Home care saat ini sudah menjadi suatu kebutuhan di kota besar dengan
beberapa kasus yang sering ditemui adalah kesibukan yang tinggi dari
keluarga menyebabkan hanya sedikit waktu yang dapat diberikan kepada
pasien. Salah satu segmen pelayanan home care diantaranya lansia, di
mana lansia adalah manusia yang juga memerlukan teman sehingga
mereka tidak kesepian dan cepat menjadi pikun. Dengan adanya jasa home
care pendamping orang tua (POT) maka para lansia memiliki asisten yang
berfungsi sebagai teman, pendamping, pengasuh yang membantunya dalam
melakukan aktivitas sehari-hari. Dengan memanfaatkan jasa ini, maka orang
tua akan lebih bahagia dan anak-anaknya pun akan lebih tenang untuk dapat
mengerjakan hal lain.
Variasi penyakit yang membutuhkan pelayanan home care adalah mulai dari
kasus sederhana seperti demam tifoid, hingga kasus yang berat seperti
gangguan pernafasan kronik dengan ketergantungan pada alat respirator.
Home care dibutuhkan oleh pasien yang sedang sakit, juga bagi mereka
Sementara hasil kajian Depkes RI tahun 2000 diperoleh data sebagai berikut
: 97,7 % menyatakan perlu dikembangkan pelayanan kesehatan di rumah,
87,3 % mengatakan bahwa perlu standarisasi tenaga, sarana dan
pelayanan, serta 91,9 % menyatakan pengelola keperawatan kesehatan di
rumah memerlukan ijin oprasional.
Petugas laboratorium.
Petugas ahli gizi.
Petugas fisioterafi.
Psikolog dan lain-lain.
2. Klien home care membutuhkan waktu yang relatif lebih banyak untuk
mencapai unit-unit yang terdapat dirumah sakit, misalnya :
Unit diagnostik rontgen
Unit diagnostik CT scan.
Unit diagnostik MRI.
Laboratorium dan lain-lain.
3. Pelayanan home care tidak dapat diberikan pada klien dengan tingkat
ketergantungan total, misalnya: klien dengan koma.
4. Jika pendidikan kesehatan yang dilakukan petugas kesehatan kurang
berhasil maka tingkat keterlibatan anggota keluarga rendah dalam
kegiatan perawatan, dimana keluarga merasa bahwa semua kebutuhan
klien sudah dapat terlayani dengan adanya home care.
c. Klien
Adalah penerima pelayanan keperawatan dengan melibatkan salah satu
anggota keluarga sebagai penanggung jawab yang mewakili klien. Apabila
diperlukan keluarga dapat juga menunjuk seseorang yang akan membantu
aktifitas penyediaan pelayanan keperawatan sesuai menjadi pengasuh
(care-giver) yang melayani kebutuhan sehari-hari dari klien.
Pengelola PMP
Ketiga unsur seperti tersebut di atas, merupakan syarat minimal yang harus
ada dalam sistem praktik mandiri perawat. Ketiga unsur tersebut berinteraksi
secara proporsional dan saling mempengaruhi dalam proses praktik
keperawatan.
Apabila salah satu dari komponen tersebut tidak berfungsi secara baik maka
pelayanan yang diberikan sulit untuk memberikan hasil yang optimal. Dalam
sistem ini setiap komponen mempunyai hak dan kewajiban masing-masing
yang dapat diukur sehingga diharapkan tidak akan merugikan salah satu
pihak pun karena pelayanan yang diberikan dapat dikendalikan oleh masing-
masing pihak.
1. Struktur Organisasi
Dalam sistem Praktik Mandiri Perawat, struktur organisasi pengelola dapat
digambarkan seperti pada bagan 1. Pemimpin agensi/ balai/ unit yang
membawahi dua sub ordinat yaitu sub ordinat sub unit yaitu sub unit yang
bertanggung jawab terhadap administrasi dan sub unit yang bertanggung
jawab terhadap pelayanan. Sub unit pelayanan membawahi tenaga Manajer
Kasus (case manager) dan tenaga pemberi pelayanan (care provider).
Dalam pelaksanaannya struktur organisasi Praktik Mandiri Perawat (PMP)
dapat disesuaikan dengan sumber daya yang tersedia, demikian pula
sebutan/penamaan unitnya sesuai dengan kesepakatan dan pelayanan
yang dikembangkan.
Bagan 1. Struktur Organisasi PMP (Home Care)
PEMDA PROPINSI
DINKES PROPINSI
PEMDA
KABUPATEN/KOTA
DINKES
KABUPATEN/KOTA
c. Kewajiban Pengelola
1) Menjamin terlaksananya pelayanan professional dan bermutu
bagi klien.
2) Mematuhi kontrak/perjanjian kerja yang telah disepakati.
3) Memberikan perlakuan yang baik terhadap manajer kasus,
pelaksana pelayanan dan klien.
4) Meningkatkan kemampuan (pengetahuan, keterampilan dan
sikap) manajer kasus dan pelaksana pelayanan.
