Anda di halaman 1dari 7

AGUSTUS 2017

TEMA : PERLENGKAPAN SENJATA ALLAH

NATS ALKITAB :(EFESUS 6:10-20)

SASARAN : SISWA/I SMP METHODIST BANDA ACEH

PESERTA : 100 orang

JUMLAH PERTEMUAN : 4X PERTEMUAN

PENDAHULUAN :

Pentingkah perlengkapan senjata rohani? Apa perbedaan antara kita menggunakannya dan tidak?
Apakah itu cukup kuat menolong kita berjuang melawan dosa? Apakah harus menggunakan
semuanya? Apa tidak cukup kalau kita menggunakan sebagian dan tidak menggunakan yang
lain? Apa untungnya kita menggunakan perlengkapan ini?

ISI :

Terlebih dahulu bacalah Efesus 6:10-20. Perhatikan 2 ayat ini :

 Ayat 11 “Kenakanlah seluruh senjata Allah supaya kamu dapat bertahan melawan tipu
daya Iblis”.
 Ayat 13 “Sebab itu ambilah seluruh perlengkapan senjata Allah supaya kamu dapat
mengadakan perlawanan pada…..”

Ayat 11 menggambarkan tindakan pasif (bertahan) dan ayat 13 menggambarkan tindakan yang
aktif (Mengadakan perlawanan). Yang menarik dari kedua ayat itu, baik bertahan maupun
mengadakan perlawanan, ternyata Paulus tetap memberi pesan untuk mengenakan seluruh
perlengkapan senjata Allah. Apa artinya? Artinya dalam perjuangan kita melawan kuasa Iblis,
aspek bertahan dan menyerang merupakan satu kesatuan. Kita tidak akan bisa menang hanya
dengan bertahan. Tapi kita tidak mungkin menang juga hanya dengan menyerang tanpa berpikir
untuk bertahan. Dalam peperangan-peperangan, maupun dalam pertandingan olahraga seperti
sepakbola, aspek menyerang dan bertahan harus dijalankan bersama jika kita ingin menang.
Untuk menggunakan seluruh senjata itu dengan benar tentu saja tidak mudah. Seorang prajurit
tentu harus dilatih untuk terbiasa menggunakan pedang dan perisai. Senjata-senjata itu tidak bisa
hanya kita pegang tanpa melatihnya. Tapi ketika kita berhasil menguasainya, bukan berarti kita
hebat. Kita lihat pada ayat 10 “Hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan
kausa-Nya”. Artinya tentu saja kemampuan kita adalah di dalam TUHAN. Bukan dalam
kekuatan kita sendiri. Melalui ayat-ayat ini Paulus ingin menjelaskan pada ayat-ayat selanjutnya
begaimana Perlengkapan senjata ini membawa kita pada pengandalan akan TUHAN.

Berikatpinggangkan kebenaran (ayat 14).

Apa maksudnya? Kenapa kebenaran dipakai sebagai ikat pinggang? Apa manfaat ikat pinggang?

 Menjaga agar pakaian tetap pada posisinya. Bayangkan kalau celana longgar dan tiba2
jatuh? Bukankah itu mempermalukan? Bukan hanya mempermalukan, tapi itu akan
sangat mengganggu kita dalam pertempuran. Dari sini bisa diambil kesimpulan,
kebenaran membuat sesuatu tetap pada posisi yang seharusnya. Justru ketika kita tidak
mengenakan kebenaran, akibatnya bisa saja mempermalukan diri kita sendiri. Ikat
pinggang yang tidak terpasang dengan benar, bisa mengacaukan “Baju Zirah”. Dan tentu
saja akan menghambat kita dalam peperangan rohani.
 Berpengaruh pada kerapian/penampilan. Ketika kita mempertahankan kebenaran, itu
akan terlihat di mata orang. Pasti orang akan melihat perbedaannya. Dan itu
mempengaruhi cara orang memandang diri kita dan memandang Kristus.
 Memberi rasa nyaman pada pemakai. Seharusnya ketika kita melakukan kebenaran,
justru kita merasa nyaman. Karena kita melakukan kehendak yang seharusnya. Dunia
saat ini seolah-olah telah terbalik. Ketika kita melakukan yang benar, justru kita dianggap
aneh. Bukankah kita sering mendengar istilah “semua orang juga melakukannya”?. Saat
ini banyak sekali daerah abu-abu. Akhirnya ketidakbenaran menjadi sesuatu yang lumrah.
Misalkan seks bebas menjadi sesuatu yang lumrah. Akibatnya, orang-orang yang
berusaha menjaga kekudusan seksualnya seringkali justru merasa “tidak nyaman”, karena
kata-kata “semua orang juga melakukannya”. Aneh bukan?
Berbajuzirahkan keadilan (ayat 14)

Apa manfaat Baju Zirah?

