PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui klasifikasi dari tanaman Binahong.
2. Untuk mengetahui penyebaran tanaman binahong di Indonesia.
3. Untuk mengetahui budidaya dari tanaman Binahong.
4. Untuk mengetahui kandungan dari tanaman Binahong.
5. Untuk mengetahui kegunaan tanaman Binahong di Masyarakat.
6. Untuk mengetahui uji aktivitas dari tanaman Binahong.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Akar
Tanaman binahong mempunyai akar tunggang yang berdaging lunak dan
berwarna coklat kotor.
B. Rhizoma
Tanaman binahong memiliki rhizoma. Rhizoma adalah batang beserta daun
yang terdapat di dalam tanah, bercabang-cabang dan tumbuh mendatar, dari ujungnya
dapat tumbuh tunas yang muncul di atas tanah dan dapat merupakan 17 suatu
tumbuhan baru.
Batang lunak, silindris, saling membelit, berwarna merah, bagian dalam
solid, permukaan halus, kadang membentuk semacam umbi yang melekat di ketiak
daun dengan bentuk tak beraturan dan bertekstur kasar.
Rhizoma adalah penjelmaan dari batang dan bukan akar, yang memiliki ciri-
ciri sebagai berikut :
1 1. Beruas-ruas, berbuku-buku, akar tidak pernah bersifat demikian.
2 2. Berdaun, tetapi daunnya telah menjelma menjadi sisik-sisik.
3 3. Mempunyai kuncup-kuncup.
4 4. Tumbuhnya tidak ke pusat bumi atau air, terkadang tumbuh ke
5 atas, muncul di atas tanah.
6 Rhizoma berfungsi sebagai alat perkembangbiakan dan tempat penimbunan
zat-zat cadangan makanan (Ari Setiaji, 2009).
7
8
9 C. Daun
10 Tanaman binahong berdaun tunggal, bertangkai sangat pendek
(subsessile), pertulangan menyirip, tersusun berseling, berwarna hijau muda,
berbentuk jantung (cordata), memiliki panjang sekitar 5-10 cm dan lebar sekitar 3-7
cm, helaian daun tipis lemas, ujung runcing, pangkal berbelah, tepi rata atau
bergelombang, dan permukaan halus dan licin (Suyanto, 2009).
11
Gambar 2. Daun Binahong A. Tampak depan B. Tampak belakang
12
(Sumber: Dokumen pribadi)
13
14 D. Bunga
15 Tanaman binahong memiliki bunga majemuk berbentuk tandan atau
malai panjang, bertangkai panjang, muncul di ketiak daun, mahkota berwarna putih
sampai krem berjumlah lima helai tidak berlekatan, panjang helai mahkota sekitar 0,5
– 1 cm dan memiliki bau yang harum (Suyanto, 2009). Menurut Rachmawati 2008,
binahong berbunga dengan bau yang khas, bunga berwarna putih, dan merupakan
bunga majemuk (infloresensi rasemosa) dan jarang berbuah.(Justin, 2005)
16
Gambar 3. Bunga binahon
17
2.2 Luka
Luka adalah suatu kerusakan integritas epitel dari kulit atau terputusnya
kesatuan struktur anatomi normal dari suatu jaringan akibat suatu trauma tajam atau
tumpul, perubahan suhu, zat kimia, ledakan, sengatan listrik atau gigitan hewan. Kulit
memiliki kemampuan untuk memperbaiki dirinya melalui proses penyembuhan luka.
Penyembuhan luka adalah suatu kualitas dari kehidupan jaringan yang berhubungan
dengan regenerasi jaringan. Fase penyembuhan luka diawali dengan proses inflamasi.
(Toban,dkk, 2012)
Fase inflamasi secara klinis ditandai dengan cardinal sign: rubor, calor, tumor,
dolor serta function laesa. Proses ini terjadi segera setelah trauma.Proses
penyembuhan luka tidak hanya terbatas pada proses regenerasi yang bersifat lokal saja
pada luka, tetapi dipengaruhi pula oleh faktor eksternal yaitu factor yang didapat dari
luar penderita yang dapat berpengaruh dalam proses penyembuhan luka, meliputi:
pengobatan, infeksi, dan trauma jaringan. Proses penyembuhan luka bersifat dinamis
dengan tujuan akhir pemulihan fungsi dan integritas jaringan. Dengan memahami
biologi penyembuhan luka, kita dapat mengoptimalkan lingkungan jaringan dimana
luka berada. Salah satunya dengan mencegah kontaminasi pada luka karena
berdasarkan waktu kontaminasi (golden periode) yaitu dimana waktu 6-8 jam setelah
terjadi luka maka bakteri yang ada telah mencapai koloni tertentu dan mengadakan
invasi ke dalam jaringan sekitar luka atau pembuluh darah. Pada kondisi ini luka
disebut sebagai luka infeksi. Banyak cara untuk mencegah luka terhindar dari
kontaminasi bakteri agar tidak menjadi luka infeksi, salah satunya dengan cara
pengobatan tradisional yaitu menggunakan obat herbal yang salah satu kandungannya
adalah antimikroba. (Toban dkk, 2012)
Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang
disebabkan adanya kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia,
listrik, dan radiasi. Kerusakan jaringan yang disebabkan api dan koloid (misalnya
bubur panas) lebih berat dibandingkan air panas. Ledakan dapat menimbulkan luka
bakar dan menyebabkan kerusakan organ. Bahan kimia terutama asam menyebabkan
kerusakan yang hebat akibat reaksi jaringan sehingga terjadi diskonfigurasi jaringan
yang menyebabkan gangguan proses penyembuhan. Lama kontak jaringan dengan
sumber panas menentukan luas dan kedalaman kerusakan jaringan. Semakin lama
waktu kontak, semakin luas dan dalam kerusakan jaringan yang terjadi (Moenadjat,
2003).