5) Melaksanakan kewajiban memberikan imbalan jasa yang harus
diberikan kepada manajer kasus dan pelaksana pelayanan
sesuai ketentuan yang disepakati.
6) Mematuhi peraturan yang berlaku berkaitan pengelolaan
Praktik Mandiri Perawat.
7) Melaksanakan pengawasan, pengendalian, dan pembinaan
terhadap kinerja pelaksana pelayanan.
8) Menyediakan alat, bahan, dan sarana yang dibutuhkan dalam
pelayanan keperawatan sesuai standar yang ada.
9) Menerapkan sistem penghargaan dan sanksi administrative
yang layak terhadap pelaksanaan pelayanan.
3. Klien
a. Persyaratan Klien untuk Menerima Pelayanan/Asuhan
Keperawatan.
1) Mempunyai keluarga atau pihak lain yang akan bertanggung
jawab atau menjadi wali/pendamping bagi klien dalam
berinteraksi dengan pengelola maupun klien.
2) Bersedia menandatangani persetujuan (inform consent),
setelah syarat-syaratnya disepakati bersama.
b. Hak Klien
1) Memperoleh informasi tentang hak dan kewajibannya.
2) Mendapat pelayanan professional sesuai dengan standar
pelayanan yang ditetapkan.
3) Diberitahu terlebih dahulu dan ikut berpartisipasi dalam
rencana pelayanan yang akan diberikan dan penetapan
perubahan asuhan serta tindakan yang dapat mempengaruhi
kesehatannya.
4) Memperoleh perlakuan yang layak dari semua pelaksana
pelayanan yang melayani di mana jelas identitasnya meliputi
nama dan jabatan mereka masing-masing.
5) Memperoleh seluruh catatan klinis atas pelayanan yang
diterimanya yang pada dasarnya rahasia (kecuali bagi pihak
ketiga yang berkepentingan terhadap pelayanan yang diterima
termasuk perusahaan/asuransi yang membiayai).
6) Berhak menolak tindakan, prosedur, atau tindakan medis
setelah mendapat informasi yang lengkap tentang akibat dari
suatu tindakan.
7) Menerima pelayanan yang layak dan semestinya sesuai
dengan norma yang berlaku berdasar kode etik, norma-norma
agama dan sosial budaya tanpa diskriminasi berdasarkan ras,
warna kulit, agama, jenis kelamin, usia, atau asal-usul
kebangsaan.
8) Berhak mengemukakan pendapat tentang perubahan
pelayanan atau pergantian pelaksana pelayanan yang
melayani tanpa rasa takut ditolak atau menerima perlakuan
diskriminasi.
9) Memperoleh semua informasi yang berkaitan dengan setiap
perubahan pelayanan, perubahan tarif pelayanan, yang
mungkin akan mempengaruhi pihak ketiga dalam hal
pembiayaan termasuk terminasi pelayanan.
10) Mendapat perlindungan hukum atas tindakan yang diterima dan
dirasakan merugikan dan menyimpang dari standar prosedur.
c. Kewajiban klien
1) Mematuhi perjanjian bersama.
2) Mentaati rencana pelayanan yang telah disepakati bersama.
3) Melaksanakan kewajiban membayar pelayanan yang diterima
sesuai dengan tarif yang telah diberitahukan sebelumnya.
4) Bersedia bekerja sama dengan tim yang memberikan
pelayanan kepada klien dan keluarganya.
FASE PERSIAPAN
FASE PERIJINAN
1) ruang direktur
2) ruang menajemen pelayanan
3) gudang sarana dan peralatan
4) sarana komunikasi
5) sarana transportasi
f. Ijin persyaratan tenaga meliputi ijin praktek profesi dan sertifikasi home
care
Fase implementasi
Fase terminasi
Perawat menyelesaikan tugas sesuai kontrak yg disepakati surveyor
menyerahkan rekap peralatan dan biaya selama perawatan. Kolektor
melakukan kunjungan ke keluarga untuk penyelesaian administrasi.
1. Pasien / klien pasca rawat inap atau rawat jalan harus diperiksa terlebih
dahulu oleh dokter untuk menentukan apakah secara medis layak untuk
di rawat di rumah atau tidak.
2. Selanjutnya apabila dokter telah menetapkan bahwa klien layak dirawat di
rumah, maka di lakukan pengkajian oleh koordinator kasus yang
merupakan staf dari pengelola atau agensi perawatan kesehatan
dirumah, kemudian bersama-sama klien dan keluarga, akan menentukan
masalahnya, dan membuat perencanaan, membuat keputusan, membuat
kesepakatan mengenai pelayanan apa yang akan diterima oleh klien,
kesepakatan juga mencakup jenis pelayanan, jenis peralatan, dan jenis
sistem pembayaran, serta jangka waktu pelayanan.
3. Selanjutnya klien akan menerima pelayanan dari pelaksana pelayanan
keperawatan dirumah baik dari pelaksana pelayanan yang dikontrak atau
pelaksana yang direkrut oleh pengelola perawatan dirumah. Pelayanan
dikoordinir dan dikendalikan oleh koordinator kasus, setiap kegiatan yang
dilaksanakan oleh tenaga pelaksana pelayanan harus diketahui oleh
koordinator kasus.
