KKPMT Iv
KKPMT Iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Terminologi medis merupakan bahasa khusus yang digunakan
antarprofesi kesehatan (petugas) untuk berkomunikasi baik dalam
bentuk lisan maupun tulisan sehingga menjadi sumber data
dalam pengolahan dan penyajian diagnosis (Nuryati, 2011).
Diagnosis seharusnya ditulis dengan terminologi medis yang
tepat sehingga memiliki nilai informatif (Khabibah dan Sri, 2013).
Bentuk dari pengolahan dan penyajian diagnosis berupa
kegiatan pengkodean yang akan menghasilkan kode untuk diagnosis
tersebut. Untuk dapat mengkode diagnosis secara tepat,
diperlukan pengetahuan petugas tentang terminologi medis.
Saat ini, petugas rekam medis sebagai profesi kesehatan yang
berkompetensi untuk mengkode diagnosis masih mengalami
kesulitan melakukan pengkodean diagnosis secara tepat. Padahal,
petugas rekam medis memegang peranan strategis dalam
melaporkan status kesehatan Indonesia.
Kondisi data dan informasi status kesehatan penduduk di negara
berkembang, termasuk Indonesia masih lemah (WHO, 2004).
Selain itu, sekitar 65% rumah sakit di Indonesia, belum membuat
diagnosis yang lengkap dan jelas berdasarkan ICD-10 serta belum
tepat pengkodeannya (Oktamianiza, 2011).
Salah satu penyebabnya yakni pengetahuan petugas rekam
medis yang masih rendah dalam memberi kode sesuai tabel
klasifikasi penyakit (morbiditas) rumah sakit (Hatta, 2010).
2
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Terminologi Medis ?
2. Bagaimana Simbol Pada Terminologi Medis ( ICD ) ?
3. Bagaimana Penggunaan Singkatan Pada Terminologi Medis ?
4. Bagaimana Tata laksana Penggunaan Singkatan Penyakit dan
Tindakan ?
5. Bagaimana Tata Laksana Istilah yang Tidak Boleh Dipergunakan ?
C. Tujuan Penulisan
1. Memahami Pengertian Terminologi Medis.
2. Mengetahui Simbol Pada Terminologi Medis ( ICD ).
3. Mengetahui Penggunaan Singkatan Pada Terminologi Medis.
4. Mengetahui Tata laksana Penggunaan Singkatan Penyakit dan
Tindakan.
5. Mengetahui Tata Laksana Istilah yang Tidak Boleh Dipergunakan.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Terminologi medis merupakan sarana komunikasi antarpetugas
kesehatan. Terminologi medis yang tercantum pada diagnosis
seharusnya ditulis dengan terminologi medis yang tepat dan memiliki
nilai informatif agar dapat membantu petugas koding
mengklasifikasikan pada kondisi dalam kategori ICD yang paling
spesifik.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
377/Menkes/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Perekam Medis
dan Informasi Kesehatan dijelaskan bahwa salah satu kompetensi
perekam medis adalah klasifikasi dan kodefikasi penyakit,
masalahmasalah yang berkaitan dengan kesehatan dan tindakan
medis.
Terminologi medis adalah ilmu tentang istilah medis yang
digunakan sebagai sarana komunikasi bagi orang-orang yang
berperan langsung atau tidak langsung dibidang pelayanan
kesehatan.
Terminologi medis harus sesuai dengan istilah yang digunakan
dalam suatu sistem klasifikasi penyakit untuk menunjang keakuratan
kode penyakit (Hatta, 2010).
Dalam sistem klasifikasi penyakit (ICD-10) istilah medis yang
digunakan terdiri dari terminologi medis murni dan bahasa medis.
Tidak semua bahasa medis merupakan terminologi medis, karena
pada prinsipnya terminologi medis dapat dipecah kedalam unsur-
unsur terminologi medis yaitu prefix, word root, dan suffix.
4
2. Numerik
Seperti ICD sebelumnya, dan sama dengan keterangan diatas,
ICD-10 menggunakan gabungan angka dan Alfabet, angka yang
dipakai adalah antara 1 sampai dengan 99 untuk 3 karakter dan
untuk 4 karakter biasanya menandakan sub kategori tertentu pada
4 karakter terletak setelah titik misal : C79.0
5
3. Titik
Titik sebagai pemisah dan sebagai penanda bahwa kode tersebut
termasuk 4 karakter.
