Anda di halaman 1dari 11

BAB V

TUGAS KHUSUS

5.1. Analisis Situasi (Fenomena Lapangan)

Lingkungan tempat kita bekerja sehari-hari tidak terlepas dari paparan

berbagai jenis suara baik yang diinginkan maupun tidak. Kebisingan merupakan

paparan terhadap suara-suara yang tidak diinginkan, suatu fenomena yang bersifat

subjektif. Kebisingan umumnya dapat memberikan dampak buruk, mulai dari

sekedar munculnya rasa ketidaknyamanan, menurunnya kinerja, serta kesulitan

berkomunikasi.

PT. Dirgantara Indonesia memiliki tingkat produktivitas yang tinggi,

sehingga peran mesin-mesin pada lantai produksi bekerja dengan kurun waktu

yang tinggi. Dengan begitu maka kebisingan yang terpapar di lantai produksi

sangatlah tinggi, dari hasil pengukuran didapatkan rata – rata kebisingan pada

mesin CNC Cincinnati Milacron DGMP adalah 80 - 91 dB, dimana nilai ini suda

melewati NAB (Nilai Ambang Batas). Hubungannya secara langsung berdampak

pada karyawam, peran karyawan sangat penting dalam mengontrol mesin selama

proses produksi. Mesin – mesin yang digunakan juga berupa mesin CNC yang

kapasitas produksinya sangat besar, sehingga menimbulkan suara yang dapat

mengganggu kesehatan dan kenyamanan kerja bagi operator / karyawan dalam

melakukan pekerjaannya.
5.2. Permasalahan

Dari analisis fenomena diatas penulis mengambil kajian ergonomi yang

berhubungan dengan lingkungan kerja untuk menjadi fokus permasalahan. Faktor

lingkungan yang dipilih yaitu kebisingan dikarenakan pada keadaan aktual tingkat

kebisingan yang dihasilkan oleh salah satu mesin cukup tinggi, dan pekerja tidak

menggunakan alat pelindung diri (APD). Hal ini akan berdampak negatif bagi

kesehatan dan keselamatan kerja seperti gangguan pendengaran, yang lebih lanjut

berdampak pada produktivitas pekerja.


1
Selain faktor lingkungan, Faktor–faktor yang mempengaruhi

produktivitas kerja adalah karakteristik individu yaitu lama kerja, tingkat

pendidikan ,pengalaman kerja,usia . Penerapan program Keselamatan dan

Kesehatan Kerja yang baik merupakan suatu keharusan. Tenaga kerja sangat

membutuhkan perlindungan dari resiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja

supaya tenaga kerja merasa aman dari kecelakaan kerja serta selalu dalam keadaan

yang sehat dalam bekerja. Dengan terlindunginya tenaga kerja dari resiko

kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja, maka produktivitas kerja mereka

akan meningkat. Peningkatan produktivitas tenaga kerja dapat berimbas

positif pada kemajuan dan perkembangan perusahaan. Berikut diagram fishbone

penyebab gangguan pendengaran ditunjukkan pada gambar 5.1.

1
Rachmahati Oryza. 2017. Analisis Pengaruh Llingkungan Kerja dan Karakteristik Individu
Terhadap Produktivitas Kerja Serta Perbaikan Hearing Conversation Program.
Lingkungan Manusia

Terpapar kebisingan terlalu lama


Sangat bising
Tidak menggunakan APD Dekat dengan mesin
Melebihi NAB
yang sedang beroperasi

Masa kerja sudah lama


Gangguan
Pendengaran
Part Usang

Letak Mesin Berdekatan


Usia Mesin yang sudah tua

Mesin

Gambar 5.1. Fishbone Diagram Penyebab Gangguan Pendengaran

Dipilih satu mesin yang memiliki sumber kebisingan tertinggi yaitu mesin

CNC Cincinnati Milacron DGMP terletak pada departemen produksi.

Gambar 5.2. Mesin CNC Cincinnati Milacron DGMP


Mesin ini merupakan mesin Drilling yang digunakan untuk melubangi

allumunium, mesin ini dipilih karena diantara mesin mesin lainnya mesin ini yang

mengeluarkan sumber bunyi tertinggi. Adapun nilai ambang batas kebisingan

menurut Keputusan Mentri Kesehatan No: 261/MENKES/SK/II/1998, yaitu

sebesar 85 dB dengan lama terpapar 8 jam per hari. Dari hasil pengukuran

didapatkan rata – rata kebisingan pada mesin CNC Cincinnati Milacron DGMP

adalah 80 - 91 dB dengan jenis kebisingan bersela yaitu kebisingan yang terjadi

dalam satu jangka waktu tertentu dan berulang. Nilai 80 – 91dB dimana pada nilai

tersebut terdapat pada beberapa titik yang melewati NAB yang diterapkan oleh

kementrian kesehatan tetapi sudah dilakukan pencegahan bagi operator dengan

APD.