4. Secara periodic koordinator kasus akan melakukan monitoring dan
evaluasi terhadap pelayanan yang diberikan apakah sudah sesuai
dengan kesepakatan.
CONTOH :
Sebagai contoh akan di jabarkan beberapa pola tarif pelayanan home care di
beberapa tempat.
Pelayanan Home Care Malang, Jawa Timur
Rp. 30.000,- / hari untuk 2-3kali kunjungan (berlaku radius 4-7 Km).
Rp. 20.000 – Rp. 25.000,- / hari untuk 2-3 kali kunjungan (berlaku
radius 0-3Km)
Rp. 60.000,- untuk 2-3 kali kunjungan (berlaku radius 8-14 Km).
Tarif Transport
Rp 30.000,- per hari untuk 2-3 kali kunjungan (berlaku radius 4-7 km)
Rp 20.000,- Rp25.000,- per hari untuk 2-3 kali kunjungan (0-3 km)
Perjanjian kerja dalam Praktik Mandiri Perawat adalah perjanjian kerja sama
antara dua pihak (unsur) yang berkepentingan seperti tercantum dalam
mekanisme Praktik Mandiri Perawat.
Pihak-pihak yang melakukan Kerja Sama Tertulis
a. Perjanjian Kerja Sama antara Pengelola dengan Rumah Sakit.
b. Perjanjian Kerja Sama antara Pengelola dengan Pengelola lainnya
(penyediaan tenaga, pengadaan atau penyewaan alat kesehatan,
penyewaan ambulans dan sarana transportasi lainnya, dsb).
c. Perjanjian Kerja Sama antara Pengelola dengan Perusahaan
penjamin klien termasuk Asuransi.
d. Perjanjian kerja sama antara Pengelola dengan Pelaksana
Pelayanan.
e. Perjanjian antara Konsumen dan Pengelola.
SARANA
PELAYANAN
PRAKTIK MANDIRI
LAPORAN LAPORAN LAPORAN
BULANAN
TRIWULANAN TRIWULANA
N
PEMBINAAN PEMBINAAN
DAN DAN
MONITORING MONITORING
PPNI DINKES
KOORDINASI
PROPINSI PROPINSI
LAPORAN
PEMBINAN DAN LAPORAN
PEMBINAAN
MONITORING
ENAM BULANAN DAN
MONITORING
PPNI DEPKES
PUSAT RI
KOORDINASI
PPNI Pusat
a. Tanggung jawab
- PPNI pusat sebagai pusat organisasi profesi tertinggi mengatur
dan menentukan arah kebijakan monitoring.
- PPNI pusat bertanggung jawab terhadap pengaturan dan
pengendalian model praktik keperawatan mandiri
- PPNI pusat bertanggung jawab membuat panduan penilaian
monitoring dan evaluasi praktik keperawatan mandiri
- PPNI pusat memberikan pengesahan (rekomendasi) terhadap
praktik keperawatan mandiri yang sudah memenuhi kelayakan
pendirian dan keberlangsungan
b. Sistim monitoring
- PPNI pusat melakukan monitoring setiap satu tahun sekali tentang
jumlah pelayanan praktik mandiri keperawatan melalui PPNI Propinsi.
- Sistem monitoring yang dilakukan berjenjang dari pusat ke provinsi/
kabupaten.
- Monitoring yang dilakukan menggunakan format evaluasi (tabel 11.2.)
guna menilai keobjektifan pelaksanaan dan kesinambungan praktik
keperawatan mandiri
b. Sistem monitoring
- PPNI kabupaten melakukan monitoring dan evaluasi pada awal
pendirian, triwulan (3 bulan sekali), semester (6 bulan sekali) dan
setahun sekali
- PPNI kabupaten akan melakukan kegiatan monitoring yang meliputi:
a) persiapan pendirian (kelayakan pendirian), b) pelaksanaan, dan c)
keberlangsungan praktik mandiri (evaluasi keberlangsungan praktik
mandiri)
- Monitoring yang dilakukan menggunakan format evaluasi (tabel 11.2.)
guna menilai keobjektifan pelaksanaan dan kesinambungan praktik
keperawatan mandiri
Fisik /Gedung
1. Ukuran : luas minimal 6 x 4 meter
2. Jenis Ruangan
Peralatan
Peralatan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan praktik mandiri
perawat adalah sebagai berikut:
a. Alat tenun
b. Alat
keperawatan/medik
c. Alat rumah tangga
d. Alat pencatatan
dan pelaporan
a. Alat tenun
Pencatatan alat tenun berdasarkan jumlah, jenis dan spesifikasi
menjamin tersedianya alat tenun yang memadai untuk mencapai
peningkatan mutu praktik mandiri perawat dan memberikan kepuasan
pada pasien.
Adapun alat tenun sebagai berikut:
b. Alat keperawatan/medik
…………,……………….,……..
Pembuat