Anda di halaman 1dari 10

1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kulit merupakan organ yang menutupi seluruh tubuh manusia,dan
mempunyai daya proteksi terhadap pengaruh luar. Kulit sangat mendukung
penampilan seseorang sehingga perlu dirawat, dipelihara, dan dijaga
kesehatannya. Dengan perawatan dan pemeliharaan, maka penampilan kulit
akan terlihat sehat, terawat, serta senantiasa memancarkan kesegaran
(Wirajayakusuma, 1998).
Proses perusakan kulit yang ditandai oleh munculnya keriput, sisik,
kering, dan pecah-pecah lebih banyak disebabkan oleh radikal bebas. Selain
tampak kusam dan berkerut, kulit menjadi lebih cepat tua dan muncul flek-
flek hitam (Maysuhara, 2009). Salah satu penangkap efek buruk dari radikal
bebas adalah senyawa antioksidan. Penggunaan antioksidan efektif untuk
mencegah kerusakan kulit akibat paparan sinar ultraviolet (UV) atau akibat
proses penuaan. Penggunaannya dapat dilakukan secara oral dan secara
topikal. Antioksidan mampu meredam radikal bebas sehingga mengurangi
terjadinya reaksi oksidasi (Pandel et al. 2013; Dimitrios, 2006).
Sumber antioksidan alami dapat dijumpai didalam tanaman buah ruruhi.
Buah ruruhi (Syzygium polycephalum Merr.) adalah buah dari tanaman liar
suku jambu-jambuan atau Myrtaceae. Kulit buah ruruhi berwarna merah
hingga ungu. Antosianin adalah pigmen yang masuk dalam kelas flavonoid
yang berperan dalam munculnya warna merah, biru dan ungu pada banyak
bunga dan buah (Lima,et al. 2011). Antosianin berpotensi sebagai pewarna
alami (Lee dkk. 2005; Amelia et al. 2013) dan sebagai antioksidan (Lee dkk.
2005).
Saat ini telah dikembangkan pemanfaatan bahan-bahan alam sebagai
sumber antioksidan dalam sediaan kosmetika. Kosmetika adalah bahan atau
sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia
(epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ genital bagian luar), atau gigi, dan
membran mukosa mulut, terutama untuk membersihkan, mewangikan,
mengubah penampilan, dan/atau memperbaiki bau badan atau melindungi
atau memelihara tubuh pada kondisi baik (BPOM RI, 2011).
Kosmetika wajah tersedia dalam berbagai bentuk sediaan, salah satunya
dalam bentuk masker. Bentuk sediaan masker yang banyak terdapat di
pasaran adalah bentuk pasta atau serbuk, sedangkan sediaan masker bentuk
gel masih jarang dijumpai, padahal masker bentuk gel mempunyai beberapa
keuntungan diantaranya penggunaan yang mudah, serta mudah untuk dibilas
dan dibersihkan. Selain itu, dapat juga diangkat atau dilepaskan seperti
membran elastik (Harry,1973).
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka masalah dalam penelitian ini
adalah :
1. Bagaimana memformulasi sediaan masker gel peel-off dari buah ruruhi
(Syzygium polycephalum Merr.) sebagai antioksidan?
2