Yang terutama adalah melindungi diri kita dari senjata lawan. Apa kaitannya dengan keadilan?
Apa makna adil? Adil tidak selalu berarti sama untuk semua orang, tapi lebih tepat masing-
masing orang memperoleh sesuai dengan kapasitas dan kebutuhannya. Apa bahayanya jika kita
tidak melakukan keadilan? Apa dengan tidak melakukan keadilan kita jadi lebih mudah diserang
oleh iblis? Mungkin secara tidak langsung. Kita sebagai orang Kristen ngomong mengenai
keadilan tapi tidak berlaku demikian, bukankah tidak menjadi kesaksian? Tapi itu dampak tidak
langsung. Mungkin juga dalam arti lain. Ketika kita tidak berlaku adil, memancing permusuhan
diantara orang-orang yang seharusnya kita perlakukan adil. Akhirnya iblis bisa merusak banyak
hal. Contohnya perlakuan yang berbeda Abraham terhadap Ismail dan Ishak, perlakuan berbeda
Ishak terhadap Esau dan Yakub, perlakuan berbeda Yakub terhadap Yusuf dan saudara-
saudaranya, ternyata berpengaruh, bahkan sampai zaman sekarang. Dimulai dari ketidakadilan,
mengakibatkan permusuhan, bahkan peperangan turun temurun. Jadi hati-hati terhadap tindakan
kita. Karena kita tidak tahu betapa besar dampak yang bisa dihasilkan dari ketidakadilan.

Ketidakadilan sangat berpotensi merusak persekutuan Kristen. Itu bisa menjadi titik lemah bagi
serangan iblis untuk mengacaukan semuanya.

Kaki yang berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil Damai Sejahtera (ayat 15)

mungkin ini yang paling jelas. Kenapa bagian memberitakan injil diumpamakan sebagai kasut?
Dengan kata lain alas kaki? Bayangkan kalau dalam tiap langkah hidup kita selalu ada jejak-
jejak pemberitaan injil itu? Kaki untuk berjalan. Memberitakan injil membutuhkan keberanian
untuk berjalan. pergi. Tapi kenapa bukan diibaratkan dengan mulut tapi dengan kaki? Padahal
memberitakan injil bisa lewat mulut? Tidak juga. Artinya jauh lebih dalam ketika diletakan pada
kaki. Kemanapun orang Kristen melangkah, seharusnya ada jejak-jejak pemberitaan injil.
Kalau mulut, ada pilihan untuk digunakan atau tidak. Sedangkan kaki? Pilihannya 1.
meninggalkan jejak. Meninggalkan jejak tidak selalu berarti kita harus berkata-kata tentang
Kristus kepada siapapun yang kita temui. Tapi apakah lewat kehadiran kita orang lain bisa
melihat “jejak Kristus” itu? Apakah ada perbedaan yang akhirnya membuat orang-orang
bertanya-tanya, apa yang menyebabkan kita “berbeda”? Dan tentu saja akan jadi kesaksian kalau
mereka tahu bahwa kita adalah Kristen. Pengikut Kristus.

Perisai Iman (ayat 16)

“dalam segala keadaaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan
dapat memadamkan semua panah api si jahat.”

