Anda di halaman 1dari 3

Headline Surat Kabar “Pikiran Rakyat”

8 Agustus 2014 – 13 Agustus 2014

8 Agustus 2014 – Bravo Persib!

Persib Bandung telah berhasil mengakhiri paceklik gelar juara. Setelah penantian 19 tahun,
Persib berhasil mendapat gelar juara lagi. Namun gelar juara ini tidak mudah untuk didapatkan. Persib
harus berhadapan dengan juara bertahan yaitu Persipura Jayapura. Bertanding di Stadion Gelora
Sriwijaya, Jakabaring, Palembang, Persib mendapat banyak dukungan dari rakyat Jawa Barat yang
datang dari Bandung dan daerah lainnya. Persib sempat tertinggal terlebih dahulu melalui gol Ian Louis
Kabes pada menit ke-5. Namun gol bunuh diri dari Immanuel Wanggai membuat Persib menyamakan
kedudukan. Persipura harus bermain dengan 10 orang setelah Bio Pauline mendapat kartu kuning
kedua. Bermain dengan 10 pemain, Persipura tetap mendominasi permainan. Akan tetapi, Persib
berhasil unggul melalui gol dari M. Ridwan yang memanfaatkan umpan Konate. Tetapi beberapa menit
sebelum laga usai, kapten Persipura menyamakan kedudukan. Akhirnya pertandingan dilanjutkan
dengan babak tambahan. Setelah tambahan 2x15 menit, tidak ada yang dapat mencetak gol. Hingga
akhirnya permainan dilanjutkan dengan babak adu penalti. 5 penendang Persib berhasil melaksanakan
tugasnya. Sedangkan penendang keempat Persipura gagal melaksanakan tugasnya dengan baik. Bola
tendangannya dapat dibaca oleh kiper Persib, I Made Wirawan. Akhirnya Persib memenangkan
pertandingan dengan skor 7-5.

Pelatih Persib pun sangat bangga dengan hasil yang diraih, meskipun memiliki beberapa
kendala, akhirnya mampu menjadi juara. Kemenangan ini pun ditujukan untuk para Bobotoh yang selalu
setia mendukung Persib. Tangis haru pun pecah di Stadion Jakabaring. Hampir seluruh pemain, official,
dan bobotoh menangis karena bangga. Manajer Persib, Umuh Muchtar juga mengakui bahwa Persib
bermain sangat baik malam kemarin.

9 Agustus 2014 – Bandung Berpesta

Sejak pagi hari, sudah banyak bobotoh datang ke Bandara Husein untuk melihat kedatangan
para pahlawan mereka yang telah kembali dari Palembang dengan membawa piala juara. Akibatnya,
jalan menuju Bandara Husein macet karena banyaknya jumlah bobotoh yang datang. Maklum, karena
warga Bandung sudah sangat haus dengan gelar juara. Setelah sampai, rombongan Persib disambut oleh
Komandan Pangkalan TNI AU Husein Sastranegara. Pada waktu sedang beristirahat, tiba-tiba Umuh
menghampiri puluhan wartawan dan mengeluarkan gunting dan memotong rambutnya. Walikota
Bandung pun mengikuti hal yang sama. Ini adalah symbol untuk mewujudkan nazar mereka.

Setelah beristirahat, para pemain dan ofisial digiring memasuki kendaraan yang disiapkan.
Selama perjalanan, bobotoh setia mengikuti rombongan Persib. Mulai dari Jalan Pajajaran, Cihampelas,
Wastukencana, RE Martadinata, Merdeka, Lembong, Veteran, hingga Ahmad Yani. Sementara itu sudah
banyak bobotoh yang berkumpul di depan mes Persib. Karena banyaknya, sampai tumpah ruah ke jalan
raya.
10 Agustus 2014 – Jangan Lena karena Juara

2 legenda Persib Bandung mengatakan bahwa jangan sampai mengalami siklus menunggu 19
tahun lagi. 2 orang itu adalah Nandang Kurnaedi dan Encas Tonip. Menurut nandang, kejadian itu terjadi
karena masalah pembinaan pemain muda. Ia pun menceritakan mengenai sejaran Persib setelah juara
tahun 1994 yang mengakibatkan paceklik gelar selama 19 tahun. Diawali dengan kurangnya pembinaan
pemain muda dan semakin tua pemain juara waktu itu. Ia mengatakan Persib perlu menyiapkan
regenerasi tim yang akan berlaga di level Asia tahun depan. Encas Tonip juga menyatakan hal yang
sama. Untuk tidak kehilangan stok pemain pada masa mendatang. Program pembinaan pemain muda
tidak boleh berhenti, baik saat juara atau tidak.

Ada banyak bobotoh yang kecewa karena tidak bisa menyaksikan secara langsung iring-iringan
pemain Persib. Ini karena rombongan mengubah rute perjalanan. Hal ini dikarenakan oleh sudah penuh
sesaknya jalan tersebut oleh bobotoh, sehingga tidak memungkinkan melalui jalan itu. Pesta perayaan
kemenangan Persib tercoreng oleh karena adanya banyak bobotoh yang ugal-ugalan di jalan. Selain itu,
banyak sampah yang menumpuk di pinggiran jalan.