2. Bagaimana aktivitas antioksidan sediaan masker gel peel-off dari buah


ruruhi (Syzygium polycephalum Merr.)?
1.3 Tujuan
Program penelitian ini bertujuan untuk:
1. Memformulasi sediaan masker gel peel-off dari buah ruruhi (Syzygium
polycephalum Merr.) sebagai antioksidan.
2. Mengetahui aktivitas antioksidan sediaan masker gel peel-off dari buah
ruruhi (Syzygium polycephalum Merr.).
1.4 Luaran yang Diharapkan
Luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah menghasilkan sediaan
masker gel peel-off dari buah ruruhi (Syzygium polycephalum Merr.) sebagai
antioksidan serta penelitian ini dapat dipublikasikan pada jurnal nasional.
1.5 Manfaat
Manfaaat yang diharapkan pada program ini, yaitu:
1. Bagi pemerintah, penelitian ini dapat memberi informasi bagi pemerintah
khususnya pemerintah di Provinsi Sulawesi Tenggara tentang pembuatan
masker gel peel-off dari buah ruruhi (Syzygium polycephalum Merr.).
2. Bagi masyarakat, hasil penelitian ini dapat dipergunakan oleh masyarakat
sebagai antioksidan alami.
3. Bagi mahasiswa, penilitian ini akan memberi wawasan bagi mahasiswa
tentang cara membuat formulasi dari bahan alam dan dapat dipergunakan
seterusnya sebagai bahan penyusunan skripsi.
4. Bagi universitas, hasil dari penelitian ini dapat menjadi publikasi ilmiah
pada jurnal nasional yang akan membawa nama universitas ke publik
nasional.
3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Radikal bebas merupakan senyawa yang sangat reaktif karena memiliki


elektron bebas yang tidak berpasangan (Andayani dkk. 2008). Radikal bebas
yang terlalu banyak dapat memicu stress oksidatif sel, sehingga terjadi
ketidakseimbangan antara radikal bebas dengan antioksidan alami dalam
tubuh. Hal ini dapat menyebabkan penyakit degeneratif seperti hipertensi,
kardiovaskuler, diabetes mellitus, kanker dan gejala penuaan (Juniarti dkk.
2009). Asupan antioksidan eksogen diperlukan, karena membantu
mengembalikan keseimbangan tubuh dan memperlambat proses oksidasi
senyawa radikal bebas. Antioksidan memberikan satu atau lebih atom
hidrogen/elektron kepada radikal bebas sehingga senyawa radikal bebas dapat
lebih stabil (Kuncahyo dan Sunardi, 2009). Antioksidan ini berfungsi untuk
mencegah kerusakan oksidasi pada kulit sehingga penuaan dini dapat teratasi
(Masaki, 2010).
Menurut sumbernya, antioksidan terbagi menjadi dua, yaitu antioksidan
alami dan sintetik (Cahyadi, 2006). Namun, penggunaan antioksidan sintetik
dikhawatirkan dapat bersifat karsinogenik dan toksik dalam dosis yang tinggi
(Fosoyiro et al. 2006). Hal ini yang membuat antioksidan alami mulai
dikembangkan. Buah ruruhi (Syzygium polycephalum Merr.) adalah buah dari
tanaman liar suku jambu-jambuan atau Myrtaceae. Buah, pucuk dan daun
muda Syzygium polycephalum dapat dikonsumsi dan dijadikan sebagai sayur
(Susilo dan Denny, 2016). Berdasarkan hasil Pemisahan kromatografi ekstrak
diklorometan dari daun Syzygium polycephalum mengandung asam ursolat,
asam oleanolik, squalen, dan β-sitosterol (Ragasa et al. 2014). Kulit buah
ruruhi berwarna merah hingga ungu. Antosianin adalah pigmen yang masuk
dalam kelas flavonoid yang berperan dalam munculnya warna merah, biru
dan ungu pada banyak bunga dan buah (Lima,et al. 2011). Menurut penelitian
yang dilakukan oleh Irnawati dkk. (2017) menyatakan buah ruruhi memiliki
aktivitas antioksidan yang kuat.
Umumnya senyawa flavonoid berfungsi sebagai antioksidan primer,
chelator dan scavenger terhadap superoksida anion(Santoso, 2006). Manfaat
utama antosianin sebagai antioksidan dan mencegah radikal bebas (Ahmed
dkk., 2013). Kemampuan antioksidatif antosianin timbul dari reaktifitasnya
yang tinggi sebagai pendonor hidrogen atau elektron, dan kemampuan radikal
turunan polifenol untuk menstabilkan dan mendelokalisasi elektron tidak
berpasangan, serta kemampuannya mengkhelat ion logam (terminasi reaksi
Fenton) (Rice-Evans et al., 1997). Aktivitas antioksidan antosianin
dipengaruhi oleh sistem yang digunakan sebagai substrat dan kondisi yang
dipergunakan untuk mengkatalisis reaksi oksidasi (Pokorny et al., 2001).
Saat ini telah dikembangkan pemanfaatan bahan-bahan alam sebagai
sumber antioksidan dalam sediaan kosmetika. Kosmetika adalah bahan atau
sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia
(epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ genital bagian luar), atau gigi, dan
membran mukosa mulut, terutama untuk membersihkan, mewangikan,
4

