Daftar Isi.....................................................................................................................................
Daftar Pustaka
BAB 1
TINJAUAN PUSTAKA
1.1.1 Definisi
Eliminasi merupakan suatu proses pengeluaran zat-zat sisa yang tidak diperlukan
oleh tubuh.Eliminasi dapat dibedakan menjadi 2 yaitu : eliminasi urine dan eliminasi
fekal.
Eliminasi urine
Sistem yang berperan dalam eliminasi urine adalah sistem perkemihan. Dimana
sistem ini terdiri dariginjal, ureter, kandung kemoh, dan uretra. Proses pembentukan
urine di ginjal terdiri dari 3 prosesyaitu : filtrasi , reabsorpsi dan sekresi .Proses
filtrasi berlangsung di glomelurus. Proses ini terjadi karena permukaan aferen lebih
besar daripermukaan eferen.Proses reabsorpsi terjadi penyerapan kembali sebagian
besar dari glukosa, sodium, klorida, fosfat,dan beberapa ion karbonat.Proses sekresi
ini sisa reabsorpsi diteruskan keluar.
Eliminasi fekal
liminasi fekal sangat erat kaitannya dengan saluran pencernaan. Saluran pencernaan
merupakansaluran yang menerima makanan dari luar dan mempersiapkannya untuk
diserap oleh tubuh denganproses penernaan (pengunyahan, penelanan, dan
pencampuran) dengan enzim dan zat cair darimulut sampai anus. Organ utama yang
berperan dalam eliminasi fekal adla usus besar. Usus besarmemiliki beberapa fungsi
utama yaitu mengabsorpsi cairan dan elektrolit, proteksi atau perlindungandengan
mensekresikan mukus yang akan melindungi dinding usus dari trauma oleh feses
danaktivitas bakteri, mengantarkan sisa makanan sampai ke anus dengan
berkontraksi.Proses eliminasi fekal adalah suatu upaya pengosongan intestin. Pusat
refleks ini terdapat padamedula dan spinal cord. Refleks defekasi timbul karena
adanya feses dalam rektum.
1.1.4 KLASIFIKASI
1. Gaya hidup.
Banyak segi gaya hidup mempengaruhi seseorang dalam hal eliminasi urine
dan defekasi. Tersedianya fasilitas toilet atau kamar mandi dapat
mempengaruhi frekuensi eliminasi dan defekasi. Praktek eliminasi keluarga
dapat mempengaruhi tingkah laku.
Inkontinensia urin
1). pasien tidak dapat menahan keinginan BAK sebelum sampai di WC
2). pasien sering mengompol
Tanda Gangguan Eliminasi Fekal
a. Konstipasi
1). Menurunnya frekuensi BAB
2). Pengeluaran feses yang sulit, keras dan mengejan
3). Nyeri rektum
Impaction
1). Tidak BAB
2). anoreksia
3). Kembung/kram
4). nyeri rektum
Diare
1). BAB sering dengan cairan dan feses yang tidak berbentuk
2). Isi intestinal melewati usus halus dan kolon sangat cepat
3). Iritasi di dalam kolon merupakan faktor tambahan yang menyebabkan
meningkatkan sekresi mukosa.
4). feses menjadi encer sehingga pasien tidak dapat mengontrol dan
menahan BAB.
Inkontinensia Fekal
1). Tidak mampu mengontrol BAB dan udara dari anus,
2). BAB encer dan jumlahnya banyak
3). Gangguan fungsi spingter anal, penyakit neuromuskuler, trauma spinal
cord dan tumor spingter anal eksternal
Flatulens
1). Menumpuknya gas pada lumen intestinal,
2). Dinding usus meregang dan distended, merasa penuh, nyeri dan kram.
3). Biasanya gas keluar melalui mulut (sendawa) atau anus (flatus)
Hemoroid
1). pembengkakan vena pada dinding rectum
2). perdarahan jika dinding pembuluh darah vena meregang
3). merasa panas dan gatal jika terjadi inflamasi
4). nyeri
1.1.7 KOMPLIKASI
1. Eliminasi Urine
a. Retensi Urine
- Minta klien untuk berusaha berkemih pada waktu yang terjadwal yang
teratur.
- Instruksikan klien untuk melakukan latihan dasar panggul (kegle
exercise) diluar waktu berkemihnya. Minta klien melakukan latihan ini setiap
kali berkemih
- Minta klien menggunakan konpresi kandung kemih ( metode crede)
selama berkemih.
b. Inkontinensia
- Lakukan penilaian kemih yang komprehensif berfokus
padainkontinensia ( misalnya output urine, pola berkemih, fungsi kognitif,
dan masalah kencing praeksisten)
- Merangsang refleks kandung kemih dengan menerapkan dingin untuk
perut
- Memantau asupan dan pengeluaran cairan
- Membantu toileting secara berkala
- Pemasangan kateter
- Penerapan kateterisasi intermiten
2. Eliminasi Fekal
a. Konstipasi
- Memonitor tanda dan gejala konstipasi
- Memonitor bising usus
- Memonitor feces : frekuensi, konsistensi dan volume
- Konsultasi dengan dokter tentang peningkatan dan penurunan bising
usus
- Monitor tanda dan gejala ruktur usus atau peritonitis
- Jelaskan etiologi dan rasionalisasi tindakan terhadap pasien
- Identifikasi faktor penyebab dan kontribusi konstipasi
- Dukung intake cairan
- Kolaborasika pemberian laksatid
- Pantau tanda-tanda dan gejala konstipasi
- Mendorong meningkatkan asupan cairan, kecuali dikontraindikasikan
- Evaluasi profil obat untuk efek samping gastrointestinal
- Anjurkan pasinen atau keluarga untuk mencatat warna, volume,
frekuensi dan konsistensi tinja
- Anjurkan pasien atau keluarga untuk diet tinggi serat
- Anjurkan pasien atau keluarga pada penggunaan obat pencahar
- Timbang pasien secara teratur
- Ajarkan pasien atau keluarga tentang kerangka waktu untuk resolusi
untuk sembelit
b. Diare
- Evaluasi efek samping pengobatan terhadap gastrointestinal
- Ajarkan pasien untuk menggunakan obat anti diare
- Instruksikan pasien atau keluarga untuk mencatat warna, jumlah,
frekuensi dan konsistensi dari feces
- Evaluasi intake makanan yang masuk
- Identifikasi faktor penyebab dari diare
- Monitor tanda dan gejala diare
- Observasi turgor kulit secara rutin
- Ukur diare atau keluaran BAB
- Hubungi dokter jika ada kenaikan bising usus
- Instruksikan pasien untuk makan rendah serat, tinggi protein dan tinggi
kalori jika memungkinkan
- Instruksikan untuk menghindari laksatik
- Ajarkan teknik menurunkan stress
- Monitor persiapan makanan yang aman