Oleh: hanifa amalia barokah, program studi bimbingan dan konseling, universitas negeri yogyakarta,
hanifaamalia34@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi siswa terhadap kinerja guru
bimbingan dan konseling dengan kepercayaan melakukan konseling individual. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif. subjek dalam penelitian ini berjumlah 135 siswa kelas VIII.
Instrumen pengambilan data menggunakan skala sikap dengan uji valditas konstruk, reliabilitas
menggunakan rumus Alpha Cronbach dengan hasil 0,767 pada variabel persepsi siswa terhadap kinerja
guru bimbingan dan konseling dan 0,792 pada variabel kepercayaan melakukan konseling individual
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara persepsi siswa
terhadap kinerja guru bimbingan dan konseling dan kepercayaan melakukan konseling individual yang
dilihat dari nilai signifikansi 0,000 < 0,05.
Kata kunci: persepsi, kinerja, guru bimbingan dan konseling, kepercayaan,
konseling.
Abstract
This research aims to determine the correlation between students' perceptions of school
counselor’s performance with the trust of individual counseling. This research uses quantitative
approach. The subject in this research amounted to 135 students of eighth grade. The data collection
instrument uses attitude scale with construct validity test, reliability using Alpha Cronbach formula with
the result of 0,767 on students’ perception variable toward school counselor’s performance and 0,792 on
trust variable make individual counseling. The results show that the correlation between students'
perceptions of school counselor’s performance and the trust of individual counseling is positive and
significant seen from the significance value of 0.000 <0.05.
wewenang, dan hak secara penuh dalam konseling adalah hubungan yang membantu,
proses pembelajaran pada satu mata pelajaran artinya pembimbing (Guru BK/ Konselor)
tertentu di sekolah/ madrasah. berusaha membantu si terbimbing (Konseli) agar
3. Guru Bimbingan dan Konseling/ Konselor tumbuh, berkembang, sejahtera, dan mandiri.
adalah Guru yang mempunyai tugas, Konselor dan konseli masing-masing
tanggung jawab, wewenang, dan hak secara menampilkan keaslian diri dan dapat dipercaya.
penuh dalam kegiatan bimbingan dan Guru BK yang mau memberikan bantuan
konseling terhadap sejumlah siswa. memiliki ciri-ciri: memiliki kekuatan pribadi,
Dari tiga macam guru ada guru ramah, enerjik, skill, berwawasan dan teliti.
bimbingan dan konseling, Guru bimbingan dan Dengan sifat-sifat ini guru BK akan
konseling adalah personil sekolah yang diberi mendapatkan kepercayaan dari siswa dan
tugas penuh dalam bidang pelayanan bimbingan kepercayaan diri siswa juga semakin meningkat
dan konseling (Prayitno, 2004). Konselor (Willis, 2007).
sekolah berperan dalam memfasilitasi peserta Kepercayaan antara konselor dan konseli
didik untuk mengaktualisasikan segala potensi sangat penting dalam melakukan konseling
yang dimiliki. Layanan yang diberikan oleh individual. Kepercayaan adalah timbal balik
konselor sekolah bertujuan untuk memandirikn yang tinggi diantara individu satu dengan
peserta didik dalam pengambilan keputusan individu lainnya atau kelompok. Dalam hal ini
terhadap masalah pribadi, sosial, belajar serta timbal balik yang tinggi antara konselor dan
karirnya. Berdasarkan kurikulum SMU 1994 konseli. Artinya para anggota meyakini akan
dalam Willis (2007), kegiatan layanan integritas, karakter, dan kemampuan individu
bimbingan dan konseling terdiri dari: (1) layanan lain. Tetapi, kepercayaan itu rapuh. Diperlukan
orientasi; (2) layanan informasi; (3) layanan waktu lama untuk membangunnya, dapat dengan
bimbingan penempatan dan penyaluran; (4) mudah dirusak dan sulit untuk diperoleh kembali
layanan bimbingan belajar; (5) layanan (F.K. Sonnenberg dalam Robins (1996)). Oleh
konseling perorangan (individual); dan (6) karena itu dibutuhkan kepercayaan dari siswa
layanan bimbingan kelompok. Salah satu maupun guru BK agar konseling individual
layanan yang diberikan oleh Guru Bimbingan berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan
dan Konseling adalah Konseling Individual. bersama antara konselor dan konseli.