Perisai, sesuai dengan fungsinya untuk melindungi dari serangan musuh. Iman di sini
ditempatkan sebagai perisai yang mampu melindungi dari serangan iblis. Bagaimana caranya
iman bisa melindungi?Misalnya ketika kita jatuh dalam dosa, seringkali kita merasa tidak layak
untuk datang kepada TUHAN. Pada kondisi seperti itu iblis bisa saja mengintimidasi kita untuk
tidak datang, dan akhirnya makin jauh dari TUHAN. Tapi ternyata lebih baik kalau kita tetap
datang dan mengakui di hadapan TUHAN, serta memiliki iman bahwa Dia akan mengampuni
kita, disertai komitmen untuk kembali berjalan pada kehendak-Nya. Tapi apa hanya itu? Itu
kondisi ketika kita sudah jatuh. Coba lihat teladan Kristus. Kenapa Yesus mampu mengalahkan
serangan Iblis? Apa sekedar karena pengetahuan akan firman TUHAN? Tidak. Pengetahuan
akan firman TUHAN memang membantu. Tapi itu bukan satu-satunya kunci kemenangan
Kristus. Kunci kemenangan Kristus ada pada iman-Nya, sehingga menjadi kuat untuk bertahan
atas serangan iblis. Yesus bertahan dalam iman

Ketopong Keselamatan dan Pedang Roh (Ayat 17-18)

“Dan terimalah ketopong keselamatan dan Pedang Roh, yaitu Firman Allah, dalam segala doa
dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu
dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang kudus”

apa fungsi ketopong? Melindungi bagian yang mengontrol segala sesuatu dari tubuh. Kepala.
Apa artinya? Ketika kamu belum mengenakan ketopong itu, jangan berharap kamu bisa
mengontrol dengan baik perilaku tubuhmu dan keingingan-keinginanmu, karena dosa masih
menguasai kita. Artinya dengan menerima keselamatan dalam Kristus, merupakan modal awal
yang berharga untuk menang terhadap kuasa iblis. Mana mungkin orang yang belum selamat
bisa menang terhadap iblis?
Bagaimana dengan pedang Roh? Di sini yang menjadi pedang Roh adalah firman Allah, doa dan
permohonan.

Firman Tuhan menjadi kekuatan yang sangat berharga untuk bertahan dan menyerang seperti
pedang. Ingat, Tuhan Yesus dalam pencobaan di padang gurun selalu menjawab tipu daya iblis
dengan firman Tuhan.

Bukan hanya firman saja. Tapi juga doa dan permohonan. Di sini dikatakan doa dan permohonan
yang tidak putus-putus. Jadi senjata untuk menyerang balik iblis adalah firman TUHAN dan doa.
“Berdoalah setiap waktu didalam Roh”. Setiap waktu? Apa artinya selalu? ya. Tentu saja. Iblis
selalu menunggu waktu yang tepat untuk menyerang. Kalau kita tidak selalu siap, pasti mudah
untuk diserang.

“berjaga-jagalah di dalam doamu dengan permohonan yang tak putus-putus untuk segala orang
kudus.”. ini pentingnya mendoakan orang-orang dalam komunitas rohani. Karena semuanya
sedang berperang dengan perangnya masing-masing.

PENUTUP/TUJUAN :

Alkitab sudah menyediakan senjata yang komplit untuk menghadapi peperangan rohani.
Walaupun itu sudah kita kenakan, tapi seperti tadi dikatakan di awal, tidak akan efektif tanpa
latihan. Mari kita melatih diri kita dengan penuh kedisiplinan untuk menggunakan perlengkapan
senjata Allah.
SEPTEMBER 2017
Tema : Hidup dalam iman

Nats Alkitab : 1 Yohanes 5:4 “sebab semua yang lahir dari Allah, mengalahkan dunia. Dan
inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita.”

Sasaran : Siswa SMP Kristen yang bersekolah di Negeri

Jumlah Peserta : 23 peserta

Jumlah Pertemuan : 2x pertemuan

Pendahuluan :

Tentu kita semua pernah mendengar kalimat “hidup adalah perjuangan”. Alkitab mengajarkan bahwa
kita berada dalam pertempuran. Alternatifnya jelas, di satu sisi ada kekalahan, disisi lain ada
kemenangan. Pilihannya adalah antara menjadi seorang “pecundang”, orang yang selalu dikuasai
keadaan, atau menjadi “pemenang”, orang yang menguasai dan mengatasi keadaan. Atau dengan kata
lain kita dapat diatasi atau kita bisa mengatasi.

