Step 1
- Bula : suatu kelainan kulit yg berbentuk bult menonjol dgn diameter lebih dr 2cm dan berbatas
tegas, jk pecah akan timbul erosi
- Escar : jaringan parut palsu, bukan kulit sejati tetapi menyelimuti luka bagian lapisan kulit.
Jaringan yg berwarna coklat, hitan kecoklatan yg menempel kuat.
Step 2
Step 3
dewasa :
kepala leher : 9%
slah satu lengan : 9%
dada dan perut : 18%
punggung dan anus 18 %
paha slh satu 18 %
genitalia 1 %
berdasarka pnyebab:
1. karena api
2. karena air panas
3. karena bhan kimia
4. karen listrik
5. rdiasi rendah
anak2: rules of 9
kepala leher 15%
ddada peru 20%
punggung dan pantat 20%
ekstremitas atas 10 %
e. bawah 10%
14. Bagaimana pertolongan pertama pada pasien luka bakar dan algoritma penatalaksanaan luka
bakar?
1. Morfin dosis kecil intravena, anak2 : 0,05mg
2. Pasien masih nyeri--> benzodiazepin
- Airway : pasang ET, api dipadamkan dulu, perhatikan pemasangan terapi intravena
- C : terapi intravena
- D: evaluasi urin
- E:
- Menangani mnurut drjat
- 1 : larutan antiseptic , povidon iodin
- 2 : injeksi TT
- 3 : tdk luas tp terbuka: cuci dgn larutan antiseptik dan tutup dgn kasa steril, lalu rujuk ke rmh
skit
- Indikasi rawat inap jk luka di bagian wajah, ekstremitas atasatau bawah, atau ada trauma
inhalasi
Step 4
Lki2 25 thn, luka bakar, ledakan tbung gas --> etiologi, jenis, derajat--> tatalaksana: pertolongan pertama
(ABCDE), alur dx, PF,P.Penunjang, terapi farmakologi--> komplikasi
Step 7
Kulit adalah organ tubuh terluas yang menutupi otot dan mempunyai peranan dalam
homeostasis.
Secara embriologis kulit berasal dari dua lapis yang berbeda, lapisan luar adalah epidermis yang
merupakan lapisan epitel berasal dari ectoderm sedangkan lapisan dalam yang berasal dari
mesoderm adalah dermis atau korium yang merupakan suatu lapisan jaringan ikat.
Akibat pertama luka bakar adalah syok karena kaget dan kesakitan.Pembuluh kapiler yang
terpajan suhu tinggi rusak dan permeabilitas meninggi.Sel darah yang ada di dalamnya ikut
rusak sehingga dapat terjadi anemia.Meningkatnya permeabilitas menyebabkan oedem dan
menimbulkan bula yang banyak elektrolit.Hal itu menyebabkan berkurangnya volume cairan
intravaskuler.Kerusakan kulit akibat luka bakar menyebabkan kehilangan cairan akibat
penguapan yang berlebihan, masuknya cairan ke bula yang terbentuk pada luka bakar derajat
dua dan pengeluaran cairan dari keropeng luka bakar derajat tiga. Bila luas luka bakar kurang
dari 20%, biasanya mekanisme kompensasi tubuh masih bisa mengatasinya, tetapi bila lebih dari
20% akan terjadi syok hipovolemik dengan gejala yang khas, seperti gelisah, pucat, dingin,
berkeringat, nadi kecil, dan cepat, tekanan darah menurun, dan produksi urin berkurrang.
Pembengkakkan terjadi pelan-pelan, maksimal terjadi setelah delapan jam.
(David, S. 2008. Anatomi Fisiologi Kulit dan Penyembuhan Luka.Dalam : Surabaya Plastic Surgery.
http://surabayaplasticsurgery.blogspot.com)
1. Mengapa luka bakar menyebabkan bula?
Clinical Dermatology; 3rd edition; John Hunter, John Savin, and Mark Dahl; Chapter 9: Bullous / Blister
Sumber : epository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/52395/Chapter%20II.pdf;...4
Adanya luka bakar di daerah wajah dapat memungkinkan adanya trauma inhalasi ketika
suhu panas yang di hirup secara berlebih oleh hidung kerusakan langsung pada sel-sel
epitel kegagalan fungsi dari apparatus mukosilier akan merangsang terjadinya suatu
reaksi inflamasi akut yang melepaskanmakrofag serta aktivitas netrofil pada daerah
tersebut bebaskan oksigenradikal, protease jaringan, sitokin, dan konstriktor otot polos
(tromboksan A2, C3A, C5A) peningkatan iskemia pada saluran nafas yang rusak,
selanjutnyaterjadi edema dari dinding saluran nafas hambatan jalan nafas takipnea,
stridor, suara parau, dan dahak bewarna gelap jelaga/seperti butiran arang RR
meningkat
Dahak berawarna hitam juga dapat terjadi ketika pasien terjebak diruang yang terbakar
dan menghiru suhu yang tinggi serta partikel-partikel yang dihasilkan saat kebakaran.
sehingga yang normalnya saluran pernafasan yang menghasilkan mukus akan menjadi
hipersekresi mukus partikel yang dihirup terperangkap didalam mukus dahak
bewarna hitam.