mengubah penampilan, dan/atau memperbaiki bau badan atau melindungi


atau memelihara tubuh pada kondisi baik (BPOM RI, 2011).
Kosmetika wajah tersedia dalam berbagai bentuk sediaan, salah satunya
dalam bentuk masker. Bentuk sediaan masker yang banyak terdapat di
pasaran adalah bentuk pasta atau serbuk, sedangkan sediaan masker bentuk
gel masih jarang dijumpai (Harry,1973). Masker peel off merupakan sediaan
kosmetik perawatan kulit yang berbentuk gel dan setelah diaplikasikan ke
kulit dalam waktu tertentu hingga mengering, sediaan ini akan membentuk
lapisan film transparan yang elastis, sehingga dapat dikelupaskan. Masker
peel off memiliki banyak keunggulan dibandingkan masker jenis lain yaitu
sediaannya berbentuk gel yang sejuk mampu merelaksasikan dan
membersihkan wajah secara maksimal dengan mudah (Morris, 1993).
5

BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1 Design Penelitian


Kegiatan ini meliputi dua tahapan, yaitu kegiatan lapangan dan
laboratorium. Kegiatan lapangan dalam rangka pengambilan sampel tanaman.
Sedangkan kegiatan laboratorium meliputi preparasi sampel tanaman,
formulasi, uji stabilitas, dan uji aktivitas.
3.2 Metode Penelitian
1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 5 (lima) bulan. Pengambilan
sampel dilakukan di kebun raya Universitas Halu Oleo Kel. Punggolaka,
Sulawesi Tenggara., Kota Kendari, Provensi Sulawesi Tenggara
sedangkan proses ekstraksi, uji aktivitas antibakteri, formulasi, dan
evaluasi sediaan masker gel peel-off dilakukan di Laboratorium Farmasi
Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo Kendari.
2. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini gelas kimia, gelas ukur,
labu takar, cawan petri, pisau stenlees, batang pengaduk, pipet tetes,
sendok tanduk besi, corong, keranjang, blender, magnetic strirer, Rotary
evaporator, spektrofotometer UV-Vis .
3. Bahan
Bahan –bahan yang digunakan dalam penelitian ini aquades, DPPH,
HMPC, buah ruruhi (Syzygium polycephalum Merr.) propil paraben, metil
paraben, etanol 96%, HCL, Propilenglikol, α-tokoferol, Vit. C.
4. Preparasi Sampel Tanaman
Buah ruruhi yang telah matang panen, dicuci hingga bersih, kemudian
dikeringkan, dikupas kulit buahnya, lalu diblender, setelah diblender
kemudian ditimbang, setelah ditimbang dimasukkan kedalam gelas kimia
untuk dimaserasi 3x1 jam pelarut etanol 96% yang diasamkan dengan
HCl 1%, setelah dimaserasi diambil filtratnya, dimasukkan ke dalam labu
rotary dan di evaporasi menggunakan Rotary Evaporator, menjadi ekstrak
ekstrak kulit buah Ruruhi (Syzygium polycephalum Merr.) yang kental.
6

5. Formulasi
Konsentrasi (%)
Bahan Formula Formula Formula Formula
1 2 3 4
Ekstrak kulit buah Ruruhi 1 5 10 0
PVA 14 14 14 14
HPMC 1 1 1 1
Propilenglikol 15 15 15 15
Propil paraben 0,02 0,02 0,02 0,02
Metil paraben 0,18 0,18 0,18 0,18
Aquades Ad 100 Ad 100 Ad 100 Ad 100

