Anda di halaman 1dari 5

Hasil Analisis Jurnal: Sistem Pencernaan

Acupressure On Zusanli (St36) And Taibai (Sp3) in Reducing


Nausea for Patients with Dyspepsia
at Banyumas Hospital

Kelompok VIII Profesi Ners angkatan XI UIN Alauddin Makassar.

Judul Jurnal: Acupressure On Zusanli (St36) And Taibai (Sp3) in Reducing


Nausea for Patients with Dyspepsia at Banyumas Hospital

Kata kunci : Acupressure, nausea, dyspepsia

Penulis : Rizky Oktaviani, Mardiyono, Deny Achiriyati,


Analisator : Kelompok VIII Profesi Ners angkatan XI UIN Alauddin
Makassar.

Telaah Step 1 :

Problem
Mual adalah sensasi tidak menyenangkan di

belakang tenggorokan dan epigastrium, yang sering

menyebabkan muntah. Pasien dispepsia biasanya

mengalami masalah pencernaan dan menyebabkan

mual sebagai gejala utama pada pasien dispepsia

(Marcellus, 2009).
Perlakuan umum mual pada pasien
dispepsia yaitu farmakologis dan terapinon-
farmakologis. Terapi farmakologis meliputi obat

Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Kelompok VIII Angkatan XI Tahun 2016
antiemetik untuk mual, seperti ranitidine, dan
Ondansetron. Terapi non-farmakologis untuk mual
bisa menjadi terapi musik, akupunktur, akupresur
dan relaksasi.

Akupresur adalah pijat dengan jari untuk


memberikan stimulus pada titik tertentu
dipermukaan tubuh. Akupresur adalah terapi
pelengkap dengan intervensi non-invasif, aman,
tanpa efek samping dan kemudian dilakukan mudah
oleh publik (Kashanian & Shahali, 2009).

Akupresur di Zusanli (ST 36) dan Taibai


(SP3) adalah titik meridian untuk pencernaan dan
limpa, lokasi kaki dapat mengurangi rasa mual.

Adapun problem dari jurnal ini adalah


untuk mengevaluasi efek dari akupresur dalam
mengurangi rasa mual bagi penderita dispepsia.

Intervensi Dari jurnal ini, intervensi yang dilakukan


pada responden yaitu terbagi 2. Responden
dikelompokkan menjadi 2, dimana kelompok 1
adalah kelompok intervensi yang mendapatkan
intervensi standar (obat antiemetik) ditambah
akupresur, Akupresur yang dilakukan antara 4-5 jam
setelah pemberian obat antiemetik, intervensi
akupresur dilakukan dengan melakukan
pemijatan/massage di garis meridian gastrointestinal
di bawah lutut sampai jari kaki pada sisi lateral
selama 2,5 menit dan akupresur dengan jarum jam di
Zusanli (ST36) dibawah lutut selama 5 menit, dan
massage/pijat pada garis meridian limpa dari ibu jari
sampai di bawah sendi lutut pada sisi medial selama
2,5 menit dan akupresur dengan Clock pada Taibai

Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Kelompok VIII Angkatan XI Tahun 2016
(SP3) sendi lutut -bawah selama 5 menit. Seluruh
prosedur akupresur berlangsung selama 30 menit.

Kelompok 2 adalah kelompok kontrol yaitu


kelompok yang mendapatkan intervensi standar
berupa pemberian obat antimietik yaitu ranitidin dan
ondansentron untuk mengatasi mual.

Comparation intervensi
Dalam penelitian ini tidak terdapat intervensi

pembanding.

Outcome
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi

penurunan intensitas mual pada kelompok intervensi

dan kelompok kontrol. Berdasarkan hasil analisis T-

test berpasangan, intervensi akupresur di Zusanli

(ST 36) dan Taibai (SP 3) berkurang secara

signifikan mual pada pasien dispepsia kelompok

intervensi (p = 0.00) namun, di kelompok kontrol

mual juga menurun secara signifikan (p = 0.00) yang

mungkin dipengaruhi oleh obat antiemetik.

Pada kelompok intervensi intensitas mual

sebelum intervensi akupresur adalah 6, 27 setelah

intervensi akupresur adalah 2,47. Sedangkan


intensitas mual pada kelompok kontrol sebelum

pemberian obat adalah 6,47 setelah pemberian obat

adalah 4,47.

Hasil uji analisis Mann Whitney didapatkan

nilai p = 0,004 yang menunjukkan bahwa akupresur


di Zusanli (ST 36) dan Taibai (SP 3) antara
kelompok efektif untuk mengurangi rasa mual pada

Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Kelompok VIII Angkatan XI Tahun 2016
pasien dispepsia.

Telaah Step 2 :

Recruitment Penelitian ini adalah Quasi eksperimental


pretest-posttest control group design. Penelitian
dilakukan di bangsal medis di rumah sakit Banyumas
dari Januari sampai Maret 2013.

Pasien dengan dispepsia yang mengalami


mual memenuhi syarat dalam penelitian. Teknik
pengambilan sampel adalah konsekutif sampling
digunakan untuk mendapatkan 30 responden, 15
responden intervensi dan 15 responden pada
kelompok kontrol.

Maintenance
Akupresur yang dilakukan antara 4-5 jam setelah

pemberian obat antiemetik, intervensi akupresur

dilakukan dengan melakukan pemijatan/massage di

garis meridian gastrointestinal di bawah lutut sampai

jari kaki pada sisi lateral selama 2,5 menit dan

akupresur dengan jarum jam di Zusanli (ST36)

dibawah lutut selama 5 menit, dan massage/pijat

pada garis meridian limpa dari ibu jari sampai di

bawah sendi lutut pada sisi medial selama 2,5 menit

dan akupresur dengan Clock pada Taibai (SP3) sendi

lutut -bawah selama 5 menit. Seluruh prosedur

akupresur berlangsung selama 30 menit.

Measurement 1. Pengukuran variable: Analisis data

Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Kelompok VIII Angkatan XI Tahun 2016
menggunakan uji Paired T- Test dan Uji Mann

Whitney

2. Instrument: Data mual diukur dengan Numerical

Rating Scale mulai 0-10.

Telaah Step 3 (Aplikabilitas) :

Hasil penelitian ini memberikan informasi kesehatan bahwa terapi


akupresur dapat dijadikan sebagai salat satu terapi non-farmakologis. Akupresur
yang dilakukan dengan melakukan pemijatan atau massage pada titik Zusanli (ST
36) dan Taibai (SP 3) dapat mengatasi keluhan mual yang dialami oleh pasien.
Hasil penelitian ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Taspinar
(2010) bahwa terapi akupresur yang dilakukan di titik limpa meridian (SP6) dapat
mengurangi induksi mual pada pasien kemoterapi.
Berdasarkan hasil penelitian diharapkan perawat dapat
mengimplementasikan terapi akupresur pada pasien dengan keluhan mual.

Kelebihan:

 Hasil penelitian ini dapat direkomendasikan dalam melakukan intervensi

keperawatan alternatif untuk mengurangi mual dan muntah pada pasien

dispepsia.

 Hasil penelitian ini mudah diterapkan karena efisien dan ekonomis serta

mudah diaplikasikan.

Kekurangan:
 Penelitian ini tidak menjelaskan berapa kali terapi akupresur dilakukan
dalam seminggu
 Dalam penelitian ini tidak menampilkan kriteria inklusi dan ekslusi dari
responden

Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Kelompok VIII Angkatan XI Tahun 2016

Anda mungkin juga menyukai