Harus mencurigai bahwa seseorang telah mengalami trauma inhalasi antara lain :
a) Luka bakar pada wajah
b) Alis mata dan bulu hidung hangus
c) Adanya timbunan karbon dan tanda-tanda inflamasi akut di dalam orofaring
d) Sputum yang mengandung arang atau karbon
e) Wheezing, sesak dan suara serak
f) Adanya riwayat terkurung dalam kepungan api
g) Ledakan yang menyebabkan trauma bakar pada kepala dan badan
h) Tanda-tanda keracunan CO (karboksihemoglobin lebih dari 10% setelah berada
dalamlingkungan api) seperti kulit berwarna pink sampai merah, takikardi,
takipnea, sakitkepala, mual, pusing, pandangan kabur, halusinasi, ataksia, kolaps
sampai koma
Burn Wound Infections; Deidree Chruch; Sameer El-Sayeh; American Society of Microbiology
Berat ringannya luka bakar tergantung pada faktor, agent, lamanya terpapar, area yang
terkena, kedalamannya, bersamaan dengan trauma, usia dan kondisi penyakit sebelumnya.
Derajat luka bakar terbagi menjadi tiga bagian; derajat satu (superficial) yaitu hanya
mengenai epidermis dengan ditandai eritema, nyeri, fungsi fisiologi masih utuh, dapat terjadi
pelepuhan, serupa dengan terbakar mata hari ringan. Tampak 24 jam setelah terpapar dan fase
penyembuhan 3-5 hari. Derajat dua (partial) adalah mengenai dermis dan epidermis dengan
ditandai lepuh atau terbentuknya vesikula dan bula, nyeri yang sangat, hilangnya fungsi
fisiologis. Fase penyembuhan tanpa infeksi 7-21 hari. Derajat tiga atau ketebalan penuh yaitu
mengenai seluruh lapisan epidermis dan dermis, tanpa meninggalkan sisa-sisa sel epidermis
untuk mengisi kembali daerah yang rusak, hilangnya rasa nyeri, warnanya dapat hitam, coklat
dan putih, mengenai jaringan termasuk (fascia, otot, tendon dan tulang).
Fisiologi syok pada luka bakar akibat dari lolosnya cairan dalam sirkulasi kapiler
secara massive dan berpengaruh pada sistem kardiovaskular karena hilangnya atau rusaknya
kapiler, yang menyebabkan cairan akan lolos atau hilang dari compartment intravaskuler
kedalam jaringan interstisial. Eritrosit dan leukosit tetap dalam sirkulasi dan menyebabkan
peningkatan hematokrit dan leukosit. Darah dan cairan akan hilang melalui evaporasi sehingga
terjadi kekurangan cairan.
Kompensasi terhadap syok dengan kehilangan cairan maka tubuh mengadakan respon
dengan menurunkan sirkulasi sistem gastrointestinal yang mana dapat terjadi ilius
paralitik, tachycardia dan tachypnea merupakan kompensasi untuk menurunkan volume
vaskuler dengan meningkatkan kebutuhan oksigen terhadap injury jaringan dan perubahan
sistem. Kemudian menurunkan perfusi pada ginjal, dan terjadi vasokontriksi yang akan
berakibat pada depresi filtrasi glomerulus dan oliguri.
Repon luka bakar akan meningkatkan aliran darah ke organ vital dan menurunkan aliran
darah ke perifer dan organ yang tidak vital.
Respon metabolik pada luka bakar adalah hipermetabolisme yang merupakan hasil dari
peningkatan sejumlah energi, peningkatan katekolamin; dimana terjadi peningkatan temperatur
dan metabolisme, hiperglikemi karena meningkatnya pengeluaran glukosa untuk kebutuhan
metabolik yang kemudian terjadi penipisan glukosa, ketidakseimbangan nitrogen oleh karena
status hipermetabolisme dan injury jaringan.
Kerusakan pada sel daerah merah dan hemolisis menimbulkan anemia, yang kemudian
akan meningkatkan curah jantung untuk mempertahankan perfusi.
Pertumbuhan dapat terhambat oleh depresi hormon pertumbuhan karena terfokus pada
penyembuhan jaringan yang rusak.
