A. PENGERTIAN
PP-INH merupakan salah satu intervensi kesehatan masyarakat yang penting untuk
pencegahan TB pada orang dengan HIV salah satu dari 13 rumusan strategi dan
implementasi kegiatan Kolaborasi TB-HIV dalam RAN 2015-2019 di Indonesia
B. TUJUAN
menurunkan beban TB pada Orang dengan HIV yaitu dengan mencegah kejadian sakit TB
pada mereka
C. SASARAN
Orang yang terinfeksi HIV baik baru didiagnosis HIV maupun sudah lama didiagnosis HIV
ODHA dengan atau belum pernah riwayat TB yang ditemukan di layanan HIV dan tidak
memiliki kontraindikasi pemberian PP-INH
PB 2. ALGORITMA PEMBERIAN PENGOBATAN PENCEGAHAN
DENGAN ISONIAZID PADA ODHA
Pengobatan Pencegahan dengan Isoniazid pada ODHA ada 2 :
Primer Pemberian INH pada ODHA yang belum pernah sakit TB
Sekunder Pemberian INH pada ODHA yang sudah pernah sakit TB
Tahapan :
1. Skrining gejala dan tanda TB meliputi (Formulir Skrining TB pada ODHA dan Penilaian Kriteria
Pemberian PP INH)
2. Pemeriksaan Ronsen toraks sebagai skrining TB jika tersedia
3. Jika ditemukan minimal satu gejala dan tanda, atau pemeriksaan foto toraks mendukung terduga TB
lanjutkan dengan pemeriksaan mikroskopis dahak Tes Cepat Molekuler (TCM ) Penegakkan
diagnosis dan pengobatan TB merujuk Pedoman Nasional TB
4. Jika pada ODHA tidak ditemukan gejala dan tanda TB, dilanjutkan dengan penilaian kriteria
pemberian PP INH
DIAGNOSIS TB PADA ODHA DEWASA
Skrining Gejala dan Tanda
Catatan :
Meskipun kejadian hepatotoksik pemberian INH sangat kecil (antara 0,001-0,004%), pemeriksaan
SGOT dan SGPT diperlukan pada penderita yang telah diketahui Hepatitis B, hepatitis C dan
alkoholik.
Pada ODHA yang Alkoholik boleh diberikan PP-INH jika SGPT dan SGOT dalam batas normal
PB 3. CARA PEMBERIAN PENGOBATAN PENCEGAHAN DENGAN ISONIAZID
Catatan :
– Tujuan pemberian vitamin B6 untuk mengurangi efek samping INH.
– Dosis vitamin B6 tetap 25 mg per hari atau 50mg selang sehari atau 2 hari sekali
– Informasi mengenai pemberian profilaksis dengan INH harus diberikan pada pasien
termasuk tentang keuntungan, efek sampking dan pentingnya kepatuhan selama diberikan
INH melalui pendekatan 5M (mengkaji, Menyarankan, menyetujui , membantu,
merencanakan).
PB4. PEMANTAUAN PENGOBATAN PENCEGAHAN DENGAN ISONIAZID
Mual, muntah, tidak nafsu makan INH diminum malam sebelum tidur
5. Pindah :
Pasien yang pindah dan melanjutkan pengobatan ke fasilitas pelayanan lain selama 6 bulan masa pemberian PP INH.
6. Meninggal
Pasien yang meninggal sebelum menyelesaikan paduan PP INH selama 6 bulan atau 180 dosis dengan sebab apapun.
7. Efek samping berat : Pasien yang tidak dapat melanjutkan PP INH karena mengalami efek samping berat.
PELACAKAN PASIEN MANGKIR
Pasien mangkir adalah: pasien yang tidak datang maksimal 2 hari dari
jadwal kunjungan untuk pemantauan
Sama seperti ART, jika pasien tidak datang pada saat jadwal kunjungan,
layanan perlu menghubungi pasien, jika memungkinkan, lakukan kunjungan
rumah.
Langkah-langkah yang harus dilakukan jika pasien mangkir:
1. Tim pelaksana di RS menghubungi pasien atau PMO melalui telepon
2. Jika pasien atau PMO tidak dapat dihubungi melalui telepon, tim pelaksana
datang mengunjungi ke rumah pasien tersebut.
3. Tanyakan alasan pasien mangkir dan bantu pasien untuk menghadapi masalah
yang terkait dengan alasan mangkirnya.
4. Lakukan skrining gejala TB. Bila tidak ada gejala lanjutkan PP INH sampai dosis
lengkap (180 dosis). Bila ada gejala TB, lakukan penegakan diagnosis sesuai
alur.
5. Lakukan konseling adherence ulang
TATALAKSANA PADA KASUS LOST TO FOLLOW UP
Lama
putus Tindakan
berobat
Lakukan skrining gejala TB.
< 1 bulan Bila ada gejala, rujuk untuk menegakkan diagnosis
TB; kalau tidak ada TB aktif lanjutkan pengobatan
sampai dosis lengkap (total 180 dosis)