Anda di halaman 1dari 17

PEMBERIAN PENGOBATAN PENCEGAHAN

DENGAN ISONIAZID PADA ODHA


DESKRIPSI SINGKAT
HIV positif (ODHA) memiki resiko lebih tinggi 20-37 kali untuk
mengalami kejadian TB dibandingkan dengan populasi HIV negatif
1998,2011  Rekomendasi WHO dan UNAIDS
2014  Kementerian Kesehatan RI; kebijakan pemberian PP-INH pada
ODHA dalam strategi kolaborasi TB-HIV di Indonesia
Penelitian :
PP-INH  Menurunkan kejadian TB 32% dan 62% pada Tuberculin Skin Testing
(TST) positif,
pemberian ART pada ODHA menurunkan resiko kejadian TB sebesar 64% dan
pada ODHA yang mendapat ART dan INH resiko mengalami kejadian TB turun
sebesar 89%
PB 1: PRINSIP PENGOBATAN PENCEGAHAN DENGAN ISONIAZID (PP-INH)

A. PENGERTIAN
PP-INH merupakan salah satu intervensi kesehatan masyarakat yang penting untuk
pencegahan TB pada orang dengan HIV salah satu dari 13 rumusan strategi dan
implementasi kegiatan Kolaborasi TB-HIV dalam RAN 2015-2019 di Indonesia

B. TUJUAN
menurunkan beban TB pada Orang dengan HIV yaitu dengan mencegah kejadian sakit TB
pada mereka

C. SASARAN
Orang yang terinfeksi HIV baik baru didiagnosis HIV maupun sudah lama didiagnosis HIV
ODHA dengan atau belum pernah riwayat TB yang ditemukan di layanan HIV dan tidak
memiliki kontraindikasi pemberian PP-INH
PB 2. ALGORITMA PEMBERIAN PENGOBATAN PENCEGAHAN
DENGAN ISONIAZID PADA ODHA
Pengobatan Pencegahan dengan Isoniazid pada ODHA ada 2 :
Primer  Pemberian INH pada ODHA yang belum pernah sakit TB
Sekunder  Pemberian INH pada ODHA yang sudah pernah sakit TB

Tahapan :
1. Skrining gejala dan tanda TB meliputi (Formulir Skrining TB pada ODHA dan Penilaian Kriteria
Pemberian PP INH)
2. Pemeriksaan Ronsen toraks sebagai skrining TB jika tersedia
3. Jika ditemukan minimal satu gejala dan tanda, atau pemeriksaan foto toraks mendukung terduga TB
lanjutkan dengan pemeriksaan mikroskopis dahak Tes Cepat Molekuler (TCM ) Penegakkan
diagnosis dan pengobatan TB merujuk Pedoman Nasional TB
4. Jika pada ODHA tidak ditemukan gejala dan tanda TB, dilanjutkan dengan penilaian kriteria
pemberian PP INH
DIAGNOSIS TB PADA ODHA DEWASA
Skrining Gejala dan Tanda

Batuk BB Turun Demam

Keringat Malam TB Ekstra Paru


ALGORITMA PEMBERIAN PENGOBATAN
PENCEGAHAN DENGAN ISONIAZID PADA
ODHA
PENILAIAN KRITERIA PEMBERIAN PP INH,YAITU :
1. Tidak sakit TB
2. Tidak ada kontraindikasi yaitu :
─Gangguan fungsi hati (SGOT/SGPT >3x batas atas normal/ikterus),
─Neuropati perifer berat (mengganggu aktivitas),
─Riwayat alergi INH ,
─ODHA dengan riwayat diagnosa resisten INH ( monoresisten/ poliresisten, TB
MDR)

Catatan :
 Meskipun kejadian hepatotoksik pemberian INH sangat kecil (antara 0,001-0,004%), pemeriksaan
SGOT dan SGPT diperlukan pada penderita yang telah diketahui Hepatitis B, hepatitis C dan
alkoholik.
 Pada ODHA yang Alkoholik boleh diberikan PP-INH jika SGPT dan SGOT dalam batas normal
PB 3. CARA PEMBERIAN PENGOBATAN PENCEGAHAN DENGAN ISONIAZID

Berat Badan ≥ 30kg :


 Isoniazid dosis 300 mg + Vitamin B6 25 mg
setiap hari selama 6
Berat Badan < 30kg :
 INH diberikan dengan dosis 10 mg/kg bulan (180 dosis)
berat badan

Catatan :
– Tujuan pemberian vitamin B6 untuk mengurangi efek samping INH.
– Dosis vitamin B6 tetap 25 mg per hari atau 50mg selang sehari atau 2 hari sekali
– Informasi mengenai pemberian profilaksis dengan INH harus diberikan pada pasien
termasuk tentang keuntungan, efek sampking dan pentingnya kepatuhan selama diberikan
INH melalui pendekatan 5M (mengkaji, Menyarankan, menyetujui , membantu,
merencanakan).
PB4. PEMANTAUAN PENGOBATAN PENCEGAHAN DENGAN ISONIAZID