Konseling Individual adalah bantuan Namun pada kenyataannya keberadaan
yang diberikan oleh konselor kepada seorang guru BK atau konselor sekolah masih sering
siswa dengan tujuan berkembangnya potensi dianggap sebagai polisi sekolah yang harus
siswa, mampu mengatasi masalah sendiri, dan menjaga dan mempertahankan tata tertib,
dapat menyesuaikan diri secara positif. Dalam disiplin dan keamanan sekolah. Bahkan banyak
pelaksanaan konseling individual ada yang yang beranggapan bahwa bimbingan dan
dimaksud hubungan konseling. Hubungan konseling semata-mata sebagai proses pemberian
432 Jurnal Riset Mahasiswa Bimbingan dan Konseling, Volume 3, Nomer 8, Agustus 2017
untuk tidak melakukan konseling individual karena itu pembatasan masalah perlu di
kepada guru BK karena kurang percaya pada dilakukan agar peneliti tidak jauh menyimpang
guru BK. Siswa tersebut juga beranggapan dengan topik yang akan di kaji, pembatasan
bahwa guru BK hanya mengurusi siswa yang masalah pada penelitian ini adalah terfokus pada
bermasalah sehingga jika siswa melakukan permasalahan persepsi siswa terhadap kinerja
konseling individual, ia takut teman-temannya guru BK dan kepercayaan melakukan konseling
mengira bahwa ia melakukan kesalahan atau individual siswa kelas VIII di SMP Negeri 1
sebagai siswa yang bermasalah. Mangunjaya.
Berdasarkan latar belakang masalah di
atas, peneliti ingin meneliti bagaimana METODE PENELITIAN
Hubungan Persepsi Siswa Tentang Kinerja Guru Jenis Penelitian
Bimbingan dan Konseling dengan Kepercayaan Pendekatan yang digunakan dalam
Melakukan Konseling Individual Siswa Kelas penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif.
VIII di SMP Negeri 1 Mangunjaya Dalam penelitian ini menggunakan metode
Berdasarkan latar belakang masalah yang penelitian korelasional.
dipaparkan diatas, maka dapat di identifikasikan
beberapa permasalahan antara lain, Siswa yang Waktu dan Tempat Penelitian
melakukan konseling individual harus dipanggil Penelitian ini dilaksanakan di SMP
guru BK terlebih dahulu, Siswa beranggapan Negeri 1 Mangunjaya yang berada di kabupaten
bahwa pekerjaan guru BK hanya untuk Pangandaran, Jawa Barat, pada bulan April
mengurusi siswa yang bermasalah, Siswa yang sampai dengan Mei 2017.
memiliki masalah memilih untuk tidak
melakukan konseling individual karena kurang Populasi dan Sampel Penelitian
percaya pada guru BK, Kesalahan persepsi Populasi penelitian ini adalah siswa kelas
tentang guru bimbingan dan konseling yang VIII di SMP N 1 Mangunjaya sebanyak 216
mengatakan bahwa guru bimbingan dan orang, kemudian diambil sampel penelitian
konseling sebagai polisi sekolah, Guru tidak sejumlah 135 orang dengan menggunakan teknik
memahami konseling dan memandang konseling Simple Random Sampling.
sebagai proses peraturan atau pengarahan, bukan
menjadi lembaga yang memfokuskan dirinya Instrumen Penelitian dan Teknik
untuk memberikan bantuan kepada siswa di Pengumpulan Data
sekolah, Siswa merasa bahwa masuk ke ruang Pengumpulan data dalam penelitian ini
bimbingan dan konseling adalah orang yang mengunakan teknik wawancara dan skala sikap.
bermasalah Skala yang digunnakan dalam penelitian ini
Berbagai permasalahan tersebut muncul adalah skala persepsi siswa terhadap kinerja guru
terkait dengan objek yang akan dikaji. Oleh bimbingan dan konseling dan skala kepercayaan
434 Jurnal Riset Mahasiswa Bimbingan dan Konseling, Volume 3, Nomer 8, Agustus 2017
melakukan konseling individual. Menggunakan sama lain. Hasil uji homogenitas pada penelitian
uji expert judgment. Jumlah item pada variabel ini adalah 0,079 > 0,05.