Pembentukan edema karena adanya peningkatan permeabilitas kapiler dan pada saat
yang sama terjadi vasodilatasi yang menyebabkan peningkatan tekanan hidrostatik dalam
kapiler. Terjadi pertukaran elektrolit yang abnormal antara sel dan cairan interstisial dimana
secara khusus natrium masuk kedalam sel dan kalium keluar dari dalam sel. Dengan demikian
mengakibatkan kekurangan sodium dalam intravaskuler.
Skema berikut menyajikan mekanisme respon luka bakar terhadap injury pada anak/orang
dewasa dan perpindahan cairan setelah injury thermal.
Brunner & Suddarth, (1996) Text Book of Medical-Surgical Nursing,
Suriadi & Yuliani, (2001) Asuhan Keperawatan pada Anak,
Https://harnawatiaj.files.wordpress.com/2008/05/luka-bakar4.doc.
• Zona koagulasi : tempat kerusakan paling parah. Terjadi koagulasi protein dan kerusakan
ireversibel
• Zona stasis : sekeliling zona koagulasi, penurunan perfusi. Masih dapat sembuh
• Zona hiperemia : perfusi bertambah. Zona ini dapat sembuh total.
RESPON SISTEMIK
1. Kardio-vaskuler
• Permeabilitas meningkat protein ke interstisial
• Vasokonstriksi perifer dan splanchnic
• Kontraktilitas otot jantung berkurang
• Terjadi hipotensi dan penurunan perfusi jaringan / syok
2. Perubahan pernapasan
• Bronchokonstriksi
• Kemungkinan terjadi ARDS = adult respiratory distress syndrome
3. Perubahan metabolisme : BMR meningkat sampai 3x
4. Respons imunologis : respons imun berkurang
Sumber :
Journal of Burn Care & Research Centre
American Burn Association; Jan-Feb 2017
8. Apa saja jenis-jenis luka bakar?
LUKA BAKAR LISTRIK
KERUSAKAN JARINGAN DISEBABKAN :
ALIRAN LISTRIK (ARUS BOLAK BALIK/AC) MERUPAKAN ENERGI DALAM JUMLAH BESAR.
KERUSAKAN DAPAT EKSTENSIF LOKAL MAUPUN SISTEMIK.
LONCATAN ENERGI DITIMBULKAN OLEH UDARA YANG BERUBAH MENJADI API
KERUSAKAN JARINGAN AKIBAT KERUSAKAN SISTEM PEMBULUH DARAH SEPANJANG
YANG DIALIRI LISTRIK (TROMBOSIS)
http://dokteryudabedah.com/wp-content/uploads/2011/03/Lengkap-Tentang-Luka-Bakar.pdf
Jeschke MG, Mlcak RP, Finnerty CC, Norbury WB. Burn size determines the inflammatory and
hypermetabolic response. Crit Care J;11(1):1-11.
Dalam Luka Jaringan Klinis Tes Jarum Waktu Hasil
/ Derajat Rusak Sembuh
I Epidermis -sakit Hiperalgesi 7 hari Normal
-merah
-kering
II.Dangkal -sebagian -sakit Hiperalgesi 7-14 Normal,
dermis. -merah atau normal hari pucat
Folikel /kuning berbintik
rambut dan -basah
kel keringat -bula
utuh
II.Dalam -hanya kel idem Hipoalgesi Pucat,depig-
keringat 14-21 mentasi, rata,
utuh hari mengkilat,
rambut(-),
sikatrik
hipertrofi
III Dermis -tidak sakit Analgesia > 21 hari Sikatrik
seluruhnya -putih, coklat, hipertrofi
hitam
-kering
terbentuk sikatrik
Sumber : Moenadjat, Yefta, Dr, Sp.BP; Luka Bakar – Pengetahuan Klinik Praktis; Jakarta, Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
1. Fase akut.
Disebut sebagai fase awal. Pada fase ini, seorang penderita akan berada dalam keadaan
yang bersifat relatif life thretening. Dalam fase awal penderita akan mengalami
ancaman gangguan airway (jalan nafas), brething (mekanisme bernafas), dan
circulation (sirkulasi). Gangguan airway tidak hanya dapat terjadi segera atau beberapa
saat setelah terbakar, namun masih dapat terjadi obstruksi saluran pernafasan akibat
cedera inhalasi dalam 48-72 jam pasca trauma. Cedera inhalasi adalah penyebab
kematian utama penderiat pada fase akut. Pada fase akut sering terjadi gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit akibat cedera termal yang berdampak sistemik.
Berlangsung setelah fase akut teratasi. Masalah yang terjadi adalah kerusakan atau
kehilangan jaringan akibat kontak dengan sumber panas. Luka yang terjadi
menyebabkan Proses inflamasi dan infeksi,hipermetabolisme.