6. Uji Stabilitas
a. Pengujian Organoleptis
Pengujian organoleptik dilakukan dengan mengamati perubahan-
perubahan bentuk, warna, dan bau dari sediaan masker gel (Septiani,
2011).
b. Pengujian Viskositas
Sebanyak 100 ml gel dimasukkan ke dalam gelas beaker 250 ml
kemudian viskositasnya diukur dengan Viscometer Haake, kemudian
diatur spindle dan kecepatannya yang akan digunakan (Septiani, 2011).
c. Pengujian pH
Pengukuran pH sedian dilakukan dengan menggunakan pH meter.
pH sediaan harus sesuai dengan pH kulit yaitu 4,5 6,5 (Tranggono,
2007).
d. Cycling Test
Sampel gel disimpan pada suhu 4oC selama 48 jam dan suhu 40oC
selama 48 jam dilakukan sebanyak 3 siklus dan diamati terjadinya
perubahan fisik dari gel (Butler, 2000).
e. Pengujian Waktu Sediaan Mengering
1 gram gel masker peel-off dioleskan pada kulit lengan dengan
panjang 7 cm dan lebar 7 cm. Kemudian dihitung kecepatan mengering
gel hingga membentuk lapisan film dari gel masker peel-off dengan
menggunakan stop watch (Pertiwi, 2012).
f. Pengujian Daya Sebar
Sebanyak 1 gram gel masker peel-off diletakkan di ats kertas grafik
yang sudah dilapisi plastik transparan kemudian ditutup dengan plastik
trasnparan lain dan diukur diameternya dari lima titik sudut. Beban 19
gram diletakkan di ats lapisan gel, didiamkan selama 1 menit dan
dicatat diameter gel yang menyebar. Kemudian beban 20 gram
7

ditambahkan kembali diatas gel, didiamkan selama 1 menit dan dicatat


diameter gel yang menyebar. Beban 20 gram selanjutnya ditambahkan
diatas gel hingga beban maksimum diatas gel 99 gram dan setiapa kali
beban ditambahkan diatas gel didiambakan selama 1 menit dan dicatat
diameter gel yang menyebar. Dibuat grafik hubungan antara beban dan
laus gel yang menyebar (Voight, 1994).
7. Uji antioksidan Sediaan Masker Peel-Off Ekstrak Kulit Buah Ruruhi
Sebanyak 2,5 g sediaan dilarutkan dengan dengan etanol p.a dalam
labu ukur 25 ml kemudian diaduk hingga homogen untuk membuat larutan
induk 1000 ppm. Setelah itu dibuat beberapa seri konsentrasi larutan
sediaan dari larutan induk 1000 ppm. Campurkan 2 ml masing-masing
larutan sediaan dengan 2 ml DPPH 0,1 mM dalam etanol, dohomogen, lalu
disimpan diruang gelap selama 30 menit. Serapan diukur pada panjang
gelombang maksimum (Kuntorini, 2010). Hasil serapan larutan uji
dibanding dengan hasil serapan vitamin C sebagai kontrol positif (Septiani,
2011).
8

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya


Adapun perkiraan biaya penelitian selama 4 (empat) bulan kerja adalah
sebagai berikut:
No. Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)
1. Peralatan penunjang Rp 2.070.000,-
2. Bahan habis pakai Rp 1.815.000,-
3. Perjalanan Rp 2.000.000,-
4. Lain-lain Rp 1.500.000,-
Jumlah Rp 7.385.000,-

4.2 Jadwal Kegiatan


Bulan
No Jenis Kegiatan
1 2 3 4
1. Persiapan
2. Penyiapanalat/bahan
3. Pelaksanaan Eksperimen
4. Analisis
5. Pengolahan data
6. Interpretasi/referensi
7. Pembuatan laporan
9