persepsi siswa terhadap kinerja guru bimbingan
dan konseling sejumlah 37 item, sedangkan pada HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
variabel kepercayaan melakukan konseling Data penelitian yang akan dideskripsikan
individual sejumlah 27. Uji realibilitas terdiri dari dua variabel. Yaitu variabel persepsi
menggunakan rumus Alpha cronbach dengan siswa terhadap kinerja guru bimbingan dan
hasil 0,767 pada variabel persepsi siswa terhadap konseling yang merupakan suatu proses untuk
kinerja guru bimbingan dan konseling dan 0,792 mengenali dan menafsirkan informasi indrawi
pada variabel kepercayaan melakukan konseling berdasarkan pikiran serta pengalaman-
individual. pengalaman pribadi terhadap kinerja guru
bimbingan dan konseling.
Teknik Analisis Data Aspek untuk mengukur tingkat persepsi
Teknik analisis data yang digunakan siswa terhadap kinerja guru bimbingan dan
menggunakan uji kategorisasi, uji prasyarat yang konseling mengacu pada Peraturan Menteri
meliputi uji normalitas, uji linearitas, uji Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 111 Tahun
homogenitas dan uji coba hipotesis. 2014 Tentang Bimbingan dan Konseling pada
Uji normalitas menggunakan teknik Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
analisis Kolmogrov Sminorv bertujuan untuk antara lain analisis kebutuhan, perencanaan,
menguji apakah data penelitian pada semua pelaksanaan, evaluasi, pelaporan, dan tindak
variabel memiliki distribusi normal atau tidak, lanjut pengembangan program. Sedangkan pada
uji normalitas yang telah diujikan pada variabel variabel kepercayaan melakukan konseling
persepsi siswa terhadap kinerja guru bimbingan individual yang merupakan kesediaan dari kedua
dan konseling dengan nilai sifnifikansi 0,200 (p belah pihak baik individu sebagai konseli
> 0,05) dan variabel kepercayaan melakukan maupun individu sebagai konselor untuk
konseling individual dengan nilai signifikansi melakukan kolaborasi dan tiap individu (konseli
0,200 (p > 0,05). dan konselor) memberikan manfaat untuk
Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui kepentingan bersama serta setiap anggota
apakah variabel bebas dan variabel terikat memliki keyakinan akan integritas, karakter dan
memiliki hubungan linear atau tidak. Hasil uji kemampuan dalam melakukan konseling
linearitas pada penelitian ini adalah 0,575 (p > individual.
0,05). Aspek dari variabel kepercayaan
Uji homogenitas dilakukan untuk melakukan konseling individual mengacu pada
mengetahui apakah sampel yang diambil dari teori dari P.L. Schindler dan C.C. Thomas
populasi berasal dari varian yang sama dan tidak (Robins, 1996), yaitu terdiri dari integritas,
menunnjukkan perbedaan yang signifikan satu
Hubungan Antara Persepsi...(Hanifa Amalia Barokah) 435
Modus (Mo) sebesar 81; dan standar deviasi Gambar 2. Prosentase Kategori Variabel
(SD) Sebesar 7,55. Kemudian peneliti kepercayaan melakukan konseling individual
menentukan kecenderungan kategori variabel Hasil pengujian hipotesis yang telah
kreativitas dengan mengetahui nilai maksimum diolah oleh peneliti adalah terdapat hubungan
(Xmak) dan nilai minimum (Xmin), nilai yang positif dan signifikan antara persepsi siswa
maksimum diketahui 135; dan nilai minimum terhadap kinerja guru bimbingan dan konseling
diketahui 27. Setelah dilakukan pengolahan dengan kepercayaan melakukan konseling
diketahui nilai rata-rata ideal (Mi) sebesar 83; individual siswa kelas VIII di SMP Negeri 1
dan standar deviasi sebesar 6,33. Mangunjaya. Hasil pengujian hipotesis diatas
Selanjutnya, data hasil penelitian variabel menunjukkan bahwa nilai nilai 𝑟h𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 lebih
kepercayaan melakukan konseling individual besar nilai 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 yaitu 0,472 > 0,159. Dengan
dikategorisasikan menjadi lima kategori yaitu nilai signifikansi kurang dari 0,05 yaitu 0,000 <
“sangat tinggi”, “tinggi”, “sedang”, “rendah”, 0,05.