2. Fase lanjut.
Fase lanjut akan berlangsung hingga terjadinya maturasi parut akibat luka dan pemulihan
fungsi organ-organ fungsional. Masalah pada fase ini adalah penyulit berupa parut yang
hipertropik, keloid, gangguan pigmentasi, deformitas dan kontraktur.
Diunduh dari
http://medicaldictionary.thefree
dictionary.com/rule+of+nines
Diunduh dari
http://medicaldictionary.the
freedictionary.com/rule+of+
nines
13. Mengapa pasien diberikan resusitsi cirn RL 30 tetes /menit dn bagaimana cra mnghitung cairan?
BAXTER
4 ml x total burn surface area (%) x body weight (kg)
• 50% given in first 8 hours
• 50% given in next 16 hours
• 24 jam = sejak terjadi luka bakar
• Hari kedua diberikan setengah-nya
EVANS
• Luas luka bakar (%) x BB (kg) = ml RL per 24 jam
• Luas luka bakar (%) x BB (kg) = ml plasma per 24 jam
• Ditambah 2000 ml glukosa 5% per 24 jam
• 24 jam = sejak terjadi luka bakar
• Pada kebakaran dalam ruang tertutup atau bila luka terjadi di wajah, dapat terjadi kerusakan
mukosa jalan napas karena gas, asap, atau uap panas yang terhisap. Oedem laring yang
ditimbulkannya dapat menyebabkan hambatan jalan napas. Sehingga butuh di berikan terapi
oksigen supaya saturasi oksigen yang diperlukan tubuh dapat terpenuhi dan tidak terjadi
kematian organ vital.
• Pada luka bakar akibat terjebak diruang tertutup dalam waktu lama, memungkinkan tubuh
keracunan gas CO. Dimana CO ini akan berikatan dengan Hb lebih kuat dibandingkan oksigen
sehingga dapat berefek toxin bagi tubuh. Pemberian oksigen dalam keadaan ini sangat penting
karena dengan pemberian oksigen konsentrasi tinggi dapat CO.
PEMBERIAN RL
• Kerusakan kulit akibat luka bakar menyebabkan kehilangan cairan akibat penguapan yang
berlebihan. Normalnya ketika tubuh mengalami luka bakar kurang dari 20% tubuh masih dapat
mengompensasi, namun apabila luka bakar terjadi lebih dari 20% tubuh tidak mampu lagi untuk
mengopensasi sehingga akan menyebabkan syok hipovolemik. dengan gejala yang khas, seperti
gelisah, pucat, dingin, berkeringat, nadi kecil, dan cepat, tekanan darah menurun, dan produksi
urin berkurrang. Sehingga diperlukan segera resustasi cairan
• Tujuan utama dari resusitasi cairan adalah untuk menjaga dan mengembalikan perfusi jaringan
tanpa menimbulkan edema. Kehilangan cairan terbesar adalah pada 4 jam pertama terjadinya
luka dan akumulasi maksimum edema adalah pada 24 jam pertama setelah luka bakar. Prinsip
dari pemberian cairan pertama kali adalah pemberian garam ekstraseluler dan air yang hilang
pada jaringan yang terbakar, dan sel-sel tubuh. Pemberian cairan paling popular adalah dengan
Ringer laktat untuk 48 jam setelah terkena luka bakar. Output urin yang adekuat adalah 0.5
sampai 1.5mL/kgBB/jam.
• Sumber : http://www1media.acehprov.go.id/uploads/PENANGANAN_LUKA_BAKAR.pdf
14. Bagaimana pertolongan pertama pada pasien luka bakar dan algoritma penatalaksanaan luka
bakar?
14. PERTOLONGAN PERTAMA
Circulation
Airway Breathing (checking the
Stop the Disability
Burning (LLF check (Administer extremity and Exposure
(Glasgow Coma
Process for respiratory Supplementary BP, think about
Scale)
sound) Oxygen) Intravenous
access)
COMPARTMENT SYNDROME
Acute compartment syndrome occurs when the tissue pressure within a closed muscle compartment
exceeds the perfusion pressure and result in muscle and nerve ischemia ; it typically occurs to
traumatic event
How is the pathophysiology?
The cycle of events leading to acute compartment syndrome begins when the tissues pressure exceeds the venous
pressure and impare blood outflow. Lack of oxygenated blood and accumulation of waste products result in pain and
decreased peripheral sensation secondary to nerve irritation
SIGN 5P’s
1. Pallor is a good indicator of whether the extremities is being perfused distal to the cast of injury
2. Pain most important of impending compartment syndrome (should be differentiated the pain was diffuse and progressive)
3. Pulse sometimes unable to find
4. Paralysis if the nerves distal to the extremities are injured or pressed upon by CS; the patient will not be able to move the toes
or fingers
5. Paresthesia may not have full absence of sensations except in worsening case of CS
PROPER POSITION
• Tujuan: meminimalkan
Leher : ekstensi