Pengukuran kebisingan pada mesin CNC Cincinnati Milacron DGMP

dilakukan dengan menggunakan 4 in 1 Environmental Meter selama 3 hari yaitu

pada tanggal 8-10 Agustus 2018 pukul 10.00-16.00. Titik pengukuran dilakukan

pada daerah-daerah dimana operator sering menghabiskan waktu kerjanya. yaitu

sebagai berikut:

Gambar 5.3. Titik Pengukuran Kebisingan di Mesin CNC Cincinnati


Milacron DGMP PT. Dirgantara Indonesia (Persero)
Dari gambar diatas dapat dilihat titik 1,2,3,4 itu merupakan titik

pengukuran tingkat kebisingan pada mesin CNC Cincinnati Milacron DGMP.

Berikut dilakukan analsiis tingkat kebisingan pada mesin CNC Cincinnati

Milacron DGMP dengan menggunakan software surfer, seperti yang ditunjukkan

pada gambar 5.4.

Gambar 5.4. Pemetaan Tingkat Kebisingan di Mesin CNC Cincinnati


Milacron DGMP PT. Dirgantara Indonesia (Persero) Dengan Software
Surfer

Intensitas Kebisingan pada mesin CNC Cincinnati Milacron DGMP di

tiap titik tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.1.


Table 5.1. Intensitas Kebisingan Pada Mesin CNC Cincinnati Milacron
DGMP Ditiap Titik

Kebisingan (dB) pada titik ke-


Hari ke- Pukul
1 2 3 4
10.00-11.00 82,8 81,5 82,6 84,3
11.00-12.00 83,7 82,8 83,2 83,2
12.00-13.00 82,9 83,0 83,9 84,3
1
13.00-14.00 83,4 83,1 84,0 84,8
14.00-15.00 85,4 86,2 86,7 88,4
15.00-16.00 85,6 86,4 86,8 90,5
10.00-11.00 80,9 82 82,2 84,2
11.00-12.00 81,2 82,3 84,2 84,5
12.00-13.00 80,8 82,6 84,0 84,1
2
13.00-14.00 83,3 81,6 84,3 84,2
14.00-15.00 85,8 86,5 87,5 89,4
15.00-16.00 85,6 85,8 87,5 90,2
10.00-11.00 82,0 81,9 82,6 82,8
11.00-12.00 82,5 82,6 83,2 83,5
12.00-13.00 82,1 84,5 84,8 84,9
3
13.00-14.00 80,7 83,4 85,0 85,2
14.00-15.00 85,4 86,1 86,8 89,8
15.00-16.00 88,4 88,6 89,4 90,8

Pengukuran dilakukan selama selang waktu tertentu ini bertujuan untuk

mendapatkan interval rata-rata kebisingan yang diterima oleh pekerja secara

berturut-turut. Perhitungan perhitungan tingkat kebisingan equivalen (Leq)

dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Leq = 10 log (F1100,1L1+ F2100,1L2 + F3100,1L3 …. + Fn100,1Ln)

Perhitungan tingkat kebisingan equivalen (Leq) pada titik 1 hingga titik 4 adalah

sebagai berikut:

Leq titik 1 = 10 log (1/24x100,1.82,8 + 1/24x100,1.83,7 +…………+ 1/24x100,1.88,4)

= 80,8 dB
Leq titik 2 = 10 log (1/24x100,1.81,5 + 1/24x100,1.82,8 +…………+ 1/24x100,1.88,6)

= 81,2 dB

Leq titik 3 = 10 log (1/24x100,1.82,6 + 1/24x100,1.83,2 +…………+ 1/24x100,1.89,4)

= 82,2 dB

Leq titik 4 = 10 log (1/24x100,1.84,3 + 1/24x100,1.83,2 +…………+ 1/24x100,1.90,8)

= 83,3 Db

Hasil rekapitulasi perhitungan tingkat kebisingan pada departemen produksi dapat

dilihat pada Tabel 5.2.

Tabel 5.2. Rekapitulasi Perhitungan Kebisingan pada Mesin CNC Cincinnati


Milacron DGMP
Tingkat Kebisingan Nilai Ambang Batas
Titik
Eqivalen (dB) (dB)
1 80,8 85
2 81,2 85
3 82,2 85
4 83,3 85

Perbandingan antara tingkat kebisingan equivalen dan nilai ambang batas

kebisingan pada mesin CNC Cincinnati Milacron DGMP PT Dirgantara

Indonesia (Persero) ditunjukkan dalam grafik sebagai berikut gambar 5.5.