4. NOS
Kalo ada tanda NOS, coder harus membaca lebih teliti lagi agar
tidak salah pilih nomor kode yang diperlukan NOS singkatan dari
“Not Otherwise Specified” artinya kurang lebih “kalo tidak
dijelaskan lain” atau ” hanya itu saja.
misal : invective NOS artinya infektif saja
5. NEC
Apabila NEC tersebut ada padda judul kategori, berarti merupakan
peringatan adanya beberapa kekhususan yang tidak sama dengan
6
yang muncul pada bagian yang lain NEC singkatan dari “Not
elsewhere classified” , kurang lebih artinya : “Yang tidak di
klasifikasikan di tempat lain ” , kenapa ada istilah NEC ? karena
varian ternetu bisa saja kodenya muncul dibagian lain.
6. Parantheses / Tanda kurung ” ( ) ”
Tanda ini digunakan untuk Mengurung kata setelah suatu istilah
diagnose Mengurung kode lokasi rujukan exclusion term
Mengurung kode kategori 3 karakter pada judul bok Mengurung
dual classification (dagger & asterix)
9. Tanda Asterix ” * “
Tanda yang digunakan untuk kode tambahan,tanda untuk
menyatakan akibat pada organ atau tempat tertentu, dimana tanda
asterix ini tidak boleh berdiri sendiri, tidak boleh dijadikan sebagai
diagnosa utama. kode asterix merupakan tanda untuk penyakit
tambahan dan dalam penggunaannya digabung dengan tanda
dagger .
Singkat kata : Tanda asterix digunakan untuk manifestasi penyakit.
13. And
Konvensi “And” ada 2 pengertian, bisa saja bermakna ” dan” bisa
juga bermakna “dan/atau”.
Huruf A
Abd = Abdomen
Aj = Angkat Jahitan
Ac = Ante Coenam
Acc = Accord/setuju
As = Apgar scor
Ax = Anamnesa
a/n = Atas nama
ad = Advis / Saran
alb = Albumin
ASI = Air Susu Ibu
An = Anak
Huruf B
BAB = Buang Air Besar
BAK = Buang Air Kecil
BB = Berat Badan
BBL = Berat Badan Lahir
BBLR = Berat Badan Lahir Rendah
BU = Bising Usus
BS = Blood Sugar
BSN = Blood Sugar Nocturral
BS2JPP = Blood Sugar 2 jam Post drial
BSA = Blood Sugar Acak
10
Bs = Basah
BK = Babie Kammer / kamar bayi
BY = Bayi
Huruf C
C/P = Cor / Pulmo
C/ = Consult 11
Cc = Centimeter Cubik
Huruf D
Dg = dengan
dr = Dokter
Drg = Dokter Gigi
Dx = Diagnose
DD = Differential Diagnose
DP = Diagnosa Perawatan
Huruf E
E/ = Etiologi
ECG = Electro Cardio Grafi
ET = Exchange Transfusion
Huruf F
FU = Fundus Uteri
Huruf G
G/ = Gejala
GCS = Glosgow Coma Scale
GE = Gastro Enteritis
Huruf H
H/L = Hepar / Lien
Hsl = Hasil
11
Ht = Hechting
h/I = Hari Ini
Hs = Habis Stop
HT = Haid Terakhir
Hr = Honorarium
HR = Heart Rate
HL = Halus
Huruf I
IA = Intra Arterial
IC = Intracutan
IM = Intra Muscular
IV = Intra Vena
Inj = Injectie
Inf af = infuse aff
Huruf Y
Yl = yang Lalu
Huruf K
Ka = Kanan
Ki = Kiri
K/u = Keadaan Umum
Kel = Keluhan
KB = Keluarga Berencana 12
K/p = Kalau Perlu
Kcl = Kecelakaan
KRS = Keluar Rumah Sakit
KPD = Ketuban Pecah Dini
Ks = Kasar
12
Kr = Kering
Huruf L
Lab = Laboratorium
LFT = Liver Fungtion Test
LP = Lumbal Punksi
Huruf M
M.S = Maagh Slang
Max = Maximum
Min = Minimum
MBB = Makan Bubur Biasa
MBC = Makan Bubur Cacah
Mnt = Menit
Ma/Mi = Makan / Minum
MMB = Makan Minum Biasa
MMT = Makan Minum Terakhir
MSS = Minum Sedikit Sedikit
Mika-Miki = Miring kanan miring kiri
MRS = Masuk Rumah Sakit
MB = Mencret Bubur
MAB = Mencret Air Berisi
M = Murmur
Huruf N
N = Nadi
Neo = Neonatus
Huruf O
Obs = Observasi
Obgyn = Obstetri & Gynaccologi
13
OK = Operatie Kammer
Op = Operasi
OT = Obat Terus
Huruf P
PS = Perawatan Setempat
PC = Post Coenam