Kulit dengan luka bakar akan mengalami kerusakan pada epidermis, dermis
maupun jaringan sebkutan tergantung faktor penyebab dan lamanya kulit kontak
dengan sumber panas atau penyebabnya. Dalamnya luka bakar akan mempengaruhi
kerusakan atau gangguan integritas dan kematian sel. (Moenadjat, 2003).
Kedalaman luka bakar ditentukan oleh tingginya suhu dan lamanya pajanan
tingginya suhu. Luka bakar dibedakan atas beberapa jenis (Moenadjat, 2003), yaitu:
a. Sistematika Tanaman
b. Nama Lain
Anredera cordifolia (Ten.) Steenis memiliki nama lain, yaitu
Boussingaultiagracilis Miers, Boussingaultia cordifolia, Boussingaultia
baselloides ( Pink,2008).
c. Nama Daerah
Anredera cordifolia (Ten.) Steenis memiliki nama daerah yaitu:
Indonesia (binahong), Cina (teng sar chi), Inggris (madeira vine). (pink,
2008)
2.2 Penyebaran Tanaman Binahong di Indonesia
A. Saponin
Saponin adalah glikosida triterpena dan sterol yang telah terdeteksi dalam lebih
dari 90 suku tumbuhan. Saponin merupakan senyawa aktif permukaan dan bersifat
seperti sabun, serta dapat dideteksi berdasarkan kemampuan membentuk busa dan
menghemolisis sel darah. Triterpen tertentu terkenal karena rasanya,terutama
kepahitannya. Pencarian saponin dalam tumbuhan telah dirangsang oleh kebutuhan
akan sumber sapogenin yang mudah diperoleh. Saponin dan glikosida sapogenin
adalah salah satu tipe glikosida yang tersebar luas dalam tumbuhan. Dikenal dua
macam saponin, yaitu glikosida triterpenoid alkohol dan glikosida dengan struktur
steroid. Kedua saponin ini larut dalam air dan etanol tetapi tidak larut dalam eter
(Robinson, 1995).
Saponin merupakan senyawa aktif permukaan yang kuat dan menimbulkan
busa jika dikocok di dalam air. Saponin bekerja sebagai antimikroba dengan
mengganggu stabilitas membran sel bakteri sehingga menyebabkan sel bakteri menga
lamilisis
B. Flavonoid
Senyawa fenol meliputi aneka ragam senyawa yang berasal dari tumbuhan,
yang mempunyai ciri sama yaitu cincin aromatik yang mengandung satu atau dua
penyulih hidroksil. Senyawa fenol cenderung mudah larut dalam air karena umumnya
sering kali berikatan dengan gula sebagai glikosida, dan biasanya terdapat dalam
vakuola sel. Beberapa ribu senyawa fenol telah diketahui strukturnya. Flavonoid
merupakan golongan terbesar, tetapi fenol monosiklik sederhana, fenil propanoid,dan
kuinon fenolik juga terdapat dalam jumlah yang besar. Beberapa golongan bahan
polimer penting dalam tumbuhan seperti lignin, melanin, dan tanin adalah senyawa
polifenol (Harborne, 1987).
C. Minyak atsiri
Minyak atsiri dapat bersumber pada setiap bagian tanaman yaitu dari
daun,bunga, biji, batang atau kulit dan akar atau rhizoma. Minyak atsiri disebut juga
minyak eteris yaitu minyak yang mudah menguap dan diperoleh dari tanaman dengan
cara penyulingan, biasanya tidak berwarna terutama bila masih dalam keadaan segar,
setelah terjadi proses oksidasi dan pendamaran makin lama akan berubah menjadi
gelap, untuk menghindarinya harus disimpan dalam keadaan penuh dan tertutup rapat
(Guenther, 1987).
