut
dalam menilai apa adanya, artinya kapan pun tes tersebut digunakanakan memberikan hasil
yang sama atau relatif sama.
C. Tingkat Kesukaran
Menurut Zainal Arifin (2016: 266) tingkat kesukaran soal adalah pengukuran seberapa besar
derajat kesukaran suatu soal. Menganalisis tingkat kesukaran soal artinya mengkaji soal-soal
mana yang termasuk mudah, sedang, dan sukar. Untuk menyusun soal tes sebaiknya
digunakan butir soal yang tingkat kesukarannya berimbang, yaitu sukar = 25%, sedang = 50%,
sukar = 25%

Anda mungkin juga menyukai