Anda di halaman 1dari 2

Tidak ada yang lebih menyakitkan bagi seorang istri ketika mendapatkan

pasangan hidup yang salah. Kisah ini dialami oleh seorang wanita bernama
Tamar. Bagaimana tidak, suami Tamar (bernama: Er) adalah seorang yang jahat
di mata Tuhan. Bisa dibayangkan kesehariannya, sejak Tamar dikawinkan
dengan Er ada banyak hal menyesakan yang harus dipendam oleh Tamar. Er
begitu egois dan kurang memperhatikan orang lain. Hati yang tidak takut akan
Tuhan adalah gambaran dari keluarga yang tidak bahagia karena hidup di dalam
dosa.
Entah mengapa penulis kitab Kejadian memasukkan kisah ini di tengah-
tengah kisah kehidupan Yusuf. Yang pasti ada kekontrasan hidup antara anak-
anak Yakub satu dengan yang lain. Yusuf, memiliki karakter takut akan Tuhan,
berintegritas dan berjuang menjauhi nafsu duniawi. Sementara Yehuda—
hampir mirip dengan kehidupan Esau—lebih memilih keinginan mata dan nafsu
dalam mencari pasangan hidupnya.
Tamar adalah menantu Yehuda. Anak-anak Yehuda adalah Er, Onan dan
Syua. Mereka rupanya tidak dibesarkan di dalam takut akan Tuhan alias hidup
secara kafir. Bisa jadi Yehuda begitu sibuk mencari uang pagi hingga malam,
dan anak-anak mereka bertumbuh dalam pengaruh kehidupan yang sekuler.
Er mati dihukum Tuhan karena kejahatannya dan tidak meninggalkan
seorang anak dari Tamar. Onan pun adiknya mati setelah tidak lama dikawinkan
dengan Tamar oleh Yehuda. Ini juga karena kejahatan Onan di mata Tuhan.
Sebenarnya ada ketakukan dari Yehuda bahwa ada yang tidak beres dari tubuh
Tamar. Mungkin terkutuk.
Bukankah ini juga menjadi banyak pergumulan pasutri di jaman ini. Ketika
Istri tidak juga mengandung, maka seringkali istrilah yang disalahkan karena
mandul. Jarang diperiksa bahwa ada kemungkinan suami yang mandul. Tamar
sudah kawin dengan Er dan Onan, namun tidak mengandung. Padahal
sesungguhnya merekalah yang mandul.

Kehidupan Tamar adalah pelajaran bagi semua wanita yang hendak dan
berencana untuk membentuk suatu keluarga. Tidak menjamin bila pasangan
sudah satu gereja atau satu agama hidup rumah tangganya pasti akan berhasil.
Tidak menjamin calon pasangan yang aktif di gereja dan menjadi kepengurusan
suatu pelayanan/komisi/bidang/departemen, pasti adalah pasangan hidup
seiman dan takut akan Tuhan. Haruslah banyak dilihat dalam kehidupan
keseharian dan digumulkan bersama dengan Tuhan.
Tamar menikahi orang yang salah, di keluarga yang tidak tepat dan harus
menanggung kerugian dalam hidupnya. Boleh dikatakan mertuanya adalah
Kristen KTP, suaminya juga bahkan jahat di mata Tuhan. Jadi, bagaimana?
Mulailah dengan diri kita sendiri, keluarga kita. Akarnya adalah hidup di
dalam Tuhan atau hidup menuruti keinginan daging. Jika keluarga tidak di
bawah pada persekutuan dengan Tuhan, jika anak-anak tidak di bawa pada
hidup takut akan Tuhan, maka kehidupan dapat dipastikan lebih sengsara dan
menyakitkan.

Lanjutkan dengan memilih pasangan hidup yang takut akan Tuhan, ini
adalah permulaan hidup rumah tangga yang baik. Sediakan waktu untuk berdoa
dan membaca buku-buku rohani seputar keluarga Kristen oleh para pakar
psikologi Kristen. Berkonsultasilah dengan pendeta/rohaniwan yang Anda
percayai, ambil waktu untuk diskusi dengan calon pasangan Anda tentang nilai
dan prinsip-prinsip hidup. Doa saya, Anda yang akan menikah atau memilih
pacar, dapat menemukan pasangan hidup yang tepat di dalam Tuhan. Selamat
melanjutkan hidup!

Anda mungkin juga menyukai