Isi :

Musuh jiwa kita, yaitu Iblis, telah dan sedang mengerahkan semua kekuatan jahatnya untuk tujuan
tunggal yaitu, mengalahkan iman kita. Di sisi lain, Tuhan telah menempatkan strategi untuk kita gunakan
agar dapat menjadi seorang “pemenang”. Di tengah arena pertandingan, seseorang harus tahu terlebih
dahulu: kekuatan musuh yang dihadapi dan kekuatannya untuk menghadapi musuh. Demikian pula kita
sebagai anak-anak Allah yang setiap saat hidup di kancah pertandingan dunia. Kita bersyukur karena ada
yang mengontrol pertandingan ini, yakni Allah yang berdaulat mengizinkan setiap tantangan yang kita
hadapi, bersama itu pula Allah memberikan kekuatanNya sehingga kita pasti menang. Kemenangan ini
pasti karena Allah sendiri yang berperang melawan kuasa dunia. Setiap anak Allah diberi kuasa untuk
menang, inilah iman kita kepada Yesus Kristus, Anak-Nya. Memiliki iman berarti memiliki relasi dengan
Yesus Anak Allah.

Untuk dapat mengatasi dunia ini kita membutuhkan lebih dari usaha sendiri. Kenyataan yang
mengagumkan adalah bahwa kita telah diubah pada inti dari keberadaan kita. Kita telah diubah, dari
makhluk yang terlahir untuk kalah, menjadi makhluk yang diubahkan untuk menang. Kita telah erat
bersatu dengan Juruselamat kita, yang telah mengalahkan dunia.

Tuhan Yesus telah mengalahkan musuh manusia yang paling ditakuti yaitu kematian. Logikanya, jika
kematian dapat dikalahkan-Nya, apalagi hal-hal lainnya. Seandainya saat ini kita berada dalam berbagai
penderitaan, kesusahan dan pengalaman berat, bersyukurlah! Mengapa bersyukur? Karena iman yang
kita miliki adalah iman yang mengalahkan dunia.

Berbagai macam bentuk tantangan seringkali kita hadapi dalam arena pertandingan dunia, yang
bertujuan mengalahkan kita, supaya kita tetap bertahan dalam kehidupan lama, agar tidak mampu
memperjuangkan kehidupan yang berkemenangan dalam iman. Kegagalan demi kegagalan membuat
kita lelah, putus harapan, dan kehilangan daya juang untuk mengambil peran sebagai pahlawan iman.
Arus dunia semakin deras menentang iman kekristenan, bukan saja dari kalangan non Kristen, tetapi
justru dari kalangan kita sendiri.
Banyak kita temui mahasiswa/i Kristen yang terlibat narkoba, tawuran, pergaulan bebas; banyak
karyawan/ti Kristen yang memanipulasi waktu, uang dan jabatan; banyak pedagang Kristen yang tidak
jujur; banyak hamba Tuhan yang mengejar popularitas dan kesuksesan; banyak aktivis Kristen yang
menjadi batu sandungan. Terbuka pada kenyataan ini kita menyadari betapa lebih beratnya perjuangan
anak-anak Allah ditengan dunia sekuler, menentang kristen-kristen yang berkompromi dengan dosa.
Masih sanggupkah bertahan dalam arus dunia yang akan semakin deras dan gencar? Sesungguhnya ini
bukan pilihan tetapi konsekuensi anak-anak Allah yang memang rindu mempertahankan imannya dan
jaminan kepastian kemenangan sudah disediakan bagi yang mau setia melakukan perintah-perintahNya.
Jangan mundur dan menyerah kalah sebelum perjuangan ini selesai, kehidupan kekal menanti disana,
hidup selamanya bersama Dia yang mengasihi kita.

Sebagai anak-anak Allah, kita memiliki Tuhan Yesus Kristus yang telah mengalahkan dunia. Jangan
biarkan salib Kristus sia-sia karena kita menyerah dalam peperangan iman. Amin!

Pertanyaan untuk diskusi:

1. Untuk memiliki iman, kita harus mempunyai relasi dengan Tuhan. Apakah saudara/i sudah
menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat untuk memperbaharui relasimu dengan
Tuhan?
2. Hal apa yang dapat menghalangi pertumbuhan imanmu?
3. Bagaimana cara kamu menghadapinya sesuai Firman Tuhan yang kamu pelajari hari ini?
4. Apa yang akan kamu lakukan ketika gagal melakukan firman Tuhan?

Anda mungkin juga menyukai