11 Agustus 2014 – Dua Kubu Berdamai

Koalisi Indonesia Hebat dan Koalisi Merah Putih akhirnya berdamai. Mereka sepakat untuk
merevisi UU MPR, DPR, DPD, dan DPRD (MD3) dan tata tertib DPR. Semua hasilnya telah dituangkan ke
dalam perjanjian. Dari perjanjian, jumlah kursi wakil ketua di semua alat akan ditambah 1 dan akan
diberikan ke partai-partai Koalisi Indonesia Hebat. Ada 3 poin yang disepakati. Yaitu tata cara
penyelesaian, substansi yang akan diselesaikan, dan rencana revisi UU MD3 dan tata tertib.
Penandatanganan kesepakatan dilakukan pada hari rabu sore, oleh Hatta Rajasa dan Idrus Marham.

Sementara itu, untuk anggaran untuk pimpinan tambahan, Fahri Hamzah menyatakan bahwa
tidak ada anggaran tambahan. Ketua MPR, Zulkifli Hasan juga menyatakan hal yang sama. Dia
mengatakan bahwa pada dasarnya kedua koalisi sudah melakukan musyawarah mufakat, saling
menghormati, dan menghargai. Sementara itu, pengamat politik Irwan Suhanto, cara berpolitik yang
dilakukan oleh elit di DPR adalah cara yang tidak etis. Mereka justru menunjukka ketidakkonsistenan
mereka. Dia menilai, rekonsiliasi dengan mengutak-atik aturan adalah hal yang salah.

12 Agustus 2014 – Islah Jangan Transaksional

Partai pendukung Koalisi Indonesia Hebat, terutama Hanura dan Nasdem, tidak sepakat dengan
langkah PDIP. Mereka menilai bahwa revisi UU MD3 hanya istilah lain dari penjatahan kursi pimpinan.
Pada dasarnya mereka setuju UU tersebut diubah karena dibuat dalam latar belakang politk yang tidak
sehat. Pemilihan pimpinan DPR dan AKD dibuat menguntungkan Koalisi Merah Putih. Mengenai sidang
paripurna yang akan digelar hari kamis, fraksinya akan hadir tergantung pada adil tidaknya proses
pemufakatan antara KMP dan KIH. Surya Paloh mengatakan bahwa perdamaian kedua kubu harus
didasarkan kepada kepentingan rakyat, bukan kepentingan pribadi, kelompok, atau partai politik. Dia
meminta agar jalan damai yang ditempuh oleh kedua kubu tidak dipandang untuk bagi-bagi kursi
pimpinan di parlemen. Lebih baik berdamai dengan didasari rasa semangat untuk membangun bangsa.
Surya mengatakan bahwa tidak heran jika ada pihak yang tidak setuju jika kedua kubu islah dengan
menyepakati penambahan satu kursi pimpinan di semua alat kelengkapan DPR, karena masing-masing
memiliki pertimbangan dan daya analitis.

Perdamaian antara KIH dan KMP diharapkan tidak bersifat transaksional. Terutama jika
didasarkan pada pembagian jatah pimpinan alat kelengkapan dewan. M Imam Nasef, peneliti Divisi
Kajian Hukum Tata Negara pada Sinergi Masyarakat untuk Indonesia, menyatakan bahwa kedua kubu
tidak perlu khawatir jika mayoritas kursi dipegang salah satu koalisi, sebab rakyat tidak akan tinggal
diam jika sampai jabatan disalahgunakan.

13 Agustus 2014 – Proses Islah Tertunda Lagi

Proses perdamaian antara Koalisi Merah Putih dan Koalisi Indonesia Hebat kembali tertunda.
Kemungkinan besar, fraksi partai-partai KIH tidak akan menghadiri rapat paripurna. Padahal menurut
kesepakatan, rapat digelar untuk memasukkan nama-nama dari fraksi KIH ke dalam alat kelengkapan
DPR. Politisi dari PDIP, Hendrawan Supratikno mengatakan bahwa pembahasan tahapan-tahapan
kesepakatan masih belum tuntas. Mereka khawatir jika tahapan teknis tak disepakati terlebih dahulu.
Mereka masih menunggu putusan penghapusan 2 pasal dalam UU yang dianggap tidak mencerminkan
semangat presidensial. Sekjen DPP PDIP Ahmad Basarah menyatakan bahwa mereka akan mengajukan
nama-nama calon anggota komisi jika pasal 74 dan 98 diubah. KIH akan lebih dulu menyerahkan nama
anggota fraksinya kepada Badan Legislatif agar revisi UU menjadi langkah awal kesepakatan.

KIH meminta kesepakatan dengan KMP dibuat secara tertulis. Juru runding KIH, Pramono Anung
mengatakan bahwa Hatta Rajasa berjanji akan menyampaikan permintaan itu kepada Prabowo
Subianto, Abdurizal Bakrie, dan Susilo Bambang Yudhoyono. Ada 4 poin kesepakatan yang diajukan
kepada KMP. Yang pertama, KIH menerima tawaran 21 kursi pimpinan alat kelengkapan dewan. Kedua,
KIH ingin UU MD3 direvisi sebelum kesepakatan damai ditandatangani. Ketiga, kesepakatan damai harus
dicapai sebelum tanggal 5 Desember 2014. Dan yang terakhir, beberapa pasal yang membahayakan
system presidensial harus direvisi.

Anda mungkin juga menyukai