Grafik Perbandingan Tingkat Kebisingan
Equivalen dan Nilai Ambang Batas
86 85 85 85 85
85
Tingkat Kebisingan

84 83.3
83 82.2
82 81.2
80.8
81
80
79
78
1 2 3 4
Titik Pengukuran

Hail Pengukuran NAB

Gambar 5.5. Grafik Perbandingan Tingkat Kebisingan Equivalen dan Nilai


Ambang Batas Pada Mesin CNC Cincinnati Milacron DGMP PT. Dirgantara
Indonesia (Persero)

5.3. Pemecahan Masalah


2
Kebisingan yang terdapat di lingkungan dapat menyebabkan gangguan

non-auditori seperti gangguan emosional atau psikologis, peningkatang stres,

peningkatan tekanan darah, tidur tidak nyenyak, mempercepat denyut nadi,

gangguan komunikasi, meningkatnya tekanan darah, dapat mengurangi tingkat

intelektualitas. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi risiko kehilangan

pendengaran berhubungan dengan terpaparnya kebisingan. Bagian yang paling penting

adalah:

1. Intensitas kebisingan (tingkat tekanan suara)

2
Adha Magfira. 2018. Hubungan Kebisingan di Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta Timur
Terhadap Gangguan Non – Auditori Permukiman Penduduk Wilayah Buffer.
2. Jenis kebisingan (wide band, narrow band, impulse)

3. Lamanya terpapar per hari

4. Usia yang terpapar

5. Masalah pendengaran yang telah diderita sebelumnya

6. Lingkungan yang bising

7. Jumlah lamanya terpapar (dalam tahun)

8. Jarak pendengar dengan sumber kebisingan.

Dikarenakan faktor yang bervariasi ini, yang paling berbahaya adalah tingkat suara,

frekuensi, lama terpapar, dan penyebarannya. Telinga manusia yang tidak dilindungi sangat

berbahaya jika terpapar suara dengan intensitas lebih dari 115 dBA. Jika masih di bawah 80

dBA pendengar masih berada pada tahap aman. Jika terpapar kebisingan di atas 80 dBA

terlalu lama harus dilindungi dengan alat pelindung diri (APD).

Alat pelindung diri (APD) berguna untuk mereduksi tingkat dan frekuensi

kebisingan yang diterima telinga. APD yang dapat digunakan adalah sebagai berikut:

1. Ear Plug

Merupakan alat yang dimasukkkan kedalam lubang telinga untuk mngurangi suara-

suara dari udara sebelum sampai pada gendang telinga, ear plug dapat menurunkan

intensitas kebisingan sebesar 25 dB sampai 30 dB.

Gambar 5.6 Ear plug


2. Ear Muff

Earmuff lebih baik dari pada earplug karena selain menghalangi hambatan suara

melalui udara juga menghambat hantaran melaui tulang tengkorak dengan penurunan

kebisingan sebesar 30 – 40 dB.

Gambar 5.7. Ear muff

Pengontrolan suara secara langsung pada telinga dengan menggunakan earplug

dan earmuff dapat sangat efektif di lingkungan industri. Meskipun demikian ternyata

penggunaan alat pelindung diri ini pun menimbulkan masalah. Masalah yang ditimbulkan

antara lain yaitu suara peringatan (emergency sounds) mungkin tidak terdengar serta

ketidaknyamanan dalam pemakaiannya.

Pengendalian kebisingan juga dapat dilakukan dengan metode lain yaitu dengan

mengoperasikan mesin dalam sebuah ruangan yang dibatasi sekat dinding jendela.

Ruangan operator adalah ruangan yang memiliki tiga atau empat dinding perintang.

Operator hanya berada di ruangan tersebut pada saat hendak menjalankan ataupun

mengawasi mesin. Oleh karena itu, metode ini dapat mengurangi lamanya waktu operator

terpapar bising tanpa menggunakan alat pelindung diri. Cara lain yang efektif berupa

perawatan mesin dengan pemeliharaan dan pelumasan mesin secara berkala. Karena part

mesin yang sudah usang dapat menimbulkan suara kebisingan yang tinggi.
5.4. Pembahasan Tugas Khusus

Setelah dilakukan perhitungan tingkat kebisingan pada mesin CNC Cincinnati

Milacron DGMP PT. Dirgantara Indonesia (Persero) , maka didapat hasil bahwa

tingkat kebisingan yang terpapar kepada operator melebihi NAB (Nilai Ambang

Batas), maka dilakukan beberapa perbaikan agar dapat mengurangi tingkat

kebisingan yang terpapar kepada operator, diantaranya menggunakan ear plug ,

dan menggunakan ear muff , dimana dengan menggunakan alat ini operator dapat

mengurangi tingkat (dB) kebisingan yang terpapar atau yang masuk kedalam

telinganya, sehingga operator dapat bekerja dengan nyaman dan aman.

Anda mungkin juga menyukai