dan “sangat rendah” berdasarkan batasan- Berdasarkan hasil analisis korelasi
batasan menurut Azwar (2015). product moment dapat diketahui bahwa terdapat
Berdasarkan rumus kategori yang sudah hubungan positif dan signifikan antara persepsi
ditentukan, maka selanjutnya peneliti melakukan siswa terhadap kinerja guru bimbingan dan
pengolahan variabel kepercayaan melakukan konseling dengan kepercayaan melakukan
konseling individual dengan hasil distribusi konseling individual serta hipotesis dalam
kecenderungan tidak ada siswa atau 0,00% pada penelitian ini diterima.
kategori sangat tinggi, 18 atau 13,33% siswa Tujuan dari dilakukannya penelitian ini
pada kategori tinggi, 108 atau 80,00% siswa adalah untuk menguji hubungan antara persepsi
pada kategori sedang, 9 atau 6,67% siswa pada siswa terhadap kinerja guru bimbingan dan
kategori rendah dan tidak ada siswa atau 0,00% konseling dengan kepercayaan melakukan
pada kategori sangat rendah. Berdasarkan data konseling individual siswa kelas VIII di SMP
diatas dapat digambarkan melalui bagan sebagai Negeri 1 Mangunjaya. Berdasarkan data
berikut: penelitian yang telah diolah oleh peneliti,
terdapat hubungan yang positif dan signifikan
Kepercayaan Melakukan
Konseling Individual antara persepsi siswa terhadap kinerja guru
Persepsi siswa terhadap kinerja guru Robins (1996) Kepercayaan adalah timbal balik
bimbingan dan konseling berdasarkan hasil yang tinggi diantara individu satu dengan
penelitian dari total responden 135 siswa berada individu lainnya atau kelompok, artinya para
pada kategori sedang. Hasil data menunjukkan anggota meyakini akan integritas, karakter, dan
bahwa mayoritas siswa memilih item pernyataan kemampuan individu lain. Berdasarkan teori
“materi yang diberikan guru BK sesuai dengan tersebut bahwa adanya suatu kepercayaan
tujuan layanan konseling”. Dan minoritas siswa apabila ada timbal balik antara kedua belah
memilih item pernyataan “layanan yang pihak (konselor dan konseli). Tetapi hasil
diberikan guru BK dilakukan di luar jam menunjukkan bahwa ketika guru BK dapat
pelajaran” itu artiya layanan yang diberikan guru bersikap jujur namun siswa kurang, ini ditujukan
BK lebih sering dilakukan pada jam pelajaran siswa lebih sering melakukan konseling
BK karena di sekolah tersebut dalam satu individual hanya ketika dipanggil guru BK saja.
minggu guru BK masuk kelas selama dua jam Dikarenakan masih ada beberapa aspek yang
pelajaran, tentu saja itu lebih banyak belum terpenuhi sehingga kepercayaan
dibandingkan jam pelajaran BK pada umumnya melakukan konseling individual berada pada
yang biasanya hanya satu jam pelajaran bahkan kategori sedang.
ada yang guru BK tidak masuk kelas. Karena Berdasarkan hasil analisis data tentang
kegiatan layanan lebih sering dilakukan di dalam hubungan antara persepsi siswa terhadap kinerja
kelas membuat siswa kurang mengikuti layanan guru bimbingan dan konseling dengan
di luar kelas namun layanan yang dilakukan pada kepercayaan melakukan konseling individual
saat jam pelajaran BK adalah layanan yang siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Mangujaya
diberikan sesuai tujuan membuat persepsi siswa diketahui bahwa terdapat hubungan positif antara
terhadap kinerja guru BK berada pada kategori persepsi siswa terhadap kinerja guru bimbingan
sedang. dan konseling dengan kepercayaan melakukan
Pada penelitian ini juga diperoleh tingkat konseling individual siswa kelas VIII di SMP
kepercayaan melakukan konseling individual Negeri 1 Mangunjaya.