Pf = Pemeriksaan Fisik
PP = Pulang Paksa
Plg = Pulang
Post Op = Post Operasi
Per-Os = Pemberian Obat Peroral
Px = Pasien
P/P Pasien Pindahan
Premed = Premedikasi 13
P/B = Pasien Baru
P/L = Pasien Lama
PRM = Prematur Ruptur of the Membranes
Pr.n = Pro renata = K/p
Ped = Pediatri
Prem = Prematur
Huruf R
Ro = Rontgen
R/ = Resep
RA = Ruang Anak
Rr = Respirasi Rate
RL+ = Rumple Leed ada
RR = Recovery Room
14
Rn = Ronchi
RT = Rectal Toucher
RPK = ruang Perawatan Khusus
Huruf S
S = Suhu
Ssd = Sesudah
Susp = Suspect
Sls = Selesai
Sc = Subcutan
Sos = Sosial
Spt = Spontan
SptB = Spontan belakang Kepala
Huruf T
T = Tensi
Tap = Tetap
Tj = Tahu Jam
Taa = Tidak apa-apa
Ttb = Tak teraba
Tts = Tetes
TB = Tinggi Badan
TBL = Tinggi Badan Lahir
TD = Tiphus Diet
Tx = Terapi
TKTP = Tinggi Kalori Tinggi Protein
TKRG = Tinggi Kalori Rendah Garam
THT = Telinga Hidung Tenggorokan
Huruf U
15
U/ = Untuk
USG = Ultra Sono Grafi
Huruf V
VK = Verlos Kammer
VB = Vloeibaar
VT = Vaginal Toucher
Huruf X
X: D = XyLLo-Della
MS = Mitral Stenosis
MSI = Mitral Steno Insufficiency
Tindakan
MRI = Magnetic Resonance Imaging
Huruf N
Penyakit
NEC = Necrotizing Entero Colitis
Tindakan
NGT = Naso Gastric Tube
Huruf O
Penyakit
OA = osteo Arthritis
Obs.Feb = Observasi Febris
OMI = Old. Myocard Infract
OMA = Otits Media Acut
OMAP = Otits Media Acut Purulent
OMC = Otits Media Chronic
OMP = Otits Media Purulenta
Huruf P
Penyakit
PJKa = Payah Jantung Kanan
PJKi = Payah Jantung Kiri
PJR = Penyakit Jantung Rheumatic
PID = Pelvic Inflammatory Disease
PDA = Patent uctus Arteriosus
PNA = Pyelo Nefritis Akut
PNC = Pyelo Nefritis Chronic
22
Huruf S
Penyakit
SA = Sinusitis Akut
23
Tindakan
WSD = Water Sealed Drainage
WT = Wound Toilet
E. Tata Laksana Istilah yang Tidak Boleh Dipergunakan
1. Penulisan istilah, singkatan, simbol dan definisi yang tidak boleh
dipergunakan adalah istilah, singkatan yang menggunakan
bahasa indonesia atau yang di Indonesiakan.
2. Penulisan istilah yang tidak sesuai dengan penulisan dalam
terminologi medis disebabkan karena petugas kesehatan
lebih sering menggunakan istilah campuran antara
terminologi medis dengan bahasa indonesia.
3. Penulisan istilah yang tidak sesuai dengan terminologi medis
meliputi : Cedera Kepala, Gagal ginjal, Hematoma pada dahi,
OD Katarak Sinistra, snake bite, Tumor Payudara kanan,
Tumor telinga, Vulnus laseratum tangan kanan, Vulnus
Laseratum telinga kanan.
4. Penulisan dengan menggunakan singkatan-singkatan yang
diartikan/diterjemahkan dalam bahasa indonesia, meliputi CKR
(cedera kepala ringan), ISK (Infeksi Saluran Kencing), dsb.
5. Penyamaan istilah dan singkatan terminologi medis untuk
memudahkan tenaga kesehatan terutama dalam proses
koding dan unt uk menyamakan bahasa medis.
26
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Terminologi medis merupakan sarana komunikasi antarpetugas
kesehatan. Terminologi medis yang tercantum pada diagnosis
seharusnya ditulis dengan terminologi medis yang tepat dan memiliki
nilai informatif agar dapat membantu petugas koding
mengklasifikasikan pada kondisi dalam kategori ICD yang paling
spesifik.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masi jauh dari
kesempurnaan yang di inginkan akan tetapi semoga dapat menjadi
tolak ukur bagi pembapa pada penulisan selanjutnya, penulis juga
mengharapkan kritik dan saran sebagai masukan untuk penulis.