D. Asam oleanolik
E. Asam askorbat
G. Alkaloid
Tanaman ini memiliki berbagai Kasiat yang sangat berguna bagi kesehatan
tubuh kita. Hal ini karena tanaman ini kaya akan kandungan asam askorbat, asam
oleanolik,alkaloid, minyak atsiri, terpenoid, flavonoid, dan saponin. yang secara klinis
memang berguna untuk tubuh manusia. Berikut ini beberapa Manfaat Daun Binahong
bagi Kesehatan Tubuh diantaranya untuk penyakit dalam, Mempercepat pemulihan
kesehatan setelah operasi, melahirkan, khitan, segala luka-luka dalam, radang usus.
Melancarkan dan menormalkan peredaran dan tekanan darah. Mencegah stroke,
Mencegah Tumor dan Kanker Mencegah Rheumatik, flu tulang dan sakit Persendian.
Menambah dan mengembalikan vitalitas daya tahan tubuh. Wasir (ambeien)
Menurunkan Gula darah & Kolesterol serta kadar Asam Urat dalam Tubuh
Melancarkan buang air kecil, buang air besar. Sakit perut, Maag dan membantu
menambah nafsu makan. Khasiat Daun Binahong untuk penyakit luar diantaranya
yaitu untuk sariawan berat, mimisan, gatal-gatal, penghangat badan, membantu
menghilangkan flek dan bekas luka di kulit, menghilangkan jerawat pada wajah. Akan
tetapi daun binahong lebih dominan untuk penyembuhan luka dikarekan kandungan
kimianya.
Pada penelitian ini didapatkan perbedaan yang jelas antara penyembuhan luka
yang diberi daun binahong dan yang tidak diberi daun binahong yaitupembentukan
jaringan granulasi yang lebihbanyak dan reepitelisasi terjadi lebih cepat dengan
menggunakan daun binahong dibandingkan dengan tidak menggunakan
daunbinahong.
Penyembuhan luka kulit kelinci hari ke-5. Luka yang tidak diberi daun
binahong (panah biru), luka yang diberi daun binahong (panah hijau).
Penyembuhan luka kulit kelinci hari ke-14. Luka yang tidak diberi daun
binahong (panah biru), luka yang diberi daun binahong (panah hijau).
b. Pengobatan luka infeksi Staphylococcus aureus (Waluyo, 2001)
Pada saat pengobatan luka infeksi Staphylococcus aureus dengan
pemberian ekstrak daun binahong akan bereaksi dengan bakteri tersebut. Hal
ini akan menyebabkan pertumbuhan dan perkembangbiakan bakteri terhambat.
Tehambatnya perkembangan mikroba akan berperngaruh terhadap
perkembangan kerusakan jaringan yang berkurang selanjutnya proses
penyembuhan luka dapat dipercepat. Kandungan air yang cukup tinggi pada
daun binahong akan mengkondisikan luka dalam keadaan lembab dan
mendukung proses pertumbuhan jarngan baru atau proses granulasi dan
epitelisasi jaringan.
c. Pengobatan luka bakar derajat II pada tikus putih dengan membandingkan
pemberian topical daun binahong dan hidrogel (persada dkk, 2009)
Enam ekor tikus masing-masing diberi tiga perlakuan. Perlakuan terdiri
atas kelompok kontrol (K1), binahong (K2), dan hidrogel (K3). Setelah 14
hari, dilakukan pengukuran diameter luka dan sampel diambil
untukpemeriksaan mikroskopis Secara makroskopis didapatkan rata-rata
persentase kesembuhan pada K1: 25,9%, K2:69,96, dan K3: 60,67%.Pada
pemeriksaan mikroskopis didapatkan rata-rata skor pada K1: 3,7, K2: 4,5, K3:
4,5. Kesimpulannya adalah tingkat kesembuhan luka bakar derajat II dengan
pemberian binahong lebih tinggi dibandingkan hydrogel pada gambaran
makroskopis namun tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pada
gambaran mikroskopis.
.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Penggunaan obat tradisional, seperti tanaman binahong yang berkhasiat
obat tetap berlangsung di zaman modern ini,. Hal ini menandai kesadaran
masyarakat untuk kembali ke alam (back to nature) dalam rangka mencapai
kesehatan yang optimal dan untuk mengatasi berbagai penyakit secara alami.
Dalam upaya mencegah kematian sel dan mempercepat penyembuhan berbagai
jenis luka dan penyakit lainya masyarakat dapat memanfaatkan tanaman binahong.
Berdasarkan pengalaman masyarakat menggunakannya dengan cara tradisional,
yaitu dengan menumbuk daun binahong dan ditempelkan pada bagian yang sakit
atau membasuh luka dengan air rebusan daun binahong.
4.2 Saran
Diharapkan Mahasiswa/Mahasiswi setelah mempelajari tentang obat
herbal tanaman Binahong diharapkan mahasiswa mampu mengetahui tentang
manfaat tanaman binahong dalam pengobatan secara herbal untuk mengatasi
berbagai penyakit
DAFTAR PUSTAKA
Moenadjat, Yefta. 2003. Luka Bakar: Pengetahuan Klinis Praktis. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia
OBAT HERBAL BINAHONG
Disusun
ROCHYATUN ,AMK
2019
24