Pemantauan PP INH ini dilakukan baik selama dan setelah pemberian


PP INH

Tujuan pemantauan selama pengobatan adalah untuk memastikan


agar pasien meminum obat secara teratur dan mengetahui efek
samping secara dini

Pemantauan setelah PP-INH selesai dilakukan setiap kunjungan ke


layanan HIV. Menurut WHO efek proteksi dari pemberian PP INH
bertahan sampai dengan 3 tahun, sehingga pemberian PP INH ulang
dapat dilakukan setelah 3 tahun
Hal-hal yang perlu dipantau selama Hal-hal yang perlu dipantau
pemberian PP INH adalah: sesudah pemberian PP INH
─Gejala/keluhan yang mengarah pada sakit TB seperti adalah:
batuk, demam, keringat malam dan berat badan
menurun. ─ GEJALA/KELUHAN YANG MENGARAH PADA
SAKIT TB SEPERTI BATUK, DEMAM,
─Efek samping INH: KERINGAT MALAM DAN BERAT BADAN
Gatal – gatal, ruam MENURUN.
Gejala neuropati perifer antara lain baal dan
kesemutan PEMERIKSAAN FISIK: BERAT BADAN, SUHU
Gejala hepatotoksik antara lain berupa mual dan TUBUH, TANDA IKTERUS DAN PEMBESARAN
muntah KELENJAR GETAH BENING.
─Pemeriksaan fisik: berat badan, suhu tubuh, tanda
ikterus dan pembesaran kelenjar getah bening.
─Kepatuhan pasien dalam minum INH melalui
pendekatan 5M ( menilai, menyarankan, menyetujui,
menyepakati, dan merencanakan)
Selama pemantauan bila ditemukan
gejala seperti di atas maka perlu
dilakukan pemeriksaan lanjutan
TABEL 1. PENANGANAN EFEK SAMPING PP INH
Efek Samping Penanganan
Gatal, kemerahan kulit Singkirkan dulu kemungkinan penyebab lain,
berikan anti-histamin (sambil meneruskan PP INH
dengan pengawasan ketat). Bila gatal disertai
kemerahan hentikan PP INH. Tunggu sampai
kemerahan kulit tersebut hilang. Jika gejala efek
samping ini bertambah berat, pasien perlu dirujuk.

Mual, muntah, tidak nafsu makan INH diminum malam sebelum tidur

Ikterus tanpa penyebab lain . Hentikan INH

Baal, kesemutan Tambahkan dosis vitamin B6 sampai dengan


100mg
HASIL AKHIR PENGOBATAN
1. Pengobatan lengkap :
Pasien yang telah menyelesaikan PP INH selama 6 bulan atau total 180 dosis

2. Lost to follow up ( putus berobat) :


Putus obat adalah pasien yang tidak minum obat INH selama 1 bulan secaraberturut turut atau lebih.

3. Gagal selama pemberian PP INH :


Pasien yang selama waktu pemberian PP INH menjadi sakit TB, dibuktika dengan hasil pemeriksaan sputum BTA positif atau
geneXpert positif atau foto toraks menunjukkan gambaran TB.

4. Gagal setelah pemberian PP INH :


Pasien yang setelah pemberian lengkap PP INH menjadi sakit TB, dibuktikan dengan hasil pemeriksaan sputum BTA positif atau
geneXpert positif atau foto toraks menunjukkan gambaran TB dalam masa pemantauan 3 tahun

5. Pindah :
Pasien yang pindah dan melanjutkan pengobatan ke fasilitas pelayanan lain selama 6 bulan masa pemberian PP INH.

6. Meninggal
Pasien yang meninggal sebelum menyelesaikan paduan PP INH selama 6 bulan atau 180 dosis dengan sebab apapun.

7. Efek samping berat : Pasien yang tidak dapat melanjutkan PP INH karena mengalami efek samping berat.
PELACAKAN PASIEN MANGKIR
Pasien mangkir adalah: pasien yang tidak datang maksimal 2 hari dari
jadwal kunjungan untuk pemantauan
Sama seperti ART, jika pasien tidak datang pada saat jadwal kunjungan,
layanan perlu menghubungi pasien, jika memungkinkan, lakukan kunjungan
rumah.
Langkah-langkah yang harus dilakukan jika pasien mangkir:
1. Tim pelaksana di RS menghubungi pasien atau PMO melalui telepon
2. Jika pasien atau PMO tidak dapat dihubungi melalui telepon, tim pelaksana
datang mengunjungi ke rumah pasien tersebut.
3. Tanyakan alasan pasien mangkir dan bantu pasien untuk menghadapi masalah
yang terkait dengan alasan mangkirnya.
4. Lakukan skrining gejala TB. Bila tidak ada gejala lanjutkan PP INH sampai dosis
lengkap (180 dosis). Bila ada gejala TB, lakukan penegakan diagnosis sesuai
alur.
5. Lakukan konseling adherence ulang
TATALAKSANA PADA KASUS LOST TO FOLLOW UP
Lama
putus Tindakan
berobat
 Lakukan skrining gejala TB.
< 1 bulan  Bila ada gejala, rujuk untuk menegakkan diagnosis
TB; kalau tidak ada TB aktif lanjutkan pengobatan
sampai dosis lengkap (total 180 dosis)

• Lakukan skrining gejala TB


> 1 bulan • Bila ada gejala, rujuk untuk menegakkan diagnosis
TB; kalau tidak ada TB aktif, mulai PP INH dari awal.
KAPAN INH MULAI DIBERIKAN?

Setelah selesai pemberian PP INH, manfaat


proteksi dapat dipantau setiap tahun selama 3
tahun.
Pada setiap kunjungan pasien tetap dilakukan
pengkajian status TB. PP INH harus diulang setelah
3 tahun.
“we can't fight AIDS
unless we do much more
to fight TB as well
Nelson Mandela

Anda mungkin juga menyukai