135 siswa berada pada kategori sedang. Hasil Guru bimbingan dan konseling
data menunjukkan bahwa mayoritas siswa merupakan tenaga pendidik yang bertugas
memilih item pernyataan “Guru BK bersikap sebagai pelaksana layanan bimbingan dan
jujur ketika melaksanakan layanan konseling” konseling di sekolah. Konseling individual
namun banyak juga siswa yang memilih item merupakan salah satu layanan yang diberikan
pernyataan “saya tidak bersikap jujur ketika oleh seorang konselor atau guru bimbingan dan
melaksanakan konseling individual” ini konseling. Menurut Juntika (2005) konseling
menunjukkan bahwa meskipun guru BK individual adalah proses belajar melalui
bersikap jujur namun siswa belum terlalu bisa hubungan khusus secara pribadi dalam
bersikap jujur. Menurut F.K. Sonnenberg dalam wawancara antara seorang konselor (guru BK)
438 Jurnal Riset Mahasiswa Bimbingan dan Konseling, Volume 3, Nomer 8, Agustus 2017
dan konseli (siswa). Hubungan khusus antara melakukan konseling individual jika tidak
konselor dan konseli tidak sama dengan dipanggil oleh guru BK. Itu berarti tindakan
hubungan relasi antarmanusia biasa dalam siswa untuk melakukan konseling individual
kehidupan sehari-hari. Dalam hubungan konselor dipengaruhi oleh bagaimana siswa
dan konseli memiliki karakteristik seperti yang mempersepsikan seorang guru BK. Hal tersebut
dikemukakan oleh Willis (2007) bahwa seperti dijelaskan oleh Walgito (2001) bahwa
hubungan konseling itu sifatnya bermakna, tingkah laku seseorang merupakan fungsi dari
maknanya adalah terjadi dalam suasana cara dia memandang. Berdasarkan penjelasan di
keakraban antara konselor dan konseli, mengacu atas dapat disimpulkan bahwa persepsi sangat
pada perkembangan dan pemecahan masalah berpengaruh dan menjadi alasan perilaku siswa
serta ada komitmen antara kedua belah pihak untuk datang ke ruang BK dengan
(konselor dan konseli). Dibutuhkan pula kepercayaannya pada guru BK.
keterbukaan, kejujuran, ketulusan dan saling Kepercayaan adalah suatu kesediaan
sensitif satu sama lain (konselor dan konseli). individu untuk melakukan kolaborasi dengan
Saling menghargai adalah penting karena setiap individu lain dan berharap tiap individu
orang mempunyai keunggulan masing-masing. memberikan manfaat untuk kepentingan bersama
Konselor harus memiliki kualitas pribadi yang (timbal balik). Dalam sebuah integritas harus
menentramkan, menyenangkan, mendorong, adanya suatu persepsi, hal ini dikemukakan oleh
menghapus kepura-puraan sehingga nantinya P.L. Schindler dan C.C. Thomas dalam Robins
menjadi seorang yang dapat dipercaya. (1996) bahwa Integritas diberi nilai paling tinggi
Sebelum siswa (konseli) memilih untuk karena “tanpa suatu persepsi dari karakter moral
menjalin hubungan khusus dengan konselor orang dan kejujuran dasar orang lain, dimensi
seperti yang sudah dikemukan di atas dan yang lain dari kepercayaan itu tidak ada artinya”.
melakukan konseling individual. Siswa Berdasarkan teori di atas dapat dijelaskan
mengumpulkan sejumlah informasi yang bahwa sebelum siswa percaya untuk melakukan
berkaitan dengan konselor agar nantinya proses konseling individual harus ada suatu integritas
konseling individul berjalan efektif. Lesmana guru BK. Integritas terdiri dari bersikap jujur dan
(2008) individu jarang mengambil tindakan apa adanya. Guru BK sudah bersikap jujur
tanpa didasari oleh kegiatan mempersepsi, dengan pendapat para siswa SMP N 1
berpikir dan merasa, karena proses-proses ini Mangunjaya yang mengatakan bahwa guru BK
memberikan alasan untuk bertindak. Seperti sudah bersikap jujur dan apa adanya dari skor
dalam penelitian ini siswa berpendapat bahwa total pada skala tingkat kepercayaan siswa. Hal
guru BK hanya mengurus siswa yang tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh
bermasalah sehinggaketika masuk ke ruang BK J.K Butler Jr. dan R.S. Cantell dalam Robins
adalah siswa yang bermasalah. Siswa SMP N 1 (1996) integritas meliputi kejujuran (honesty)
Mangunjaya juga bertindak untuk tidak dan bersikap sebenarnya (truthfulnes). Seperti
Hubungan Antara Persepsi...(Hanifa Amalia Barokah) 439