DAFTAR PUSTAKA

Andayani R, Lisawati Y, Maimunah. 2008. Penentuan aktivitas antioksidan, kadar


fenolat total dan likopen pada buah tomat (Solanum lycopersicum L).
Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi. 13(1).
Birck C, Degoutin S, Tabary N, Miri V, Bacquet M. 2014. New crosslinked cast
films based on poly (vinyl alcohol): preparation and physico-chemical
properties. Express Polymer Letters. 8(12).
Butler H. 2000. Poacher’s Perfumes, Cosmetics and Soaps 10th Edition. Kluwer
Academic Publishers. London.
Cahyadi W. 2006. Bahan Tambahan Pangan. Bumi Aksara. Jakarta.
Dimitrios B. 2006. Sources of natural phenolic antioxidants. Trends in Food
Science & Technology. 17.
Fosoyiro SB, Adegoke, Idowu OO. 2016. Characterization and partial
purification of antioxidant component of ethereal fractions of
Aframomum danielli. World Chem. 1.
Harry, Ralph G. 1973. Harry’s Cosmeticology. Edisi Keenam. Chemical
Publishing Co., Inc. New York..
Irnawati, Wa Ode SW., Arifah, Anthocyanin Total And Antioxidant Activity of
Ruruhi (Syzygium polycephalum Merr.) Fruits. Pharmacon Jurnal Ilmiah
Farmasi. 6(3).
Juniarti, Osmeli D, dan Yuhernita. Kandungan senyawa kimia, uji toksisitas
(BSLT) dan antioksidan (1,1-diphenyl-2-pikrilhydrazyl) dari ekstrak daun
saga. Makara Sains. 2009;13: 50-4.
Kuncahyo I dan Sunardi. Uji aktivitas antioksidan ekstrak belimbing wuluh
(Averrhoa blimbi, L) terhadap 1,1-diphenyl-2-picrylhidrazil (DPPH).
Prosiding Seminar Nasional Teknologi ISSN 1978-9997. 2007;
Yogyakarta.
Kuntorini, Evi Mintawati, dkk. 2010. Penentuan aktivitas Antioksidan Ekstrak
Etanol Bulbus Bawang Dayak (Eleutherine amercana Merr.). Sains dan
Terapan Kimia. 4(1).
Lima, BJ De A, Angelita DC, Adelir AS, Mariana, PM, Rachel, and Oliveira C.
2011. Anthocyanins, Pigment Stability and Antioxidant Activity in
Jabuticaba [Myrciaria cauliflora(Mart.) O. Berg]. Rev. Bras. Frutic.,
Jaboticabal - SP, 33(3).
Masaki H. 2010. Role of Antioxidants in The Skin: Anti-Aging Effects. Journal
of Dermatological Science. 2010.
Maysuhara, S. 2009. Rahasia Cantik, Sehat dan Awet Muda. Edisi I. Pustaka
Panasea. Yogyakarta.
Pandel R, Borut P, Aleksandar G, Raja D. Skin photoaging and the role of
antioxidants in its prevention. ISRN Dermatology; 2013.
Pertiwi, PT. 2012. Formulasi Gel Masker Peel Off Ekstrak Bongkahan Gambir
(Unicaria gambir Roxb.) dengan Basis Kitosan dan Polivinil Alkohol
(PVA). Skripsi. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
10

Pokorny J, N. Yanishlieva, M. Gordon. 2001. Antioxidants in Food. CRC Press.


Boca Raton Boston New York Washington, DC.
Rice-Evans, C., Miller, N. J., dan Paganga, G. (1997). Antioxidant properties of
phenolic compounds. Trends in Plant Science. 2.
Santoso, U. 2006. Antioksidan. Sekolah PascaSarjana Universitas Gadjah
Mada,Yogyakarta.
Septiani S, N. Wathoni, S.R Mita. 2011. Formulasi Sediaan Masker gel
Antioksidan dari Ekstrak Etanol Biji melinjo (Genatum gnemon Linn.).
Jurnal Unpad. 1(1).
Susilo A, dan Denny. 2016. Keragaman tumbuhan dan potensi pemanfaatan di
kawasan alam sekunder RPH Cisujen KPH Sukabumi, Jawa Barat. Pros
Sem Nas Masy Biodiv Indon. 2(2).
Tranggono, Retno I, Latifah, Fatmah. 2007. Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan
Kosmetik. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Voighr R. 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi Terjemahan. UGM.
Yogyakarta.
Wirajayakusuma, Hembing. 1998. Hidup Sehat Cara Hembing. Cetakan ke-1
Edisi ke-15. Gramedia. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai